》Liburan (6)
Disclaimer
#Saint Seiya © Kurumada Masami
#Saint Seiya The Lost Canvas © Teshirogi Shiori
Warning
Typo, gaje, kalimat yang kurang efektif atau baku, dll.
Chapter 6
***
BYUURR!!
"KYAAAAA!!!!" mereka semua langsung refleks teriak. Ya gimana gak kaget kalau mereka lagi enak-enak nya tidur, eh malah diganggu. Disiram pake aer lagi.
"Sadis lu, Los. Biasanya juga teriak." Kanon tentu saja protes.
"Kalian, kan, mati suri. Gak bakal mempan."
"Kalau enggak teriak, biasanya juga gendang-gendangan pake perabot dapur." ini Shura yang protes.
"Kapan? Perasaan saya gak pernah gitu."
"Kapan jidatmu! Setiap hari juga mukul-mukulin wajan ato panci." Milo tepuk jidat, "Dan Saga malah nyanyi-nyanyian."
"Kyaaa!! Viral nih!" Hyoga dan Seiya langsung jepret-jepret Saga pake kamera nya.
"...." Saga matung di tempat.
"Nah loh, Saga napa bengong?" Milo melambai-lambaikan tangannya di depan wajah rekan Gemini nya.
"Lah pake acara nanya segala. Pikir aja sendiri, coeg. Aib gua disebar sembarangan." Saga langsung deathglare Milo.
"Kok perasaan saya gak enak yak?" Mu mendongak keatas yang langsung diikuti oleh semua rekan-rekannya, "Eh?"
"Semuanya aw—"
"Ap—"
GUBRAK!
"Anjay, kaki gua!!"
"Minggir-minggir! Tangan gua kejepit!"
"Punggung saya ... !!"
Orang-orang tak diundang langsung jatoh tepat dihadapan mereka yang refleks langsung berteriak panik, "Ngapain kalian disini!!?"
Tok! Tok! Tok!
"Tuan! Suara apa itu?" diluar dugaan, salah satu pelayan hotel ngetok-ngetok pintu mereka. Berarti suara jatoh tadi kedengeran kemana-mana.
Mereka langsung refleks tutup mulut biar si pelayan ngira gak ada orang dikamar. Aiolos juga bingung harus ngomong apa. Kalau sampe ketauan, kan, bahaya. Si pelayan bisa salah paham entar.
BRAKK!
Pintu di dobrak paksa. Refleks, tamu tak diundang itu menjerit saking kagetnya. Dan si pelayan malah ikut-ikutan teriak.
"Siapa ini!?" pelayan hotel menunjuk orang-orang tak dikenal itu. Melihat semuanya lagi tutup mulut, si pelayan malah salah paham, "Pe-pe-pencuri!! Keamanan!!!"
"TIDAAAKK!!!"
"Alay lu semua."
.
.
.
Flashback :
Saat itu semua Gold Saint lagi kumpul di kuil Libra. Berhubung di luar ujan, mereka jadi neduh disana. Karena tu kuil gak ada yang jaga, jadi tempat itu bebas buat mereka. Mau di berantakin kek, di jadiin tempat piknik kek, di jadiin tempat melihara binatang juga gak masalah.
Tapi kalau si empu kuil tau, mereka bakal di suruh duduk berbulan-bulan di air terjun Rozan.
"Ya kali kita harus begini terus seharian. Beresin kuil, misi, makan, beres-beres lagi, misi lagi, makan lagi." kepiting yang satu itu lagi duduk di sofa, nyelonjorin kaki nya, sambil ngupil.
"Lu gak mandi, tidur atau apa gitu?"
"Kemaren gua gak bisa tidur. Bayangin aja, gua dikasih misi buat ngejagain tawanan di kota sebelah. Apalagi tawanannya cerdik semua. Karna IQ gua rendah, ya gua mutusin buat begadang aja. Eh, tau-tau nya ni mata malah kaya panda."
"Gua juga bosen. Ke bocah-bocah aja yok." Kardia malah loncat-loncat di sofa.
"Eit, gak solid lu. Laporan gua belom selesei." Aspros narik-narik baju Kardia sampe pemilik baju jatoh dan nimpa Manigoldo yang lagi ngunyah nastar buatan Albafica.
