》Liburan (2)

Disclaimer
Saint Seiya © Masami Kurumada
This Story © Mine

Warning
Typo bertebaran, OOC, gaje, dan hanya mengingatkan, Dohko disini berkarakter saat masih muda

Chapter 2

***

Matahari belum terbit, pukul 3 pagi, para Goldies sudah bersiap. Koper mereka yang besar, diseret ke lapangan Sanctuary. Pesawat akan berangkat pukul 4.

Semuanya telah siap, tinggal menunggu kedatangan kelima Bronzies. Mereka memang memiliki kebiasaan ngaret saat disuruh kumpul di acara-acara. Dan sayangnya, kebiasaan ngaret mereka akan membuat mereka dihadiahi hujatan-hujatan pedas nan ganas.

"Kenapa para inkarnasi kita gak diajak?" Milo bertanya sambil duduk di atas rumput lapangan.

"Entah ... mungkin mereka lagi banyak misi atau Athena-sama memang sengaja gak ajak mereka," Aiolos menjawab.

"Eh Dite, ngapain bawa koper dua? Isinya baju semua, ya?" sahut Deathmask ketika melihat dua koper berukuran jumbo milik rekan Pisces nya itu.

"Iya, yang ini isinya baju-baju, dan yang ini isinya make-up," jawab Aphro sambil menunjuk dua koper milik nya.

Deathmask dan Shura yang mendengar itu langsung merinding. Make-up nya sampe sekoper? Ibu-ibu aja bawa make-up paling cuma satu tas. Lah ini satu koper, UKURAN JUMBO!

"Kita cuma dapet liburan lima hari, Dite. Ngapain bawa banyak-banyak gitu?" Kanon sweatdrop.

"Ya gapapa. Jaga-jaga aja, Non," Aphro nyengir seadanya.

"Disini dingin banget lagi ..." gumam Aiolia sambil mengusap-usap kedua lengannya. Pagi di Yunani memang dingin, berbeda saat siang hari, yang suhu nya bisa mencapai 35 derajat.

Itu limaan gak mungkin, kan, mereka dandan dulu? Siap-siap doang sampai lama gini. Pemilik dua belas kuil aja sampe nguap-nguap nunggu nya.

"Lebih baik cek dulu apa yang belum sempat terbawa sambil nunggu mereka berlima," ujar Mu sambil mengecek benda-benda di koper nya, memastikan tak ada yang tertinggal.

Setelah 10 kali memastikan, semua Goldies yakin 1 juta persen bahwa tak ada yang tertinggal. Para Bronzies belum juga datang, padahal sudah jam 03.20.

"Eh sumpah, ngaret banget sih tu limaan. Tinggalin aja, yok," seru Saga mulai kesal dan bangkit berdiri.

Di sisi lain ...

"Woi! Buruan!"

Lima orang pemuda berlari sekuat tenaga, menyelip di antara kerumunan orang yang berhalu-lalang. Di kota Athens, jam segini sudah ramai oleh para penduduk desa. Jika sudah pukul 8 keatas, pasti jalan-jalan sudah sepi.

Mereka berjuang habis-habisan untuk sampai di Sanctuary dengan cepat. Awalnya, mereka jalan biasa saja, cuek bebek dengan orang yang daritadi bulak-balik lewat. Dan saat Shun mengecek jam tangannya, ia langsung kaget dan menyuruh rekannya berlari cepat. Dan beginilah jadinya.

Pukul 03.40.

Kembali ke Sanctuary ...

Saat mereka semua hampir terlelap ketiduran karna menunggu terlalu lama, Aldebaran mendengar sebuah teriakan dari kejauhan.

"Wooiii!!"

Karna sang Gold saint Taurus tersebut hanya mendengar nya sekali, ia hanya mengendikkan bahu karna berfikir kalau itu hanya halusinasi nya. Saat ia hendak memejamkan mata, ia kembali mendengar suara itu. Kini terdengar lebih keras.

"Woii! Cepet bisa gak, sih!?"

