Sakura no Isshūkan #8
Satu Minggu Bunga Sakura
__________________________
Momen Sakura
__________________________________________
Tokyo, 12 Juni
6.10
Matahari sudah menyinari sebagian besar kota Tokyo. Dan keluarga Haruno sangat perlu membiarkan udara pagi masuk lewat pintu dan jendela-jendela rumah mereka.
Kriiiet...
Pintu berbahan dasar kayu itu terbuka keluar. Wajah seorang wanita paru baya pun tampak segar di pagi hari. Wanita itu, siapa lagi kalau bukan ibu Sakura.
"Wah, sudah terlalu terang rupanya."
Ibu Sakura berbalik hendak masuk lagi, namun kakinya terhenti. Dia melihat seorang pria berjas hitam tertidur bersandar pada dinding rumahnya. Wajahnya menunduk sehingga tak dikenali.
Tidak salah lagi! Dia pasti... pasti!!
"PENCURIII!!! ADA PENCURI DI RUMAHKU! TOLONG! ADA PENCURI! TOLOOONG!!!" Ibu Sakura langsung berteriak tanpa pikir panjang. Para tetangga segera berdatangan menerumuni rumah Sakura. Pria yang tengah tidur tadi juga terlonjak kaget dan langsung berdiri.
"Mana pencurinya? Mana? Mana?" Kata pria itu yang ternyata adalah...
"Sasuke-kun!?" Ibu Sakura kaget melihat pria yang ia anggap pencuri adalah orang yang berharga buat putrinya.
"Ada apa ini?" Tanya salah seorang tetangga yang mendekat.
"Ah, tidak ada apa-apa. Aku hanya terkejut melihat calon menantuku sudah datang sepagi ini." Balas Ibu Sakura setengah tertawa, mencoba meluruskan.
"Ya sudah kalau begitu. Lain kali lihat dulu orangnya baru barteriak, ya." Para tetangga pun akhirnya kembali ke kegiatan masing-masing.
"Nah, Sasuke-kun, apa yang kau lakukan sepagi ini?" Tanya ibu Sakura.
"Aku ingin bertemu dengan Sakura, Bibi. Sebenarnya aku berencana untuk menemuinya tadi malam. Tapi aku tidak bisa datang karena ada urusan pekerjaan." Jelas Sasuke dengan wajah khawatir. "Karena itu, aku ingin minta maaf pada Sakura."
Ibu Sakura menutup mulutnya yang menganga karena terkejut. Ia tidak menyangka Sasuke akan melakukan hal seperti ini. Menunggu pagi di depan rumah demi menyampaikan permintaan maafnya pada Sakura.
"K-kalau begitu, silakan masuk. Sakura masih tidur, bisa tolong kau bangunkan? Aku akan membuat sarapan dulu." kata ibu Sakura.
"Baik." tanpa basa-basi Sasuke langsung naik ke lantai dua, tempat kamar Sakura berada.
Tak butuh waktu lama bagi Sasuke untuk menemukan kamar Sakura. Pasalnya, saat masih kecil Sasuke sering main ke kamar Sakura. Entah itu lewat pintu depan, atau dari atap, juga Sasuke sering lewat dan curi-curi pandang ke arah kamar ini lewat jendela. Barangkali bisa ia temukan pujaan hatinya tengah berdandan, lalu menggodanya dengan menebak apa saja yang dia lakukan selama di depan kaca.
Mengingat semua itu membuat Sasuke terkekeh pelan di depan pintu kamar Sakura. Tangan kanan Sasuke memutar kenop pintu, membukanya perlahan. Mata Sasuke disuguhkan pemandangan indah di pagi hari. Wajah bersemu merah muda dengan mata tertutup, bibir tersenyum tipis, menampilkan wajah teduh yang luar biasa. Yukatanya masih melekat dengan indah. Ditambah dengan hujan kelopak bunga sakura yang melanda kamar milik gadis berambut softpink ini.
Sasuke terpana. Dia sempat mematung di ambang pintu. Namun rasa bersalah menyadarkannya. Wajah itu tidak bahagia secara nyata. Itu salahnya. Sasuke sadar dialah yang membuat Sakura memakai yukata saat tidur.
Kaki jenjang Sasuke melangkah perlahan. Menimbulkan bunyi khas yang begitu pelan. Sakura melenguh sebentar. Sasuke merendahkan tubuhnya hingga sejajar dengan ranjang Sakura. Dia mengelus pipi Sakura dengan lembut, menyibak rambutnya dan berbisik.
"Suki."
~~~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top