》Liburan (4)
Disclaimer
Saint Seiya © Masami Kurumada
This story © Mine
Warning
Typo dimana-mana, kata yang tidak efektif, gaje, OOC parah, ada sad part nya, dan lainnya.
Chapter 4
Author's note:
Chapter yang satu ini bakal panjang pake banget. Jadi bagi yang gak bisa baca langsung sampe akhir, sedikit-sedikit aja dulu. Tapi jangan lupa vote-nya yak!
***
Pukul 08.30
Sebagian dari mereka tertidur di sofa, dan sebagiannya sudah berada di kasur dari semalam.
Seperti kelakuan mereka saat di Sanctuary, yaitu begadang sampai subuh. Ternyata tabiat mereka itu susah untuk dihilangkan walaupun hanya sehari.
Dan ... Mereka habis nonton film "Sadako VS Kayako". Itu loh, film asli Jepang, yang berisi kutukan bagi yang menonton film tersebut.
Nah, mereka semua nonton film itu sambil makan popcorn dan kopi. Karna para Bronzies ketakutan, mereka menjerit dan sesekali menendang atau memukul barang disekitar nya. Dan alhasil, barang-barang yang ada disana langsung pecah dan berserakan.
Saat pukul 1 dini hari, mereka semua tertidur, bertepatan dengan berakhir nya film Jepang tersebut. Dalam keadaan berserakan begitu, tentu nya bagi para Senior, pasti risih dengan hal tersebut. Tapi karna sudah kepalang ngantuk, yasudah akhirnya sebagian dari mereka turun dari sofa dan beranjak ke kamar, lalu tidur di kasur masing-masing. Sedangkan sebagian lainnya yang sudah teramat kebluk, memutuskan untuk tetap tidur di sofa, masa bodo dengan keadaan ruang keluarga yang berantakan seperti kapal pecah itu.
Alarm berbunyi, menunjukkan jarum panjang berada di angka 12. Pukul 9 tepat.
Aiolos bangkit, mengubah posisi nya menjadi duduk. Ia mematikan jam alarm di meja samping kasurnya, lalu menatap jam tersebut. Belum lama, ketukan pintu terdengar beberapa kali.
Aiolos langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu kamar. Saat pintu terbuka, terlihat seorang pegawai hotel.
"Selamat pagi, Tuan," pegawai tersebut membungkukan badannya.
"Selamat pagi, ada apa Anda kemari?"
"Oh ya, apa Tuan belum bersiap-siap?"
Aiolos mengernyit. "Bersiap-siap untuk apa?"
"Apa Tuan lupa kalau hari ini Tuan akan pergi? Bus yang Tuan pesan telah sampai di depan hotel,"
Hening sesaat.
"M-maaf, saya tidur terlalu malam kemarin. Saya akan bersiap-siap secepatnya,"
"Baik, Tuan, saya permisi,"
Setelah pegawai tersebut pergi dari depan pintu, Aiolos langsung menutup pintu, lalu ...
"SEMUANYA BANGUN!! KITA TERLAMBAT!"
Refleks, semuanya loncat dari tempatnya tertidur karna kaget. Mereka semua langsung menoleh pada Aiolos dengan tatapan tajam, setajam silet!
"Apa, sih? Ganggu orang tidur aja," Deathmask menggerutu, lalu kembali tertidur diatas sofa.
"LO PADA MAU JALAN-JALAN GAK, SIH!? BANGUN GAK!" Aiolos langsung menjatuhkan satu persatu rekannya dari sofa dan kasur. Tapi usahanya sia-sia.
"BODO AMAT!" dia menggerutu keras-keras.
"Bang, abang napa, sih? PMS, ya?" Aiolia mengernyit dengan mata nya yang masih sayu gara-gara baru bangun tidur.
"BANGUN KAMU, LIA! KALIAN JUGA BANGUN! ATAU SAYA TUSUK JANTUNG KALIAN SATU-SATU!"
"Wah, Aiolos punya sisi Psycopath juga ternyata," bukannya nurut, Kalajengking ni satu malah bikin rekan Sagittarius nya tambah naik pitam.
"KALIAN GAK BANGUN SEKARANG, SAYA TINGGALIN! AWAS AJA,"
"I-iya bang, Lia nurut!!" Aiolia langsung ngacir ke kamar mandi saking takutnya.
"SATU!"
Semuanya turun dari sofa dan kasur nya dengan ogah-ogahan.
"DUA!"
