》Liburan (5)
Disclaimer
#Saint Seiya © Masami Kurumada
#Saint Seiya The Lost Canvas © Shiori Teshirogi
Warning
Typo, kesalahan EYD, kata atau kalimat yang pabelit, humor yang rada-rada, OOC, dan lainnya.
Chapter 5
***
Ngek ... Ngek ... Ngek ...
"Suara apa, sih, itu?" Seiya menggerutu dalam keadaan sebagian sadar, sebagian tidak.
"Suara si Hyoga lagi bengek." Milo menimpali, keadaan nya sama seperti Seiya, diantara sadar atau tidak.
"Apaan?" Hyoga yang merasa dirinya terpanggil, langsung menggumam tidak jelas.
BRAKK!!
"Semua bangun! Aku tidak mau terlambat lagi seperti kemarin!" Aiolos berdiri di depan kamar mandi, lengkap memakai pakaian nya. Ia menggebrak meja di samping nya, sehingga semuanya loncat saking kagetnya.
"Sekarang masih jam 6, om Los!"
"Lihat baik-baik!" Aiolos menyodorkan jam dinding yang barusan ia ambil dari tembok pada Seiya.
"Jam 8? Cepet amat."
"BANGUN!!"
"Iya-iya! Bawel!" Deathmask menggerutu sambil turun dari kasur.
"Nah kan, bawelan Aiolos daripada saya." Saga tersenyum sumringah.
"Bawelan lu, bang." tapi Kanon kekeh.
"Ade kaga tau apa-apa, diem aja dah!"
"Dasar." hanya satu kata yang keluar dari mulut Shaka. Ia bahkan menggelengkan kepala sambil berdecak melihat tingkah rekan-rekannya.
"Ap—" ucapan Kanon terpotong ketika merasakan aura membunuh menguar dari tubuh salah satu rekannya.
Ketika mereka semua menoleh pada Aiolos, terlihat sang Saint Sagittarius tersebut tengah meluruskan busur panah dan anak panah nya.
"Aku sudah lelah memperingati kalian. Jika kalian tidak nurut dengan kata, maka aku akan membuat kalian nurut dengan tindakan."
Mendengar itu, mereka semua langsung ngacir secepatnya untuk membereskan dan berbenah segala keperluan.
Setelah setengah jam lebih, akhirnya semuanya selesai. Pukul 08.30. Karna bus belum datang, mereka duduk-duduk dulu di ruang tamu sambil memakan cemilan.
"Nah, kan, kalau begini enak. Gak perlu lari-lari kesana-sini. Tinggal nunggu bus dateng, berangkat deh." Aiolia tersenyum sambil meminum soda nya.
"Nah ... Siapa yang tadi harus saya ancem dulu? Lebih enak gini, kan? Besok harus bangun jam 4 subuh, bodo amat."
"Kok gitu, sih!?" mereka semua langsung protes pastinya.
"Katanya mau duduk-duduk kaya gini lagi. Ya yaudah, besok harus bangun pagi. Titik." Aiolos tersenyum sumringah.
"...!!"
***
"Woaah! Ini yang namanya Jungleland!?" mereka semua langsung antusias ketika bus yang mereka naiki masuk ke gerbang utama.
Setelah bus parkir di tempat yang seharusnya, mereka turun dan langsung berjalan menuju gerbang utama wahana permainan ini.
Sementara yang lain berkeliling, Aiolos dan Saga antri untuk membeli tiket di antrian yang kaya Naga gak berujung ekor saking panjangnya.
"Ini apa? Gede banget!!" Hyoga, Shiryu, dan Seiya berbinar-binar melihat globe Bumi yang besar.
"Bisa muter lagi!!" Shun ikutan cling-cling. Ikki hanya diam memperhatikan, datar seperti biasa.
"Wah ada keretaa!!" Aiolia menunjuk roller couster yang sedang berjalan dengan cepat di rel nya.
"Ada donat!" Deathmask menunjuk bianglala. "Gede banget!"
"Emang itu donat, ya? Donat itu kan bolong tengahnya, empuk, enak, manis, ada macem-macem lagi topping nya," Milo berkomentar. "Lah itu dari besi, putih, keras, kaga enak lagi."
"Eh? Lu pernah makan itu, ya?"
