10. New Year
Untuk kesekian kalinya, suara kencang itu mengagetkan setiap orang yang mendengarnya. Secara langsung atau tidak langsung membuat orang-orang tetap terjaga walau kantuk telah menghantuinya.
Termasuk pria bersurai hijau kekuningan itu. Rambut panjangnya terbang mengikuti angin malam yang kencang. Ia baru saja pulang dari misi, lengkap menggunakan Gold cloth miliknya.
Sambutan hangat disambut dengan suka cita ketika ia masuk kedalam kuil. Ia tersenyum, membalas pelukan dari murid bersurai violet nya.
"Shion-sensei pulang terlambat lagi. Misi apa yang diberikan oleh Pope?"
Pria yang dipanggil Shion tersebut menghela nafas pelan. "Spectre mencoba mengacaukan malam istimewa ini."
Setelah melepas Gold cloth, tak ia duga, murid Shion yang bernama Mu itu mendorongnya keluar kuil tanpa aba-aba. Jawaban sudah keluar dari mulut Mu ketika Shion baru saja hendak bertanya. "Yang lain sudah menunggu di kuil Dohko. Ayo, cepat, jangan sampai membuat mereka menunggu, ya, sensei?"
Shion tersenyum, lantas mengangguk. Ah, benar juga. Lagipula, ia bisa duduk beristirahat di kuil sahabat seperjuangannya.
Cepat sekali, ya? Rasa-rasanya baru kemarin ia merayakan hari istimewa seperti malam ini bersama rekan-rekannya. Mereka terlalu berfokus pada misi demi menjaga keamanan daripada berkumpul dan bercanda tawa.
Sebentar lagi, tepatnya setengah jam lagi, lonceng akan didentangkan. Terompet akan ditiupkan. Dan kembang api akan dinyalakan lebih banyak. Nuansa seperti ini yang ia rindukan.
Satu persatu tangga ia lewati menuju kuil Libra diatas sana. Ia berharap, persahabatan mereka akan terus terikat seperti tangga yang kokoh ini. Tidak mudah retak, hancur, ataupun roboh.
"Sensei? Daijoubu desu ka?"
Shion mendongak, menatap muridnya setelah sebelumnya menatap tangga yang ia naiki. "Ne? Doushita?"
"Iie ... Sensei tadi berbicara sendiri."
"I-iya kah?" Malu, tentu saja. Shion bahkan tidak menyadari jika ia 'bergumam' sekeras itu.
Mu berhenti berjalan, menyejajarkan posisi berdirinya dengan Shion, lantas menunggu gurunya itu membuka suara.
"Aku hanya berpikir ... untuk di tahun depan, apa kita masih bisa berkumpul bersama tanpa kehilangan satu sama lain?"
"Aku sebenarnya tidak yakin. Tapi, takdir yang berkuasa, bukan?"
Shion terdiam, kembali mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut Mu. "Anggap saja kehidupan ini sebagai arus lautan. Kita hanya harus ikuti arusnya untuk sampai di suatu pulau atau daratan."
"Maksudmu ...."
"Ikuti alurnya sehingga takdir kehidupan yang akan berbicara. Dan suatu saat nanti, pertanyaan yang ada di benak sensei pasti terjawab."
Kepulan asap keluar dari mulut Shion ketika ia menghembuskan nafas, pertanda suhu udara semakin menurun. Perkataan Mu membuatnya sadar akan suatu hal.
Dua sudut bibirnya tertarik. Shion tersenyum. "Terimakasih, Mu."
"Terimakasih kembali, sensei." Dan, ya, senyuman kembali dilontarkan dari bibir Mu.
***
"Shion! Mu!"
"Selamat datang di penghujung tahun!"
"Ini kuil Libra, bodoh. Bukan penghujung tahun."
"Otak milikmu yang tidak bisa menangkap maksud ucapanku, payah."
Kardia dan Manigoldo hampir saja melakukan adegan tonjok-menonjok jika tidak segera dipisah oleh Shion yang baru saja sampai. "Ah, sudah-sudah."
