02
~~Memang salahku terlalu dingin denganmu.
Terlalu mendiamkanmu.~~
Seorang pemuda tengah sibuk mengatur modelnya. Raut wajahnya sangat serius, provesinya sebagai seorang fotografer, membuatnya harus fokus dengan objek yang dituju dan mengatur modelnya. Agar hasil jepretanya terlihat bagus.
Alvian Zayn seorang Mahasiswa S2 jurusan teknologi ini, melakukan kerja paruh waktu sebagai seorang fotografer sejak 4 bulan terahir.
"Waktunya istirahat..!!" Ujar Vian pada Modelnya.
Vian mengecek pesan yang masuk ke ponselnya .
Pricilla Widyoona : udah selesai pemotretan nya?
Alvian Zayn : udah
Pricilla Widyoona : udah makan?aku kesana ya!..
Vian mengabaikan pesan dari Silla. Sudah hampir 4 tahun Vian menjalin hubungan dengan Pricilla Widyona gadis yang biasa dipanggil dengan nama Silla itu. Namun akhir-akhir ini semenjak Vian bekerja sebagai fotografer, pria itu sering mengabaikan perhatian Silla.
••●●●••
"Vian!!"
Panggil seorang gadis, tak lain dia Silla yang menyusul ke tempat Vian. Karena, Pria itu tidak membalas pesannya. Semua orang memandangi Silla yang berjalan menghampiri kekasihnya. Siapa yang tidak kagum? Silla memiliki wajah yang cantiknya di atas rata-rata, kulitnya yang putih, hidung mancung, dan bibir tipis berwarna merah cerry. Selain itu Silla memiliki tubuh yang cocok untuk menjadi model.
Vian tidak suka pandangan semua orang kepada Silla yang seakan-akan ingin memilikinya terutama kaum Adam. Pria itu kemudian menghampiri Silla.
"Kenapa kamu ke sini?!" Tanya Vian begitu saja.
Silla mengerutkan alisnya. "Kamu tidak membalas pesan ku. Jadi, aku ke sini. Ni.. aku bawa makanan buat kamu." Silla menyodorkan sebuah rantang berisi makanan.
Vian masih menatap wajah Silla dengan perasaan yang masih tidak suka. "Ikut aku!" Ujar Vian. Kemudian menarik tangan Silla pergi meninggalkan ruangan.
Silla menggeleng heran. Dia memilih untuk diam dan mengikuti langkah Vian dari belakang.
••●●••
~
~Kau yang selalu memperhatikan ku.
Dan sebenarnya aku juga begitu.~~
"Makan..!!" Kata Silla. "Mau aku suapin?"
"Ngga usah," Vian menghela nafas "besok-besok ngga usah ke sini,ya!" Pria itu melarang Silla untuk datang ke tempat kerjanya.
Silla bingung dengan sikap Pria yang duduk di depan nya itu."kenapa?" Tanya Silla.
"Ya,jangan ya jangan!" tukas Vian. Kemudian Silla menjawab dengan anggukan.
Mereka berdua tengah duduk di taman depan tempat kerja Vian. Vian meraih rantang yang dibawa Silla lalu memakannya. Silla sibuk bercerita tentang apasaja yang dia lalui selama satu hari ini. Mulai dari, menyiapkan makanan dan makanan tersebut gosong. Kemudian, ia membuat lagi sampai tiga kali baru jadi. Silla tertawa mengingat kekonyolanya.
Vian melirik Silla sekilas. "Hm, aku ada pemotretan lagi, kamu boleh pulang duluan." ujar Vian.
"Ngga bisa pulang bareng?" tanya Silla. Sebenarnya Vian juga ingin mengantar Gadis itu, tapi dia masih ada pekerjaan. "Ngga bisa, ya udah hati-hati." Vian berdiri, kemudian meninggalkan Silla.
Silla berjalan sendiri di tepian jalanan sambil bersenandung kecil. Sebenarnya gadis itu membawa motornya, tapi di tengah perjalanan ban motornya bocor, beruntung tempatnya tak jauh dari bengkel. Silla tidak pernah naik angkutan umum. jadi, tidak tahu cara menghentikan angkutan. Mau-tidak-mau dia harus berjalan kaki.
Criiit...
Sebuah motor berhenti di samping Silla. "Butuh tumpangan?" Seorang Pria membuka helemnya.
"Andre!!" ujar Silla.
Andriyal Gardiga, adik sepupu Vian. Sudah lama mereka saling kenal Andre pun tahu tentang hubungan Silla dan Vian.
"Mau ikut apa ngga?" Tekan Andre sekali lagi. Silla tidak ada pilihan lain, dia juga tidak mau harus berjalan kaki sampai rumahnya. "iya, oke..aku naik." Kemudian mereka berdua pulang bersama.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top