"Bentaran napa, sih! Lu kira ni koper gak berat!? Siapa suruh tadi ngantuk pas jalan!"

"Kutu kupret!"

"Gue bukan kutu!"

"Bisa diem gak? Ini tujuan udah didepan mata, fokus aja napa, sih!"

"Diem lu cuk!"

Karna mendengar teriakan super dahsyat itu, mereka semua memutuskan untuk bangun dan melihat siapa yang berdebat pagi-pagi buta begini.

"Itu ..." Dohko menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas lima pemuda tersebut. Maklum, udah tua.

"Itu Seiya, kan?" Aiolia mengernyit, lalu berteriak, "Woi! Cepetan! Kita tinggal tau rasa lo!"

Mendengar itu, kelima Bronzies tersebut langsung berlari secepat kilat dengan meninggalkan kilau-kilau debu intan(?) milik Hyoga.

Setelah sampai di kerumulan para Goldies—walaupun cape setengah mati—Saga dan Kanon membuat teleport menuju bandara.

Sebenarnya, bisa saja mereka ke Indonesia lewat Another Dimension si kembar Gemini. Tapi dua kakak-beradik itu malah menolak mentah-mentah dengan alasan kejauhan. Karna mereka gak mau ambil pusing, akhirnya mereka setuju untuk naik pesawat aja.

Tak sampai dua menit, mereka semua sampai di bandara. Untungnya, pesawat nya baru akan siap-siap.

Mereka semua tercengang untuk beberapa saat dengan mata yang cling-cling, ketika melihat semua kecanggihan disitu.

"Wah, kak, apa tuh? Gede banget, kaya burung!" seru Aiolia dengan mata yang berbinar-binar sambil menunjuk-nunjuk benda besar di lapangan lepas landas.

"Aku juga baru tahu kalau pesawat bentuknya kaya gitu," gumam Aiolos sweatdrop. Ia gak membayangkan kalau bentuk pesawat itu kaya gitu.

"Ini apa namanya? Bandana, ya?"

"Bandara, Kanon. Bukan bandana," Saga sweatdrop.

"Negara yang kita kunjungin apa, tuh? Indosiar, bukan?" celetuk Milo, menoleh ke arah rekan-rekannya.

"Indonesia, Milo," Camus sweatdrop berat.

"Aku pikir bandara bentuknya kaya pisang," Shura tertawa tanpa dosa.

"Itu banana!!"

"Indonesia punya mawar merah gak ya? Kalau gak ada, eike tanem dah disana. Nanti eike terkenal, karna nama nya itu Aphrodite's Roses," Aphro tertawa terbahak-bahak.

"Geer lu," sahut Deathmask, melirik tajam ke arah sahabat Pisces disamping nya.

"Idih, iri?" balas Aphro tak kalah tajam.

"Ngapain juga gue iri?"

"Lagian komen mulu,"

"Ini mulut gue,"

"Bilang aja lo iri. Ribet, deh,"

"Sori, gue masih punya koleksi topeng yang lebih berharga daripada mawar lo itu,"

"Bisa diem?" Shura tersenyum lebar sambil menyiapkan tangan kanan nya. Kedua temannya itu langsung diam ketika mendengar ancaman sang saint Capricorn tersebut.

"Widih! Paan nih?" Milo, Aiolia, Kanon, Mu, Alde, dan Dohko mendekati mesin minuman. "Maygat! Canggih banget!"

Mereka semua akhirnya saling berpencar. Para Goldies pada sibuk sendiri dengan kenorak-an nya (kecuali Shaka yang daritadi sama sekali gak bergerak dari posisi semedi nya), dan para Bronzies membuat kerecohan karna masuk ke toilet wanita (ini mereka malu pake banget).

Maklum, mereka datang dari zaman 100 tahun yang lalu, abad 20. Sementara bumi udah abad 21. Teknologi nya pasti sudah berubah pesat.

Setelah keluar dari toilet wanita sambil menahan malu yang amat sangat, mereka terkagum-kagum ketika melihat pesawat yang lepas landas menuju tujuan.

