Sakura Message

Pesan Sakura yang aku rindukan.

Dari seseorang yang berharga dan indah seperti bunga Sakura di musim Semi.

Aku merindukannya. Sangat. Sangat merindukannya.

Isi surat yang selalu sama membuat hati ku merasa hangat.

Sakura Message

Oneshoot
Pair: Osaka SougoxReader

By: Anggun_P1004

Angin musim semi bertiup melewati Surai perak tersebut, manik ungu seperti lavender dan berkilau seperti permata Amethyst itu tengah menatap satu pohon Sakura di dekatnya.

Melihat Sakura selalu membawa kilatan memori samar yang sampai saat ini masih berdiam di kepalanya.

"Sou-chan. Kau kenapa?"

Pemuda bersurai biru langit menepuk pundaknya pelan dan mengalihkan atensinya dari pohon sakura tersebut. Ia tersenyum tipis ke sang partner yang tengah menatap dirinya khawatir.

"Aku tidak apa Tamaki-kun"

"Apa ada yang salah dengan pohon Sakura itu? Sou-chan sejak tadi menatap pohon itu"

Ternyata perbuatannya di sadari oleh si partner lantasia tersenyum. Bukan pohon itu yang salah melainkan setiap ia melihat Sakura selalu saja ada seseorang yang berbicara kepadanya. Bukan. Bukan hantu tapi seseorang asli yang sampai saat ini ia tidak tahu siapa dan orang itu selalu muncul dalam mimpi dan ingatannya akhir-akhir ini.

"Sougo-kun!!"

Dan panggilan itu muncul lagi di kepala. Suara seorang gadis.

Ia tahu siapa gadis itu.

"Sou-chan. Kau melamun lagi"

"Ah. Maaf Tamaki-kun"

"Ayo kita pergi. Bus nya sudah datang"

Benar. Mereka tengah berada di halte bus dan akan kembali pulang ke dorm, langit sudah menunjukkan warna biru malam dengan gradasi oranye tanda matahari belum sepenuhnya menghilang dari kaki langit.

Pekerjaan keduanya hari ini sudah selesai, waktunya pulang dan beristirahat di dorm dengan tenang dan tak lupa bercengkrama dengan para anggota yang lain.

Selama perjalanan pulang Sougo terus diam, tidak berbicara atau pun membalas pertanyaan Tamaki.

Tamaki yang duduk tepat di sebelah Sougo menatap heran sang partner yang sejak tadi terdiam dan bertingkah aneh. Selalu melamun sepanjang pekerjaan mereka dan tidak fokus.

Tamaki berpikir apa yang terjadi dengan Sougo. Biasanya pemuda itu akan cerewet setiap saat, memarahi dan menceramahinya jika ia berbuat salah atau bertingkah keras kepala.

Tamaki mulai membuka ponsel. Sekarang tanggal 25 Mei, jika di pikir-pikir ulang tahun Sougo 3 hari lagi

Apa Sougo merindukan keluarga nya? Karena itu ia bertingkah aneh.

Apa ia rindu merayakan ulang tahunnya bersama dengan keluarga?

'apa aku buatkan saja Hadiah untuk Sou-chan? Ah! Aku akan bicarakan dengan yang lain nanti. Mereka pasti akan setuju'

"Nee... Sougo-kun.."

Ah. Lagi-lagi suara itu. Apa ia tidak bisa menghilangkannya dari kepala untuk beberapa saat saja? Setidaknya agar membuat ia fokus untuk saat ini.

Dia harus tampil dalam sebuah acara bersama sang partner hari ini, setidaknya biarkan lah ia menghafalkan naskah nya sebentar saja.

"Sougo-kun"

"Eh! Ba-Banri-san!"

"Kau baik-baik saja?"

Surai biru dongker panjang memanggilnya membuat Sougo sangat terkejut.

"Aku baik!"

"Begitu ya. Oh ya"

Tangan panjang merogoh saku jas yang ia kenakan lalu keluar lah sebuah amplop putih yang Sougo yakini itu adalah sebuah surat penting.

"Takanashi-san menitipkan ini. Dia bilang jika ini dari penggemar mu"

Sougo menerimanya dengan senang hati.

Banri tersenyum lalu pergi dari sana, Sougo yang sudah tidak melihat Banri pun mulai membuka dan membaca surat tersebut.

Saat membukanya ia di kejutkan dengan warna kertas surat yang berwarna lavender namun memiliki aroma seperti bunga Sakura di musim semi.