Semuanya langsung ngacir cepet. Karna kamar mandi nya cuma ada 3, ya terpaksa harus ngantri.
"TIGA!"
"IYA! INI DAH BANGUN SEMUA!!"
"BAGUS! DARITADI KEK KAYA GINI. KARNA KELAMAAN, SEBAGIAN NYA SIAPIN BARANG."
"IYA, SAGITTARIUS AIOLOS!!"
Sementara Seiya, Milo, dan Aiolia mandi, yang lainnya segera membagi tugas agar semuanya cepat selesai. Mu, Aldebaran, Saga, Kanon, dan Shun memasak untuk sarapan dan bekal. Aiolos, Shura, Deathmask, Aphrodite, dan Ikki membereskan kekacauan di ruang keluarga. Dan Shaka, Dohko, Camus, Hyoga, serta Shiryu menyiapkan peralatan yang akan dibawa di tas besar milik Dohko.
Rencana itu selesai total pada pukul 09.28 sesuai skenario. Setelah mereka semua keluar dari kamar dan mengunci nya, mereka segera berlari menuju lobi yang segera disambut oleh pegawai-pegawai hotel.
"Selamat bersenang-senang, Tuan," pegawai-pegawai tersebut membungkukan badan, lalu membukakan pintu hotel yang langsung menampakan satu bus besar.
Aiolos balas membungkukan badannya disertai senyuman ramah, setelah itu mereka semua segera keluar dari hotel dan masuk kedalam bus yang pintu nya telah terbuka.
"Maaf menunggu lama, Pak," Aiolos membungkukan badannya sedikit pada sang sopir bus yang kini sedang bermain Handphone.
"Tak apa-apa. Jadi ... Kita akan ke TMII?" sang sopir menaruh Handphone nya di saku, lalu menyalakan mesin bus.
"Iya," Aiolos menjawab seadanya. Bus langsung tancap gas setelah semuanya memakai sabuk pengaman.
Perjalanan menuju Jakarta memang jauh, tapi tak membosankan, dikarnakan para Saint sedang karaoke-an di dalam bus dengan ditemani lagu-lagu dari Televisi yang ada didalam bus tersebut.
Shura, Kanon, Aiolia dan Milo memulai debat karaoke nya.
"YAANGG ... HUJAN TURUN LAGII~! DIBAWAH PAYUNG HITAM ... KU BERLINDUNG~"
"NO WE'RE NOT GONNA DIE, TONIGHT~!"
"KEMARIN ENGKAU MASIH ... ADA DISINI~!! BERSAMAKU MENIKMATI RASA INI!"
"AS I BURN ANOTHER PAGE! AS I LOOK THE OTHER WAY! I STILL TRY TO FIND MY PLACE IN THE DIARY OF JANE…!!"
Tapi ... Setelah dilihat lagi, mungkin mereka bukan lagi debat, tapi karaoke sendiri-sendiri. Mereka nyanyi nya di hayati banget, sampai suara fales mereka itu bikin telinga budek. Shura nyanyi tanpa dosa, Kanon nyanyi sambil ketawa-ketawa di mic, Aiolia nyanyi nya teriak tapi nada nya sedih gitu (ini gejala pertama, sebab ditinggal sama Marin), dan Milo nyanyi nya kaya lagi nge-rock di konser.
Ya tapi bukan itu saja, sebagian dari mereka pun ikut bermain permainan seperti catur dan kartu.
"Yeyy!! Skakmat!!" Mu teriak-teriak gaje ketika nge-skak pion milik Aldebaran, sedangkan Saint Taurus tersebut hanya sweatdrop melihat tingkah rekan domba nya yang kaya bocah.
"Myowahahaha! Lo semua kaya nya bakal kalah," Deathmask ketawa nista.
"Kenapa begitu, gitu?" Aphro menoleh pada Deathmask sambil memasang tampang horror.
"Coba keluarin semua kartu nya," menurut, para pemain langsung menaruh semua kartu nya di lantai bus.
"Myowahahaha!! Kan bener, gue menang! Joker nya di gue semua!" Deathmask tertawa puas, lalu mengulurkan tangannya yang berarti menagih uang.
Terpaksa, Aphrodite, Dohko, Saga, Shiryu, Ikki, dan Seiya harus membayar uang untuk membayar hutang mereka pada Deathmask. Kenapa? Karna saat mereka semua belum dapat gaji dari Athena, mereka berenam (yang ikut main kartu) meminjam duit pada Deathmask karna Saint Cancer tersebut kerja sambilan di toko Athens untuk menjual sebagian koleksi topeng nya.