"Wuih hebat! Itu nya terbang, padahal gak punya sayap," celetuk Seiya dengan mata berbinar-binar sambil menunjuk-nunjuk pesawat tersebut.

"Punya sayap, dodol. Itu loh," Shiryu menunjuk benda pipih yang menempel di samping kiri dan kanan benda besar tersebut.

"Kok gak dikepak?" Seiya bertanya lagi. Kali ini, Shiryu juga bingung kenapa benda pipih tersebut gak dikepak kaya sayap burung.

"Kok ada rodanya?" Shun ikut bertanya.

"Mungkin kaki nya ilang, jadi diganti sama roda," jawab Hyoga ngawur.

Sementara para Bronzies masih mengamati pesawat, para Goldies berdiskusi tentang tempat yang akan mereka kunjungi nanti nya.

"Kita dikasih uang satu juta Euro. Jadi pergunakan sebaik-baiknya. Kita menginap di hotel Salak," jelas Aiolos.

"Berarti hotel nya dari salak, ya?" celetuk Aiolia ngaco.

"Bukan, Lia. Itu cuma nama," Aiolos sweatdrop.

"Tempat yang bakal kita kunjungin itu Jungleland, Taman Mini Indonesia Indah, dan Dufan," Shaka membaca tulisan di peta yang diberi oleh Saori kemarin.

"Aku gak sabar!" seru Kanon girang.

"Taman Mini Indonesia Indah itu kaya gimana sih?" Deathmask bertanya dengan antusias.

"Di TMII itu banyak arena-arena. Dari monumen bersejarah, kolam berenang Snowbay, Museum, dan kereta gantung," jawab Dohko.

"Kok Anda tahu?" Mu mengernyit.

"Aku tadi baca disini," Dohko menunjukkan kertas yang dipegang Shaka mengenai arena-arena di tempat itu, sambil nyengir.

"Kalau Jungleland itu kaya gimana?" kali ini, Alde yang bertanya.

"Itu berisi permainan. Ada roller couster, bianglala, dan permainan kecil lainnya," ini Camus yang menjawab.

"Kalau Dufan itu sama kaya Jungleland. Tapi kalau Dufan ada wahana lumba-lumba nya," Shaka menjelaskan sebelum ada yang bertanya.

'BAGI PARA PENUMPANG YANG BERTUJUAN KE INDONESIA, SEGERA MASUK KE DALAM PESAWAT,'

Mendengar itu, mereka segera meletakkan koper-koper mereka di jalur bergerak khusus untuk koper. Jalur itu akan bergerak menuju kereta pengangkut bawaan para penumpang. Lalu bawaan para penumpang akan diletakkan di bagian belakang pesawat.

Mereka semua sangat senang bisa merasakan naik pesawat. Apalagi Aiolia, Kanon, Milo, dan Seiya yang sudah sangat antusias.

Mereka segera masuk ke pintu yang menuju pesawat Indonesia. Mereka masuk kedalam pesawat dan memilih tempat duduk yang berdekatan agar tak terpisah.

Mu dengan Shaka, Aldebaran dengan Dohko, Saga dengan Kanon, Deathmask dengan Shura, Aiolia dengan Aiolos, Milo dengan Camus, Aphrodite dengan Shun, Ikki dengan Seiya, dan Hyoga dengan Shiryu.

Sebenarnya Ikki tidak mau kalau Shun duduk dengan orang lain, apalagi banci kaya Aphrodite. Tapi karna Aphrodite nya maksa dan Shun nya kasihan terhadap Goldies yang satu itu, akhirnya Ikki ngizinin Shun duduk sama Gold saint Pisces tersebut.

"Pakai sabuk pengaman anda. Pesawat ini akan segera berangkat," suara itu berasal dari sang pilot pesawat di ruang kemudi.

Menurut, semua penumpang memakai sabuk pengaman demi keselamatan mereka. Pesawat mulai berjalan untuk lepas landas.

