Mysterious Magic And Syaoran-kun
Seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya, Syaoran, Tomoyo dan Eriol pun sudah berkumpul di stasiun. Hanya Sakura yang belum terlihat di sana.
Dari kejauhan, sesosok gadis tengah berlari.
"Gomen...nasai.." kata Sakura dengan napas terengah-engah.
"Minumlah." Syaoran menyodorkan sebotol air mineral yang sudah dibelinya. Bukan tanpa alasan, karena dia yang pertama kali datang di tempat itu. Selain itu Syaoran sudah hapal betul dengan kebiasaan Sakura. Setiap kali berpergian bersama, dia selalu datang yang paling akhir dengan kondisi yang sama. Tomoyo menghela napas dan tanpa ia sadari seseorang mengamatinya dari ekor matanya.
"Arigatou, Li-kun." Sakura membuka tutup botol dan meneguk isinya hingga hanya tersisa setengah botol.
Mereka pun segera bergegas membeli tiket kereta untuk menuju tempat Festival Teddy Bear diselenggarakan. Selama perjalanan, baik Sakura maupun Tomoyo asyik bercengkrama. Sementara Syaoran dan Eriol sama-sama sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Tak lama setelah itu, kereta pun sampai di stasiun terdekat dengan tempat festival. Setelah berjalan beberapa menit, mereka sampai tempat tujuan. Benar-benar festival Teddy Bear, karena banyak pernak-pernik beruang di sana. Dari boneka, gantungan kunci dan masih banyak lagi.
Sakura begitu antusias, Tomoyo pun juga. Dia tak pernah melupakan handycam kesayangannya untuk mengabadikan momen itu. Sedangkan Syaoran dan Eriol hanya mengikuti di belakang mereka. Melihat Sakura yang begitu bersemangat dan terlihat senang, Syaoran tersenyum kecil melihatnya.
"Kau tak mengatakannya padanya, Li-san?" tanya Eriol, matanya tetap menatap ke depan.
"Mengatakan apa? Pada siapa?" Syaoran bertanya balik.
Eriol menghentikan langkahnya.
"Sakura-san, tentang perasaanmu." Eriol tersenyum misterius. Ia menepuk pundak Syaoran. "Hati tak terlihat, maka dari itu ungkapkan." Eriol segera menyusul kedua gadis yang masih antusias melihat boneka beruang di salah satu stand.
Syaoran tertegun seketika dengan kata-kata Eriol. Entah darimana pemuda itu tahu tentang perasaannya pada Sakura. Tomoyo bukanlah tipe gadis yang suka menyebarkan gosip dan ia tahu betul itu jadi tak mungkin Tomoyo memberitahunya.
★★★
Setelah puas berkeliling dan berbelanja-untuk Sakura dan Tomoyo-, bereka berempat pun memutuskan untuk makan siang di café yang terletak di lantai 6 sebuah gedung yang menjadi salah satu tempat festival juga. Seorang pelayan datang dengan membawa daftar menu, mereka pun segera memesan makanan. Setelah pelayan itu pergi, Sakura tersenyum geli.
"Ada apa, Sakura-san?"
"Tidak. Aku hanya teringat dulu setiap aku pergi, oniichan selalu muncul tiba-tiba sebagai salah satu pegawai. Oniichan suka bekerja paruh waktu bersama Yukito-san, jadi untuk biaya sekolah jarang meminta ayah."
"Kakakmu begitu mandiri ya?"
"Mm, dan aku ingin seperti dia," aku Sakura. Meskipun kakaknya selalu membuatnya jengkel tapi gadis itu begitu mengagumi dan menyayangi kakaknya.
"Untukmu, Sakura-san. Terima kasih sudah mengajakku berkeliling." Eriol memberikan gantungan Teddy Bear untuk Sakura. Ekor matanya melirik ke arah Syaoran, ingin tahu reaksi pemuda. Ia menyunggingkan senyum melihat wajah Syaoran. Tak hanya Eriol, Tomoyo pun juga.
"Untukku?Arigatou, Eriol-kun."
"Sama-sama."