"Pernah." satu kata yang keluar dari mulut sang Scorpio membuat semuanya sweatdrop.
"Rame banget ya, orang Indo pada ngumpul semua." Shura berkomentar saat melihat antrian loket sepanjang apaan tau.
"Iyalah! Ini kan Wek And." Seiya menimpali.
"Wekeend, dodol." Aphrodite membenarkan.
"Lu juga salah. Weakadn yang bener." Deathmask malah ikutan.
"Norak lu pada. Yang bener itu Wikande." Mu tersenyum bangga.
"Lu juga norak!!" para Bronzies refleks sweatdrop setengah mati.
"Wah, wahana nya banyak!" Dohko berkeliling gak tentu arah, sehingga dia gak sengaja nabrak orang di depannya. "Adududuh!!"
"Adaww ... Oi! Ati-ati dong kalo jalan!!" orang yang ditabrak langsung protes.
"I-iya maap maap," Dohko mendongak, menatap orang yang tadi ia tabrak. "Loh? Eehh!!?"
Karna diteriaki begitu, orang itu hanya mengangkat sebelah alisnya. Bingung kenapa orang didepannya ini tiba-tiba berteriak.
"Mi-Milo? Kok ...?" Dohko berdiri, lalu mengacak-acak rambut orang itu. "Kok kamu tinggi banget ya? Mata sinis, muka kaya om preman, dan ... Kamu ganti warna rambut sejak kapan?"
"Mata lu burem apa!? Gue buk— eh, Dohko?" orang itu mencubit pipi Dohko, lalu menampar pipi nya sendiri. Memastikan kalau dia lagi gak mimpi yang serasa nyata banget.
"Kyaaa!! Dohko! Dah lama gak ketemu!!" orang itu menepuk-nepuk punggung Dohko saking gemasnya. "Gue pikir lagi mimpi. Eh padahal beneran."
"Siapa, ya?"
"..."
***
"Mu, Alde, Saga Kanon, DM, Lia, Shaka, Do— eh, Dohko mana?" Aiolos berhenti mengabsen ketika menyadari Dohko tidak ada di rombongan mereka.
"Tadi kesana. Tapi belum balik kesini." DM menunjuk wahana komidi putar yang sedang ramai-ramai nya.
"Kalo dia kesasar gimana? Nanti Dohko nangis, minta bantuan orang-orang, terus ngutang sama tukang permen, te—"
Ctak!
"Ngomong nya yang bener dikit napa, sih." Shura menyentil kepala Aphro, sehingga rekan Pisces nya itu memilih bungkam sambil mengusap-usap kepala nya.
"Ayo cepet cari!" Aiolos dan Saga berlari ke arah komidi putar untuk mencari rekannya yang satu itu.
"Dohko! Dohkoo!!" mereka semua mencari di area seperti dibawah bangku taman, dibalik pohon, didalam tong sampah, dibelakang batu, dan benda yang sepertinya tak masuk akal lainnya.
Karena menoleh kebelakang, Aiolos sukses menabrak seseorang hingga kakak Aiolia itu jatuh terduduk diatas tanah.
"E-eh! Maaf, maafkan aku!" Aiolos dengan cepat berdiri, lalu menatap muka orang yang ia tabrak. "Kak ... Kak—"
"Los! Daritadi kita nyari—" Saga berlari ke arah Aiolos, lalu mematung, sama seperti yang tengah dilakukan Aiolos saat ini. "Kak Sisyphus!?"
***
"Gold Saint abad 18!! Kyaaaa!!!!" para Bronzies langsung mengambil foto bersama GS abad 18 itu dengan gaya narsis se-narsis-narsis-nya.
"Kita kan pernah ketemu, kok pengen banget foto sama kita?"
"Biarin aja, Gard. Gue baru pertama kali dikerubungin fans kek gini." Manigoldo narsis di foto.
"Idih, geer." Hyoga mencibir.
"Ternyata daritadi Dohko ada di kalian?" sebenarnya, kata 'kalian' yang keluar dari bibir Aldebaran itu hanya diper-untukan untuk Kardia.
"Ho'oh, lagian dia jalan nya gak jelas. Kaya abis mabok tau." Kardia berkomentar, melirik rekan Libra disampingnya.