Aiolos, Saga, Camus, Shaka, Hyoga, dan Shun daritadi anteng meneng adem ayem kaya patung saking gak gerak-gerak daritadi. (Mati kali #plak). Mungkin mereka kesambet setan apaan tau yang bikin mereka diem aja(?).
"Oi, liat tuhh! Ada pesawat!!" entah sejak kapan Seiya sudah ada disamping Hyoga sambil menunjuk-nunjuk pesawat dan helikopter yang tengah melintas di udara.
"Pesawat doang elah," komentar Shiryu ini membuat Saint Pegasus tersebut menatapnya sinis.
"Gue pengen naik lagi tau,"
"Naik aja sono, minta ama Saga buat di teleport kesana,"
"Mbung,"
"Tadi katanya mau. Gimana sih," ini Hyoga yang membalas.
"Ya gak gitu juga. Pada gak peka lo pada,"
Keberisikan ini terus berlangsung hingga bus berhenti. Mereka semua langsung berhenti melakukan kegiatan masing-masing dan menoleh ke kaca jendela. Di depan, terdapat gerbang yang diatasnya bertuliskan "Taman Mini Indonesia Indah". Mata mereka cling-cling seketika.
Setelah membayar tiket masuk, bus langsung mencari tempat parkir yang bagus. Melihat ada yang kosong di dekat salah satu Museum, si sopir langsung memparkirkan bus nya. Satu persatu gerombolan itu turun dari bus.
"Saya tunggu disini, ya, Tuan. Dan mohon jangan sampai sore, karna biasanya macet jika malam," sopir tersebut tersenyum tipis ke arah Aiolos.
"Baik, akan kami usahakan. Terimakasih banyak," Aiolos ikut tersenyum, lalu memimpin gerombolan menuju wahana hiburan. Mereka telah mendiskusikan ini saat di kamar hotel tadi pagi.
Mereka semua pun masuk kedalam gerbang yang berisi permainan-permainan besar.
"Bang! naik itu, bang!" Aiolia menunjuk kereta gantung yang tengah berhalu-lalang di atas.
"Ah, semuanya lewat sini," Aiolos mengintruksi, menyuruh semuanya untuk mengikuti sang Saint Sagittarius.
"Yeeyyy!!" Aiolia berlari menaiki tangga agar bisa sampai di puncak kereta gantung.
"Lia, lu OOC banget dah," Deathmask berkomentar yang langsung dibalas dengan tatapan tajam dari adik Aiolos tersebut.
Selang beberapa menit, mereka sampai di puncak dan menaiki kereta gantung yang masih kosong. Satu kereta berisi 5 atau 4 orang (kereta yang ditumpangi Aldebaran hanya empat orang. Kalau lima nanti udah jatuh duluan kereta nya).
Setelah kereta gantung yang kosong telah diisi oleh gerombolan turis tersebut, kereta langsung berjalan melalui kabel yang terpasang seperti katrol.
"HEBAAATTT!!" semuanya terkagum-kagum melihat pemandangan dari atas, tak terkecuali Camus dan Shaka yang terkenal sebagai orang bermuka tembok.
"Dari sini Sanctuary keliatan gak, yak?" Deathmask mulai ngaco.
"Mulai, deh. Jauh lah dari sini ke sono, mono keliatan?" Aphro dan Shiryu tertawa mendengar ucapan Shura yang mirip logat Jawa.
"Waahh!! Bang! Nanti ke taman ikan itu, yuk!" Aiolia melompat-lompat yang membuat kereta gantung yang mereka tumpangi itu bergoyang-goyang hebat.
Aiolos tersenyum tipis sambil menatap adiknya. Sebenarnya dia pengen marahin, tapi buat jaga image, dia harus sabar. "Iya, nanti kesana. Jangan loncat-loncat, Lia,"
"Kalian berdua akrab, ya," Ikki menatap atasannya yang kelihatannya akrab. Tapi dia belum tau kalau mereka udah marahan itu kaya ...
Mau tau?
Habis berantem, kakak-adik itu pasti badan nya pada bengkak, memar, lecet-lecet kaya dicakar kucing garong, and rambut berantakan kaya singa.
"Oh pastinya! Bang Los the best!" Aiolia merangkul kakak nya dengan senyuman lebar.