Ia merindukan wangi tersebut. Wangi surat yang khas dari seseorang yang ia rindukan.

Ohayou, Konnichiwa, Konbanwaa to Oyasumi.

Apa kau baik-baik saja, Sougo-kun?

Sudah lama kita tidak bertemu bukan, sejak paman mu tiada kita sudah tidak pernah bertemu tapi aku selalu mengirimi mu surat tapi setelah aku pindah aku tidak pernah mengirim surat lagi ya? Gomenne~

Aku dengar-dengar kau sudah menjadi idol terkenal sekarang. Kau bahkan berhenti kuliah hanya demi menjadi idol. Kalau begitu, ku ucapkan selamat! Akhirnya kau bisa memenuhi impian mu.

Dan sama seperti terakhir kali. Aku akan mengucapkan hal yang sama.

Nee... Sougo-kun...

Selamat Ulang tahun.

Aku tahu saat kau membaca ini bukan di hari ulang tahunmu. Tapi bukankah aku selalu seperti itu, hehe~

Jaa.

Sampai jumpa.

Sougo tersenyum lembut kala membacanya, manik lavender menatap sendu tulisan tangan yang menurutnya tidak berubah sejak dulu.

Jika di pikir-pikir lusa adalah hari ulangtahun nya, hari dimana ia lahir ke dunia dan mulai menghadapi hidup.

Jujur saja. Dia merindukan keluarganya, rindu memeluk ibunya, ia juga rindu melihat tingkah sedikit keras kepala sang ayah yang selalu menentangnya melakukan sesuatu.

Ia menaruh surat itu didalam tas lalu pergi keluar, tetiba ia merasa haus dan ingin membeli minum, sekaligus mencari partnernya yang pergi entah kemana. 

Tanpa Sougo ketahui, ada seseorang yang masuk ke ruang gantinya. Mengambil surat yang ia baca tadi lalu pergi dari sana.

Matahari telah terbit dari ufuk timur, kabut-kabut di pagi hari mulai menguap menjadi embun yang menyegarkan pagi. Sinaran kuning masuk melalui celah-celah jendela yang tertutup hordeng ungu.

Surai silver dan manik serupa permata Amethyst terlihat tengah membereskan kasurnya yang terlihat berantakan.

Hari ini suasana hatinya sedang bagus dan baik, seperti biasa memang. Tapi hari ini adalah hari yang spesial, sangat spesial menurutnya.

Setelah merapikan kamar dan kasur ia pergi ke pantry. Suasana dorm pagi ini terlihat sepi, sangat sepi. Pergi kemana teman-temannya? Apa mereka bekerja? Tapi jam masih menunjukkan jam 7 pagi, biasanya mereka pergi bekerja saat jam 8 atau 9 itu pun kalau ada pekerjaan pagi. 

Saat membuka pintu bercat biru tersebut yang ia dapatkan hanyalah sebuah ruangan besar yang sepi tak berpenghuni, ruangan yang setiap pagi selalu ramai hari ini sangatlah sepi.

Ia memperhatikan seluruh ruangan sampai akhirnya ia menemukan sebuah kertas di atas meja makan, itu adalah sebuah note yang di tinggalkan oleh Mitsuki. Di kertas kecil itu Mitsuki mengatakan jika dirinya dan yang lain sudah pergi sejak pagi karena ada urusan.

Sougo memaklumi hal itu, mungkin saja mereka ada urusan penting masing-masing kan.

"Eh? Kalau begitu Tamaki-kun juga ikut pergi? Sepertinya aku benar-benar sendirian di dorm hari ini.. pas sekali hari ini aku libur"

Sougo menghela nafas panjang. Sekarang apa yang harus ia lakukan sendiri di dorm ini?

Bersih-bersih? Ia sudah melakukan itu beberapa hari yang lalu dan menurutnya keadaan dorm masih bersih dan tidak berantakan, kecuali kamar Tamaki yang memang selalu berantakan.

Ting!

Bunyi pesan masuk yang berasal dari ponsel mengangetkan dirinya, ia langsung mengambil ponsel yang terletak di saku celana sejak tadi.

Layar kaca ponsel tersebut menunjukkan adanya pesan dari Riku.

Riku-kun

Sougo-san.
Bisa kau ke kafe ini nanti?
Akan ada pertemuan dengan seseorang disana.
Yamato-san meminta ku untuk menyampaikannya padamu.

