Bab 17: Skye Putra (2)

DARI awal sebenarnya Skye ragu ketika Rangga tiba-tiba mengajaknya pergi ke Markisa City. Skye tidak pernah dekat dengan Rangga. Berbicara saja jarang sekali. Tetapi Rangga memiliki sisi dominan yang seperti selalu mendapatkan kemauannya.

Skye mendapati dirinya tidak bisa menolak.

Ia kira hanya akan mereka berdua di Markisa City. Nyatanya mereka bertemu dengan Deandra dan Meili.

Lebih mengagetkannya lagi, Deandra menarik lengannya meninggalkan Rangga dan Meili. Sebelum itu Skye melihat sendiri tatapan Rangga kepada Deandra.

Sepertinya jalan-jalan ini memang sudah direncanakan Rangga untuk berduaan dengan Meili.

Kalau begitu... kenapa ngajak gue? Apa gunanya gue?

Ketika masih bergumul dengan pemikirannya, ia dan Deandra sudah berada di Timezone. Skye yang tersadarkan langsung menawarkan untuk membayar koin Timezone.

Dugaan Skye menjadi benar ketika Deandra mengatakan perjanjiannya dengan Rangga. Ia pikir hal ini tidak buruk pula. Ia tidak merasa keberatan Rangga ingin mendekati Meili... hanya sempat kaget saja. Apalagi mengetahui Rangga se-intens dan secepat ini ketika mengejar perempuan.

Wow. Tuh orang PDKT-nya kecepatan mobil F1... pake nitrogen boost...

Waktu yang ia habiskan bersama Deandra di Timezone sebenarnya sangat menyenangkan. Skye dapat melihat sisi periang dan kompetitif Deandra. Hal itu membuat Skye merasa nyaman juga senang bermain dengannya.

Awalnya mereka bermain basket. Skye tahu bahwa Deandra dulunya adalah anak basket tetapi ia tidak pernah menyadari Deandra sejago itu. Gadis itu hampir tidak pernah luput. Skye yang baru pertama kali melihat sisi ini dari Deandra merasa penasaran.

Ia ingin lebih mengenal gadis itu. Apalagi belakangan mereka sudah sering bermain bersama. 

Tidak salah kan kalau mau mengenal lebih lagi?

"Kenapa? Kecewa lu bakal berduaan aja ama gue?" Tanya Deandra di atas mesin Just Dance.

"Justru...," lanjut Skye, "...Gue... suka lihat lu ketawa..."

Deandra sepertinya tidak mendengar kalimat Skye yang terakhir. Pria itu sangat malu dan tanpa sadar suaranya menjadi sangat kecil. Tetapi ia tidak berani mengulangi perkataannya. Dan Deandra sepertinya tidak memaksa.

Mereka memilih untuk bermain Just Dance, sebuah permainan menari yang digemari banyak orang. Untungnya karena hari sekolah, Timezone saat itu tidak banyak orang. Mereka dapat bermain beberapa ronde tanpa harus menunggu.

Ketika bermain, Skye sengaja menginjak simbol yang salah di panggung Deandra, menyebabkan perempuan itu kehilangan poin. Deandra menjerit melihat hal itu sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak.

"Skye!" Seru Deandra, "Fokus ama poin lu sendiri, kenapa?"

Skye tidak menghiraukan seruan Deandra. Ia terus berusaha mengacaukan langkah Deandra dengan menginjak simbol-simbol yang salah. Tak terasa sebuah senyuman mulai berkumandang di wajahnya.

"Cupu ih, masa miss dulu dari tadi?" Senyuman Skye semakin lebar ketika menggoda Deandra. 

"Dasar berengsek," kata Deandra dengan nada jenaka. Suara tawa tidak berhenti keluar dari mulut Deandra. 

Setelah bermain, mereka sepakat untuk mendinginkan diri di sebuah kafe. Lalu hal yang tidak terduga justru terjadi. 

"So...," Deandra memulai percakapan, "Apa ceritamu, Skye Putra?"

Skye mematung sementara ketika Deandra menanyakan hal itu. Ia tahu itu adalah pertanyaan standar yang biasa ditanyakan orang. Di saat yang sama, Skye ragu ingin bercerita atau tidak. 

Hidupnya ... tidak begitu menarik. Banyak batu dan liku di perjalanannya. Dan semua orang biasanya langsung menjauhinya karena begitu berat cerita hidupnya. Kedua orangtua Skye telah meninggalkannya. Berbagai teman dan saudara juga menjauhinya. Mereka semua pada akhirnya berpikir bahwa beban emosi yang harus ditanggung bila terus bersama Skye terlalu besar. 

Karena untuk menerima seseorang dengan masa lalu yang kelam butuh kesabaran dan hati yang besar. Sejauh ini, tidak pernah ada seorang yang seperti itu pada Skye kecuali paman dan bibinya. Dan ... mungkin Renald. Tetapi kalau dibilang sahabat, Renald jauh dari itu. Renald hanyalah orang yang dapat menerima Skye apa adanya. Tetapi dia tidak dekat dengan Skye. Apa itu masuk akal? Ya, bila bersangkut-paut dengan Renald, tidak ada yang masuk akal. Karena pria itu sangat abstrak.