"Entar aja kali. Oi, kirim kita kesono dong." Kardia cuek bebek pada Manigoldo yang daritadi lagi ngoceh gara-gara acara makannya diganggu.
"Ngapain juga kalian kesana?" Shion malah nanya.
"Disini tuh ya, mirip penjara. Kita kaga boleh keluar kuil sampe ni ujan reda. Itu Athena satu ngira kita burung kali."
"Napa kaga boleh keluar?" Defteros nanya.
"Dia bilang, biar ntar ada musuh, kita gak mati." giliran Sisyphus yang jawab.
"Alesan gak masuk akal dah." Regulus sweatdrop.
"Halo para penghuni Sanctuary!!" tanpa disadari, para penghuni Underworld udah ada di depan mereka semua.
"ELU ELU PADA NGAPAIN DISINI!!??"
"Elah, ngerem aja bang." Icelus poker face.
"Gua serius, cuk."
"Kita mo ke bocah-bocah. Mau ikut?" Radhamantys berusaha senyum manis, tapi cuma buat Regulus.
"Radhe!"
"Nah ini, akhirnya ada orang yang sehati sama gua." Kardia nyamperin Radha, lalu nepuk bahu nya beberapa kali.
"Berarti selama ini saya gak sehati sama kamu?" Degel langsung noleh ke Kardia.
"E-eh? Ya sehati dong!"
"Modus."
"Hiks ...." Kardia pundung di pojokan, "Ini salah lu, burung!"
"Ey, kita semua kan burung." ketiga Judge langsung sweatdrop.
Flashback off.
.
.
.
Begitu cerita nya.
Semuanya yang ada disitu langsung cengo plus sweatdrop.
"Punggung saya encok ...." Albafica mukul-mukul bagian punggung yang bisa diraih sama tangannya.
"Udah tua, sih." Regulus manyun yang langsung membuat Saint Pisces yang satu itu tersenyum evil.
"Udah pernah nyoba Piranha Rose belum?"
"Belum, dan gak akan mau nyoba." Regulus merinding setengah mati disaat itu.
"Ini maksudnya gimana? Kalian pakai teleportasi!?" oh, si pelayan belom konek pemirsah.
Semuanya ngangguk-ngangguk.
"Coba tunjukin!!" si pelayan malah heboh sendiri.
Mereka semua saling noleh. Saat tau apa yang dipikirkan ketiga rekan idiot nya, Defteros senyum tanda dia ngerti.
Semuanya udah di rencanain sama mereka berempat.
"ANOTHER DIMENSION!!" ruangan itu jadi ber-latar ruang angkasa sementara, dan akhirnya balik seperti semula lagi. Pas si pelayan perhatiin, Defteros bener-bener gak ada.
"KYAAA!!!" si pelayan malah histeris saking kagumnya.
"Pas Defteros balik, perasaan saya jadi gak enak."
Dan beberapa detik kemudian, Defteros beneran balik. Dia ngajak si pelayan, "Oi, mau ikut keliling dunia pake teleport?"
"MAUUU!!"
"Kita juga mau!! Mau ikut!!" kelima Bronze malah duluan nyerbu Defteros kaya anak kecil minta digendong.
"Kalian berlima nanti." Defteros dorong mereka berlima biar minggir, terus narik lengan si pelayan yang sekarang lagi mimisan saking senengnya.
"Satu ... dua ... tiga!" Defteros buat teleport nya lagi sambil megang tangan si pelayan biar gak ilang di dunia antah berantah.
Beberapa menit kemudian ...
Defteros balik lagi, tapi ada yang kurang.
"Err ... Ros? Mana pelayan tadi?" Sisyphus mengernyitkan dahi. Instingnya tadi mungkin benar-benar terjadi.
"Oh dia ... Gue buang di pulau Kanon." Defteros senyum sumringah, Kardia-Manigoldo-Regulus-Icelus-Radha-Aiacos-Minos ketawa sampe guling-gulingan, sementara sisa nya hanya cengo.
"Untung kita kaga ikut tadi." kelima Bronze begidik.
"Kembaliin tu orang! Sekarang!!" Aspros jitak kepala ade nya sampe benjol berkali-kali lipat.
"A-a-dududuh!! Bang, sakit!" ade nya itu tentu saja protes.
"Eh, sekarang jam ber— Huwaa!! Kita telat!!" Aiolos noleh ke jam dinding dibelakangnya, lalu cengo untuk beberapa detik.
