30. Pandu: Pesta Manusia

Aku ingin mengadakan pesta ulang tahun, setidaknya sekali seumur hidup. Jadi aku mengambil tujuh kertas lipat dan spidol biru lalu mulai menulis ...

Pesta Ulang Tahun Pandu
32 April 2020, di Dalton Apartment nomor 12-3
Pukul 4 sore- selesai
Dress code, merah dan hitam
Tidak perlu membawa hadiah
Kehadiranmu akan sangat membahagiakan

Aku ingin mengadakan pesta ulang tahun, setidaknya sekali seumur hidup. Jadi aku panggil Sean kawan baikku dan kuminta ia menyebarkan tujuh undangan yang telah kubuat. Ia--Sean--bertanya untuk siapa sebab aku tidak menuliskan nama penerima, lantas aku memberi jawaban.

"Undang saja tujuh orang yang menurutmu pantas mendapat makan malam gratis, dan kamu tidak perlu datang jika tidak ingin, aku takut kamu terluka nanti."

Sean nampak bingung, tapi ia tetap pergi dan membantuku menyebarkan undangan.

Aku ingin mengadakan pesta ulang tahun, setidaknya sekali seumur hidup. Jadi aku memanfaatkan aplikasi belanja online dan memesan camilan serta minuman bersoda. Sebenarnya aku tidak bisa minum minuman bersoda, sebab usuku terlalu sensitif dan aku tidak ingin merepotkan Ibu. Tapi ini pesta ulang tahunku, sekali seumur hidup dan aku yakin tamu-tamuku menyukai soda.

Aku juga memesan delapan porsi spaghetti dengan irisan bakso dan juga hati--sebagai makanan berat. Kuharap tamu-tamuku tidak alergi daging sapi dan hati, atau haruskah aku memesan yang polos saja?

Seluruh camilan dan makanan telah siap terhidang di atas meja, tepat pukul tiga lebih lima puluh. Sebentar lagi tamu-tamuku datang, kuharap mereka semua datang.

Aku ingin mengadakan pesta ulang tahun, setidaknya sekali sebelum aku mati. Jadi aku sangat senang saat tamu-tamuku memencet bel dan menunjukan undangan sebagai bukti. Allena dan adik laki-lakinya Allan datang pukul empat tepat. Hardipa bersama Sembilan--anak perempuannya--datang pukul empat lebih lima menit. Delphi beserta Sammy--kekasihnya--datang pukul empat lebih sepuluh, dan. Asmara datang paling Akhir pukul empat lebih lima belas menit.

Sean kawan baikku tidak hadir dan aku senang ia menerima saranku.

Aku membuka acara dan memperkenalkan diri, lalu mengucapkan terimakasih. Tapi tamu-tamuku nampak murung, sementara aku sangat awam dan tidak paham perihal pesta ulang tahun.

"Aku lapar, apa aku boleh memakannya sekarang?" Allena bertanya. Oh, aku mengerti, tamu-tamuku sudah tidak sabar untuk menyantap tiap hidangan.

Aku ingin mengadakan pesta ulang tahun setidaknya sekali seumur hidup. Jadi aku mempersilakan tamu-tamuku untuk makan sambil menuangkan soda ke gelas-gelas mereka. Seluruhnya menikmati hidangan dengan lahap kecuali Sembilan--anak Hardipa, ia merengut sambil menatap spaghetti di hadapannya. Aku mendekat lalu ia angkat bicara.

"Maaf, ini nampak enak dan Sembilan menyukai pesta, tapi Sembilan tidak bisa memakan atau meminum apa-apa yang disuguhkan." Ah tidak, ia pasti alergi sapi dan memiliki usus yang lemah sepertiku. Aku menanyakan apakah ia ingin sesuatu yang lain, tapi ia menggeleng dan aku sedikit merasa sedih.

"Apakah kamu bisa ikut bersulang? Kamu tidak perlu meminum sodanya, hanya angkat saja gelasnya tinggi-tinggi," lalu ia mengangguk.

Aku kembali ke kursiku di dekat pintu balkon yang terbuka lebar dan terhempas angin serta udara sore hari. Suasananya sangat hangat dan berwarna kekuningan, aku suka, maksudku kuning termasuk dalam daftar warna-warna yang kusukai.

Aku telah berhasil mengadakan pesta ulang tahun setidaknya sekali seumur hidup. Jadi aku berdiri dengan segelas soda di tangan kanan dan berucap. "Sekali lagi terimakasih atas kedatangan kalian."

Tamu-tamuku telah habis memamah hidangan-hidangan--kecuali Sembilan, ia alergi dan sakit--dan mereka menatapku lekat-lekat. "Mari mengangkat gelas tinggi-tinggi," lanjutku lalu mereka--tamu-tamuku--mengikuti dengan khidmat.

"Dan merayakan kesialan-kesialan serta nasib buruk yang telah dan akan menimpa manusia-manusia, termasuk aku, kamu, kamu, kamu, kamu, kamu, kamu, kamu, kamu, kamu, dan kita semua."

Allena yang duduk paling jauh berbisik mengatakan aku gila. Sementara adiknya menatap takjub hingga mulutnya terbuka. Aku tersenyum memperhatikan tamu-tamuku yang telah banyak melewati kesialan-kesialan serta nasib buruk. Lantas aku berbalik, menghadap ke langit sore yang kian gelap dan memuakkan. Satu, dua, tiga, aku melangkah menuju balkon hingga pagar.

"Sampai kapan aku harus mengangkat gelas?" Delphi bertanya. Alih-alih menjawab aku memberanikan diri untuk berdiri di atas pagar-pagar balkon, lalu berputar dan menghadapi bilah-bilah warna-warni milik tamu-tamuku.

Aku telah berhasil mengadakan pesta ulang tahun setidaknya sekali seumur hidup. Jadi aku ternyum bahagia sambil mengangkat gelas soda tinggi-tinggi ke udara.

"Mari merayakan kebebasanku," lalu angin dan udara yang menyesakkan melingkup tubuhku hingga ke sela-sela.

__________

Asmara:

Aku bangkit secara spontan dan menutup mulut dengan kedua tangan. Sementara perempuan sinting di sampingku dan adik laki-lakinya berbisik bersamaan. "Selamat ulang tahun, happy birth ... die Pandu."

Sinting!






__________
30. Mengakhiri sesuatu

Mengakhiri hidup dan penderitaan

__________

Sapiens akan kembali dengan alur dan pembawaan yang lebih masuk akal



Terimakasih

Selesai

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top