'Tapi lu ngeselin mulu sama gue. Pengen banget we bejek pas lu bikin we naik darah. Tapi demi keliatan cool, sabar aja lah,'
"Rasanya kaya naik pesawat. Mual," kaya nya, Milo and Dohko mabuk udara, gaez.
"Gimana, nih? Kalau muntah disini bisa gawat," Seiya memasang tampang poker face, masa bodo mereka akan muntah atau tidak.
"Muntah diluar aja," mendengar itu, Camus menoleh pada muridnya.
"Nanti kena orang lah, Hyoga,"
"Iya juga, ya. Nanti orang malah ngira itu 'ee burung. Pas dicium, padahal muntah nya Milo sama Dohko." Hyoga menggembungkan pipi, menahan tawa. "Nanti Sensei yang tanggung jawab,"
Camus menatap sinis ke arah muridnya itu, sebelum Hyoga berbicara. "Kan Sensei temannya Milo. Jangan marah, jangan marah,"
Camus pengen banget ngebekuin muridnya di peti mati es lagi. Tapi lagi gak ada niatan. Ya yaudah, tu anak daritadi berkicau dia diemin.
"Yok bang, kita nyanyi!" Kanon teriak-teriak yang membuat Saga pusing sendiri.
"Kamu tuh, ya, kaya bang Defteros tau gak. Kalau udah bikin ribut sekali, bakal ribut terus. Nah kalo bang Aspros, sekali ngoceh, bakal ngoceh terus kaya burung bercicit,"
"Nah, abang tuh kaya bang Aspros,"
"Jadi gue itu bawel!?" Saga mulai ngamuk.
"Kadang, sih,"
"Gue bawel gimana coba? Itu juga demi kebaikan lu. Kalo lu gak gue kasih tau, ntar lu malah salah ngelakuin ini itu. Makasih kek gue omelin, toh itu juga buat lu sendiri. Mana ada kakak yang perhatian kaya gue? Bla bla bla ..."
'Kan ... Bawel nya kumat, baru juga diomongin,'
***
Setelah kereta gantung berhenti bergantian, semuanya turun dari kereta dan turun melalui tangga tadi. Mereka berjalan beberapa meter dari wahana kereta gantung menuju wahana ikan air tawar.
"Lu kaya bang Aspros!" Kanon berteriak tepat didepan telinga abang-nya.
"Lu juga kaya bang Defteros! Kerjaannya ribut terus!"
"Lah lu ngoceh terus! Gara-gara diceramahin Shaka kali, jadinya ngomel mulu. Ibu-ibu PMS, dasar!" ucapan Kanon itu membuat Shaka refleks menoleh karna nama nya disebut-sebut.
"Gue bukan ibu-ibu, dan gue gak PMS!!"
"Terus ngapa lu ceramah mulu!?"
Sebagian dari mereka menutup kuping nya, karna tak sanggup mendengar kata-kata pedas nan nyaring dari kedua Gemini.
"Udah, we kapok naik kereta gantung!" Dohko dan Milo menutup mulutnya dengan wajah yang pucat. Mereka gak peduli dengan teriakan-teriakan dari kedua Saint Gemini yang bikin kepala pusing, karna mereka bakal pingsan kalau mikir begituan.
"Lah Milo sama Dohko kenapa?" Alde menoleh pada kedua rekannya yang biasanya mereka yang antusias.
"Mabok," Camus menjawab dengan tampang datar plus singkat, padat, dan jelas seperti biasanya.
"Malah kita seru tadi. Ketawa-ketawa mulu," Deathmask tertawa ngakak.
"Enggak, lu doang yang ketawa," Shura menanggapi. "Kaya orang gila tau gak, ketawa-tawa gitu,"
"Dia emang udah gila," Shiryu mendongak ke arah atasannya.
"Ini ke ikan air tawar itu, kan, bang?" Aiolia mendongak dan memasang tampang pura-pura polos.
"Iya, sebentar lagi sampai," Aiolos menunjuk papan besar yang menunjukkan letak wahana ikan air tawar yang akan mereka kunjungi.
"Lu ngomel mulu bisanya! Baik kek sesekali!"
"Heh! Gue ngomel itu buat lu juga! Gue itu sayang ke lu! Mana ada abang kaya gue yang perhatian ke adiknya!?"
"Gue ngerasa kalau lu gak sayang gue tau gak!"
"Kanon!! Udah!" Shura langsung mendorong Kanon menjauh dari Saga agar sang Saint Gemini adik tersebut tak melepaskan pukulan pada kakak nya.