Kedua tangan Syaoran dimasukkan ke saku jaket yang dikenakannya. Di dalam saku itu, ada sepasang benda yang dibelinya saat berkeliling tadi. Benda yang sangat diyakininya akan sangat manis jika dipakai gadis itu. Dari kejauhan, terlihat seorang pelayan membawa nampan berisi makanan mereka. Dan hal itu membuat Syaoran mengurungkan niatnya.
"Itadakimasu," ucap mereka serempak dan mulai melahap makanan di piring mereka masing-masing.
"Kemana lagi setelah ini?" tanya Sakura yang telah menghabiskan makanannya.
Syaoran mengedikan bahunya, tak tahu tujuan selanjutnya. Karena dari awal memang ia hanya bermaksud mengikuti saja.
"Aku tunggu di bawah." Syaoran beranjak dari kursinya. Ia berjalan menuju elevator terdekat.
"Matte ne, Li-kun." Sakura mengejar Syaoran.
"Daidoji, aku ke toilet sebentar."
"Ok, aku tunggu di sini."
"Kamu tak ingin turun dulu?" Eriol pura-pura kaget. Karena sebetulnya hal ini yang diinginkannya.
"Aku ingin memberi kesempatan untuk mereka berdua." Tomoyo tersenyum penuh arti.
Eriol berjalan menuju toilet, namun sempat melihat Sakura yang masuk dalam elevator. Mata Eriol terpejam, kemudian menjentikkan jarinya. Ia tersenyum dan berlari menuju sebuah lorong. Dalam beberapa detik, sebuah lingkaran yang bercahaya terlihat di tempat ia berdiri. Tangan kirinya memegang tongkat berwarna keemasan.
Sementara itu di dalam elevator, Sakura sudah panik karena goncangan dan lampu di dalam elevator itu pun padam.
"Hoeee... Apa yang terjadi?" Sakura berdiri di salah satu sudut dalam elevator itu.
"Tenanglah," Syaoran mengambil salah satu kertas mantranya. Dalam sekejap, api kecil muncul dari kertas itu.
"Yokatta," Sakura menghembuskan napas lega. Ia sangatlah takut dalam tempat yang gelap.
Eriol menggerakan tongkat yang di pegangnya. "Black hole."
Di dalam elevator, Sakura dan Syaoran merasakan goncangan lagi.
"Aaaaargh," Sakura hilang keseimbangan. Lantai yang di pijak Sakura berubah, tepatnya menghilang. Sakura mencoba berjalan ke sisi yang lain. Syaoran mengulurkan tangannya untuk menggapai tangan Sakura. Sakura mencoba meraih tangan Syaoran, namun tubuhnya sudah mulai terhisap lubang itu.
"Bertahanlah." Syaoran mencoba menarik tubuh gadis bersurai karamel itu. "Sial," umpatnya saat merasakan tubuhnya seperti tak mau digerakkan.Sementara pegangan Sakura mulai melemah. "Tubuhku...." Peluh mulai mengucur dari wajah Syaoran.
Manik amber Syaoran melebar menyadari tangannya tak menggenggam tangan Sakura. Ia melihat dalam lubang hitam itu, namun nihil.
Apakah ini akhirnya? Pikirnya.Tidak, masih banyak yang harus kkatakan dan kulakukan untuk Sakura.
"SAKURAAAAA!!!!!!" Air matanya menitik. Bersamaan dengan itu, sebuah cahaya muncul tanpa ia sadari. Cahaya itu semakin terang. Namun Syaoran masih dalam keterkejutannya hingga tak menyadari sepasang manik emerald menatapnya dengan senyum.
"Li-kun, daijoubu."
Mendengar suara yang ia kenal, Syaoran mengangkat wajahnya.
"Float Card," lirihnya lembut. "Yokatta." Dipeluknya gadis yang hampir menghilang tadi.
"Aku ikut senang," kata Eriol. Lingkaran yang bercahaya tadi perlahan menghilang dan tongkat keemasan yang dipegangnya pun sudah tak ada lagi. Eriol meninggalkan lorong tadi menghampiri Tomoyo.
Di dalam elevator, terlihat mulai kembali normal.Elevator pun mulai berjalan lagi. Floatcard pun mulai kembali menjadi kartu lagi.
"Gomenasai." Syaoran melepaskan pelukannya.
