Bagian 8 : Kita Perlu Harapan

Seorang player bernama Diavel tiba-tiba saja datang dan menyapa kelompok Endo, Koharu dan Sachi yang sedang berbincang tadi.

"Tadi namamu Diavel'kan? "

"Ya. Saat ini aku sedang mencari relawan yang mau ikut bergabung dalam penaklukan lantai.. "

"Maksudnya Bos Lantai? " tanya Koharu memastikan.

"Itu benar sekali. Dan aku lihat karena sepertinya memiliki kemampuan yang cukup. Jika kalian mau ikut membantu pergilah ke Tolbana. Aku dan relawan yang lainnya akan menunggu disana.. " sambungnya.

"Kalau begitu sampai jumpa lagi.. " Diavel pergi setelah urusannya untuk berbagi informasi telah terlaksana.

"Bos Lantai bukannya monster yang paling kuat, bukan? Itu mustahil. Kami belum siap untuk berhadapan monster sekuat itu.." kata Sachi dengan gugupnya.

"Aku dan Endo tidak terlalu kuat juga.. " Endo hanya menatap kedua gadis yang tengah pesimis ini.

"Tapi katanya tadi dia sedang mencari relawan. Kibou juga mengatakan hal yang sama persis seperti itu.."

Endo yang ditatap Koharu setelah mengatakan hal tadi itu berencana untuk mengajak nya pergi ke Tolbana. Tentu itu membuat Sachi terkejut.

"Kami juga belum terlalu yakin dengan tawaran yang Diavel katakan tadi. Kami mesti menanyakan nya lebih rinci lagi sebelum membuat keputusan.. " jelaskan Koharu.

"Iya'kan, Endo? "

"Kenapa kau bertanya kepadaku?"

"Jika seandainya kalian benar-benar melawan Bos Lantai. Berjanjilah untuk kembali.." ucap Sachi.

Endo menggaruk rambutnya. Koharu mewakilkan Endo yang malas menjawab Sachi, gadis berambut hitam berponi ini terlihat senang saat mereka membuat janji. Lalu Sachi membuka layar menu nya dan memberikan sesuatu.

"Kami tidak terlalu bisa menggunakan nya tapi mungkin saja ini berguna.. "

Nampaknya itu cuma item-item yang didapatkan player setiap mengalahkan monster.

.

.

.

Keduanya tidak main-main. Endo dan Koharu pergi ke arah Tolbana dengan menggunakan rute { Rivalry Plains } dan selama di perjalanan kedua nya menyempatkan diri untuk farming serta juga menaikkan level setinggi mereka bisa dapat di lantai ini.

Endo dan Koharu sudah sampai di Tolbana saat level mereka berhenti di Level 12.

Tolbana adalah desa kecil yang berada di luar Town of Beginning. Dikelilingi rumah beton putih yang ciri khas disana dan atap berbentuk segitiga atau runcing. Di desa itu juga terdapat satu pohon hijau yang lumayan dan air mancur, yang mana dungeon rahasia ada dibalik pohon tersebut.

"Jadi di sini di mana semua relawan atau player berkumpul untuk melawan Bos Lantai? "

"Sepertinya begitu.." ucap Endo.

"Diavel ada dimana? Hei bukannya itu.. "

Seorang player dengan gaya rambut coklat runcing seperti bola duri menghampiri kelompok Endo. Itu Kibou.

"Aku tidak terkejut jika kalian akan datang. Aku sudah menduganya.. "

"Apa Diavel juga mengundangmu? "

"Tentu dia mengundangku. Kalian berdua ikut rapat'kan? "

"Rapat apa? " Koharu.

"Kalian tidak tahu? Berkumpullah di Tolbana Amphitheater. Disana Diavel ada bersama yang lain.. "

Endo dan Koharu berpisah dengan Kibou setelah player itu memutuskan untuk pergi terlebih dulu. Keduanya segera menyusul setelah membeli potion cadangan bila stock utama mereka habis. Sesaat memasuki batas virtual mereka berada di teater yang mengambil background reruntuhan pada zaman kuno, Endo melihat sudah banyak player yang berkumpul dan mereka duduk di tempat duduk penonton yang sudah ada dari awal.

Sosok player bernama Diavel menyapa Endo dan Koharu saat mereka ingin duduk. "Jadi kalian memutuskan untuk bergabung. Aku senang mendapat banyak bantuan untuk menghadapi Bos Lantai nantinya.. "

"K-kami sebenarnya belum memutuskan untuk bergabung atau tidak.. " kata Koharu meminta maaf.

"Benarkah begitu? Tetap saja. Ini membuatku senang.. " Diavel.

