》Konsultasi (2)

Disclaimer
#Saint Seiya © Masami Kurumada
#Saint Seiya The Lost Canvas © Shiori Teshirogi

Warning
Typo, gaje, OOC, humor rada-rada, dan laen-laen.

Chapter 2

***

Pagi yang berawan. Gak cerah, gak mendung. Semua nya baru aja sampai di kuil nya masing-masing sehabis latihan di Collosseum bersama reinkarnasi nya.

Kuil Taurus.


Sang guru dan murid tengah menyantap sarapan setelah selesai latihan di Colloseum bersama rekan-rekan sesama Gold Saint-nya.

Mereka makannya di hayati banget, sampai-sampai tidak mendengar ketukan pintu dari luar.

Tok! Tok!

"Hasgard! Ada orang?"

Setelah mendengar teriakan super kencang itu, Hasgard dengan segera meninggalkan meja makan dan berjalan ke arah pintu. Terlihatlah seorang pria berambut biru mencuat ke atas dengan disertai tampang muka seperti preman yang malak duit.

"Ada apa, Manigoldo? Tumben kesini. Mau minta makanan lagi?"

Mendengar itu, Manigoldo tertawa tanpa dosa. Ia memang sering datang ke kuil Taurus hanya untuk minta (baca: malak) makanan. Entah Sage kesambet apa, sehingga ia mau menerima Cancer yang satu itu jadi muridnya.

"Enggak. Cuma mau nanya. Kenapa akhir-akhir ini gue sering gak enak badan, ya?"

"Lah nanya ke saya. Noh, ada yang lebih berpengalaman di kuil atas." Hasgard nunjuk Kuil yang berada diatasnya, Kuil Aquarius.

"Dia lagi ada misi." Manigoldo menoleh ke kuil Aquarius yang ditunjuk Hasgard, lalu menatap rekan didepannya lagi.

"Reinkarnasi nya?" Hasgard langsung inget kalau ade nya Degel itu tau sedikit tentang kedokteran, dan berhubung tadi dia ada di kuil kakak nya.

"Udah balik ke jaman Saori."

"..." Hasgard malah bingung. Diantara pengen ngebantuin, tapi dia gak tau apa-apa soal beginian. Lalu mendadak muncul lampu 5 watt diatas kepalanya, "Sisyphus?"

"Dia lagi ke Cocytus."

"..." Hasgard sweatdrop, "Kenapa kamu bisa tau? Udah ngecek keatas memangnya?"

"Udah. Pada sibuk semua, katanya bakal ada Holy War lagi." Manigoldo ngupil pakai jari kelingking nya.

"Loh? Holy War!?" Hasgard refleks langsung panik pastinya.

"Sama reinkarnasi kita, maksudnya."

"Saya gak ngerti, beneran." Hasgard garuk-garuk kepala.

"Tak kirim kau ke Isekai lho lama-lama." Manigoldo ngelepas sendal yang dipake nya dan mengangkat nya ke arah Hasgard, "Nanya mulu, entar juga tau. Nah ini gimana? Gua gak mau ikutan Holy War kalo badan drop begini."

"Err ... mungkin karna kamu gak makan teratur." Hasgard menjawab seadanya.

"Teratur kok."

"Bukannya kamu malas masak?"

"Kadang gua nebeng di kuil Pisces atau Aries. Lagian kalo minta ke lu mulu, kan, gak enak. Takut ngerepotin gitu." Manigoldo nyengir.

"Jadi kalau di Albafica sama Shion enak-enak aja gitu?"

"Ya, kan, kita bertiga deket. Jadi biasa aja gitu."

"Berarti selama ini kita gak deket dong?"

"Deket, Gard. Deket." Manigoldo mengangkat tangannya di depan bahu nya, tanda agar rekan Taurus nya diam. Pasalnya mereka sudah Out of Topic, "Jadi gimana ya? Gua sering pusing, mual, kalau makan juga gak nafsu gitu."

"Kenapa nanya ke saya sih? Tunggu aja Degel pulang dari misi."