"Arigatou, Li-kun. Tapi, apa kamu merasakan sesuatu? Aku merasakan keberadaan Clow-san."
"Aneh, bukankah Clow Reed sudah meninggal?"
"Mungkin akan ku bicarakan nanti pada Yue dan kero-chan."
"Daidoji-san, aku pulang sekarang bersama Sakura," kata Syaoran pada Tomoyo. "Ok, gomen ne... Hai, sankyuu." Syaoran mematikan telepon. "Aku ikut, kita harus pulang sekarang."
"Hoee?" Sakura menatap Syaoran, masih tak percaya apa yang baru saja ia dengar. Namun ia tetap mengikuti langkah pemuda bersurai coklat itu.
★★★
Malam harinya di Taman kota Tomoeda..
Sakura duduk di salah satu ayunan yang ada di taman itu. Sementara, Syaoran bersandar pada pohon yang letaknya tak jauh dari Sakura. Manik ambernya menatap ketiga orang, mungkin lebih tepatnya kedua orang dan seekor 'kucing' bersayap.
"Tidak mungkin ada orang yang punya kekuatan sihir seperti Clow," bantah Yue saat mendengar penuturan Sakura bahwa ia merasakan keberadaan Clow Reed.
"Kita memang belum bias memastikan siapa orangnya, tapi Sakura, tetaplah berhati-hati." Kero mengingatkan. "Ah, aku harus kembali memainkan game-ku yang tertunda." Kero langsung terbang ke rumah meninggalkan Sakura dan Yue.
"Dasar Kero-chan." Sakura menatap Yue. "Yue-san, tidak kembali?"
"Ayo pulang, aku antar sampai rumah. Toya tak akan memaafkanku jika kau kenapa-napa."
"Yue-san dan Yukito-san ternyata tak berbeda jauh ya. Aku tinggal di sini sebentar saja."
"Aku yang akan mengantarkannya pulang, Yue-san." Syaoran berjalan menghampiri keduanya.
"Baiklah kalau seperti itu. Hati-hati." Yue pun meninggalkan Sakura dan Syaoran.
Baik Sakura dan Syaoran, sama-sama terdiam selama beberapa menit.
"Ano, Li-kun..."
"Nani?"
"Saat kejadian di elevator, aku senang saat mendengarmu memanggil namaku saja. Aku merasa, kita sudah seperti teman dekat yang sesungguhnya."
"Eto.."
"Bolehkah aku memanggil Li-kun dengan Syaoran-kun?"
"Eh?" Syaoran tak menyangka Sakura akan meminta hal tersebut.
"Apa kamu keberatan?" tanya Sakura saat melihat respon Syaoran.
"Panggilah sesukamu." Syaoran mengiyakan secara tak langsung. Namun dalam hati, ia merasa senang.
"Mm, Syaoran-kun." Sakura tersenyum.
Mendengar nama kecilnya disebut oleh gadis di hadapannya, membuat jantung Syaoran berdegup lebih kencang.
"Pulang sekarang?"
"Sebentar lagi, tak apa?"
Syaoran pun akhirnya ikut duduk di ayunan sebelah Sakura, menikmati hembusan angin malam. Ia merasa damai saat melihat gadis itu tersenyum dan tertawa seperti biasanya. Sebentar lagi, ia hanya perlu meminta ibunya untuk memberinya waktu sedikit lebih lama sebelum pulang kembali ke Hongkong.
★★★
"Bertahanlah sebentar lagi, Sakura-san. Sampai saat itu tiba, aku ingin kau menghiburku terlebih dahulu. Aku yakin kau bisa melakukannya." Pemuda berkacamata tersenyum penuh arti melihat Sakura yang tengah menikmati suasana malam bersama Syaoran. Di samping kanan kirinya, terlihat siluet sosok binatang dan sosok yang menyerupai Yue.
"Kau sepertinya yakin sekali Sakura bisa melakukannya," kata sosok yang menyerupai Yue.
"Karena dia punya mantra yang tak bisa dikalahkan. Kalian–Ruby Moon dan Spinel Sun bahkan juga tak akan sanggup mengalahkan Kerberos dan Yue. Hanya saja, saat ini Sakura-san belum menyadarinya."
To Be Continued....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top