Untuk alasan yang sama, Skye tidak berusaha mendekati siapapun. Bila pada akhirnya semua akan pergi untuk apa ia berusaha mengenal orang lain?

Skye tentu terkadang merasa kesepian. Tetapi ia menerima rasa itu. Kesepian jauh lebih baik daripada ditinggalkan.

Meski, belakangan ini ia mulai merasakan berinteraksi dengan banyak orang. Mulai dari bermain game dengan orang-orang yang ia pikir tidak akan pernah memiliki kesamaan dengannya. Lalu ia mulai lebih sering bertukar sapa dengan beragam orang. Hingga diajak jalan oleh orang yang hanya pernah berkata dua kalimat pada Skye selama tiga tahun ini. 

Semuanya ... berawal dari Deandra. Gadis yang pertama kali mendekati Skye. Ya, Skye menyadari bahwa perubahan dalam pergaulannya berawal dari pertama kali ia berinteraksi dengan Deandra. Meski hanya karena untuk bermain game.

Karena Deandra, Skye mengenal sahabat-sahabatnya. Karena Deandra, hidupnya yang seperti warna krem kini seakan dipenuhi oleh beragam warna. Bila Skye adalah pelukis, ia akan menggambarkan Deandra dengan warna merah muda, lalu biru untuk Anchilla, ungu untuk Lizzie, merah untuk Flo dan kuning untuk Meili. Juga hijau tua untuk Renald dan abu-abu untuk Rangga.

Hidup Skye yang sudah lama seperti padang gandum yang monoton, kini dipenuhi beragam bunga berwarna-warni.

Skye hanya berharap, semua bunga yang mulai tumbuh dalam dirinya itu tidak memiliki duri. 

Sepertinya Skye memikirkan hal itu begitu lama, sehingga Deandra merasa bersalah dan menyatakan tidak apa-apa bila Skye tidak ingin bercerita. Namun tanpa diduga, Deandra justru bercerita terlebih dahulu. 

Gadis itu memiliki suatu kondisi kesehatan yang belum pernah Skye dengar. Kondisi itu tidak kritis, hanya saja membatasi pilihan dokter spesialis nantinya. Skye iba mendengar hal itu. Apalagi Deandra menceritakannya dengan nada ringan. Ia juga masih dapat tersenyum... seakan kondisi itu bukanlah masalah besar.

Ia sangat kuat. 

Saat itu Skye merasa tidak ingin Deandra menjauhinya. Setidaknya tidak hari itu. 

Tapi daripada gue dijauhi nanti, mending gue terus terang saja sekarang dan biarkan dia menjauh sendirinya.

Skye akhirnya menceritakan bagian kelam hidupnya. Ia menduga reaksi Deandra akan sama dengan orang lain. Reaksi kaget dan prihatin. Lalu berubah menjadi salah tingkah karena mereka tidak tahu harus berkata atau berlaku apa. Kemudian mereka tidak pernah mendatangi Skye kembali. 

Namun, tidak diduga Deandra justru mengelus tangan Skye dengan lembut. Dan, gadis itu justru menangis.

Huh? Ap– apa? Kenapa?

Skye tidak mengerti kenapa gadis itu bisa-bisanya menangis. Ia sudah biasa melihat orang lain salah tingkah ketika mendengar ceritanya. Tetapi sekarang justru dirinya yang salah tingkah karena tidak tahu harus bagaimana ketika seseorang menangisi dirinya.

Lho? Yang kehilangan ibu kan gue kenapa lu yang nangis?

Dengan canggung, ia menghapus air mata Deandra. Ia berusaha bercanda. 

"Jangan nangis, dong. Kalau lu nangis, gue bakal dianggap cowok jahat."

Deandra tertawa kecil mendengar itu. Hati Skye tiba-tiba merasa lega. Untuk pertama kalinya Skye benar-benar memerhatikan wajah Deandra. Wajahnya yang sedikit bulat, hidungnya yang memang termasuk besar namun imut, bibirnya yang ranum, juga bulu matanya yang lentik. Mata itu mengilat karena genangan air mata. Diibalut dengan rambut sebahu yang manis.

Memang... Bila dia adalah sebuah warna, warnanya adalah merah muda.

Gadis itu menepuk pipinya dua kali sebelum berkata, "Maaf ya ... malah gue yang nangis...."

Skye menggeleng. Tatapannya lembut. Begitu juga senyumannya.

"Justru gue yang harusnya berterimakasih," kata Skye, "Thank you for caring."

Skye tulus mengatakan hal itu. 

Untuk pertama kalinya, Skye memiliki harapan ... Kuharap kau bukanlah bunga mawar. Bunga yang cantik namun berduri.

Skye berharap, Deandra tidak akan mengecewakannya.



Sebuah kebenaran tentang cerita ini dari Meili di dunia nyata:

SMS mau masuk 10 bab terakhir nih hihihi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top