"Syukur dah kalo gitu." Mu tersenyum, dengan muka polosnya tentu saja.
"Syukur sih syukur. Tapi kita cape tau nyariin itu anak satu." seperti biasa, tidak ada sopan santun dalam kalimat yang dilontarkan Deathmask.
Plak!!
"Ngomong dijaga dikit. Dia beda 200 tahun sama lu." di luar dugaan, Manigoldo melempar sendal swallow yang dia pakai tepat mengenai kepala Deathmask. Walaupun sama-sama bikin darah tinggi, bikin onar, bikin orang yang polos jadi sange, Manigoldo tetap punya adab walau hanya 2 persen.
"Udah-udah, maaf ya bikin kalian semua repot." Dohko menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Gak apa-apa, kan sekalian reunian gitu." Regulus nyengir.
"Btw, gimana caranya kalian bisa kesini?" Shaka mulai membuka topik baru.
"Awalnya kita semua baru pulang dari misi. Terus gue adain aja game-game seru gitu. Terus tiba-tiba bang Aspros nge-teleport kita semua kesini. Terus kita juga sebenernya gak ngerti kenapa kita ada di negara punya orang kaya gini." Defteros menjawab, lalu melirik abang tersayang disampingnya.
"Kebanyakan kata 'kita' sama 'terus' tuh," Shion sweatdrop. "Pemborosan kata."
"Biarin, On, sehat kok," Defteros nyengir lebar. "Tapi ini gara-gara abang!"
"Salah gue apa?" Aspros menoleh, memasang wajah tanpa dosa.
"Pikir aja sendiri," Defteros mencibir. "Dasar pikun."
"Gue gak pikun! Lu nya aja yang gampang PMS!!" Aspros menjitak kepala adiknya. "Ini gara-gara teleport nya, bukan gue."
"Kan itu jurus lu, yang ngendaliin itu lu, ya berarti salah lu lah."
Dan ... Peperangan melempar barang tak bisa dihindarkan.
***
"Bener-bener malu-maluin." Shiryu bengong ditempat, menatap keempat Gemini yang babak belur. Empat? Ya. Saga dan Kanon juga ikutan berantem gara-gara saling ngejek dan diejek.
Sisyphus, Aiolos, Shura, El Cid, Hasgard, Alde, Mu, Shion, dan Dohko mencabuti duri kaktus yang menempel di tubuh mereka. Pasalnya, keempat Gemini saling lempar-lempar barang dari bangku yang lagi didudukin orang, batu besar, sampai tanaman kaktus berduri. Alhasil, semua orang pergi dari area tersebut jika masih sayang sama nyawa. Karna keadaan yang makin panas, 9 orang diatas menghentikan peperangan itu dengan melumpuhkan keempat pelaku.
Sisanya? Mereka hanya duduk diam-bergeming-tidak bergerak di kejauhan 200 meter dari tempat kejadian perkara.
"Ini udah melampaui batas. Orang-orang bisa saja mengira kita teroris dari negara lain," Sisyphus menghela nafas. "Kita pulang sekarang."
"Loh kok gitu!?" semua rekan Sisyphus itu langsung refleks untuk protes.
"Ya iyalah. Kalian bikin kekacauan di tempat antah-berantah begini." Sisyphus memijit-mijit pangkal hidung nya. "Kita ha— Hoii!!!"
Semua nya langsung lari untuk menghindari ceramahan panjang Sisyphus. Jujur, diceramahi para Virgo lebih enak daripada diceramahi oleh para Sagittarius. Ceramahan semua Saint Virgo itu walau panjang sampe beranak, tapi ada hikmah nya. Nah kalo Saint Sagittarius, udah panjang, gak berfaedah, pedes lagi. Makanya mereka semua selalu lari jika para Sagittarius mulai ngamuk.
Bruk! Gubraakk!! Plakk! Meong! Ngekkk!!
Mereka semua langsung berteriak "Sakiiitt!!!" berjamaah karna saat Manigoldo (dia yang jalan paling depan) tengah berlari, dia langsung berhenti mendadak yang membuat orang-orang di belakangnya menabrak nya tanpa sengaja, lalu jatuh berjamaah dengan suara gedebuk yang keras.
"Karma," Sisyphus berjalan melewati semua rekan Saint nya yang jatuh, lalu nyengir tanpa dosa. "Ayo bangun! Kita pulang sekarang."
