四。
❝Aku ingin menjadi musim semi dan sakura untukmu.
Karena kita adalah makhluk yang fana.
Akan ada saatnya semua ini berlalu,
tapi aku ingin selalu dikenang oleh mereka
menjadi pengingat akan suatu keindahan,
bukan kesedihan atau penderitaan.
Jadi, jika saatnya tiba, tersenyumlah Shoto.
Karena, senyumlah yang paling indah saat mekar.❞
Todoroki berlari sekuat tenaga begitu mendapat kabar dari rumah sakit bahwa kau telah siuman, ia membatalkan niatnya untuk kembali ke rumah dan membawakanmu boneka yang selalu kau bawa.
Ia menopang tubuhnya di dinding, berusaha mentralkan detak jantungnya sebelum masuk ke dalam.
Begitu pintu terbuka, ia mendapati kau yang memandangi taman di bawah melalui jendela. Menyadari kehadiran seseorang, kau menoleh dan tersenyum lebar. "Shoto, ka-"
Kau membola begitu menyadari Todoroki yang memeluk tubuhmu dengan erat. "Kau tahu seberapa khawatirnya diriku melihatmu terbaring." Pelukannya semakin erat, membuatmu tersenyum lembut, mengusap pelan punggungnya.
Dapat kau rasakan tetesan air mata Todoroki di pakaian yang kau kenakan, dia terisak pelan, "kumohon tetaplah bertahan melawan penyakitmu."
"Todo-kun," panggilan lama yang kau berikan padanya membuat dia mengendurkan pelukannya, menatap manikmu dengan penasaran, "setiap orang yang diciptakan akan datang dan pergi silih berganti. Bahkan bunga sakura yang tumbuh pada akhirnya akan kembali gugur."
Kau mengusap pelan air mata yang masih menuruni lekukan wajah Todoroki, "dan akan kembali lagi untuk tumbuh di musim semi," kini kau menggengam tangannya, "itulah yang disebut kehidupan."
Todoroki mengalihkan pandangannya, "mau berkeliling di taman?"
[ ]
"Uwah, disini ternyata cukup ramai." Kau berdecak kagum melihat banyaknya orang yang tertawa sekalipun mengenakan baju rumah sakit. Ikut merasakan semangat mereka.
Todoroki menghela napas melihat tingkahmu, ia jadi ragu dengan sosok yang berada di kamar tadi. Benarkah mereka orang yang sama? Atau itu hanyalah bayangan yang ia ciptakan sendiri.
"Shoto, bolehkah kau mendorongku ke tempat itu?" Kau menunjuk sebuah kolam yang terletak di tepi taman. Tempat yang lebih sepi, jauh dari keramaian.
"Tentu." Dia mendorongmu perlahan ke sana.
Todoroki lalu mendudukkan dirinya di atas batu-batu di pinggir kolam, membiarkan kakinya sedikit menggantung di udara. Dia memperhatikanmu yang mengamati ikan-ikan koi, sesekali tersenyum gemas.
"Ah, ya, aku memiliki hadiah untukmu," ucapanmu membuat lamunannya buyar, mengangkat kedua alisnya, bertanya secara non-verbal.
Kau mengeluarkan sebuah surat dari sakumu, "kau bukalah nanti saat aku sedang tidak ada."
Shoto dengan ragu menerimanya, kemudian mengangguk. Berhasil membuatmu menarik kedua sudut bibir, membentuk sebuah kurva.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top