° Four °

"Yumeno?" Sapaan bingung terdengar jelas di indera pendengaran Gentaro.

Si pemilik nama hanya tersenyum simpul dan menatap gadis di sebelahnya itu. "Ya? Ada apa (Name)-san?"

"--kenapa kau mengajakku ke tempat ini?"

Di sinilah mereka berdua sekarang. Di sebuah taman di wilayah Shibuya, hanya taman yang terbilang sepi dengan banyak pohon sakura di sekitarnya. Kebetulan sekali, pohon sakura sedang mekar-mekarnya saat ini.

"Tentu saja kencan, (Name)-san." Nada suara Gentaro dia buat-buat semenggoda mungkin, alhasil dia berhasil menciptakan semburat tipis di wajah sang editor.

"Eh?" (Name) menatap Gentaro bingung. Dirinya spontan mengerutkan alisnya. "Kencan? Ta-tapi--"

"Uso desu yo." Perkataan (Name) dipotong dengan kalimat favorit Gentaro. "Kau menganggap itu dengan serius, editor-sama?

Perempatan siku imajiner muncul di kepala (Name). Candaan Gentaro sungguh tidak lucu. Bahkan, (Name) kesal karenanya. "Demi kami-sama, jika aku bukan editormu, kakiku pasti akan mendarat mulus di wajah menyebalkanmu, Yumeno."

"Hei hei, (Name)-san. Aku hanya bercanda saja." Gentaro tertawa tanpa dosa sambil menopang dagunya. "Tak perlu semarah itu padaku, ya?"

"Hah? Kau pikir aku--"

"Nee, (Name)-chan! Karena kau gadis baik, kau akan memaafkanku, oke? Nee? Nee?" Gentaro memasang ekspresi terimutnya serta suara yang tak kalah imut. Kira-kira, suaranya dia buat menyerupai suara Ramuda.

"--ugh ... Baiklah." (Name) akhirnya mengalah. Dirinya lelah berdebat dengan novelis satu itu. "Jadi, sebenarnya untuk apa kau mengajakku ke mari?"

"Riset penelitian untuk bahan novelku," jawab Gentaro seadanya. "Di novelku, aku membuat tokoh utama mengajak seorang gadis ke tempat melihat sakura."

"Lalu untuk pendalaman karakternya, kau mengajakku ke sini?"

"Tepat sekali, (Name)-san." Gentaro menjentikkan jarinya sembari mengedipkan sebelah matanya. "Anggap saja sekalian refreshing untukmu juga, (Name)-san. Menjadi editor itu ... pasti sangat lelah, kan?"

"Oh, ada benarnya juga ya."

(Name) mengangguk setuju dan memandang kumpulan pohon sakura yang ada di hadapannya ini. Satu persatu kelopak bunga sakura itu jatuh perlahan. Gentaro memandang editornya itu sembari tersenyum samar, atensinya kembali teralihkan ke pohon sakura itu.

"Melihat sakura ini, aku jadi teringat pada si bunga sakura itu," kata Gentaro singkat, membuka pembicaraan kembali. "Kira-kira, apa yang dilakukannya sekarang, ya?"

"Dia sedang melihat bunga sakura bersama orang yang disukainya," kata (Name). Tanpa sengaja, dia mengutarakan isi hatinya itu.

Gentaro menatap (Name). "Hah?"

"--bukan apa-apa. Hanya 'uso desu yo', kok." (Name) yang panik mencuri kata kesukaan Gentaro. Dia segera memalingkan wajahnya ke arah lain.

Gentaro kemudian menatap dalam-dalam editornya itu sembari tersenyum penuh makna.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top