[🌏] 13 - Bersama Bintang
Berapa kemungkinan
sebuah bintang menyadari
keberadaan planet
di luar sistemnya?
Mustahil.
Tapi,
kamu membuktikannya salah.
🌏
"Sur! Jemput," ujar Ghea, setengah merajuk.
"Pulang sendiri, ah," gerutu Surya. "Naik ojol kek, bus kek."
"Kan lo kemarin bilang mau jemput!"
"Gue nggak janji bisa jemput, Ghe. Gue lagi kencan nih."
"Kencan sama siapa? Lo backstreet ya?"
"Kencan sama lasagna. Dadah!"
Ghea mengumpat saat Surya mematikan teleponnya. Dia memang bisa naik ojol atau bus, tapi sialnya dia lupa bawa uang lebih. Papa dan Mama juga nggak bisa jemput karena baru menghadiri pernikahan rekan kerja Papa.
Teman-temannya sudah banyak yang dijemput, dan sisanya menunggu jemputan. Mungkin dia harus mencari tumpangan? Siapa tau, mereka ada yang searah.
"Thal, rumah lo ke arah mana?"
Thalia menoleh. "Jauh kayaknya sama rumah lo."
"Yah. Ya udah, deh. Kalau gue pinjem uang buat naik ojek, boleh?"
"Nggak ada yang jemput elo, emang?" Thalia mengernyit. "Katanya pacar lo mau jemput?"
"Pertama, Surya bukan pacar gue, tapi temen deket. Kedua, dia lebih milih lasagna dibanding gue."
Thalia tertawa. "Minta panitia aja, sih, buat nganter lo pulang. Gue cariin dulu."
Sebelum Ghea sempat mencegah, Thalia sudah masuk. Ghea mendesah. Baru jadi pemagang, dia sudah merepotkan kakak kelas. Memalukan banget.
"Dapet, Ghe." Thalia muncul dari dalam sambil menyeringai. "Jangan lupa cerita-cerita, ya."
"Hah? Kenapa, emang?"
Sebelum Thalia sempat menjawab, ketua Klub Jurnal, Arka, keluar dari dalam bersama Orion. Jantung Ghea langsung berdebar hebat.
"Siapa yang butuh tumpangan?" tanya Arka.
"Ghea, Kak," balas Thalia. "Rumahnya nggak terlalu jauh, kok."
Ghea lalu menyebutkan alamat rumahnya. "Tapi aku pulang sendiri aja nggak apa-apa, kok, Kak."
"Santai aja. Toh juga panitia udah pada kelar beres-beres," Arka tersenyum. "Lo bareng Orion aja, ya?"
Ghea terkejut saat dugaannya jadi kenyataan. "Eh, nggak ngerepotin?"
"Dia sie humas, jadi harus mau direpotin buat ngurusin para pemagang." Arka menepuk pundak Orion. "Ya kan?"
Orion mendengus. "Lo bawa helm, nggak?"
Butuh sesaat sebelum Ghea sadar pertanyaan itu ditujukan padanya. "Bawa, Kak."
"Oke. Naik motor aja."
Orion lalu bergegas pergi ke parkiran. Bingung, Ghea hanya mengikutinya.
Duh, jantungnya nggak bakalan bisa dikendalikan, nih.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top