Bagian: 3


"UHUK! UHUK! " Pria itu terhuyung dengan darah menyembur dari mulutnya.

Kiyomitsu berbalik dan berteriak kepada pria sekarat itu. "OKITA-KUN!? " Kiyomitsu memcoba sebisa mungkin untuk melindungi Okita Souji dengan badan pedangnya. "Bertahanlah! "

"SOUJI! SOUJI! " sebuah suara membelah kerumunan orang dan teriakan kesakitan.

Zraaaash!

Hijikata Toushizou hampir saja terkena goresan dari pedang tajam musuh. Izuminokami berhasil menembasnya balik. Mereka menyerang balik musuh dengan cepat agar Okita Souji dapat diselamatkan.

"KASHUU-SAN! " Horikawa yang tersarung rapi di pinggang Hijikata Toushizou berteriak saat melihat roh pedang Kiyomitsu kewalahan.

"Hijikata-san! Kita harus cepat membereskan ini dan menolong Okita-san dan Kashuu-chan! " Kata Izuminokami. Bagai dapat mendengar suara roh pedangnya, Hijikata Toushizou dengan cepat menghabisi musuh.

"UHUK! " Okita Souji menyemburkan darah dari mulutnya. Syok, Kiyomitsu pun lengah. Ia terkenal goresan besar di punggungnya.

"Argh! "
"KASHUU-SAN! " Horikawa berteriak sekali lagi. Hijikata Toushizou akhirnya bisa mencapai tempat Okita Souji.

"SOUJI! PEDANGMU SUDAH HAMPIR PATAH! DAN KONDISIMU TIDAK BAIK, BERHENTILAH SEKARANG! " Teriak Hijikata Toushizou. Okita Souji malah tidak mendengarkannya, ia menopang dirinya dengan Kiyomitsu.

'Aah, ini sakit sekali! Hiks-hiks! Tapi, Okita-kun juga terlihat kesakitan... ' Kiyomitsu menyokong tubuh Okita Souji dengan badan pedangnya. 'Aku harus bisa bertahan... ' Pikirnya dalam hati.

"Kau pikir... Apa pedangku itu?... Ini adalah Kashuu Kiyomitsu... Dan aku tidak akan berhenti sampai titik darah penghabisan... Kau juga begitu bukan, Kashuu Kiyomitsu... Pedang... Milikku... " Ujar Okita Souji pelan.

Jantung Kiyomitsu berdetak kencang. Kerongkongannya terasa penuh. Ia terbatuk kecil. "Uhuk! " Oh tidak. Ini bunganya. Kenapa... Harus sekarang?

"SOUJI! AWAS DI BELAKANGMU! "

TRANG!

CRAAASH!

semuanya tampak begitu lamban di mata Horikawa. Roh pedang itu dapat mengingat jelas saat badan pedang Kiyomitsu patah menjadi dua.

"SOUJIIII!!! " Teriakan Hijikata Toushizou menggema di seluruh bangunan.

***

Mayat-mayat bertebaran, darah menghiasi lantai. Ramai orang berbicara, ada yang berteriak, ada pula yang berujar lemah.

"Souji, mari kubantu. " Kata Hijikata Toushizou pada Okita Souji. Pria itu mengangguk lemah, rasanya tulangnya sudah berubah menjadi lilin yang meleleh. Ia sangat lemah.

"Tapi... Kashuu Kiyomitsu... " Ia melirik pedangnya yang telah patah menjadi dua, rasa bersalah melingkupi dirinya.

"Pedang itu sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Nanti akan kubuang. " Kata Hijikata Toushizou enggan. Okita Souji semakin menunduk. Pedang patah itu tergeletak begitu saja di sudut ruangan. Mata sayu Okita Souji menangkap sesuatu.

"Apa ini... Bunga? " Katanya pelan. Ia meraihnya dengan bantuan teman seperjuangannya. "Kecil dan cantik... Dari mana ini berasal? " Ia kemudian Menyimpanny di balik seragam Shinshengumi yang telah ternoda darah—baik darah orang lain, maupun darahnya sendiri.

Mereka berdua meninggalkan tempat itu.

Disisi lain, ada seorang roh bayangan yang hanya bisa menangis pilu.

"Kashuu-san... Kenapa... Kenapa hal ini harus terjadi... " Katanya penuh penyesalan. Horikawa terus memegangi tangan pucat Kiyomitsu. Di sampingnya, Izuminokami hanya bisa menatap pilu.

"Ke-Kenapa, Okita-kun?!" Manik ruby itu menatap tidak percaya pada tuannya yang kini meninggalkannya. Mata indah itu perlahan mengeluarkan air mata. Horikawa tidak mampu berbuat apa-apa. Ia takut, sedikit saja wanita itu digerakkan, luka di lehernya akan... Membuat kepalanya menggelinding... Kiyomitsu sendiri juga ngeri dengan apa yang mungkin terjadi pada dirinya.

"Lihat Horikawa-kun, bunganya... Indah bukan?... Apa sekarang... Aku terlihat manis?" Pandangan Kiyomitsu tampak kosong. Ia tak pernah memikirkan bahwa Okita Souji akan membuangnya. Baginya... Ini adalah akhir yang sebenarnya.

"Kashuu-san... " Air mata Horikawa mengalir deras. Izuminokami menepuk punggungnya pelan.

"Hijikata-san kembali. Ia akan membawa Kashuu-chan. " Kata Izuminokami pelan.