Mu langsung bergabung dengan rekan seangkatannya yang tengah berkumpul di depan televisi. Gelak tawa mereka membantu meramaikan dan menghiasi kuil ini.
"Ion!"
Yang dipanggil langsung menoleh kearah sumber suara. "Dohko!"
Kepalan tangan diadu dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, lalu berpegangan layaknya adu panco. Tos khas dua sohib terbaik ini.
Dohko merangkul pundak Shion dengan sedikit jinjit, mengingat tinggi badannya yang lumayan jauh jika dibandingkan dengan sohib Aries-nya. "Sudah lama kita tidak seperti ini, ya, Ion."
"Yah, terakhir kali saat acara Sanctuary beberapa bulan yang lalu."
Kini, Shion benar-benar merasakan nuansa yang berbeda. Nuansa yang ia rindukan untuk ia rasakan. Ah, bisakah ini menjadi abadi?
Kehangatan, keceriaan, dan kebersamaan. Tiga aura yang sangat membuat mood-nya baik bagi dirinya seorang.
Shion berharap, untuk tahun depan, semoga mereka semua bisa terus menggenggam tangan satu sama lain dengan erat. Sebagai perumpamaan, benang merah yang sering terlilit, namun, akan lurus kembali jika dipisahkan.
Memori ini akan terus berputar di otaknya layaknya kaset dan tersusun rapi layaknya album.
Tidak akan ia lupa sampai ajal menjemput sekalipun.
Suara menggelegar yang saling susul-menyusul terdengar dari luar kuil. Membuat para penghuni langsung berlari keluar untuk melihatnya.
Shion menatap jam dinding di dekat televisi. Matanya membulat. "Ini--"
Satu tembakan besar meluncur, lalu akhirnya meledak di udara. Tembakan dengan suara terkencang dan berbagai warna-warni yang memanjakan mata.
"SELAMAT TAHUN BARU!!!"
Sorak-sorak mereka semua ikut memeriahi malam tahun baru bersama dengan petasan yang menghiasi langit gelap.
Sisyphus, Aiolos, Aspros, serta Saga sudah berdiri di depan mereka semua sambil mengarahkan sebuah petasan yang mereka pegang ke langit.
Petasan mereka berempat meluncur dan meledak diatas secara bersamaan.
Ah, Shion merasa seperti ... bahagia.
Tidak, tidak ada air mata.
Tapi, terlambat. Shion tidak dapat menahannya untuk kali ini. Kristal bening jatuh dari sudut matanya, membuat Dohko yang melihatnya langsung merangkulnya erat.
"Aku akan menjaga kebersamaan seperti ini untukmu, Ion."
Tersenyum. Shion tersenyum untuk yang kesekian kalinya.
Ucapan "terimakasih" keluar dari bibirnya dengan volume yang teramat kecil. Namun, walaupun begitu, Dohko tetap dapat mendengarnya dengan jelas.
Terkadang, beberapa pertanyaan muncul di pikirannya, seperti apa yang ia lakukan selama 12 bulan ini? Masih pantaskah ia menatap langit atas segala dosa-dosanya?
Di tahun depan, ia akan berusaha belajar dan tidak mengulangi setiap kesalahan sama yang pernah ia perbuat.
Yah, ini yang Shion harapkan. Dan semoga, harapannya ini akan terus dikabulkan.
Terimakasih. Terimakasih untuk segalanya.
Selamat tinggal 2019 dan selamat datang 2020!
***
:"D pertama kalinya buat Angst.
Fail-nya keliatan banget, asli.
Awalnya niat bikin comedy. Tapi, entah kenapa malah belok ke angst.
/hue
Tau-tau, kurang nge-feel, kan?
Nanti saia belajar lagi ah, biar makin keren, hehe.
Happy New Year!! \(*•▽•)/
Telat? Biarin, deh. Penginnya pub kemaren, tapi, rasa mager saia dateng lagi.
Semoga suka dan terimakasih~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top