"Temannya, ya, Mas?" salah satu pengunjung Jungleland bertanya dalam suara kecil, namun tertangkap jelas di telinga sang Sagittarius itu.
"Tidak, baru kenalan satu detik yang lalu."
"JAHAT KAU, PHUS!!"
Setelah acara drakor jatuh-jatuhan tadi selesai, Sisyphus menyeret semuanya menuju tempat yang lebih 'antah-berantah' daripada yang ia ucapkan di awal.
"Ngapain coba kita ngumpul nya di selokan kek banjir sampah begini!?"
"Ayolah, Phus! Kit—"
"Saya bukan kucing."
"Sisy, kita kan—"
"Saya laki-laki."
"Banyak mau nya lu!" Manigoldo tepuk jidat saking greget nya liat rekannya yang satu ini. "Kita kan baru nyampe. Belum keliling, belum nyobain gimana rasanya naik Risol oller—"
"Roller couster! Jauh amat melenceng nya." Kardia memukul kepala belakang Manigoldo, sehingga si pemilik kepala langsung protes.
"Ya? Ya? Ya? Paman kan baik ..." inilah jurus ampuh milik Regulus, kitten eyes.
"Tapi di Sanctuary tidak ada siapa-siapa. Bagaimana jika Hades menyerang, dan Athena-sama terluka?" diantara ingin dan tidak, Sisyphus masih labil.
"Oi, disana ada Bronze Saint tau. Lagian ada mbah Sage sama om Hakurei." Manigoldo mengusap-usap kepala nya yang benjol.
"Iya, sih. Tapi kan ..." ucapan Sisyphus terpotong ketika dirinya didorong dan ditarik oleh rekan-rekannya.
"Udah ... Refreshing dikit napa. Otak mu penuh sama Athena. Sekali-kali lupain aja dia sehari." Shion nyengir.
"Kamu OOC, Shion," Sisyphus sweatdrop. "Biasanya juga kamu overprotective ke Athena-sama. Sekarang malah pengen ngejauh dari beliau."
"Sehari gak apa-apa, kan?"
"B-benar, sih ..."
Nah dari situ, mereka setuju untuk tetap tinggal di sana.
Setelah keluar dari gorong-gorong selokan(?), mereka berkumpul dulu di depan toko elektronik(?).
"Ayo naik itu!!" Seiya dan Hyoga heboh sendiri sambil menunjuk antrian wahana roller couster yang buset-panjang-nya-demi-apapun itu.
"Naik itu aja!" Deathmask dan Manigoldo serempak menunjuk wahana kereta gantung.
"Ogah!!" Milo refleks berteriak tak setuju. "Kalo kita muntah lagi, lu mau tanggung jawab!?"
"Idih, kita? Lu aja kali." Dohko nyengir.
"Gak solid jih." Milo malah mencibir. Biasa, lagi PMS.
"Naik bianglala aja!!" Regulus dan Aiolia ikutan heboh.
"Jangan! Naik jungkat-jungkit aja!"
"Hah?" semua nya refleks menoleh ke adiknya Saga. "Mana jungkat-jungkit? Lu kira ini TK?"
"Ish, bukan! Itu loh, yang keatas terus turun lagi kebawah. Menantang itu!"
"Mau yang menantang? Tuh, flying fox. Berani?" Defteros menunjuk wahana flying fox yang sedang sepi, lalu tersenyum jahil. Kanon menggeleng pelan, tanda kalau dia gak berani.
"Jangan terlalu jauh, ya. Kalau udah selesai, kumpul lagi disini. Inget, jangan buat masalah. Nanti malu-maluin nama Athena." ada kilatan kecil di mata Sisyphus, tanda bahwa dia benar-benar mengancam.
"Ini masing-masing tiketnya. Satu tiket bisa main permainan apa aja." Aiolos memberikan segepok tiket pada Camus. "Bagikan, ya. Untuk para kakak-kakak juga udah dibeliin kok. Itu jumlah nya udah pas. Yang penting, jangan sampe lupa waktu, jangan berantem, jangan kesasar, ja—"
"Iya iya, bawel." semuanya malah pergi berpencar, mengacuhkan Aiolos yang sedang berbicara.