"Saga! Hoi, Saga!!" Aiolos tak tinggal diam, ia menahan badan Saga agar tidak menonjok adiknya secara tiba-tiba.
Sementara kedua Senior memisahkan kedua saudara Gemini, yang lainnya hanya menonton perkelahian tersebut tanpa ada yang berniat untuk membantu.
"Begini, ya, kalau mereka berantem," Shun dan Ikki sweatdrop berat. Pasalnya mereka aja kalau berantem gak sebegitu nya. Lah ini, udah tua juga masih aja berantem, sadis lagi.
Setelah keadaan sudah tenang, orang-orang tak lagi memperhatikan, mereka melanjutkan perjalanan menuju wahana ikan air tawar yang terletak beberapa meter lagi dari tempat mereka berdiri sekarang.
Mereka berjalan menuju wahana ikan tersebut dan masuk kedalam. Beberapa langkah dari pintu, terdapat jembatan berwarna merah yang dibawahnya terdapat sungai kecil tempat ikan berukuran jumbo hidup.
Diseberang jembatan pula terdapat puluhan akuarium yang berisikan beberapa ikan. Dibawah setiap akuarium terdapat nama dan nama latin ikan tersebut.
"Wahh ... Ikan mas! Halo, my brother!" Aphro melambai-lambaikan tangannya pada ikan mas yang ada di salah satu akuarium berukuran sedang.
"Ini ikan apa? Gila gede banget!" Aiolia dan Milo—yang sekarang udah lupa sama mual nya—berdiri di samping jembatan sambil menunduk kebawah. Walaupun sungai itu kecil, isinya adalah ikan-ikan besar yang tidak diketahui nama nya, karna gak ada papan nama dari ikan tersebut.
Tiba-tiba, Deathmask sudah ada disamping Aiolia sambil membawa pancingan dan seekor cacing. Aiolia dan Milo saling tatap, bingung akan apa yang dilakukan rekan Cancer mereka itu.
Ia duduk di pinggir jembatan, menusuk cacing di kait pancingan, dan melempar pancingannya kedalam sungai. Tentu saja Aiolia dan Milo kaget, belum lagi orang-orang disekitarnya.
"Mask! Lu ngapain!? Diliatin sama orang-orang tuh!" Aiolia sedikit berbisik pada Deathmask yang kini sedang fokus pada si ikan.
"Ya mancing lah!" Deathmask membalas, ikut berbisik.
PRRIITT!!
"Hei! Yang disana, ngapain itu!?" salah satu satpam di wahana ini mendekati Deathmask yang kini tengah memasang wajah tanpa dosa.
"Mancing, pak. Ini kalau di goreng enak loh, pak," Milo dan Aiolia sweatdrop plus tepuk jidat mendengar jawaban Deathmask itu.
"Itu ikan hias, gak bisa di goreng!" satpam tersebut ikutan sweatdrop.
Dari kejauhan, Aiolos melihat Deathmask bersama seorang satpam. Karna merasa ada yang tidak beres, ia mendekati ketiga rekannya yang ada di pinggir jembatan itu.
"Ini ada ap— Deathmask! Kamu ngapain?" Aiolos kaget setengah mati, bahkan sampai loncat kebelakang melihat Deathmask yang sedang memancing di sungai kecil yang sebenarnya bukan pemancingan umum.
"Lu pada gak bisa liat apa!? Gue lagi man—"
Pluk!
"—cing," Deathmask melanjutkan ucapannya yang terpotong setelah pancingannya jatuh kedalam sungai.
Pesan dari paragraf tersebut : "Karma is real!"
"Azab noh, gara-gara nyari gara-gara," Aiolia tertawa ngakak yang membuat Milo tambah sweatdrop.
"Udah-udah, kesana, yok. Udah pada kumpul tuh,"
"Kumpul apaan?"
"Hah?" Aiolos tambah tulalit.
"Kumpul apanya? Wong gak ada siapa-siapa," Milo menjelaskan kalimat sebelumnya sambil menunjuk kebelakang Aiolos.
Aiolos refleks berbalik badan, dan tidak menemukan satupun rekannya. "Whut? Tadi mereka ada disini! Mil—" ketika Aiolos berbalik badan lagi, ia juga sudah tidak melihat sosok rekan Kalajengking, Kepiting, dan Singa nya yang kelewat Idiot itu. (Dia ngaku-ngaku, ya, kalau ade nya itu idiot akut?)