Ternyata Riku memintanya untuk pergi ke satu kafe yang dekat dengan dorm Idolish7, dengan cepat Sougo membalasnya dan mengatakan akan segera pergi ke tempat yang maksud.

Pesan pun sudah terkirim dan Riku telah membacanya, Sougo langsung mematikan ponsel dan berjalan ke arah kulkas untuk mencari bahan makanan apa yang bisa ia masak.

Di kulkas ia menemukan pancake berbentuk beruang, sepertinya punya Iori tapi tidak di makan olehnya. Sougo mengambil sepiring pancake itu lalu memutuskan untuk memanaskannya di microwave. Setelah selesai menghangatkan pancake itu, Sougo pun berjalan ke meja makan dan makan disana.

Tidak lama, piring berisikan Pancake itu sudah habis dan hanya tersisa remah-remahnya saja. Sougo berjalan ke arah tempat cuci piring dan mencuci piring tersebut. Setelah ini ia memutuskan untuk mandi dan pergi ke kafe yang di maksudkan Riku.

Sougo masuk ke kamarnya, rencana ia ingin mengambil handuk dan pakaian tapi ia teringat akan surat yang di kirimkan padanya tempo hari.

"Surat itu ada di tas ku bukan? Coba ku cek saja"

Ia mengambil tasnya lalu mencari surat tersebut namun--

"Tidak ada... Bukan kah aku taruh disini? Masa hilang?"

Ia melihat ke arah meja belajar tapi kosong, lalu ia mencari di dalam lemari namun tidak ada juga disana.

"Siapa yang ambil?..."

Sougo kehilangan surat itu, padahal itu surat yang berharga menurutnya. Ia seharusnya menyimpan Surat itu di tempat lain namun karena ia ceroboh sekarang surat itu hilang.

Suasana hatinya seketika langsung berubah, ia menjadi lesu akibat hilangnya Surat itu.

Suara langkah kaki dan kendaraan terdengar di seluruh jalan ketika ia melangkahkan kaki di jalan setapak, langit tampak berwarna biru cerah dengan matahari yang bersinar.

Sekarang ia sedang dalam perjalanan ke kafe yang di maksudkan oleh Riku tadi, melihat langit yang cerah sedikit membuat suasana hatinya membaik.

Akhirnya kafe yang di maksud sudah terlihat, dia melangkahkan kaki dengan cepat agar cepat sampai di depan kafe itu namun--

"Tutup?"

Kafe tersebut terlihat sangat sepi bahkan terdapat papan yang menyatakan jika kafe tersebut tutup. Sougo mengernyitkan dahinya, apa ia salah tempat. Tapi ini lah kafe yang di sebutkan Riku. 

"Apa aku hubungi Riku-kun saja"

Sougo mengeluarkan ponselnya, mencari kontak Riku disana lalu menghubungi nya.

"Moshi-moshi. Ada apa Sougo-san?"

"Ano Riku-kun. Kau menyuruhku untuk datang ke kafe xxx tadi tapi kenapa kafe nya tutup? Atau aku yang salah"

"Oh itu... Disana ada papan yang bertuliskan tutup kan? Coba Sougo-san lihat pojok kanan atas papan itu"

Sougo mengikuti perintah Riku, dia langsung menatap papan itu dan melihat ke arah pojok kanan atas.

"Tunggu disana? Maksudnya apa Riku-kun?"

"Sougo-san diam saja disitu ok. Nanti akan ada seseorang yang datang. Oke sampai jumpa"

Tut~

Panggilan itu di putuskan secara sepihak oleh Riku. Sougo kembali memasukkan ponselnya ke saku jaket. Dia berdiri didepan kafe itu dan menunggu, kebetulan sekali ia berdiri memunggungi jalan jadi tubuh bagian depannya menatap ke arah kafe.

Jujur saja Sougo masih merasa sedikit galau tentang surat dari temannya yang menghilang itu. Ayolah itu Surat yang berharga, bagaimana bisa hilang? Ia ingin menunjukkan surat itu kepadanya saat mereka bertemu nanti. Ya~ jika saja mereka bisa bertemu.

Ah~ Sougo benar-benar merindukannya. Gadis itu selalu saja mengiriminya surat setiap saat tapi ia mulai berhenti mengirimi surat-surat tersebut saat dirinya berumur 18 tahun, di duga karena dia telah pergi keluar Jepang.

