Kita Yang bukan apa-apa
Pada suatu senja, aku berjalan dengan pikiran yang tidak begitu baik. Mataku menangkap setiap objek yang kulalui. Pepohonan kering yang menggugurkan dedaunan. Mengotori jalan, yang tak pernah bersih. Namun bodohnya, kakiku tetap melaluinya. Aku tak benar-benar sadar akan hal itu.
Aku terus berjalan, hingga langkahku tiba pada sebuah persimpangan. Tak sengaja kita berpapasan, saling menatap. Aku menunduk, mencuri pandang untuk melihat rupamu. Indah. Wajahmu menggambarkan keindahan senja sore itu.
Pun kau melakukan hal yang sama. Mencuri pandang untuk melihatku. Wajahmu memerah, dirimu tersipu malu. Namun aku tahu, ini bukan cinta. Bukan. Terlalu dini jika aku mendefenisikan demikian.
Aku menarik napas, dalam. Memberanikan diri untuk menatap bola mata indah di hadapanku. Namun, aku hanya kembali menunduk. Tatapanmu seolah membiaskan cahaya mentari.
Waktu membiarkan kita berdiam sesaat. Mengutuki diri yang tak berani bersuara. Bergumam, untuk hal yang bahkan tak kita mengerti. Kita tidak sedang jatuh cinta. Tapi kita terlalu takut untuk saling berbicara. Kita takut berbuat salah. Kita takut kecewa. Kita takut berpisah.
Waktu tak mau menunggu lebih lama. Cepat ia menyeret senja, berganti dengan malam. Rembulan menilik di balik segumpal awan. Menjadi saksi kebisuan di antara kita yang bukan apa-apa.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top