"Bodo amat. Gue senior, malah gak dihargain. Keliling sendiri aja, dah. Jomblo happy mah bebas," Aiolos tersenyum sumringah, lalu berjalan-jalan memutari wahana ikan air tawar ini.
Di lain sisi ...
"Udah, udah ... Cape. Tu senior udah gak nyariin," Saga duduk di dekat akuarium berisi seekor belut listrik.
"Lu juga senior, Saga," Aphrodite tersenyum yang tersirat beribu makna didalamnya. "Sama-sama bawel,"
Kanon langsung menatap sinis ke arah Aphrodite seakan-akan berbicara lu-kalo-nyari-mati-jangan-disini-diluar-aja-sono-lapangan-luas-buat-lu.
"Emang bener, kok. Aiolos sama Saga nyebelin banget pas lagi ngoceh. Kaya nya satu darah sama pelajaran matematika. Soalnya pendek, jawabannya panjang ampe beranak,"
"Jadi gue beneran bawel!?" Saga otomatis bangkit berdiri, tak ikhlas dibilang bawel dan disama-samain sama matematika naudzubillah susah nya itu.
"Eng-enggak, kok, Saga. Lebih bawel Aiolos," Aphro sweatdrop melihat tingkah Saga setelah ia menjelek-jelekannya secara terang-terangan.
"Ooohh, jadi kalian semua ngejelek-jelekin saya!?" Aiolos tiba-tiba telah berada dibelakang Aphro, disertai dengan aura hitamnya.
"Eng-nggak, Los. Cuma ngebandingin aja,"
"Ngebandingin enggak kaya gitu. Lu pada ngira kalau gue ini bodoh!?"
"Bang, kata-kata kasar nya jangan dikeluarin," Aiolia mengusap-usap punggung kakak nya dengan sayang, tapi ada maksud tersembunyi dibaliknya. "Katanya mau jaga image biar keliatan cool di depan cewe,"
"AIOLIAA!!!"
"AMPUUNN, BANG!! KECEPLOSAN!" Aiolia udah ngacir duluan untuk menghindari anak panah yang melesat hampir mengenai badannya. "Tapi niat,"
Mendengar itu, Aiolos langsung melepas satu tembakan anak panah, dan tepat mengenai tangan adik nya. Semuanya panik tak kepalang.
"Gimana, nih? Siapa yang bisa penyembuhan!? Shaka bisa gak?" Saga jadi riweh sendiri saking panik nya.
"Tidak," kata yang singkat, padat, dan sangad jelas.
Tiba-tiba muncul tiga orang yang memakai pakaian ala dokter plus memakai masker, yang kini telah ada disamping pasien yang sekarat.
"Anda sakit apa, Tuan? Tangan tertusuk? Ohh itu, untung saya bawa alat nya. Ini ada gergaji, palu, golok, suntik mati, pisau, pistol juga ada ..." salah satu dokter mengeluarkan semua alat-alat nya dari kotak P3K (loh?).
"Banyak omong lu, dah sikat aja tu orang," dokter yang satu lagi jadi gregetan sendiri ngeliat tingkah rekannya.
"Saya gak bawa sikat, Pak, ada nya cuma sapu,"
"Bodo amat, dah. Oi, keluarin tandu nya," dokter yang tadi menyuruh rekan yang satu nya lagi. Rekannya itu langsung mengeluarkan tandu dari tas kecil nya(?).
Mereka berdua mengangkat Aiolia ke tandu lalu membawa nya entah kemana.
"Nuninuninuninu!!" dokter yang membawa tandu tadi berlari tak tentu arah sambil menyuarakan sirine ambulan.
Tiba-tiba dokter itu kembali lagi ke tempat para Saint berkumpul tadi. "Lah balik lagi, sih?"
"Ayo, kita mulai aja," kedua dokter itu menurunkan tandu, lalu dokter yang satu nya lagi ikut berkumpul. Mereka mengambil ancang-ancang, lalu ...
"EXCALIBUR!!//SEKISHIKI MEIKAI HA!!//ROYAL DEMON ROSE!!"
"Shura, DM, Aphro!?"
"Crystal Wall!!" Mu menahan serangan mereka agar Aiolia tak tewas karna dicincang hidup-hidup.
"Bego lu bertiga!! Dia udah mau mati, kenapa gak lu tolongin!?" Kanon jadi ngegas, kan.
