Sakura no Isshūkan #1

Satu Minggu Bunga Sakura
__________________________

Janji Ginga Sakura

__________________________________________

"Wah kembang apinya bagus!"

"Ada banyak warna!"

"Festivalnya ramai sekali."

Banyak orang berlalu lalang di kota Tokyo. Haru no Matsuri. Festival musim semi. Hilir mudik para gadis yang memakai yukata membuat bumi tak kalah warna-warni dengan langit.

Penyambutan musim semi sekaligus berbunganya pohon sakura, tak pernah sepi di kota Tokyo. Seorang gadis kecil dengan helaian softpink panjangnya tengah duduk di atap rumah. Dengan balutan yukata yang senada dengan warna rambutnya, Sakura, nama gadis itu, duduk termenung menatap kembang api sendirian.

Pita yang memperindah rambutnya berkibas di terpa angin. Matanya beralih ke arah kerumunan orang di bawah. Sakura sangat ingin turun dan bersenang-senang dengan orang lain. Tapi dia tidak bisa.

"Sakura! Jangan lama-lama di atap!" Teriak ibu Sakura dari dalam rumah.

"Iya, Bu. Sebentar lagi." Sakura kecil membalasnya dengan sedikit berteriak. Dia kembali melihat kembang api yang tak pernah padam ditelan malam. Berharap melihat Ginga dengan teman-teman, Sakura hanya bisa sendirian.

Tiba-tiba saja, suara alas kaki yang berbenturan dengan atap tertangkap oleh telinga Sakura. Seorang pemuda yang seumuran dengannya mendekat pelan. Rambut raven yang rapi dengan kemeja gelap dan celana jeans, Sasuke segera duduk di sebelah Sakura.

"Sasuke-kun, kenapa kau ke sini?" Tanya Sakura pelan.

"Kau tak perlu tahu. Aku hanya tidak melihatmu bersama Naruto dan yang lainnya." Sasuke menatap kembang api yang mekar di udara. Dia bahkan tak melihat ke arah Sakura saat membalas pertanyannya.

"Hihi,kau khawatir padaku ya?" Sakura tertawa geli. Sasuke hanya menatap Sakura sebentar, dan kembali melihat ke arah langit. Hanya ada suara ledakan kembang api dan orang-orang yang bertegur sapa di bawah yanga terdengar. Sakura dan Sasuke diam cukup lama.

"Sakura." Panggil Sasuke lirih.

"Ada apa Sasuke-kun?" Suara lembut Sakura kembali terdengar.

"Kau... ingin melihat Ginga?" Tanya Sasuke.

"Iya. Aku sangat ingin melihatnya."

"Kalau begitu, ayo kita lihat sama-sama." Suara Sasuke terdengar putus asa. Tidak seperti biasanya, ekspresi Sasuke sedikit panik. Posisi tubuhnya juga berubah sedikit condong ke Sakura. Saat itu, puluhan kembang api meletup. Suara-suara nyaring dari bawah, hembusan angin, dan gesekan daun serta ranting. Sakura membisu sejenak.

Sakura tersenyum, "Tentu saja. Ayo kita melihatnya sama-sa..."

"Tidak sekarang."

"Eh?"

"Tidak tahun ini." Sasuke menunduk mengatakannya. Masih menunduk, Sasuke kembali duduk di posisinya semula. Kedua kakinya ditekuk dan dipeluk oleh tangannya. Melihat tingkah Sasuke yang aneh, Sakura tersenyum pahit. Dia tahu Sasuke akan segera pergi.

"Sasuke-kun. Bukankah, dari sana kau juga bisa melihat Ginga?"

"Jangan samakan Tokyo dan Hokkaido. Apa lagi, kalau hanya sendiri, pasti akan sangat membosankan." Keluh Sasuke pelan.

"Tapi, Sasuke-kun," Sakura bangun dari duduknya, dan jongkok di depan Sasuke dengan jarak yang dekat. Kedua tangannya melingkar di leher Sasuke, mengaitkan sesuatu di tengkuknya. "kau takkan kesepian."

Sakura mundur dan berdiri di depan Sasuke. Sasuke meraba lehernya, menemukan sebuah kalung imitasi. Bandulnya, bunga sakura berwarna merah muda.

"Ini tidak cocok untukku." Sasuke bangun sambil terkekeh. Dia melihat Sakura yang wajahnya semakin manis dengan pancaran cahaya dari kembang api.

Perlahan, namun pasti. Tangan kiri Sasuke meraih rambut Sakura. Kemudian, tangan Sasuke menyentuh lembut pipi kanan Sakura.

"Suatu hari nanti, ayo kita lihat Ginga bersama. Dengan kembang api, dan bunga sakura yang menjadi saksi kita."

~~~

OK, ini adalah fanfiction Naruto, eh SasuSaku kedua author. Jangan lupa tinggalkan jejak 😂😂

Selamat menunggu kelanjutan ceritanya....

Oh, iya, ini hanya prolog.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top