"Sebagian mandi! Sebagian beres-beres! Sebagian masak sarapan! Sebagian siapin peralatan di tas nya Dohko!"
"Terus lu ngapain?" Minos nanya ke Aiolos yang daritadi nyuruh-nyuruh rekannya mulu.
"Saya jadi moderator, yang mimpin rencana." Aiolos senyum bangga.
"Kita tunggu di luar, ya, biar gak ganggu kalian kerja." para GS 18 dan Spectre sebenernya takut disuruh-suruh, jadi alesan nunggu di luar.
Pas mereka semua udah sampe di pintu, Oneiros mau megang knop pintu, panah emas langsung nancep tepat di knop. Untung aja itu tangan ditarik lagi. Kalo enggak, ya ketusuk.
"Jangan kabur kalian. Bantuin disini." Aiolos ngusap-ngusap busur nya sambil senyum tanpa dosa.
"Saya juga?" Sisyphus menunjuk dirinya sendiri. Aiolos mengangguk.
Mendengar itu, mereka semua langsung memasang kitten eyes.
"Kaya begituan gak mempan di saya. Sana, bantu yang lain beres-beres." Aiolos berjalan melalui mereka, narik panah yang nancep tadi, buka pintu, lalu pergi keluar kamar.
"Gold Saint lucknut."
"Untung temen. Kalo bukan, udah gua cubit jantungnya." Milo jadi greget sendiri.
"Untung senior. Kalau junior, dah saya suruh bertapa di Rozan." Shiryu juga sama.
"Om Los tega! Hiks ...." Seiya malah pundung dipojok tipi.
"Bang Los emang jahat!" Aiolia juga ikut-ikutan pundung di samping tipi.
"Pacar siapa, sih, itu?" Deathmask noleh ke Saga sambil senyum-senyum.
"Gak kenal bodo amat."
"Ade nya siapa, sih, itu?" Aiacos menoleh pada Sisyphus.
"Maaf, gak kenal."
***
Berpas-pasan dengan selesai nya tugas di kamar, bus pariwisata yang biasa nganter mereka itu dateng.
Si sopir agak kaget juga kalau rekan-rekan mereka berdua belas banyak banget. Pas udah absen semua dan ngambil tempat duduk masing-masing, bus nya jalan. Kemana? Kita liat selanjutnya.
"Huwaaa ... cape ...." Shion dan Sisyphus regangin badannya gara-gara terlalu banyak gerak tadi.
"Kaki eike keram! Kak Alba, pijitin dong." Aphro senyum ke arah inkarnasi nya yang sekarang lagi nge-deathglare dia.
"Ogah."
"Ihh jahat!! Kak Alba! Pijitin! Nanti reinkarnasi kakak ini gak bisa jalan!!"
"Mau nyoba Chrimson Thorn?"
"Kakak juga mau nyoba Bloody Rose gak?"
"Mau gelud!?" akhirnya kilat berwarna biru muncul diantara tatapan tajam Albafica dan Aphrodite.
"Aer nya dingin, gua gak tahan dingin. Tangan sampe beku gini."—beku dalam artian yang sebenarnya. Manigoldo menggoyang-goyangkan kedua tangannya agar es itu cepet cair. Deathmask juga ikutan, karna dia bernasib sama.
"Ngeles lu." Milo manyun.
"Air nya biasa aja. Cuman, tangan lu itu kan dibekuin Degel sama Camus gara-gara lu ngintip mereka man—"
PLAAKK!!
"SCORPIO EDAN!!" Manigoldo dan Deathmask menampol Kardia dan Milo dengan sendal swallow yang dipakai nya. Berhubung mereka duduk didepan dua kalajengking itu, jadi kesempatan buat nampol bisa mereka lakuin sesuka hati.
"Lah? Edan-an lu! Ngintip orang man— anjer!!" belum bicara nya selesai, Kardia ditabok lagi.
"Berani ngomong lagi, gua anter lu ke Isekai!!"
"Isekai mana dulu?"
"Jahannam mau?" pertanyaan Manigoldo itu langsung membuat Kardia dan Milo meloncat kearahnya layaknya kucing garong yang rebutan ikan. Sedangkan Deathmask cuma cengo ngeliat kakak nya dicakar-cakar.
