4. Sembilan: Teror Manusia

Humanoid artinya menyerupai manusia, Prof Hardipa menyampaikan hal tersebut tiga minggu lalu. Maka kami mengerti bahwa meski ratusan ribu mekanisme replika emosi dijejalkan dalam sistem, atau selubung kulit sintesis berkualitas super dipasangkan dengan rangka, kami tidak akan mencapai kata manusia. Menyerupai telah memisahkan kami—humanoid—dengan manusia sejauh ratusan juta tahun cahaya, lalu nilainya terus bertambah sebab angkasa mengalami ekspansi besar-besaran.

"Lima Belas dan Sepuluh tidak kembali sejak kemarin," Tujuh angkat bicara.

"Aku tahu," Dua merespon, "mereka rusak, mungkin sedang diperbaiki atau ditulis ulang," lanjutnya.

"Atau didaur ulang, seperti Tiga Belas," Satu mengangkat fakta menyakitkan ke permukaan. Aku dan sepuluh humanoid dalam ruang berukuran sepuluh kali sepuluh meter enggan menanggapi celotehan Satu. Kisah mengenai Tiga Belas yang gagal mereplika emosi-emosi sederhana serta gagap adalah penyebab mimpi buruk untuk kami, meski sejatinya kami tidak tidur dan tidak bermimpi. "Aku hanya mengingatkan, siapa tahu kalian lupa dengan kemungkinan terburuk yang seharusnya dimasukan dalam daftar," Satu melanjutkan.

Aku menghargai tindakan Satu. Sebagai humanoid yang tidak akan pernah mampu menjangkau manusia kami harus selalu siap untuk didaur ulang. "Terimakasih, Satu" aku menanggapi.

"Sama-sama Sembilan." Satu menjeda. "Apa kalian keberatan jika aku mengulang kisah daur ulang Tiga Belas?" Tujuh bertepuk tangan setelah beberapa detik, agaknya transmitter Tujuh mengalami hambatan.

"Oh, aku akan senang, kita seperti manusia yang ...," kalimat Tujuh tersendat beberapa saat, "duduk mengelilingi api unggun sambil bergiliran menceritakan kisah seram." Aku tidak bisa tenang, sesuatu yang asing menggelitiki tengkuk leherku hingga bahu.

Seluruh humanoid dalam ruang persegi mendekat dan mengelilingi Satu, aku ingin berada di samping Dua tapi Delapan dan Tujuh mendahuluiku. Tidak lama Satu memulai kisahnya mengenai daur ulang Tiga Belas. "Tiga bulan lalu dalam lab Pupet hidup seorang humanoid bernama Tiga Belas."

"Kupikir kata hidup dan seorang kurang tepat digunakan, sebab kita tidak benar-benar hidup dan bukan merupakan seseorang seperti manusia," Dua membenarkan narasi Satu. Aku dan lainnya mengangguk sementara satu nampak berpikir.

"Kamu benar, tapi aku akan tetap menggunakan kata itu supaya dramatis." Satu bersikukuh. Ia lantas melanjutkan kisahnya dengan ekspresif. Sebagai saksi mata dari proses daur ulang Tiga Belas, tidak sulit untuk Satu bercerita dengan ..., ijinkan aku mengulang kalimatku. Ia—Satu—adalah saksi kunci atas tragedi daur ulang Tiga Belas, bercerita dengan ekspresif dan mendetail tidak akan sulit bagi Satu.

Sejak awal Tiga Belas memang tidak padu, aku serta humanoid lain menyadari kecatatan Tiga Belas yang begitu jelas. Ia tidak banyak berekspresi serta kebingungan dengan reaksi-reaksi dalam tubuhnya, ia juga gagap dan tidak menyenangkan diajak bicara. Komunikasi verbal dengan Tiga Belas terasa hambar, datar, dan memiliki sensasi yang sama dengan ... aku kesulitan mendeskripsikan rasanya. Mungkin seperti mengajak tembok bicara tentang tumbuh-tumbuhan.

"Ia didudukkan di atas kursi besi lalu diikat oleh tim pengembang Alfa-10, aku yang kehabisan daya hanya bisa memandang dari kaca yang memisahkan ruang biru muda tempatnya disekap dengan putih pudar tempat aku diam bersama segerombol tim pengembang. Seperangkat komputer super yang terletak tepat di depan kaca menjadi fokus tim pengembang, mereka berdebat tentang hal-hal rumit yang tidak kupahami, lalu Prof Hardipa datang bersama Prof Delphi. Mereka melerai perdebatan dan bicara melalui cerobong."

"Kamu yakin benda itu disebut dengan cerobong?" Dua kembali mengoreksi dan Satu kembali berdalih demi dramatisasi.

"Prof Hardipa bicara melalui cerobong, 'Kita mulai, tunggu nama apa yang cocok untuk model ini?' lalu Prof Delphi menyebut istilah eureka essence." Dua mengangkat tangan dan hendak memotong namun tujuh menghalangi. Aku yang tidak fokus dengan penuturan Satu menyadari suara pintu ruang sepuluh kali sepuluh yang dibuka dan ditutup kembali oleh Lima Belas. Ia lantas menatap lamat dan mengambil tempat di samping kiriku. Aku hendak menanyakan di mana Sepuluh, tapi kisah yang dibawakan Satu tiba-tiba mencapai puncaknya.

"Mereka menghitung bersama-sama dimulai dari angka lima. Lima, aku bisa melihat ketegangan dalam bionic Tiga Belas. Empat, kita tidak punya keringat tapi Tiga Belas nampak seperti orang yang dibanjiri keringat demi kedramatisan kisah. Tiga, tim pengembang mulai menyeringai dan menatap Tiga Belas secara intensif dari balik kaca. Dua, Tiga Belas berusaha menggerak-gerakkan tubuhnya yang terikat, lalu." Penuturan Satu terpotong sempurna di titik paling menghebohkan.

Seluruh humanoid dalam ruang sepuluh kali sepuluh menatap penuh tanya ke arah Lima Belas yang menjerit dengan tiba-tiba. Ia gemetar seperti manusia yang ketakutan dan dihantui terror mengerikan, padahal Lima Belas bukan manusia dan mereplika kedua emosi tadi bukan perkara mudah. "Se ... Sepuluh," ia tergagap seperti Tiga Belas yang telah didaur ulang. "Mereka melakukan hitung mundur kepada Sepuluh."











__________

4. Karya yang melibatkan hitungan mundur

Daur ulang Tiga Belas yang dilakukan dengan menghitung mundur, serta terror yang menimpa Lima Belas akibat hitung mundur yang dijatuhkan kepada Sepuluh

__________

Ini jelas sejalan, toh ada hitung mundurnya, meski nyempil di akhir.

Sengaja buat nama pakai penomoran demi memudarkan eksistensi para humanoid lain (selain Sembilan karena dia spesial) di pikiran pembaca.

Semakin lama kok jumlah katanya semakin banyak ya ... Padahal niat awal satu bab isi 500-an kata aja biar enteng ngerjainnya.


Pandu

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top