"Baka, gue belum mati," Aiolia ikutan ngegas, toh.
"Lah makanya itu, karna dia udah mau mati, kita matiin aja sekalian. Excalibur buat motong tangannya biar penyakit nya gak nyebar ke seluruh badan—"
"—Sekishiki Meikai Ha biar dia masuk surga. Ya you know lah, kebalikan surga itu apa,"
"Njir, lu mau gue masuk Neraka Jahannam!?"
"And Royal Demon Rose buat nyuntik mati Aiolia biar gak ngerasain sakit pas lagi dicincang jadi daging manusia,"
"BAKAA!!!!"
***
"Makanya, jangan mancing Aiolos napa, sih. Dia kalau udah ganas, bakal ganas terus. Tuh liat aja dia daritadi ngacak-ngacak rambut mulu,"
"Tapi gue gak lagi mancing ikan, Saga,"
"Pantes aja abang lu sering stress. Ade nya aja tengil kek gini," Aphro yang sekarang sudah tidak main dokter-dokteran lagi, menyentil dahi Aiolia dengan gemas, yang membuat si pemilik jidat langsung mengusap-usap jidatnya.
"A-adudududududu!!" Aiolia memegang tangan kanannya yang sudah diobati sambil menjerit gak jelas.
"Mana adudu!?" Milo mengambil ancang-ancang sambil menoleh ke segala arah, yang membuat semuanya sweatdrop berat.
"Its you wanna dududu," Deathmask malah joget-joget ala Blackpink.
"Jijik gue liat lu joget-joget gitu," Dohko merinding setengah mati, bahkan bulu kuduk nya sampe berdiri.
"Kan bener apa kata kita. Mendingan tu anak dimatiin tadi. Daripada kesakitan gitu, kan, kasian," ucapan Deathmask itu membuat Aiolia menoleh dengan tatapan tajam.
"Lu mau gue mati sekarang!? Dosa gue masih banyak. Kalo lu mau mati duluan, sini, gue matiin lu dengan cara yang mudah,"
"Udah-udah, Lia masih bisa jalan, kan? Kalau bisa, kita lanjut aja. Sekarang udah jam satu siang soalnya," Aldebaran menoleh ke jam dinding di sebelah kiri nya.
"Ya bisa dong! Lia gitu, loh,"
***
"Los, lanjut lagi, yuk!" Kanon membujuk Aiolos yang sedang duduk di kursi dekat akuarium berisi ikan piranha.
"Kalian duluan aja,"
"Terus kamu ngapain disini?" Shura ikut mendekat, berdiri di samping Kanon.
"Eng ..."
"Bang?"
"Lia?" Aiolos mendongak, melihat Aiolia sudah ada dihadapannya. Refleks ia memeluk adiknya itu sambil terisak. "Maafin kakak, ya, Lia. Tadi udah emosi banget soalnya,"
"Ya gak apa-apa, Bang. Lia yang salah,"
"Kok gue jadi pengen nangis yak?" Seiya mengucek-ucek matanya, lalu memeluk Shiryu yang ada disamping nya. "Huwaaa!!"
"Najong, jangan meluk-meluk gue!! Aahhh!!!" Shiryu berteriak gaje sambil melepaskan badan Seiya darinya.
Setelah acara drama syedih nya selesai, mereka pun melanjutkan perjalanan menuju Museum Antariksa. Berarti otomatis mereka melewati kolam renang Snowbay yang sedang ramai-ramai nya.
"Ayo, kesana!!" Aiolia jingkrak-jingkrak gak jelas.
"Ingat orang lain, jangan egois."
"Siapa yang egois, es batu?" mendengar itu, Camus menatap tajam pada Kanon. Ia menunggu kelanjutan ucapan sang Gemini adik. "Semua orang punya hak ngasih pendapat. Suara terbanyak, dia yang menang,"
"Lalu keinginanmu itu harus dituruti, begitu? Baka." kata-kata yang singkat, tapi nusuk banget.
Akhirnya, terjadi peperangan adu mulut yang terbagi menjadi dua kelompok : Pro-berenang yang dipimpin oleh Kanon dan Anti-berenang yang dipimpin oleh Camus.
Setelah debat capres-cawapres(?)—eh salah, maksudnya musyawarah bersama, mereka akan tetap ke Museum Antariksa. Alasan pertama, mereka tidak membawa baju ganti. Kedua, cuaca sedang panas, nanti kulit jadi hitam. Ketiga ... Tiket nya mahal.