Dia adalah teman masa kecilnya, namun mereka berpisah saat sang paman tiada karena Keluarga gadis itu harus bekerja di luar kota lebih tepatnya di Okinawa tapi mereka masih sering berkirim surat tapi saat usia keduanya 18 tahun, si perempuan itu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri sehingga membuatnya harus pergi dari Jepang.

Tapi tempo hari gadis itu kembali mengiriminya surat yang sama, bukankah itu artinya dia berada di Jepang saat ini?

Memikirkan hal itu sudah membuat Sougo sangat senang.

"Sougo-kun.."

Apa ia terlalu merindukan gadis itu sampai-sampai ia dapat mendengar suaranya?

"Sougo-kun..."

Suara itu semakin jelas.

"SOUGO-KUN!!!"

"HUWAAA!!!"

Hampir saja dia terjatuh kebelakang akibat teriakan seseorang, dengan cepat Sougo menoleh kebelakang--

Manik mata Amethyst itu membelalak lebar kala melihat seorang gadis tengah tersenyum manis ke arahnya, gadis dengan rambut h/c dan manik mata e/c itu masih setia berdiri disana. Itu adalah gadis yang ia rindukan, teman masa kecilnya yang sudah lama tak ia lihat.

"..Y/n..."

"Apa kau terkejut?....Sougo-kun"

Hug~

"E-eh? Sougo-kun?..."

"Aitakatta Yo.. Y/n"

"Aree?..."

Sougo refleks memeluk tubuh Y/n yang lebih pendek darinya, membawa tubuh kecil itu kedalam pelukan hangat seorang Osaka Sougo. Y/n juga membalas nya, dia membenamkan wajahnya di pundak Sougo dan merasakan kehangatan dari pelukan tersebut.

Cekrek~

Sougo mendengar suara kamera langsung melepaskan pelukan tersebut dan membuat Y/n terkejut, ia takut jika para paparazi memotret mereka sedang berpelukan dan itu akan menjadi skandal besar.

"Aaaah~ Sougo imut sekali"

"Momo-san aku mau lihat!"

"Nanti ku kirim ke kalian semua. Lebih baik sekarang kita..."

Sougo menoleh ke kanan dan di sana terdapat rekan membernya bersama dengan grup idol lain, beberapa diantaranya ada yang menatap Sougo dengan wajah menggoda. Sisanya hanya menatapnya dengan senyum.

"Ku kira kalian hanya teman Y/n-chan?"

"Memang teman kok. Benar bukan Sougo-kun?"

"E-eh itu benar"

Sougo yang baru sadar dari lamunannya pun menjawab Yuki dengan ragu-ragu. Ia malu di perhatikan oleh banyak orang.

Sougo lalu teringat sesuatu, lantas dia menaroa Y/n.

"Y/n.. bagaimana bisa kau ada di Jepang? Bukan kah kau.. kuliah di luar negerinya?"

Mendengar itu Y/n tertawa pelan.

"Kuliah ku sudah selesai. Jadi aku memutuskan untuk kembali"

"Lalu... Bagaimana kau tahu aku sudah jadi idol?"

"He~ kau itu sudah jadi idol pasti terkenal. Saat aku datang ke Tokyo yang aku lihat di toko-toko adalah Idolish7, banyak sekali merch I7 yang toko-toko itu jual"

Sougo memukul kepalanya, tentu saja. Dia idol bukan, pasti terkenal. Gambar wajahnya pasti sering sekali di tampilkan di papan iklan dan lain-lain.

"Dan... Bagaimana kau kenal teman-teman ku?.."

"Oh itu dari surat"

Bukan Y/n lah yang menjawab itu melainkan Tamaki yang berdiri tak jauh darinya, Sougo langsung menoleh ke arah partnernya itu.

"Surat?"

Tamaki maju, tangannya merogoh kantung jaket yang ia kenakan.

"Surat ini"

Netra lavender Sougo melebar, surat yang di pegang Tamaki adalah surat yang dia cari sejak tadi pagi.

"Beberapa hari lalu aku melihat Sou-chan membaca surat ini dan senyum-senyum sendiri. Karena penasaran aku mengambil surat ini dan mencari (nickname)"

"Astaga Tamaki-kun.. kau tahu aku mencari surat itu sepagian ini"

Semua yang ada di sana terkekeh pelan kecuali Y/n yang merasa sedikit malu.

"Maaf Sou-chan"

"Ya sudah tidak usah di pikirkan. Lebih baik kita rayakan ulang tahun Sougo~"

Momo tiba-tiba saja merangkul pundak Sougo dan membawanya menuju kafe.