Dan berakhir lah Manigoldo dengan tubuh penuh luka.
"Pedang gua udah tumpul lagi." Shura ngusap-ngusap tangan kanannya.
"Memangnya tadi motong apa?"
"Motong daging kalkun."
"Lah?" El Cid juga bingung. Biasanya juga itu pedang bisa motong daging marmut sekali tebas.
"Soalnya dagingnya keras kaya batu. Aphro masaknya gak mateng. Jadi ya gini." Shura poker face nginget masakan Aphro yang gak mateng, gak dikasih garem, dan gak enak.
"..."
Dan si kedua Capricorn malah ngobrolin tentang cara nebas barang.
"Eh, itu pelayan gimana? Kasian masih ada di sono." Aspros balik badan sambil jinjit biar bisa liat Defteros yang duduk dibelakangnya.
"Biarin aja. Palingan nanti langsung dibawa Poseidon." Kanon malah nyengir.
"Itu anak orang." Saga menimpali.
"Lagian siapa suruh dia asal tuduh kita maling." Defteros yang jawab.
"Tapi gak gitu juga. Insap napa, Ros." Aspros lantas tepok jidat.
"Ada nyamuk, bang?" entah Defteros pura-pura bego atau emang udah bego, Aspros asal "iya"-in aja.
"Ey, Los, kita mau kemana memangnya?" Alde dan Kagaho nanya ke Aiolos yang duduk di kursi paling depan.
"Pantai dufan." Aiolos lagi baca peta disana.
"Pantai!!??" mereka semua langsung diem, berhentiin kegiatannya, cengo, sambil natep Aiolos gak percaya. Sedangkan yang ditatep langsung sweatdrop.
"Kenapa? Kalian gak suk—"
"HOORREEEE!!!" semuanya langsung loncat-loncat sampe bus nya oleng dan akhirnya dihadiahi deathglare dari Sisyphus, Aiolos, dan Oneiros. "Udah lama kita gak ke pantai!!"
"Karena kemaren kita gak jadi berenang, jadi lebih bagus ke pantai aja."
"Gak sia-sia kita ikut!!" para Spectre malah heboh sendiri.
"PANTAI!! WHERE COMING!"
"Ngaco bahasa Inggris lu." Manigoldo pengen ketawa denger kata-kata Kardia barusan.
"Ya jelas lah, gua kan gak bisa Inggris." Kardia malah jelasin terang-terangan.
"Itu itu itu itu itu itu ituuuu!! Pantainya!!" kelima Bronze malah rusuh, pengen cepet-cepet kesana, tapi ngeganggu sopir nya mulu. Gimana mau cepet coba? #:v
***
"KYAAA!!!" Seiya, Hyoga, dan Shiryu buka sendal sembarangan, yang satu nangkel di pohon, satunya lagi keseret aer. Abis buka baju kecuali celana pendek nya, mereka berlima langsung nyebur ke aer yang gak ada ombaknya itu.
Tak kalah antusias, para Spectre dan Gold Saint 20 langsung nyebur ke air dengan gaya elang terjun dari langit ketujuh(?) yang langsung membuat ombak kecil karna tekanan saat mereka jatuh. Tapi beda lagi sama Alde yang saat dia loncat, air setinggi beberapa meter langsung nerjang beberapa orang yang lagi berenang. Padahal disana juga ada bocah-bocah.
Para Gold Saint 18 gak langsung nyebur kaya yang lain. Mereka beres-beres keperluan dulu. Dari gelar tiker nya sampe beresin baju-baju junior yang dilempar sembarangan.
Dan yang bikin greget, mereka udah 10 kali pindah-pindah tempat karena ombak yang dihasilkan para Saint dan Spectre yang membuat barang bawaan mereka basah berkali-kali.
"Dingin! Segerr ...." Milo malah berenang kaya di kolam renang biasanya. Dia masa bodo sama air yang rasanya kaya kelebihan garem.
"Simpen sendal nya disana biar gak ilang. Baju nya jangan dilempar sembarangan. Hoii!! Shura! DM! Aphro! Kalian jahat amat nginjek anak orang ...."
Aphro, Deathmask, dan Shura yang denger teriakan Aiolos langsung natep satu sama lain dulu. Mereka gak ngeh banget kalau apa yang diomong Aiolos barusan itu bisa jadi bener.
