1. Liburan
Disclaimer
Saint Seiya © Masami Kurumada
Warning
Typo, gaje, OOC
Chapter 1
***
Sang saint Bronze pemegang rasi Pegasus baru saja selesai lari mengelilingi Sanctuary bersama keempat temannya. Mereka tengah duduk di kursi taman sekarang ini.
"Aku cape seperti ini terus," pemuda berambut coklat tersebut mengeluh panjang. Nafasnya ngos-ngosan karna lari nya yang terlalu cepat.
Keempat temannya hanya mengangguk acuh. Mereka bernasib sama seperti rekannya yang satu itu. Pasalnya, kemarin, mereka berlima bolos latihan dari guru nya. Seiya memberi alasan bahwa ia sakit, Shiryu memberi alasan bahwa ia harus menemani Shunrei, Hyoga memberi alasan bahwa ia akan ke Siberia, dan Ikki memberi alasan bahwa ia akan pergi bersama Shun ke toko, begitu juga alasan yang digunakan Shun pada June.
Awalnya, keempat guru mereka percaya—tidak termasuk Guilty, sehingga mereka mengizinkan para murid untuk libur sehari. Toh, selama ini mereka selalu giat latihan.
Marin yang memiliki insting keguruan, hendak menjenguk Seiya, karna murid nya itu bilang bahwa ia sedang tidak enak badan. Saat sampai dirumah sang Bronze Pegasus, ia malah menemukan kalau Seiya tengah bermain game dengan Shiryu dan Hyoga. Marin langsung cengo. Hatinya seakan terbejek-bejek.
Disaat yang sama, June datang kerumah Shun untuk mengembalikan barang yang ia pinjam—ia lupa kalau Shun tengah pergi. Saat ia membuka pintu yang tidak terkunci, ia melihat kalau Shun dan Ikki tengah tidur di ruang tamu dengan santai nya.
Marin dan June yang merasa dibohongi oleh murid sendiri, langsung memberitahukan itu pada Dohko dan Camus. Dua Gold Saint itu hanya mengikuti keputusan dua Saint Silver tersebut.
Akhirnya, setelah keputusan bersama-musyawarah-mencapai mufakat, mereka memutuskan untuk menghukum para murid dengan lari, push up, dan melawan guru nya hingga sang guru terluka bonyok—mampus lah kau Shiryu dan Hyoga.
Alhasil, saat mereka mendatangi gurunya masing-masing hari ini, mereka dibentak dan dihujat. Mereka terpaksa melakukan hukuman, jika tidak, hukumannya akan bertambah, yaitu melawan Hades tanpa memakai Cloth—kelima Bronze Saint langsung cengo. Ngalahin Hades pake God Cloth aja susah (pas chapter Hades Elysium), apalagi gak pake Cloth?
"Kalau saja kemarin Marin dan June tidak melihat kita, pasti kita takkan dihukum seperti ini," lanjut Shun, ikut mengeluh.
"Lebih parah itu aku dan Shiryu, tahu! Guru kami Gold Saint, apalagi Camus-sensei yang orangnya kelewat serius," Hyoga manyun-manyun.
"Ya sama saja. Nasib kita ngenes semua," Ikki menyilangkan tangannya di depan dada.
"Kita ketahuan gara-gara siapa, sih?" Shiryu memasang wajah mengancam, siap menghujat bagi yang membuat gara-gara.
"Kalian," Shun dan Ikki menunjuk Seiya dan Hyoga, sedangkan Seiya dan Hyoga menunjuk Shun dan Ikki.
Seiya yang tak sudi ditunjuk-tunjuk oleh Ikki, langsung protes. "Apa-apaan, kok gue? Kalian biang kerok nya. Kalau kalian tidur di kamar, otomatis June gak bisa ngeliat, dan bakal ngira kalau kalian ke toko beneran. Lain kali kalau tidur tuh di kamar tidur, bukan di ruang tamu!"