"Udah-udah. Kesana, yuk. Ada toko yang jual alat olahraga loh. Siapa tau jual busur sama arrow." Sisyphus menenangkan Aiolos yang tengah diam mematung di tempat. Gejala pertama bahwa sebentar lagi dia bakal marah-marah.
Mereka semua langsung ngacir untuk menaiki satu persatu wahana yang ada.
Kameramen pun menyorot kearah wahana roller couster. Terlihat ada 10 makhluk paling menyebalkan se-Sanctuary yang rela mengantri dan mengorbankan kaki nya hingga keram demi naik wahana bikin meninggal ini.
"Kyaaa!! Tinggi bangett!" 10 makhluk yang dimaksud itu ialah kelima Bronze, Regulus, Aiolia, Kanon, Defteros, dan Milo.
Dan kalau kalian bertanya kenapa Kardia gak ikut wahana ini, nanti dia malah mati pas roller couster lagi meluncur ke bawah.
Teriakan-teriakan keras terdengar ketika roller couster tengah meluncur. Itu membuat mereka ber-sepuluh jadi merinding. Tapi niat mereka untuk mundur malah gak jadi, karna roller couster telah berhenti di depan mereka. Sehingga mau tidak mau, mereka harus naik.
Satu gerbong dua orang. Untuk gerbong depan terdapat Kanon dan Defteros, gerbong kedua ada Milo dan Hyoga, gerbong ketiga ada Seiya dan Shiryu, gerbong keempat ada Regulus dan Aiolia, serta gerbong kelima ada Shun dan Ikki.
Setelah semua penumpang naik, 'kereta' itu dengan perlahan maju, lalu naik ke rel yang menanjak.
"Bang Ros, maap yak kalo Kanon punya salah."
"Kenapa lu ngomong gitu?" sama paniknya, Defteros menjawab pernyataan Kanon dengan gemetar.
"Kanon takut mati mendadak."
"Kok lu ngo— WAAAAHHHH!!!!" belum selesai bicara, Defteros langsung berteriak sekencang-kencangnya ketika roller couster meluncur dengan cepat, lalu disusul teriakan-teriakan penumpang lainnya dibelakang.
"EMAAAKK!!! MAAPIN MAAKK!! MAAKK!!!" Milo dan Hyoga malah berteriak gaje sambil menutup matanya.
"WUUHHUUU!! SERROOOOO!!!!" berbeda dengan semuanya, Regulus dan Aiolia malah tertawa ngakak sambil mengangkat tangannya tinggi ke udara.
"AATHENAA!! ATHENAA!! SELAMAATKAANN HAMBAAMU INII!!!" Seiya berkeringat dingin, lalu memeluk Shiryu disampingnya sambil terus berteriak yang membuat kuping murid Dohko itu budek.
"AAAHHH!!! PLISS, GUA BEELUM MAUU MAATIII!!!" Shiryu malah ikut-ikutan berkicau.
"HADES!! ATHENA!! NII-SAN!! AAAGHHH!!!!" Shun malah meluk tiang pengaman didepannya.
"SIIUSS!? DEEMII AAAPWA!? NGESREEM GWIILAAA!!!" karna angin yang kencang, teriakan Ikki ini malah gak jelas untuk didengar (baca: dibaca).
Roller couster melaju cepat, memutari rel yang melingkar, melesat turun, berbelok seperti balapan motor GP, lalu naik menanjak rel lagi.
"Gak kuaatt!!" Milo pucat, bersender ke tiang pengaman didepannya.
"Jangan mun— WAAAAHHH!!! JANGAN MUNTAH! PLESSS!!!" Hyoga berteriak kembali ketika kereta itu terjun dengan kecepatan air terjun. Gak cepet, tapi mengerikan.
"HUWAAA!!! KAPAN NEH SELESEI!!?" dapat dilihat, nyawa Kanon sudah tertahan di tenggorokan.
"Tiga puteran lagi ... YEEEYYYY!!!!" karna mendengar pertanyaan itu—walaupun dia gak tau siapa yang nanya—Regulus menjawab, lalu berteriak lagi saat roller couster berbelok tajam kaya lagi balapan motor GP.
"GUA BAKAL MATI! SEKARANG!!"
Jreett!