"Eh kak! Kak! Pesawatnya jalan! Yeeyy!" Aiolia berseru kencang sambil melihat ke luar lewat kaca pesawat, berhubung dia duduk di dekat jendela. Semua penumpang menoleh ke arah Aiolia dan Aiolos.

"Ma-maaf," Aiolos tersenyum kaku pada para penumpang yang tengah melihat ke arahnya.

Tak lama, pesawat itu pun lepas landas dan terbang menuju Indonesia. Para saint yang norak (baca: Masa Kecil Kurang Bahagia) langsung teriak-teriak gaje.

"Yeeyy terbaangg!!" seru Mu, Deathmask, Aiolia, Kanon, Milo, Seiya, dan Hyoga dengan kencang.

"Beriissiiikkk!!" seru Shaka, Shura, Aiolos, Saga, Camus, Ikki, dan Shiryu tak kalah kencang. Lagi-lagi seluruh penumpang menoleh ke arah mereka.

"Kalian satu rombongan, ya?" tanya salah satu penumpang yang duduk bersebelahan dengan tempat duduk Saga dan Kanon.

"I-iya, maafkan kami atas kejadian tadi," Saga dan Kanon tertawa kaku.

"Tidak apa-apa bagiku. Kalian berasal darimana?"

"Dari ... Yunani," jawab Saga, sedikit ragu.

"Benarkah? Untuk apa kalian ke Indonesia?" tanya nya lagi.

"Untuk berlibur," jawab Kanon dengan senyum riang.

"Itu adikmu?" tanya penumpang tersebut pada Saga sambil menunjuk orang yang berwajah mirip dengan Saga.

"Iya, kami kembar,"

Hyoga, Shiryu, Seiya, Ikki, Aphrodite, Shun, Milo, Camus, Aiolia, Aiolos, Deathmask, dan Shura yang duduk di kursi paling belakang, dapat melihat Saga dan Kanon berbicara dengan orang asing.

Rombongan saint itu pun mendengarkan percakapan antara Saga dengan penumpang tersebut dengan antusias, dan waswas takutnya penumpang itu menyerang dengan tiba-tiba. (Author sweatdrop).

"Lalu, rombongan ini teman-temanmu?" tanya penumpang tersebut (lagi).

"I-iya,"

"Siapa nama mereka?" penumpang tersebut terkekeh.

'Kepo!!!' batin seluruh saint mendengus.

"Itu Mu, Aldebaran, Deathmask, Aiolia, Shaka, Dohko, Milo, Aiolos, Shura, Camus, Aphrodite, Shun, Seiya, Ikki, Hyoga, dan Shiryu," Saga menyebut nama rekan-rekannya dengan ogah-ogahan sambil menunjuk mereka satu-satu.

"Namamu sendiri?"

"Oh iya, namaku Saga, dan adikku Kanon,"

"Lima anak kecil itu siapa? Adik kalian atau teman kalian?"

'Siapa yang lu maksud anak kecil, Nek!?' ini kelima tokoh utama langsung ngegas didalam hati karna tak sudi dibilang anak kecil.

"Itu murid kami,"

"Siapa guru nya dan siapa muridnya?"

'Ni orang nanya mulu,' batin Kanon menggerutu.

"Shun murid Shaka, Seiya murid Aiolos, Ikki murid Aiolia, Hyoga murid Camus, dan Shiryu murid Dohko,"

'Gini nih kalo udah bingung mau jawab apa,' Saga sweatdrop.

"Aiolia dan Aiolos itu kakak adik, ya?" penumpang itu bertanya lagi.

"Iya," jawab Saga seadanya.

"Sama seperti mu dengan Kanon?"

"Iya,"

"Kau kakak nya, Kanon adiknya?"

"Iya," Saga sweatdrop berat.

'Itu kan udah dikasih tau tadi!!'

"Aku dengar, ada Dewa-Dewi Olymphus. Apa itu benar? Bisa kau ceritakan sedikit?" diam-diam, Kanon menjambak rambutnya sendiri karna frustasi.