"Ta-tapi Momo-san... Kafe itu tutup--"

"Tutup? Tentu saja tidak. Kafe ini kami sewa demi merayakan ulangtahun mu, Osaka"

Penuturan Gaku membuat Sougo terkejut.

Jadi dia di bohongi tadi?

"Hehe~ maaf Sougo-san. Aku disuruh Tenn-nii tadi"

"Oi! Yang menyuruh mu kan Momo-san"

"Tapi kan aku sudah menolaknya dan Tenn-nii malah memaksa ku"

"Haah~ terserah"

Semua yang ada disana tertawa melihat pertengkaran kecil sang kembar. Sougo pun juga ikut tertawa, ia merasa bahwa hari ini adalah hari ulangtahun yang terbaik, dia dapat melihat sahabatnya kembali dan berkumpul bersama teman-temannya lalu bercanda bersama.

Manik Amethyst menatap Y/n lembut, memperhatikan gadis cantik itu yang tengah bersanda gurau bersama temannya.

'Akhirnya kau kembali.... Y/n'

"Kenapa kita ada disini Sougo-kun?"

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu"

Sougo menarik Y/n menjauh dari kafe tempat semua merayakan ulang tahunnya dan membawa gadis itu menuju taman terdekat lalu duduk di salah satu bangku taman.

"Ingin mengatakan apa?"

"Tentang surat yang kau kirim itu....aku ingin mengucapkan terimakasih.."

"Oh itu. Tidak masalah, aku selalu mengirimi mu surat seperti itu kan"

"Itu benar tapi.... Surat yang itu menurut ku berbeda.."

"Apa bedanya?"

Wajah Sougo sedikit memerah, jemari panjangnya menggaruk tengkuk yang tidak gatal sama sekali. Ia takut harus mengatakan itu.

"Karena itu darimu dan.... Memiliki bau seperti Sakura.."

"Eh benarkah?"

"Bukan hanya surat itu. Tapi seluruh surat mu memiliki bau Sakura.. dan aku suka bau itu"

"Are? Padahal surat itu tidak ku beri apapun.."

"Dan.. satu lagi...."

Y/n menolehkan kepalanya ke Sougo, melihat wajah pemuda itu yang semakin memerah membuat dirinya heran. Apa dia demam?

"Aku mau bilang...."

Jantung Sougo semakin berpacu cepat, dia mulai ragu-ragu dengan apa yang akan ia katakan.

Sougo mengambil tangan Y/n lalu menatapnya intens, membuat gadis itu semakin heran dengan tingkahnya.

".. Y/n.... Sebenarnya aku sudah lama ingin mengatakan ini.."

"Ya sudah katakan saja--"

"AKU SUKA Y/N!!"

Suasana seketika hening. Hanya ada suara angin berhembus bersamaan dengan terbangnya bunga sakura yang tertiup angin. Y/n terdiam dengan wajah terkejut, sementara Sougo masih menatapnya dengan intens.

"Y/n..."

"...ya...."

"Kau baik-baik saja?"

"Ya.."

"Apa kau juga mempunyai rasa yang sama denganku? Ma-maaf jika aku terlalu memaksa mu!!"

"Ya"

Sougo masih menatap wajah Y/n yang masih tampak terkejut.

"Aku juga suka.... Sougo-kun.."

"Benarkah?!"

Y/n menganggukkan kepalanya pelan dan hal itu membuat Sougo merasa senang dan bahagia, refleks ia memeluk Y/n lagi.

"Arigatou Y/n. Aishiteru"

"Aishiteru Yo Sougo-kun"

~The End~

-------------------------------------------

Gak nyambung sama judulಥ‿ಥ

Duh seharian mikir Oneshoot ini sampai The beginning terlupakan:")

Oke. Habis ini Fokus ke The Beginning lalu Septet For.

Gaku: tumben bikin xReader.

Pengen aja, pertamanya sih mau bikin angst atau ga Horor gitu tapi ga jadi. Kepalaku malah muter ke Romantis.

Dan karena hari ini Babang Sougo ulang tahun aku bakal nyepam gambar bang Sougo.

HAPPY BIRTHDAY EMAK KEDUANYA IDOLISH7.

Wih ganteng.

Riku: Sougo-san keren!!

Oke segitu aja. Aku gak mau banyak-banyak nyepam foto, wordnya juga udah banyak.

Jaa.

Silahkan vote dan koment.

Sayonara 👋

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top