18. Sammy: Kesadaran Manusia
Lantai terasa seperti selimut bayi yang dibeli dan dibalutkan dengan penuh kasih sayang oleh Ibu atau Ayah. Nyaman, seolah aku sedang ditidurkan dalam ayunan diiringi senadung-senadung pilu dari bibir-bibir orang terkasih, sesuatu yang tidak mungkin datang kembali. Aku hanya perlu menyerahkan diri bukan? Membiarkan lantai yang lembut membalut tubuh lemas serta lelahku untuk beberapa puluh menit. Lalu kesialan-kesialan, kesedihan-kesedihan, serta kecengengan-kecengengan manusia dalam otakku akan hilang sepenuhnya. Mengabur dan menghambur menuju langit paling tinggi atau terserap jauh ke dalam kerak-kerak bumi.
Samar-samar bising sirine bersama teriakan orang-orang berseragam putih atau merah mengetuk gendang telingaku. Mereka-sirine dan orang-orang-memanggil-manggil Sammy seperti kesetanan, keras lagi beringas dengan penekanan di tiap huruf. Mungkin mereka sedang berusaha memaksa pikiranku untuk tetap terjaga, sayang kelopak mataku memberat dan dan kantuk datang dengan membabi buta. Aku butuh tidur sejenak untuk beberapa dekade atau selama-lamanya.
Tubuhku yang mulai kehilangan kendali diangkut beramai-ramai, lalu sosok sangat menjengkelkan, melelahkan, lagi menawan muncul dari barisan paling belakang bersama raut kawatir luar biasa. Perempuan itu, untuk apa ia datang? Seperti manusia-manusia lain, ia berteriak-teriak tidak sabar, menyuarakan namaku ke langit-langit kota yang mulai membusuk. "Aku mengantuk," bisikku di sela-sela kekhawatiran Delphi. Aku bisa sedikit merasakan jemarinya-Delphi-yang dingin mengelus puncak-puncak kepalaku hingga pipi, aku ingin mengusir sambil mengabarkan kelegaan tapi tenagaku habis tiba-tiba.
Ia-Delphi-menangis sesengukan sambil menundukan kepala dan menggenggam tanganku erat-erat. Padahal aku hendak pergi menuju kebebasan yang diimpikan tiap manusia, tolong biarkan aku beristirahat saja. Rasa sakitnya mulai menjalar dan pikiranku menggelap. "Many a night both wet and dry weather of the seven elements, Sammy would find for me a rocky shelter which I would take eagerly," Delphi bersenandung sambil menghapus isakan.
"I ... I climb ... to e ... up cham ... ber and lay up ... on the floor," aku berusaha melanjutkan, tapi penyesalan atas pertahanan-pertahanan yang selama ini kubuat muncul tiba-tiba.
"And I would not find my dearest Sammy at the table in his place," Delphi mengambil alih dan aku mulai ketakutan. "Great darling of the world's people they spillt your blood yesterday, and they put your head on an oaken stake near where your body lay." Orang-berpakaian putih menatapku penuh kesedihan, sial. "Though now I have no apples and others have them all, my own apple, fragrant, handsome, and the back of his head on the ground." Sial Delphi, aku masih ingin hidup. "I would be glad to be with dear Sammy guarding cattle in the glen."
__________
18. Kisah yang diawali dengan kalimat "Lantai terasa seperti ...."
Sammy yang sekarat dan tereletak di lantai sudah siap untuk mati, tapi kehadiran Delphi meruntuhkan segalanya serta mengembalikan keinginan Sammy untuk tetap hidup
__________
Kenapa Sammy bisa sekarat? Entah ya ...
Sengaja pakai Beloved Gregor gara-gara ada lantainya (alasan macam apa ini)
Pandu
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top