"Eh? "

"Kalian ingin mendengarkan apa kata-kataku terlebih dulu sebelum membuat keputusan, bukan? Itu menandakan jika kalian serius. Yang bakal kita hadapi ini adalah bos. Bukan monster yang bisa kita lawan seorang diri. Kita semua menghadapi bahaya yang sebenarnya..! "

"Karena itulah kita mesti bekerja sama untuk mengalahkannya! "

"Kita perlu menunjukkan kepada semua yang menunggu di Town of Beginning bila game ini dapat diselesaikan. Kita perlu memberikan mereka sebuah harapan! Jika kita dapat melakukannya, maka yang lain akan mengikuti. Pertempuran ini bukan hanya tentang kita saja.. "

"Itulah yang aku rasakan. Aku harap kalian mengerti juga.. "

"Yang aku tahu cuma satu. Kau tidak salah.. " seru Endo.

"Senang mendengar nya.. "

"Aku mengumpulkan kita semua untuk membahas strategi apa yang akan digunakan nanti. Aku harap kalian bisa gabung bersama.."

Lalu Koharu menayangkan sesuatu. "Apa yang terjadi bila mereka tidak datang untuk rapat? "

"Mereka pasti datang.. " tegaskan Diavel. Dari matanya player ini memiliki keyakinan yang tinggi disana.

"Apa ada yang bisa kami bantu? Aku lihat rapat nya belum dimulai.. "

"Hmm. Bagaimana dengan mengaktifkan Teleport Monument yang ada di Central Tolbana? "

"Mengaktif..kan? "

"Bila Teleport Point telah diaktifkan itu dapat mempermudah kita berpindah ke satu tempat ke tempat lainnya, kecuali Place Point yang belum terbuka seperti Lantai 2. Cuma perlu menyentuh benda itu maka Teleport Monument aktif. Beritahu bila benda itu sudah aktif..." jelaskan Diavel.

"Hmm. Untuk pemula pasti tidak tahu fungsi benda itu kecuali tahu arti dari namanya.. " pikir Endo memperhatikan Diavel.

.

.

.

Koharu menyentuh batu melayang di depannya seperti yang Diavel katakan sedangkan Endo mengirim pesan kepada Diavel bila mereka sudah mengaktifkannya. Diavel menjawab dengan sangat cepat. Ia meminta kepada kelompok Endo dan Koharu untuk mengaktifkan Teleport Monument lain yang ada di dekat labirin.

Keduanya keluar dari zona aman ke { Quest Plains } untuk mengaktifkan Teleport Monument yang ada disana. Koharu sempat melihat ke labirin tinggi yang tidak jauh dari tempat nya berdiri sekarang.

"Endo. Aku mulai berpikir apa yang dikatakan Diavel ada benarnya.. "

"Kita perlu memberikan semua orang harapan.. "

"Jika seandainya aku terjebak seorang diri disini. Aku pasti tidak bisa apa-apa. Walaupun sebenarnya, bahkan sebelum itu. Kau sudah menunjukkannya kepadaku di awal. Itulah alasanku masih ada disini. Jika seandainya kita bisa mengalahkan Bos Lantai, dan hal itu memberikan semangat kepada yang lainnya, lalu mungkin saja aku bisa lebih siap untuk terus berjuang.. "

Endo mendengus geli kemudian mengangkat telapak punggung tangannya. "Ayo lakukan bersama.. "

"Hmm! "

Telapak punggung tangan mereka saling bersentuhan tanda ikatan terjalin.








































"Hei... Apa kalian tidak keberatan jika aku yang mengaktfikan nya? " seorang player perempuan yang wajahnya tertutup tudung coklat kemerahan tiba-tiba datang.

"O-oh.. " Koharu membeku.

Endo memberi jalan kepada player itu untuk mengaktifkannya. Teleport Monument itu aktif.

"Apa kau berniat untuk ikut gabung dalam penaklukan Bos Lantai? "

"Sepertinya kalian juga.. "

"Hm. Mohon kerjasamanya.. "

"Aku hanya ingin naik ke lantai selanjutnya. Sampai jumpa.. "

"Tunggu. Kau ingin kembali ke Tolbana'kan? Mengapa tidak bersama-sama kembali ke sana? "

"Aku... Tidak kembali ke sana. Masih ada waktu sampai rapat, selama itu aku ingin menaikkan level disini." player misterius itu pergi.

"Aku harap bisa bertemu lagi dengannya.. "

"Apa kau melihat rupanya? " tanya Endo mulai berjalan ke arah Tolbana.

"Kurasa aku melihatnya.. "

"Aku tidak.. "

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top