"BRIKIN NYUS!!!"

Terima kasih dan selamat membaca 💕

•°•°•

⚠️ BRIKIN NYUS!!! ⚠️

Semalam Minceu dibuat terkezut terheran-heran oleh DM hasil cekrek-cekrek sesesumber yang tidak ingin disebutkan. ADA YANG LAGI MOJOK DI LORONG, CYIN! Ulala~

Berdasarkan kesaksian, terpantau ciwinya tidak lain dan tidak bukan adalah seseartes centes baru netes inisial PJ. Sayang sekali Babang Tamvannya membelakangi kamera hengpon jadul, Cyin. Duuuh, mengapa pula ketamvananmu tersembunyi di balik masker, Bang?

Biar kata cuma nampak belakang, kadar tamvannya tidak terbantah, ya, Cyin. Punggung lebar, kaki panjang, postur gagah ... astagfirullah, dari depan pasti dada perut kotack-kotack tuh.

Dan ohemjiii!!! Si Babang sampai rela nunduk-nunduk supaya bisa tatap-tatapan ama Eneng PJ! Kepalanya miring-miring biar lebih hot jeletot ye, Bang?

Neng PJ, kalo si Babang kaga tahan mau muach-muach bisa kali suruh buka masker dulu. Minceu memantau sambil nyemil batako.

#UnchMauDongMuachJuga

#JiwaJombloMerontaMenggelinjangMenggelinding

❤️ 4,367 likes

"PJ siapa woy? itu cipokan apa gimana?"

"Mencari jawaban di kokom adalah jalan ninjaku"

"Artis baru? @pitajanari ? jadi Babangnya itu Kak Pin @pinanditorahagi ?"

"Tampak belakang sesebabang agak mirip @pinanditorahagi"

"Valid no debat itu @pitajanari . videonya di feed gw, jan lupa follow"

"Why @pitajanari menang banyak dikelilingi rangorang tamvan? pas TSS dipeluk @pinanditorahagi , kemarin dielus punggung sama @hanseldejager , sekarang disosor babang tamvan misterius"

"👈🏻👈🏻 SUPLEMENT PENINGGI BADAN (5-12cm) --- PELANGSING (5-35kg) --- PEMBESAR PAYUDARA/MR.P --- testi cek hlight 💊💊"

"Minceu gaada tampak depan si Babang? tampak belakang hot banget gilak, apalagi depan. bukan Babang kaleng-kaleng inimah."

"Keju mozarella khas Malangnya kakak.."

•°•°•

Kak Pin
Pit, ini beneran lo?
https://www.instagram.com/p/CXcuwRMBxbd/

PESAN dari Kak Pin masih kuabaikan meski 10 menit telah berlalu. Jemariku meremasi ponsel, mataku berkeliling menjelajah kamar tidur yang sunyi, otakku berpikir keras mencari solusi yang entah apa. Lebih dari itu, sebenarnya kepalaku dipenuhi makian atas kebodohan sendiri.

Sial. Sial! Aku lengah hanya karena lorong toilet VIP gedung resepsi malam itu benar-benar tampak kosong. Jadi, kenapa bisa? Kamera ini dari belakang Hans, apakah setting-an? Hans menjebakku? Meski masa laluku dan Hans nggak bisa dibilang baik, tapi apa untungnya dia merekayasa skandal buatku dengan mengumpankan dirinya sendiri? Salah-salah bisa jadi senjata makan tuan.

Aku meremas kepala saking pusingnya. Tur The Super Show-ku baru selesai kemarin, masih ada beberapa tanggungan pre-record maupun on-air, dan yang paling kunantikan adalah Around The World. Acara liputan melancong ke luar negeri di satu negara tertentu selama dua bulan, dan season depan destinasinya adalah Jepang. Dan demi Tuhan, Jepang adalah negara impianku sejak keranjingan membaca Doraemon dan Detektif Conan.

Makanya, waktu dua minggu yang lalu aku menerima undangan menjadi salah satu traveler Around The World, aku nggak berpikir dua kali untuk mengiyakan. Hasil check-up-ku juga dinyatakan memenuhi syarat travel. Aku nggak bisa kehilangan golden ticket yang sudah di depan mata hanya karena isu stensilan mojok-di-lorong ini.

Apa manajemen mau membantuku? Seharusnya iya, tapi mengingat aku baru bergabung dengan ARTs Entertainment sejak menang TSS, aku pesimis. Penyanyi yang masih bau kencur sudah bikin skandal miring, apa kata dunia hiburan?

Dering dan getar dari ponsel membuatku tersentak. Kak Pin is calling ....

Siap nggak siap, kuterima panggilan dari putra sulung Pak Adiatama Rahagi, pemilik utama ARTs.

"Halo, Kak." Aku menelan ludah, menutup mata, bersiap menerima segala repetan kekecewaan.

"Pit, gimana? Ini lo di mana? Are you okay?"

Alih-alih kecewa, Kak Pin lebih terdengar cemas.

"Di rumah. I'm okay, Kak," lirihku. "Kak, maaf. Tolong dengerin gue dulu. Itu memang gue, tapi kejadiannya sama sekali nggak seperti yang tertulis akun itu. Kejadiannya lebih sederhana, gue ...." Aku bercerita panjang-lebar.

Jeda hening beberapa saat setelah penjelasanku. Aku menggigiti bibir, sampai akhirnya Kak Pin bertanya, "Jadi, laki-laki yang benerin masker lo itu siapa?"