"... Menara pasir punya anak orang maksudnya." belum juga noleh buat mastiin kata-kata Aiolos tadi, mereka bertiga langsung nge-deathglare tu orang satu.
Satu kata untuk Aiolos. "Asw!!"
"KYAAAA!!!" Aiolia dan Kanon refleks teriak gara-gara ditendang Milo sampe jatoh ke air. Dua korban itu langsung ngejar si pelaku yang langsung ngacir dan sembunyi dibalik punggung Camus.
"Yok lah! Kita berenang!!" setelah tempat nya udah fix di bawah pohon, para Gold Saint 18 langsung buka baju dan nyebur.
"Woe! Main voli yok!" Shion ngelempar bola voli yang dipegangnya ke El Cid.
"Satu kelompok kan 6 orang, berarti satu gak ikutan."
"Oi, siapa yang mau ikut voli? Satu orang aja." Hasgard berteriak ke makhluk-makhluk di laut yang lagi asik berenang.
Gak ada yang nyaut.
Berarti gak ada yang mau.
"Kalau gitu saya gak ikutan aja." Asmita malah berjalan ke tepi 'lapangan' sambil memain-mainkan peluit dari saku celana nya.
"Lah, kok gitu?" Defteros pastinya protes melihat pacarnya—eh ralat—rekannya mengundurkan diri.
"Saya gak bisa mainnya, jadi wasit aja ya?"
"Kalau begitu, yasudah."
Dan langsung lah dibuat kelompok yang berisikan;
Kelompok 1: Shion, Hasgard, Aspros, Dohko, Sisyphus, dan El Cid.
Kelompok 2: Defteros, Manigoldo, Regulus, Kardia, Degel, dan Albafica.
Net diambil dari bagasi bus, dan langsung ditancapkan di pasir. Bola dimulai dari kelompok satu.
Shion dan Defteros-lah yang berada di depan net. Dohko, Aspros, Kardia, dan Degel berdiri disamping kaptennya-dalam kata lain, mereka saling berhadapan di depan net. Sedangkan Hasgard, Sisyphus, El Cid, Manigoldo, Regulus, dan Albafica berada di barisan paling belakang.
El Cid meng-service bola ke arah lapangan Defteros, dan langsung dipantulkan kembali oleh Albafica. Bola kembali mengarah ke Sisyphus dan langsung di smes sehingga bola gak sempat di blok. Masuklah bola ke area lapangan Defteros.
Bola dikembalikan ke kelompok Shion. Anggota kelompok mereka pindah. Shion berada di depan kanan, Aspros di depan tengah, Hasgard di depan kiri, Sisyphus di belakang kiri, El Cid di belakang tengah, dan Dohko di belakang kanan. Setelah mengambil ancang-ancang, bola langsung di service oleh Dohko.
Pertarungan (baca: permainan) berlangsung sengit. Skor mereka nyaris sama. Setiap satu kelompok mendapat satu poin, pasti kelompok yang satunya ikut menyusul. Kini 19-19. Skor seri.
Sementara para Gold Saint 18 main bola voli di pinggir pantai, para Spectre dan Saint lagi asik makan semangka sambil berenang.
Ada yang berenang pake pelampung, ada yang berenang gaya kodok, dan ada juga yang saling dorong-dorongan and pada akhirnya malah jatoh semua.
"Oi! Lomba ngambil ikan yok!" Mu teriak sambil nunjukkin ikan mas yang dia pegang.
"Loh? Dapet ikan darimana tuh?" Mu lantas menunjuk tengah laut ketika Phantasos bertanya.
Kagaho, Icelus, Phantasos, Minos, Aiacos, dan semua Gold Saint 20 ikut tawaran Mu. Mereka berjalan ke tengah laut. Semakin lama, pijakan di laut semakin menjauh-yang berarti, air makin dalem.
"Jadi keinget emak." Hyoga natep langit, dan tanpa sadar ada muka emak nya yang lagi tidur abadi. "Huhu~ gua udah banyak dosa, malah durhaka ke emak. Maapin, mak!! Maapin!"
Semuanya sweatdrop.
"Kalo kita tenggelem gimana?" Seiya naik ke punggungnya Ikki karna takut jatoh dan akhirnya tenggelem ke dasar laut.
