4

"Oh iya, nii-san, ada ujian masuk untukmu lho. Kau mau apa setelah SMA nanti?" tanya Yu pada sang kakak.

DEG!

Begitu ya! Itu dia!! Pikir Shunsuke dalam hati.

"Yu! Idemu luar biasa!!!" seru Shunsuke. Ia dengan cepat memeluk adiknya yang sangat kebingungan dengan tingkahnya.

"T-tapi a-aku tidak mengatakan apa-apa, kan?"

***

Sore itu, Shunsuke bertemu dengan Kumagami.
"Aku akan kembali ke masa lalu sekali lagi, Pooh," ucap Shunsuke sambil membenarkan kacamatanya.


"Kenapa?" tanya Kumagami keheranan.
"Aku gagal melindungi semuanya," Shun menjawab dengan tegas dan penuh kekecewaan.

"T-tapi kalau kau lakukan itu, kau akan-"

"Aku tahu. Jika aku melakukannya lagi, aku pasti akan buta. Jadi, ini adalah kesempatan terakhirku," mata Shun menelusuri langit sore yang indah untuk terakhir kalinya.

"Hey, apa yang merasuki mu, baka? Kalau kau pergi, sama seperti katamu dulu, belum tentu pertemuanmu dengan (l/n)-san terjadi. Bisa saja kalian sama sekali tidak pernah bertemu karena time-line yang berubah."

Shunsuke tidak menjawab. Ia hanya terdiam seribu bahasa karenanya. Tak sekalipun ia tahu harus merespon seperti apa.

SRAKK.

Terdengar suara dari arah jam 6. Shunsuke dan Kumagami secara respon menoleh. Dilihatnya seorang gadis berambut (h/c) yang diterpa oleh angin.

Matanya tampak menunjukkan rasa kekecewaan. Ia mundur perlahan dan berlari menjaui tempat itu.

Shunsuke menghela napas. Ia membenamkan wajah diantara kedua tangannya dan terdiam.

"Kau tidak mengejarnya? Sepertinya ia mendengar pembicaraan kita," tanya Kumagami. Shunsuke tidak menjawab apapun.

"Dengar, aku tidak peduli dengan apa yang terjadi pada kalian berdua. Apakah ini tentang perasaan bodoh dan penolakan atau apapun. Tapi sikap kalian telah membuatmu lemah, Shun," jelas Kumagami, "Langsung saja pada intinya. Dengan kesempatan time-leap terakhir ini, apa rencanamu?"

Shunsuke mendongak dan berdiri.
"Tidak ada yang terjadi diantara kami," ia memberi jeda, "setelah kembali ke masa lalu, aku ingin membuat sekolah. Aku pernah bilang kan? Kemampuan ini akan menghilang setelah masa pubertas terlewati. Jadi kita hanya perlu membangun sekolah yang bisa melindungi mereka yang memiliki kemampuan dalam durasi itu."

"Begitu ya. Tapi ini benar-benar kesempatan terakhirmu, kau akan kehilangan pandanganmu. Selain itu, kau belum tentu akan bertemu dengan (l/n)-san lagi."

"Ya, aku harus tetap melakukannya. Aku yakin pasti ada jalan. Dan untuk (l/n)-san? Entahlah. Kehilangan diapun aku rasa tidak apa. Lagipula, kami juga tidak memiliki hubungan apapun," Shunsuke tersenyum manis.

Kumagami hanya bisa menggeleng.
"Kau ini, tidak berubah sedikitpun ya? Kau yakin kamu bakal gak apa-apa setelah ini?"

Shunsuke mengangguk pelan.
Keheningan sesaat merasuki mereka. Kumagami menatap sahabatnya lekat-lekat, dan bertanya.
"Kapan kau akan melakukan time-leap?"

Shunsuke menghembuskan napas lega. Dengan tenang ia menjawab, "Nanti, tengah malam"

***

Sunyi.
Shunsuke berdiri di bawah pohon sakura, tempat pertama kali ia bertemu (l/n)-chan.
Sama seperti yang telah ia perkirakan, gadis itu muncul diantara kegelapan.

Dengan alibi membawa teleskop untuk melihat bintang, si gadis itu memberikan tatapan terkejut palsu pada wajahnya.
"Shun?" panggilnya dengan membuat nada keheranan.

"Aku akan kembali ke masa lalu," kata Shunsuke singkat tanpa menatap wajah (l/n). Mencoba terdengar normal, (l/n) sedikit mengecilkan suaranya yang serak.

"Ya, aku tahu, Shun" katanya, "Aku tahu."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top