"Dia selesai misi lima hari lagi. Lu mau gua nunggu dia pulang selama itu?" Manigoldo melipat tangan didepan dada. "Kan lu juga tau sedikit kaya gituan, makanya gua nanya."

"..."

Hasgard masih pusing mikirin solusi nya. Kalau Manigoldo gak maksa gini, dia juga gak bakal mau cape-cape mikirin solusi yang dari dasarnya aja dia gak tau apa-apa.

Keheningan itu menemani mereka selama 1 menit.

5 menit ...

10 menit ...

25 menit ...

30 menit ...

Manigoldo udah ketiduran di lantai teras Kuil Taurus, kaya orang yang gak punya tempat tinggal. Sedangkan si empu kuil masih bertopang dagu mikirin apa yang harus dia lakuin. Aldebaran daritadi nonton tv sambil makan kacang di toples, sesekali noleh ke kakak nya yang daritadi gak gerak sama sekali.

"Abang kesemutan atau udah mati ya? Kaya patung beneran aja, gak gerak-gerak." Aldebaran geleng-geleng kepala sambil bodo amat sama kakak nya.

1 jam kemudian ... yang merupakan penantian yang sangat-sungguh-bener-bener lama.

"Ouh saya tau solusi nya!" Hasgard tersenyum sumringah ketika mendapati lampu 20 watt menyala di atas kepala nya.

"Apa? Apa?" Manigoldo refleks langsung bangun dengan iler yang mengalir di dagu nya.

"Kamu ambil satu lembar daun pisang, jangan lupa cuci dulu. Habis itu, masak ikan asin. Kalau sudah, goreng cabe dan tomat, lalu tumbuk hingga halus. Setelah itu, tambahkan nasi dan masakan yang sudah dimasak ke atas daun pisang yang sudah dihamparkan di lantai. Lebih baik lagi jika di tambah ayam bakar."

"Ini beneran?" Manigoldo langsung cengo.

"Ngapain juga saya bohong?"

"..."

***

"Hasgard!"

Seorang rekan Hasgard itu melambaikan tangannya. Sedangkan yang dipanggil hanya menoleh dan tersenyum tipis.

"Weh, Do? Sudah lakuin yang tadi saya suruh?"

"Udah. Tapi ada yang aneh." Manigoldo komat-kamit, mengingat apa yang terjadi setelah ia melakukan yang tadi disuruh oleh rekan Taurus nya itu, "Oh iya, kok gua jadi mules, ya? Terus perut gua juga kembung daritadi."

"Mules? Nasi nya seberapa banyak?"

"Lima centong, enam kali nambah."

"Buset. Laper apa doyan, Do?" Hasgard sweatdrop. "Cabe nya seberapa banyak?"

"Satu baskom penuh."

"Pantes dia mules. Cabe gak kira-kira gitu." Hasgard melongo sesaat. "Terus, dari nasi sampai sambal itu habis?"

"Iya. Daun pisang nya juga gue makan."

"..." Hasgard belum konek. Butuh beberapa detik untuk mencerna perkataan rekan Cancer nya itu.

... 10%

.... 30%

..... 50%

...... 70 %

....... 100%

Connected!

"Lah!?"

"Lah? Memangnya kenapa? Daun pisang itu bisa dimakan, kan? Gua pikir itu bisa dijadiin lalaban." Manigoldo garuk-garuk kepala yang sebenernya gak gatel.

Hening sementara.

"Do, kamu ikut saya sekarang." Hasgard menarik tangan Manigoldo menuju luar Sanctuary. Sang pemilik tangan tentu saja langsung protes.

"E-eh!? Ngapain?"

"Kamu harus saya bawa ke RSJ. Kamu itu makin lama makin gak waras."

"Kok ke RSJ, sih!? Harusnya ke UGD lah! Gua udah mules beneran nih!"

"Setelah dari RSJ, baru kamu ke UGD. Rawat inap aja disono. Gak balik lagi juga gak apa-apa."

"Ini tuh yang bego gua atau dia, sih!?"

***

Garing? Iya.
Gaje? Iya.

Salahkan ide saya yang langsung kabur pas saya udah siap-siap nya mo nulis.

Salam~♡

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top