"Gak bakal, tenang aja." Mu senyum sumringah. "Dalem hitungan ketiga, kalian langsung nyebur kedalem laut buat ngambil ikan sebanyak-banyak nya."
"1 ...."
"3!"
"Belom, oncom." Kanon ngejitak Deathmask yang asal ngomong "tiga".
"1 ...." Mu ngitung dari awal lagi.
" ... 2."
"2 setengah."
"Masih dua ...."
"Tig— tenang, masih dua."
PLAK!
Karena Kanon bikin mereka semua deg-degan plus motong itungan Mu, semuanya langsung ngeroyok dia pake benda yang ada.
"3!!"
Lantas semuanya langsung berenang ke bawah dan nangkep ikan dengan tangan kosong. Mungkin cuma fisiknya yang keliatan kosong, tapi otak mereka penuh sama strategi. Mereka punya cara yang lebih efektif.
Kebanyakan pada pake jurus masing-masing. Dari jurus yang keliatannya kecil padahal nyeri kaya Scarlet Needle, sampe yang kaya bahan peledak seperti Galaxian Explosion itu dipake semua demi ngumpulin ikan.
Yah ... itung-itung bisa dimasak jadi ikan bakar, kan? Ngariung deh.
Disisi lain ...
"Tunggu ... itu apa?" Regulus menunjuk tengah laut yang daritadi ngeluarin cahaya, dan sesekali ada gemuruh.
"Loh? Spectre sama bocah-bocah pada kemana?" Manigoldo yang tadinya lagi jingkrak-jingkrakan, langsung cengo pas liat di laut gak ada prajurit Hades sama Athena.
"Jangan-jangan ...." mereka semua refleks saling natep satu sama lain. Beberapa detik kemudian, mereka langsung ngacir cepet ke tengah laut.
Di sisi lainnya lagi ...
"Hiya! Seru banget!" Milo ngumpulin mayat ikan-ikan yang mati dalam sekejap gara-gara Scarlet Needle punya dia.
Dan sekarang, mereka bukan cepet-cepet buat matiin ikannya, tapi ngumpulin mayat ikannya.
"Crystal Wall!!"
"Aurora Borealis!!"
"Another Dimension!!"
"Teleportation!!"
"..." Semuanya jelas pada cengo.
Sebenernya, pas Gold Saint 18 udah sampe di tempat para Spectre dan Saint 20, Shion bikin kurungan pake Crystal Wall nya buat ngurung dua ras itu. Nah, tiba-tiba ada yang nyerang. Aspros refleks langsung bikin teleportasi ke tempat antah-berantah. Shion bikin teleport juga buat balik ke laut.
"Kalian itu ngapain kesini!?" Hasgard jelas marah. Tengah laut itu dalem. Kalau gak bisa berenang, berarti ajal mereka makin deket.
"Mau nangkep ikan." Aiolia senyum tanpa dosa.
"Ini tuh laut, bukan empang, bocah. Kalo empang sih lumayan. Kalian tenggelem juga pasti ngambang dan bakal ketauan sama warga, kaya yang kuning-kuning itu. Kalo laut kek gini, kalian keseret ombak, mati, gak bakal ketemu." ucapan Dohko itu berhasil membuat trio-idiot ketawa ngakak gara-gara ambigu.
"Kuning-kuning? Ngambang? Tai maksudnya?" Aiacos malah pura-pura bloon, ngejelasin terang-terangan dari ucapan Dohko sambil ketawa.
Tiba-tiba ombak setinggi enam meter menghantam mereka semua sehingga berpencar kemana-mana. Dan terlihatlah, Poseidon, beserta para Marinas.
Untung ombak nya kembali membawa mereka semua ke tepi pantai. Jika niatan Poseidon untuk mengembalikan mereka ke pantai, bisa dilakukan cara lain kan selain diseret?
"Ada apa Anda kemari, Poseidon-sama?" tanya Phantasos pada sang Dewa Samudra Atlantis yang ditemani oleh prajurit-prajurit Marinas-nya.
"Aku cuma mau mengembalikan manusia ini." Poseidon melempar seorang manusia pada Defteros. "Kau kan yang membawa nya ke Kanon Island? Dia nyebur ke air dan akhirnya mati."
Mereka semua pastinya kaget lihat si pelayan udah mati dengan muka pucet.
