Prolog

Sewaktu kecil, Yumna pernah bertanya, apa arti namanya?

Keberuntungan. Begitulah kata orang tuanya.

Dia bangga, tentu saja.

Sayang, itu dulu. Sebelum dunia mengenalkannya pada putus asa.

Yumna yakin, mereka asal jawab kala itu. Hanya agar dia tutup mulut. Berhenti merengek.

Buktinya, semua harapannya musnah, segala usaha berujung pada kegagalan, dan dirinya kini sukses menyandang gelar sebagai pengangguran terselubung.

Dari sisi mana dia dapat dikatakan  beruntung?!

Yumna merasa serba salah. Usaha dan doa telah lama menghilang dari kamusnya. Hari-harinya berlalu begitu saja. Seperti kotoran yang mengapung di sungai.

Jika bermuara di lautan lepas, dia bersyukur. Sebaliknya, jika membusuk di rawa-rawa, dia pasrah.

Ibarat kata pepatah, hidup segan mati tak mau.

Ketika masalah tetap menghantui, Yumna hanya sanggup menghela napas dan memutar bola mata.

Ya sudah, lah!

Toh, dia memang tak berbakat. Dasar payah!

Sang Pemangku Kegagalan. Begitulah Yumna menggelari dirinya.

***

AN.

1. Jangan berekspektasi cerita ini akan sarat makna seperti karyaku yang lain. Beda server.

[Rate: 17+] Aku harap kalian sudah cukup dewasa untuk membedakan mana yang perlu ditiru dan tidak.

2. Kalian mungkin mengernyit melihat betapa "enggak banget"-nya si tokoh utama.

Udah baca prolog baik-baik, 'kan? Kerasa nggak, seberapa hopeless-nya si Yumna?

3. Akan ada banyak keluhan, sumpah serapah, kalimat-kalimat yang melukiskan perasaan depresi, dll. Jika kalian tak kuat mental, takut terpengaruh, mending jaga jarak. Tapi, kalau kalian mencari tempat bergalau ria, silakan merapat.

Mari kita tertawa untuk hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup!

Vote, komen, and share akan sangat membantu, lho.

1 Juni 2020.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top