Seketika kamera burem, lalu dipindahkan ke wahana Mega Drop. Para penumpang bakal naik ke kursi, lalu wahana ini akan naik keatas dan dijatuhkan kembali dari ketinggian 38 meter.
Degel, Kardia, Shion, Dohko, Manigoldo, Deathmask, Aldebaran, dan Hasgard-lah yang mengantri di wahana ini.
"Yakin mau naik ini?" Degel memastikan sekali lagi, menoleh pada Kardia.
"Ya pastinya lah!"
"Nanti jantung lu langsung kumat pas naik ini." entah itu sindiran atau perhatian, Kardia agak kesal mendengar kata-kata dari bibir rekan Kepiting abal nya itu.
"Jangan anggep gua lemah, baka. Walaupun jantungan kek gini, gua tetep bisa idup, cih." Kardia balas mencibir.
"Kalau kamu gak ketemu sama Degel, pastinya kamu udah innalillahi dari dulu." Hasgard ikut menimpali.
"..."
Penantian 30 menit yang mereka tunggu-tunggu, akhirnya mereka ber-delapan mendapat giliran untuk naik.
Mereka mendongak, melihat seberapa tinggi nya wahana ini akan membawa mereka keatas nantinya.
Mereka naik ke kursi, lalu memakai pengaman yang mengunci badan dari bahu sampai lengan.
Setelah semuanya siap, wahana ini dengan perlahan naik. Kemerindingan sudah terasa di bulu kuduk mereka semua.
"Jangan liat kebawah, jangan liat kebawah, jangan liat kebawah, jangan liat kebawah~" mantera itu terus diucapkan Dohko, berupaya agar ia tidak pingsan ketika wahana meluncur kebawah nanti.
"Tarik napas, buang.. Tarik napas, buang ..." Alde dan Hasgard sama-sama berusaha rileks, ya tapi gak bisa.
"Kalo gua mati gimana nih? Njir, harusnya tadi kaga usah ikut. Kalo ntar nyawa gua melayang, pasti Degel bakal kerepotan, Milo bakal ngejerit, Camus juga bakal sedih kaga ada gua." Kardia malah berpikir negatif, tapi kok kepedean yak?
"1 ... 2 ..." DM sama Manigoldo ngitung buat ngasih tau ke yang lain kalau mereka semua bakal jatoh dalam hitungan ke—
"3!!!"
"WAAAAHHHH!!!!" wahana ini langsung bunuh diri, bertepatan dengan teriakan duo Cancer edan itu.
"KYAAAAA!!!!" Degel, Shion, dan Dohko berpegangan erat pada pengaman nya masing-masing sambil nutup mata.
"YAAHHOOOOO!!!!" Manigoldo dan Deathmask mengangkat tangannya ke udara, serasa sedang terjun bebas tanpa pakai parasut.
"WAAAGHHH!!! ANJWIIRR!!" berbeda dengan ucapannya, Kardia malah cengengesan gak jelas.
"ATHENA! ATHENA! ATHENAAA!!!" Hasgard dan Alde malah meneriakkan nama junjungan nya sambil memasang wajah yang saia sendiri gak tau ekspresi nya kek gimana. Yang penting, mereka lagi komuk.
"SEREM BANGET SEHH!!!"
Jrett!
Kamera langsung balik badan, ke arah wahana Wave Swinger. Disana, antrian sepanjang buntut uler Anaconda gak gerak sama sekali. Mungkin gegara anak-anaknya yang lama. Udah tau takut, masih aja nekat.
Walaupun wahana ini udah mainstream, tapi masih banyak yang demen sama permainan ini. Dari bocah ingusan sampe kakek-nenek keropos juga masih minat main beginian.
Mari kita lihat selengkapnya.
"Phus, sampe kapan kita begini terus?" sahabat sang Sagittarius itu udah stress gara-gara kaki nya keram berkali-kali, yang disebabkan karena dia gak gerak selama dua jam.
"Tanggung, Pros. Dikit lagi juga giliran kita naik. Kalau kita keluar dari antrian, sia-sia kita ngantri sepanjang lidah T-rex begini." Sisyphus bahkan sampai tepok jidat berkali-kali.