Akhirnya mereka berjalan menuju Museum yang tinggal 300 Meter lagi dari tempat mereka berdiri saat ini.
Sesampai nya disana, mereka langsung masuk kedalam dan berkeliling. Banyak sejarah tentang roket, satelit, terbentuknya planet, dan lainnya.
"Selamat datang di Museum Antariksa. Saya akan menjelaskan semua yang ada disini," salah seorang karyawan menyuruh mereka untuk mengikuti nya.
"Disini adalah bagian satelit. Satelit ada dua, satelit alami dan buatan. Satelit alami adalah benda yang sudah ada sejak dibuatnya alam semesta, contoh nya adalah bulan. Sedangkan satelit buatan adalah benda buatan manusia di luar angkasa untuk memantau bumi dari atas. Dulu, Indonesia membeli satelit dari Amerika, yaitu satelit Palapa. Lalu dijual kembali, sehingga Indonesia tidak memiliki aset satelit. Itu membuat para generasi muda memiliki niat untuk merancang satelit. Ada tiga satelit yang sudah diluncurkan, tapi itu dirahasiakan oleh pembuatnya."
"Bagaimana cara satelit diluncurin ke luar angkasa?" Mu bertanya disertai dengan wajah sok polos nya.
"Dengan roket. Jadi, satelit akan dimasukan ke bagian tengah roket. Lalu saat roket sudah sampai di orbit satelit, roket melepaskan bagian tubuhnya satu persatu. Saat satelit sudah tepat berada di orbit, satelit akan beradaptasi dulu di orbit nya selama dua minggu, lalu barulah satelit bisa memantau Indonesia dengan pengindraan jauh."
"Kalau gagal?" kali ini Shun yang bertanya.
"Jika gagal ... Satelit tidak akan bisa memantau Indonesia, dan harus diulang dari nol," karyawan tersebut menunjuk video satelit yang gagal karna hancur didobrak oleh meteorit. "Oleh karna itu, satelit harus di uji coba dengan getaran, suhu, dan hantaman, sehingga satelit itu akan bertahan lama di atas sana."
Mereka semua lalu berjalan menuju bagian roket, dimana ada sejarah dan video pembuatan roket pertama kali.
"Roket sendiri sudah ada sedikit perkembangan, walaupun ada satu kekurangan lagi. Saat ini, Indonesia tengah memperbaiki bagian bawah roket, dikarnakan besi nya meleleh ketika api keluar. Para ilmuwan dan generasi muda tengah mencari bahan yang tepat agar bagian bawah roket ini tidak meleleh."
Itulah toure yang menurut Camus menyenangkan. Yang lainnya hanya menyimak, tapi tidak dimasukin ke otak. Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri.
***
Pukul 15.36
Setelah makan siang di salah satu food court, mereka semua balik ke kendaraan karna sudah hampir sore.
Di bus, wajah-wajah mereka suram gitu, kaya habis gak dikasih gaji sama Athena.
"Jalan-jalan apaan, sih, nih? Gak seru." Kanon menatap ke arah jendela, lalu menggerutu sekeras-keras nya disitu.
"Enggak berenang ..."
"Makanannya gak enak, tapi mahal ..."
"Dan banyak hal nyebelin disini."
Itulah komentar para Saint. Memang, hari ini adalah hari yang melelahkan plus menegangkan untuk mereka semua. Dari bertengkar nya kedua Saint Gemini, bertengkar nya Aio bersaudara, dan membosankannya toure di Museum Antariksa.
Tapi ini adalah pengalaman pertama bagi mereka. Setelah berjuang mati-matian saat Holy War dan berjuang mati-matian membujuk Athena agar memberi mereka gaji, mereka tetap bersyukur karna ada kesempatan untuk jalan-jalan ke luar negeri seperti ini.
***
Huwah! Akhirnya selesai juga! Beri tepuk tangan yang meriah! #plak plak
Gaje, ya? Menurutku, kaya nya chapter ini gak ada lucu-lucu nya sama sekali dah. Tolong salahkan ide saya yang tiba-tiba ilang saat saya lagi butuh:v
Setelah dipikir-pikir, di akhir chapter ini kaya ada genre agama-agama nya, ya? Kata-kata nya aja langsung lewat di otak secara tiba-tiba. Ya jadi ditulis aja.
Maaf karna telat banget up nya. Nanti akan diusahakan secepetnya kok^>^
Salam dari Author,
Ibanez
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top