"Apa yang udah gua lakuin coba?" Defteros pura-pura amnesia biar rekan-rekannya gak nuduh dia sebagai pembunuh.
"Kau pembunuh!!"
Jleb!
Hoho, baru dibilang, eh rekan-rekannya malah beneran bilang.
"Maafkan saya, Poseidon-sama! Ampun! Jangan seret saya ke Atlantis!!" Defteros refleks langsung sujud-sujud.
"Mana kehormatanmu pada Athena, Defteros?" Sisyphus mengangkat alis. Di balik sifat kalemnya, Sisyphus serasa pengen ngebejek rekannya yang satu ini. Serasa ngeremehin Athena kan jadinya.
"Oke oke, lupakan saja itu. Asal mayat itu dikubur, aku tidak mau tanggung jawab." Poseidon mengibas-ngibaskan tangannya, menyuruh untuk cepat mengubur mayat manusia tak bersalah itu. "Kami kesini hanya memberikan mayat itu. Jadi, sampai bertemu bulan Agustus nanti."
"Ada apa dengan Bulan Agustus?" Shion mengernyit. "Anda tidak bermain disini sebentar?"
"Itu rahasia." Poseidon nyengir. "Tidak, banyak pekerjaan yang belum selesai, terimakasih tawarannya."
Ombak kembali bergejolak, dan Poseidon beserta prajurit nya hilang ditelan samudra.
"Dah kan? Yok lanjut main lagi." Deathmask berjalan ke arah tengah laut lagi sambil ngunyah potongan semangka.
"Mau kemana? Gak boleh kesana!" Aspros nahan kerah belakang Deathmask.
"Bang Do! Belain gua dong!!" Deathmask ngeberontak, dia berusaha buat jalan, tapi pegangan Aspros lebih kuat.
"Lah, itu kan lu yang salah. Kalo tenggelem, gua juga yang dimarahin Athena nantinya." diluar dugaan, Manigoldo malah menolak mentah-mentah.
"Hiks ... gak solid jih."
"Udah, main disini aja." Degel nyoba buat bujuk para Saint dan Spectre—minus 4 anak buah Hypnos—yang kekanak-kanakan.
"Padahal ngambil ikannya dikit lagi." Mu manyun.
"Ikan??" para Saint 18 dan sebagian Spectre langsung saling tatap. Pemikiran mereka semua sama.
"Gih, ambil lagi." Oneiros mengibas-ngibaskan tangannya kaya ngusir.
"Lah tadi katanya gak boleh." Minos langsung nge-gubrak.
"Lumayan, bisa buat makan siang. Sana, ambil yang banyak. Yang terbanyak ngumpulin, ntar gua bakarin ikannya." Kardia senyum sumringah.
Para peserta penangkap ikan langsung ngacir ke tengah laut dan ngeluarin jurus nya masing-masing.
"Gua tau. Lu bohong kan?" jelas Defteros bingung. Si Scorpio jantungan yang satu ini kan bisanya cuma omdo.
"Iyalah. Mereka gampang banget dibohongin." Kardia cengengesan.
"Gak berperikemanusiaan." komentar Morpheus itu langsung membuat Kardia noleh.
"Cid, pacar lu ajarin sopan santun tuh!" ucapan Kardia malah membuat El Cid menatapnya tajam.
"Siapa bilang saya pacar dia?"
"Kalau gitu ... Oneiros kan?"
"Apalagi yang itu."
"Icelus?"
"Bukan!!"
"Terserah deh, yang penting jagain gebetan lu." oke, peperangan bisa diprediksi dari sekarang.
"Mau ditebas?"
"Mau ditusuk?"
Muncul kilat kuning diantara tatapan tajam mereka berdua.
"Sudah ... tak ada yang perlu diributkan." Degel nyoba melerai, tapi malah dikacangin.
"Harusnya kau membela ku, Degel!" Kardia tetap bersikukuh.
"Tak ada yang harus aku bela."
"Sudah! Kalian mau di panah?"
"Mau di tonjok?"
"Mau di tendang?" Morpheus langsung nyambung.
"Lu gak punya urusan sama kita! Gak usah ikut-ikutan!"
"Oh beneran minta di tendang ternyata." Phantasos dan Icelus langsung nahan badan Morpheus biar gak nendang beneran.
"Kalian ini Saint, tapi kok suka nya berantem." kritik dari Oneiros ini langsung membuat semuanya adu bacot satu sama lain.