"Oi!! Jalan dong! Lama banget tinggal naik doang!" Shura langsung ngegas didepan massa, sehingga para pengunjung mengeluarkan hawa mencekam seakan-akan ingin gua-bunuh-lu-boleh-gak-?.
"Aus, laper, cape, pegel, engap," Mu nyebut satu-satu apa yang dia rasain sekarang. "Sabar, ujian hidup. Tapi kalau kaki saya patah gara-gara kelamaan nunggu, ini salah para pegawai nya."
Hatchiu!!
Semua pegawai langsung bersin berjamaah(?).
"Demi apapun!! Ini ngantri naik wahana atau ngantri sembako sih? Heran. Udah masuk ke antrian kok masih aja pada ngacak." Aphrodite lantas mencibir orang-orang yang asal main serobot.
"Berani berantem lu!?" orang yang berpenampilan mirip preman malah ngajak berantem.
"Orang Indo bener-bener. Minta maap kek, apa kek, ini malah nyari masalah." Sisyphus gak habis pikir, dari Sabang sampe Merauke, orang Indonesia gak ada beda nya.
"Siapa takut!?" Saga nantang.
"Yok lah! Lapangan luas disana."
"Ngapain jauh-jauh kesana? Disini aja. Biar orang-orang liat kalau lu bakal nunduk minta maap ke gua." ucapan Saga itu membuat beberapa rekannya tepuk jidat.
Plakk! Brak!! Gedubrakk!!
"Apa gua bilang," Saga tersenyum melihat pria itu terkapar di depannya. "Jangan nyari mas— aduduh! A-aduh!!"
Orang-orang yang tadinya lagi natep pria yang teler di jalan, langsung noleh ke Saga yang kuping nya lagi ditarik sama Aiolos.
"Another Dimension!!" Aspros dengan segera pergi dari situ dengan membawa rekan-rekannya.
Dan ... Gak jadilah mereka buat naik wahana itu.
***
"Malu-maluin! Beneran!" kelima Bronze cuma bisa pasrah menghadapi para senior nya yang nyatanya lebih nyebelin. Mereka semua lagi kumpul di depan toko es krim, sekalian mau beli juga.
"Maap ..." Saga, Aphro dan Shura lantas menunduk. Serasa malu kalo berbuat salah didepan ade-ade nya.
"Lain kali, mungkin aku akan membujuk Athena untuk mendirikan sekolah. Agar kalian memiliki adab."
"Jangaann!!!" Para GS mau itu abad 18 atau 20, sama-sama langsung menolak secara mentah-mentah.
"Kita enggak kan?" kelima Bronze bahkan bertanya serempak.
"Kalian juga ikut."
"NOOOO!!!"
"Kalian itu parah banget, sih. Bikin nama Athena tercemar tau gak. Adab ya dipake kek sedikit, jangan keterlaluan begini. Hormati junjungan kita, toh selama ini dia yang ngurus Sanctuary. Bla bla bla ...." Aiolos menatap tajam semua rekan-rekannya termasuk para Bronze yang cuma bisa ngedumel setiap dia lagi bicara.
Brakk!!
"Kalian sebagai senior seharusnya tau, ajari junior dengan baik! Jika junior salah, berarti senior lah yang dari awal salah. Mau seperti itu terus? Disalah-salahkan padahal kalian tidak salah!? Bla bla bla ...." Sisyphus menggebrak meja, menegur rekan-rekannya.
"Woi ... punya kapas gak?" Manigoldo berbisik-bisik pada rekannya, berharap ada yang gak pelit.
"Nih," Defteros ngasih kapas itu secara ngumpet-ngumpet. Bisa bahaya kalau Sagittarius yang itu tau.
"Nah, makaseh." Manigoldo menyumbat telinga nya pakai kapas itu. Dan untung nya, Sisyphus gak ngeh.
"DENGER GAK!!??" Aiolos dan Sisyphus berteriak serempak, membuat semuanya langsung jantungan.
"URUSAII!!!"
"BILANG APA TADI!?"
"U— IYA IYA!!!"
"Bagus ..."
***
Hai hai!
Maap telat banget up nya :'
Berhubung aku hari Rabu udah PAT, dan ni fic belom dilanjut, jadi ngetiknya ngebut:v
Maap yak sekali lagi, insyaAllah nanti aku up cepet. #digaplok
Salam,
Ibanez
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top