Aku menahan napas. "Hans."

"Hans?"

"Hansel van de Jager."

Kak Pin malah tertawa di seberang. "Oh, lo sekarang deket ama Hans? Gitu, ya, lo diem-diem doang nggak ngobrol ama gue."

"Sama sekali enggak, Kak! Itu kebetulan. Kebetulan ketemu di venue acara temen Papa. Kak, I have no idea how to convince you but I'm telling you the truth, tolong percaya sama gue ...."

"Iyaaa, Pit. Iya gue percaya lo. Panik amat, Bu?" Aku masih merasa bersalah, namun sikap kepala dingin Kak Pin membuatku sedikit lega. "Biar manajemen yang neken supaya isu ini nggak ke-blow up. Biarpun jelas-jelas salah satunya elo tapi Hans nggak kesorot, which is good apalagi dia pake masker. Kalau ini jadi besar sampai lo terdesak, ya tinggal bikin pernyataan lo memang punya pacar, apa salahnya? Hans nggak akan speak up ngaku-ngaku itu dia for his own good. Sejauh yang gue kenal, strategi promosi Hans dan manajemennya bukan dengan mendekati bibit skandal semacam ini."

Aku mendesah berat, kembali merebahkan diri di ranjang dan memandang langit-langit.

"Gitu, Kak?" gumamku, dibalas gumam pelan Kak Pin juga. "Jadi, gue harus gimana? Diem aja dulu?"

"Ya, just wait and see. Jangan terlalu reaktif sama selentingan kecil. Semakin lo tanggepin, semakin mereka doyan ngusik lo. Kalau lo mau melakukan sesuatu, coba ... ehm, pengalihan dengan rebranding. Bikin konten atau apalah yang fresh dan positif di sosmed lo, mostly it works. Lo kan jago macem-macem, Pit, nggak cuma nyanyi."

Aku mengulum senyum lega. "Thanks, Kak. Maaf, dan makasih."

"No need, Pit. Gue hubungi lo karena khawatir lo breakdown atau semacamnya, secara ini rumor pertama lo—and thank God it's not a big deal. Denger lo masih hidup gini gue lega."

"Gue bukan breakdown, gue panik, Kak," runtukku, tapi akhirnya ikut tertawa juga.

Aku bersyukur bisa mengenal sosok seperti Kak Pin ini. Punya nama, uang, power, tapi tetap humble di depan maupun luar kamera. Dia nggak mengenakan topeng apapun, and that's why I adore Pinandito Adiatama Rahagi so much.

"Eh, Pit, invitation Around The World lo barusan dateng barengan punya gue. Jumat siang kita briefing sama kru dan traveler lain yang berangkat. Detailnya gue kirim setelah ini."

•°•°•

Kak Pin dan aku janjian ketemu di kantor ARTs lalu bersama-sama menuju Panorama TV di bilangan Kebon Jeruk. Harusnya begitu. Tapi reschedule dadakan akhirnya memaksa kami berangkat sendiri-sendiri dan sepakat bertemu di lounge Panorama TV. Setelah kutunjukkan invitation card hitam bertuliskan "Around The World" yang diukir timbul dengan tinta emas, resepsionis Panorama TV mempersilakanku menunggu di salah satu kubikel kaca.

Kugunakan waktu untuk sekadar update story dan membalas beberapa komentar feed. I'm not really into social media, to be honest, tapi Kak Pin dan senior ARTs lain bilang bahwa keep in touch dengan fans sedikitnya seminggu dua kali itu penting. Sama pentingnya dengan membalas komentar dari akun-akun bercentang biru di feed-ku. Menjaga hubungan baik ke atas dan bawah adalah salah satu kunci menjaga eksistensi di dunia hiburan.

Aku mendesah saat memeriksa bagian tag approval. Masih ada saja satu-dua akun yang menandaiku di foto lorong remang-remang ini. Lucunya, mereka menandai punggung pria yang membelakangi kamera ini ke akun Kak Pin. Nggak sedikit yang akhirnya mendukung dan meminta hubungan—jujur aku ngakak—kami dibuat go public. Kemarin malam, aku dan Kak Pin menertawakan mereka sampai puas. Kelakuan warganet memang suka bikin geleng-geleng kepala.

Kata Kak Pin, 'Cuekin aja, ntar capek sendiri,' tapi melihat kami akan melewati dua bulan ke depan bersama di Jepang, aku nggak yakin. Lagipula, memangnya kapan warganet +62 pernah capek bergibah?

"Heh, Cewek. Serius amat ngelamtur."

Kemunculan laki-laki jangkung berkacamata bulat membuatku menengadah dan tertawa pelan. Aku segera beranjak lantas menyimpan ponsel kembali. "Langsung yuk, Kak. Gue nggak sabar pengin tahu siapa traveler lain—"

Ucapanku terputus ketika aku sadar bahwa Kak Pin nggak datang sendiri. Di belakangnya, berdiri laki-laki lain yang pandangannya tertuju pada invitation card di tanganku. Kartu yang sama persis dengan yang dibawanya saat ini.

"Nih, travel partner kita, kebetulan gue ketemu di parkiran," kata Kak Pin lagi, berlagak memperkenalkan dia padaku. Dia, yang seperti kemarin-kemarin mengenakan jaket dan topi baseball hitam.

Hans tersenyum. Aku tidak.

•°•°•

Neng Pita status siaga tiga:

Minami-Kusatsu, Shiga, 18 Desember 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top