Setelah adu bacot yang gak berhenti-berhenti, mereka semua langsung nyerang tanpa ampun.
Disisi lain ...
"Gimana? Udah kekumpul semua kan?" Mu liat di sekitar laut, mastiin gak ada mayat ikan yang ngambang lagi.
Pas dia jalan ke arah temen-temen plus sebagian Spectre, muka mereka semua langsung pucet. Mu jelas langsung bingung.
"M-m-m-Muu ... I-itu itu ...." Aiolia nunjuk ke belakang Mu.
Mu sontak menoleh kebelakang. Dan apa yang dia liat?
Muka Mu pucet, tangannya gemeteran kaya mau dihukum mati, kaki nya serasa mati rasa rasanya gak kerasa—pemborosan kata oi!
"H-h-hiu ... MEGALODON!!!"
"KYAAAA!!!" mereka semua langsung lari dengan kecepatan kilat ke arah tepi pantai demi nyelamatin nyawa.
"KYAAA!!! SAAORIII!!"
"BANG KAR!! BANTUIN BANG! AAAHHH!!!"
"EMAAKK! MAAKK!!!"
"NIISAN! HUWAA!!"
"KAK MITAA!!!"
"KAK PHUS!! MAAPIN LOS, KAK!!!"
"BANG RHADAA!!!" ini Minos sama Aiacos langsung nangkel di punggung Rhadamantys saking takutnya.
"HIYAAA!! MBAH DOHKOO!!"
"SENSEII!!!"
"BANG REGUUU!!!"
"KAK CIDD!!//KAK ALBA!!//BANG DO!!!"
"MASTER SHIION!!!"
"KAK GAARDD!! BANTUIN!!!"
"ABAANGG!!!" ini Saga sama Kanon saling nangkel.
Mereka gak tau aja kalo Inkarnasi mereka semua lagi tawuran. Yang satu lagi berantem, yang satunya lagi dikejar Malaikat Maut.
***
Sekarang mereka lagi ada di bus, siap pulang. Para Gold Saint 18 sama Spectre udah pulang duluan pake teleport.
Saint 20 luka-luka. Ada yang kegigit sedikit, ada yang jatoh gara-gara kepeleset, ada yang berantem sama hiu. Dan ... akhirnya si hiu mati. Darah nya ngebuat laut jadi merah sampe beberapa meter.
Saint 18 sama Spectre pulang duluan pas mereka semua udah luka-luka.
Ikannya? Mereka bawa buat dibakar di Sanctuary nanti. Sekarang udah jam 5 sore. Bus masih ada di jalan tol. Macet total, seperti biasa.
Jam 7 malem, mereka baru sampe di hotel. Dan buat kenang-kenangan semasa di Indonesia, mereka foto-foto di balkon kamar, dan berakhir dengan bakar-bakar ikan di belakang gedung hotel biar gak ketauan orang-orang.
Yah ... liburan ini bisa jadi yang ter-asyik dan bisa jadi yang ter-ngeselin. Ada bagian senengnya, ada terharu nya, ada greget nya, ada nyebelinnya.
Moga aja, kenangan di luar Negri ini gak dilupain sama mereka dengan mudah.
~END~
***
Hiyaa~ akhirnya Part Liburan disini udah selesai (TwT). Maap kalau end nya gak sesuai kemauan kalian.
Moga aja ngehibur kalian ya:'
Saya cuma Author amatir yang bisanya cuma coba-coba, walaupun hasilnya belum memuaskan.
Kadang garing, kadang typo, kadang penempatan tanda baca kurang tepat, dan kadang ide suka buyar pas mau ngetik. Huhu ....
Author gembel, yang Fanfiction nya jadi kebawa gembel :'v
Yah ... saia cuma berharap kalian seneng, suka, dan ngakak pas baca fic SS ini. Jujur aja, saya orangnya garing, jadi ya gitu. '-'
Dan ... makasih banyak buat pemirsah—eh ralat—maksudnya readers yang udah baca, vote, komen, atau masukin fic ini ke reading list kalian. Itu berharga banget buatku, tau :')
Maafkan karna saya banyak bacot :v Yosh! Nantikan aja chapter lainnya beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.
Salam dari Author dan tokoh favorit kalian.
~♡
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top