"Dewa Zeus dan Dewi Metis merupakan ayah dan ibu dari Dewi Athena. Dewi Athena sendiri merupakan Dewi Perang, Keadilan, dan Kebijaksanaan. Selain ketiga Dewa itu, ada Dewa Hades, Dewa kematian dan dunia bawah. Dewi Artemis, Dewi Bulan. Dewa Poseidon, Dewa lautan. Bla bla bla ..." Saga menjelaskan panjang lebar dengan tak ikhlas. Penumpang tersebut terkagum-kagum.

"Apa mereka benar-benar ada?" penumpang tersebut bertanya dengan mata yang berbinar-binar saking kagumnya.

"Ada," Kanon yang menjawab.

"Dimana?"

"Kami tak tahu," Saga tertawa terpaksa.

"Jika di Yunani ada, aku akan segera kesana setelah kembali dari Indonesia," penumpang tersebut girang. Saga dan Kanon hanya bisa sweatdrop melihat tingkah anehnya.

'Kaya nya antusias banget liat Dewa gituan,' Alde ikut sweatdrop.

'Kalo ketemu Hades, aku yakin, dia pasti langsung merinding 7 keliling,' Dohko tertawa di dalam hati.

'Ni orang kebanyakan duit, ya? Naik pesawat mulu,' batin Deathmask mendengus.

'Mentang-mentang bisa naik berkali-kali, gak usah sombong dong, mba,' Milo menggerutu.

'Gaji kita aja masih ada di Athena Saos tiram, hampir tiga bulan noh!' Aphro pundung di pojok kursi nya.

'Di Yunani memang ada Dewa, mba. Banyak malah,' Mu sweatdrop berat.

'Ini penumpang satu, harus dikasih pencerahan kali ya?' Shaka menaikkan salah satu alis nya.

'Ya ampun ...' Aiolos tepuk jidat mendengar komentar si lawan bicara Saga itu.

Kelima Bronzies hanya sweatdrop, lalu saling tatap.

"..."

Hening.

'Akhirnya tu orang diem!' batin semua saint sambil tersenyum dan memanjatkan rasa syukur.

Belum lama, penumpang tersebut malah bertanya lagi, yang membuat mereka semua kembali manyun.

Percakapan itu berlangsung sampai beberapa jam. Dan kali ini, semua saint nimbrung untuk mengobrol. Para Bronzies yang tadinya tengah mabuk udara, langsung sehat kembali ketika ikut mengobrol dengan rekan saint nya dan penumpang yang satu itu.

3 jam berlalu ... mereka semua tertidur di bangku nya dengan posisi yang bikin ngakak, seperti Deathmask dan Milo yang tidur dengan kaki di kursi, dan kepala di lantai. Saga, Kanon, Alde, dan Shura ngorok keras. Aphro maskeran dulu, baru tidur. Sebagian penumpang menganggapnya waria, karna wajahnya yang mirip pria, tapi sifatnya mirip wanita.

"Harap para penumpang bersiap. Pesawat akan mendarat sebentar lagi," suara itu dari kop pilot di ruang kemudi.

Shaka, Alde, Dohko, Aiolos, Camus, Shun, Ikki, dan Shiryu segera membangunkan para rekannya yang tertidur terlalu pulas.

Beberapa menit kemudian, pesawat mendarat di bandara Indonesia. Setelah pesawat benar-benar berhenti, satu persatu para penumpang turun dari pesawat.

Gerombolan saint masuk ke dalam bandara dan mengambil koper-koper mereka yang telah diberi label nama agar tidak tertukar. Setelah itu, mereka buru-buru keluar dari bandara, dan melihat semua pemandangan dengan mata yang cling-cling.

"Indonesia! I'm coming!!"

***

Halo lagi, gaez! Maap baru bisa up sekarang, kemaren lupa XD

Tenang, besok libur kok, aku bisa ngetik cepet jadinya. Doakan aku agar aku bisa menang lomba menulis esai Sabtu nanti, ya^^

Makasih banget buat semuanya, dari yang udah ngevote, comment, sampai follow akun ku.

Arigatou,
Ibanez

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top