8. Delphi: Kisah Manusia

Pada jaman dahulu, saat Jakarta belum terendam dan ditinggalkan oleh orang-orangnya. Hidup sepasang suami-istri miskin di bantaran sungai Adem bersama dua orang putri mereka yang cantik, lucu, serta menggemaskan. Salah satunya bernama Noir dan lainnya bernama Blanc, mereka--sepasang suami-istri beserta anak-anaknya--hidup tidak berbahagia, tidak berkecukupan, dan tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk membayar seluruh utang-utang.

Sementara itu, Nyonya Motel--pemilik dari puluhan motel di sekitar Jakarta--yang hidup sendirian dan kesepian menginginkan seorang pewaris untuk menemani masa senjanya. Ia lantas berkelana menyusuri sungai Adem bersama para pengawalnya yang senang menanam bayam. Lama Nyonya Motel melakukan perjalanan, tapi seonggok anak kecil tidak mungkin ditemukan begitu saja di pinggiran sungai. Sungguh, seharusnya ia datang ke panti asuhan atau sejenisnya, daripada membuang-buang waktu.

Bertemulah Nyonya Motel dengan sepasang suami-istri miskin, ia menceritakan kisah hidupnya yang senyap serta niatnya untuk mencari penerus sebagai pelipur lara. "Kami punya dua anak, anda boleh ambil satu jika ingin, tapi kami butuh uang, yang banyak untuk membangun usaha dan memulai hidup berkecukupan atau mewah jika memungkinkan." Begitu sekiranya yang disampaikan oleh sepasang suami-istri miskin kepada Nyonya Motel.

Nyonya Motel yang setengah putus asa setuju untuk mengambil salah satu anak suami-istri miskin dan menukarnya dengan beberapa ratus juta rupiah. Jika saja Nyonya Motel mendatangi panti asuhan ia tidak akan dipalak oleh suami-istri, pun si anak yang malang tidak akan dijual oleh orangtuanya.

"Yang ini Noir, ia tidak pandai, yang satunya Blanc, ia pandai matematika," ucap si istri. Meski miskin ternyata sepasang suami-istri dalam kisah ini cukup pintar. Mereka mengatakan bahwa Noir tidak pandai agar Nyonya Motel memilih Blanc, padahal sebaliknya. Bodohnya, Nyonya Motel memilih Blanc sesuai keinginan si suami-istri miskin.

Blanc yang polos lagi dungu serta mungkin tolol, tidak banyak bertanya pun menolak. Ia menurut dan pasrah saat pegawai Nyonya Motel menggiringnya menuju seonggok rumah mewah di kawasan perumahan elit. "Sekarang ini rumahmu dan namamu adalah DELPHI," ucap Nyonya Motel.

Aku, alias Blanc, alias Delphi untuk pertama kalinya mendapat pakaian bagus, pernak-pernik mewah, makanan enak, dan fasilitas kelas atas. Seluruh kebutuhan dan keinginanku dikabulkan dengan amat berlebihan, kecuali satu. Aku dilarang keluar dari rumah dengan alasan keamanan. Awalnya aku senang-senang saja, tapi semakin lama aku tidak tahan dan berharap dapat kabur dari kurungan Nyonya Motel.

Sebagai seorang yang realistis dan rasional, aku tidak berharap seorang pangeran akan datang lalu membebaskanku. Hal-hal konyol seperti itu tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Jadi aku berusaha mati-matian untuk menjadi pandai serta terampil. Harapannya, Nyonya Motel akan membebaskanku saat ia tahu aku akan baik-baik saja di dunia luar.

Sayang pendirian Nyonya Motel terlalu sulit digoyahkan dan aku harus bergantung pada orang picik bernama Sammy. Ia sengaja didatangkan ke rumah oleh Nyonya Motel sebagai kawan bermainku. Sikapnya sangat baik dan sopan di hadapan orang dewasa, meski sebenarnya sangat menjengkelkan.

Ia senang menanyakan hal-hal sensitif seperti, apa aku ingin melihat dunia luar atau tidak. Ia juga menceritakan bagaimana kehidupan suami-istri miskin beserta anaknya alias keluargaku dulu. "Mereka sudah mati, orangtua itu dibunuh lawan bisnisnya lalu si anak dijual sebagai budak." Aku tidak kaget.

Kami semakin dekat dan di suatu kesempatan Sammy berjanji akan mengeluarkanku, secepatnya. Tanpa pikir panjang aku yang sudah di ambang putus asa menganggap Sammy sebagai
pahlawan, penyelamat, dan pangeran berkuda hitam bertopeng mematikan. Ia diturunkan oleh Tuhan khusus untuk membebaskanku.

"Besok aku akan membebaskanmu," ucapnya dengan tatapan teduh. "Dan seluruh Jakarta."









__________

8. Tulis ulang sebuah dongeng : retelling Rapunzel

Delphi dikurung oleh Nyonya Motel dan diselamatkan oleh Sammy. Sayangnya, Sammy tidak hanya membebaskan Delphi, ia juga membebaskan seluruh Jakarta

__________

Tolong anggap saja sejalan, saya sudah pening

Pandu

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top