"Horikawa... Aku... Tidak mau mati. Kenapa harus aku... Aku takut... Takut sekali... "

Horikawa menatap tidak percaya. Tangannya gemetar hebat. Memangnya... Apa yang bisa ia lakukan? Tanpa sadar, Hijikata Toushizou telah kembali untuk mengambil Kiyomitsu.

***

Yasusada menunggu seraya menatap lagi pagi. Angin terasa sangat dingin. Ia membayangkan apa yang kira-kira Kiyomitsu ocehkan begitu sampai di rumah. Betapa hebatnya ia saat bertarungkah? Berapa dango yang akan diinginkannya kah? Atau apa? Yasusada sudah tidak sabar. Pintu shoji di geser. Yasusada bersemangat meyambut para prajurit.

"Ah! Horikawa! Izuminokami! Bagaimana, kalian menangkan?!" Tanyanya semangat. Mungkin Yasusada hanya berbasa-basi, sudah jelas mereka bisa kembali, itu artinya mereka menang bukan?

Tapi...

"Kenapa? Kenapa wajah kalian terlihat tidak semangat? " Tanya Yasusada heran. Keringat dingin mulai mengalir dari pelipisnya.

"..." Mereka hanya diam tak bergeming.

"Ah! Okita-kun! Dia terluka! " Yasusada mendekati tuannya yang tampak lemah. Ia dipapah Hijikata Toushizou menuju ruangannya untuk diobati.

"Tunggu... Dimana Kiyomitsu? " Roh pedang itu berbalik pada roh pedang lainnya. Suara angin berhembus kencang, tak lama hujan turun dengan derasnya. "Kenapa dia tidak bersama kalian? Ah... Apa dia sedang diperbaiki? " Tanyanya pelan. Wajah Yasusada mulai mengeras saat tidak mendapat jawaban apapun. "Hey! Jawab aku! Dia baik-baik saja kan?! Horikawa! Izuminokami! " Yasusada berteriak marah.

"Kashuu-chan sudah tidak ada disini. Dia tidak akan pulang. " Jawab Izuminokami lemah. Yasusada menggeleng tidak percaya.

"Ti-Tidak mungkin... Kiyo..mitsu..."

***

Disana dingin dan gelap. Kiyomitsu hanya bisa melihat satu hal, yaitu kegelapan. Tak ada tanda kehidupan berarti disana. Terus terombang-ambing dalam waktu tiada berakhir.

Kapan ia dapat melihat sinar kembali?

Ah, mungkin saja tidak akan pernah lagi.

'Aku hanya anak dari tepi sungai. Sejak awal sudah menjadi takdirku untuk tersingkir. '

Namun, untuk pertama kali setelah sekian lamanya, ada suara lain.

"Kau bukanlah anak yang terbuang. Maukah kau ikut denganku? Untuk menjaga masa lalu? "

Kiyomitsu mengernyit tak mengerti. Siapa sebenarnya yang berbicara dengannya saat ini.

"Kupanggil dirimu, Kashuu Kiyomitsu. Aku akan menjadi tuan barumu. Aku janji tidak akan membuangmu lagi. "

Suara itu terasa dekat. Tapi yang bisa ia lihat hanya kegelapan. Kiyomitsu mendengus geli.

'Pada akhirnya semua akan sama saja. Aku tahu itu. '

"Kau tidak mau berusaha lagi? Bagaimana kalau ku bilang kau bisa menjadi manusia? Tertarik? "

'Bagaimana mungkin itu bisa terjadi! Jangan menipuku! '

Kiyomitsu geram dengan penipu ulung ini.

"Aku tidak menipumu. Bagaimana? Kau setuju? "

Kiyomitsu menghela nafas.

'Sekali lagi saja... Aku ingin dicintai. '

"Kalau itu permintaanmu. "

Kemudian, semua menjadi sangat terang untuk Kiyomitsu.

***

Kiyomitsu memandang tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Seorang gadis yang sangat cantik berkimono putih memandangnya dengan senyuman merekah di bibirnya.

"Selamat datang, Kashuu Kiyomitsu-chan! Namaku [name] [last name] kau bisa memanggilku Aruji! " Kata gadis itu bersemangat.

"Aruji-sama... Apa sekarang aku menjadi manusia? " Tanya Kiyomitsu ragu. Apa benar ia menjadi manusia?

"Tentu saja! Lihat cermin ini! Kau manis sekali, Kiyomitsu! " [Name] memberikan Kiyomitsu cermin. Kiyomitsu memerah, tidak disangka ia benar-benar menjadi manusia, terlebih lagi ia sangat manis!

"Aku senang roh pedang pertamaku adalah seorang gadis manis sepertimu. Karena sepertinya banyak sekali hal yang harus kuajarkan tentang mengurus benteng besar ini! " Katanya tersenyum kecut.

"Aku harus melakukan apa? " Tanya Kiyomitsu.

"Nah, itu seperti mencuci baju, mengepel lantai, memberantas pasukan pengubah masa lalu, dan masih banyak lagi! Tenang saja, tak lama lagi kau akan mendapat teman yang bisa membantumu juga! Maaf ya, membuatmu sendirian dulu. Jujur saja, memperbaikimu sedikit sulit. Oleh karena itu aku perlu mengumpulkan tenaga lagi! " Jelas [Name] panjang lebar. Kiyomitsu hanya mengangguk.

"Apapun akan ku lakukan untuk Aruji-sama! " Katanya seraya tersenyum.

"Kalau begitu... Untuk pertama-tama, perkenalkan dirimu terlebih dahulu. " Perintah [Name] pada Kiyomitsu.

"Halo, aku hanya anak dari tepi sungai. Terimakasih telah menjadikanku milikmu. "

Bersambung...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top