一。
Todoroki mengerang malas mendengar alarmnya berbunyi dengan nyaring, membuat ia terbangun dari mimpi indahnya. Dia melirik malas weker di atas nakas.
8.10
Meski enggan banyak yang harus dia lakukan hari ini, entah sudah berapa lama kakinya dibalut selimut lembut dan mendekam di dalam ruangan kecil ini.
Matahari yang bersinar memasuki ruangan melalui kaca memancingnya untuk menoleh ke belakang. Pohon sakura sudah mulai menumbuhkan bunganya, kira-kira sudah berapa lama dia bertahan. Burung-burung bercicit dan berterbangan menghiasi angkasa. Langit kini tampak lebih berwarna, lebih hidup. Berbanding terbalik dengan keadaannya saat ini.
Matanya kini beralih pada meja putih di dekat pintu, terdapat sepiring sandwich. Dia mendengus, mengerti alasan terbukanya tirai di belakang. Sudah jelas kakaknya yang melakukan ini semua.
Secarik kertas putih yang terlipat tampak menyita atensinya sesaat, Todoroki menggeleng, mengusir pemikiran yang sempat terlintas di benaknya lalu berjalan menuju lemari pakaian, mengeluarkan satu kaos hitam polos serta celana training berlogo nikel.
Selesai berganti pakaian, ia duduk di depan meja dan mulai menikmati sarapannya. Terasa sangat berbeda dengan makanan sehari-harinya, dia bahkan lupa kapan terakhir kali sempat untuk makan.
Mengingatnya langsung mengurangi nafsu makan, dengan malas dia meletakkan kembali seperempat potongan sandwich yang hampir lolos ke dalam mulut dan dicerna tubuhnya.
Kepalanya ia sandarkan diatas kursi sementara kedua matanya terpejam.
Apa yang harus dia lakukan kini?
Suara pintu yang bergeser membuatnya langsung duduk dengan tegak, sontak menoleh pada sosok gadis diambang pintu.
"Memangnya apa yang kau harapkan?"
Todoroki terkekeh, menggeleng pelan. "Entahlah. Menurutmu?"
Gadis itu meraih potongan sandwich yang masih utuh di atas meja, mengunyahnya perlahan, "kau ingin pergi keluar mencari udara segar?"
Todoroki mengangguk antusias, inilah sesuatu yang ia butuhkan sejak bangun. Dan dengan alasan itu pulalah dia memakain celana training, "ayo." Gadis itu meraih tangan Todoroki dan menariknya keluar.
"Uah, udaranya sejuk sekali," ujar [your name], membuat Todoroki tersenyum kecil. Dia mengusap rambutnya lembut, "lain kali kau temani aku."
Gadis itu tertawa kecil, tidak menjawab apa pun.
"Todoroki!" Dari jauh tampak Midoriya berlari menghampiri, "kau sendirian?"
Todoroki mengerutkan kening, memutar pandangannya, lalu berucap pelan, "kau sendiri."
Midoriya menggeleng, "tadi aku bersama uraraka-chan." Dia tersenyum girang, bibirnya membentuk kurva yang sangat lebar. "Akhirnya ya," kekehnya, sukses membuat lawan bicaranya kehilangan jejak. Tidak mengerti maksud dari perkataannya.
"Sampai nanti! kalau begitu! Aku ingin kembali pada Uraka agar dia tidak bingung." Tanpa aba-aba dia berlari pergi meninggalkan Todoroki seorang diri.
"Aku membawakanmu minum."
[your name] mendapat jitakan kesal dari Todoroki, membuatnya mengaduh perlahan. "Jangan sembarangan menghilang."
"Ya sudah aku buang minuman ini." Todoroki tertawa kecil, "kau sudah membelinya untukku, jangan dibuang."
[your name] menyengir, "habisnya, kau bukannya mengucapkan terima kasih malah menasehati."
Todoroki mengangakat bahunya, lalu menegak kaleng yang kau berikan beberapa saat lalu. "Hm, asal jangan pergi."
Lagi, gadis itu tertawa. "Tidak. Kecuali ada tempat yang lebih indah."
Todoroki merotasikan matanya malas, "terserah."
Asal kau tidak pergi jauh dan aku bisa berada denganmu.
Baginya gadis itu mampu memberi goretan warna-warni diatas kanvas kosong miliknya, bahkan tanpa segan memberi goretan sketsa.
。.:*TO ᗷE ᑕOᑎTIᑎᑌEᗪ 。.:*♡
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top