Sedetik kemudian, cosmo Ikki membara. "Jaga ucapan loe! Kan si Naga sama si Bebek main PS di rumah loe, dan otomatis keliatan dari luar karna jendela rumah loe gak pernah ditutup. Berarti itu salah loe, Kuda!"
"Oi gue angsa bukan bebek, Ayam!" Hyoga ikutan protes.
"Gue burung bukan ayam, itik!"
"STOOPPP!" Shun melerai mereka berdua dengan teriakannya yang dahsyat kencang nya.
"SIAPA YANG BILANG STOP? AKU BELUM NYURUH KALIAN BUAT BERHENTI! TERUS LARI! 10 KALI LAGI!" suara Marin menggelegar dari kejauhan. Sepertinya mereka mengamati kelima bronzies dari kejauhan.
Mereka yang sadar kalau itu suara gurunya Seiya, langsung berlari kencang, menghindari amukan sang Elang galak. Mereka mengelilingi Sanctuary yang besar nya tak terkira sebanyak 10 kali. Itu kaki nya kok gak patah, ya?
Setelah selesai berlari, mereka disuruh push-up sebanyak 6000 kali dengan satu tangan. Mereka menghabiskan 9 jam untuk menyelesaikan push-up sadis itu.
Setelah push-up selesai, dengan langkah gontai, Hyoga dan Shiryu menaiki tangga Kuil Zodiak untuk sampai di Kuil sang guru. Shun dan Seiya langsung bertarung dengan June dan Marin tanpa beristirahat satu detik pun. Karna hubungan guru-murid antara Guilty dan Ikki sudah putus, June memutuskan agar Ikki bertarung dengan Aiolia. Dan dengan langkah gontai juga, Ikki menaiki tangga untuk mencapai Kuil kelima.
Sesampainya di Kuil guru masing-masing, mereka bertiga langsung dihadiahi jitakan telak dari sang guru. Tanpa ba-bi-bu lagi, mereka bertiga segera membalas serangan sang guru. Seiya dan Shun lebih cepat selesai mengalahkan Marin dan June, walaupun badan mereka seakan remuk.
Butuh perjuangan sepenuh hati untuk bisa membuat sang guru babak belur. Mereka berjuang habis-habisan mengalahkan guru nya. Tapi, ucapan itu terlalu sulit untuk dilakukan. Butuh Cosmo yang besar agar tujuan itu tercapai.
Akhirnya, Bronzies VS Goldies selesai. Para Bronze saint berhasil mengalahkan Gold saint yang menjadi pembimbing mereka. Ya.. walaupun belum 100 persen.
Setelah beristirahat beberapa menit, Shiryu dan Ikki keluar dari Kuil dan menuruni tangga untuk menemui Seiya dan Shun. Hyoga masih berbincang dengan sang guru dan sohib sang guru.
"Bagaimana keadaan Issac disana?" Camus bertanya, mulai membuka topik.
"Baik, sensei. Ia terkadang datang ke Siberia, kata Jacob," Hyoga menjawab.
"Aku jadi kangen untuk ke Siberia," Milo menyela.
"Kangen? Biasanya kau hendak cepat-cepat pergi darisana, Milo. Kau dapat menghabiskan sepuluh lembar selimut disana," Camus tersenyum tipis. Saking tipisnya sampai tak terlihat.
"Aku ingin sesekali jalan-jalan ke luar negeri. Pasti itu hebat," Hyoga terkekeh. Tiba-tiba muncul lampu 10 watt diatas kepala Milo.
"Itu benar, Hyoga! Kita bisa mengusulkan pada Saori-sama untuk liburan. Berhubung Holy War udah selesai, kita harusnya dapet liburan. Ayo, Camus!" Milo menarik tangan Camus keluar kuil.
"Mau kemana?" Camus bertanya dengan wajahnya yang datar—setiap hari juga gitu.
"Ke kuil Pope," Milo menjawab, masih menarik tangan Camus.
"Jika kau ingin turun, turun saja, Hyoga. Jika anda informasi, aku akan memberitahu mu," Milo berteriak dari luar kuil. Hyoga mengangguk sebagai jawaban.
Ia memutuskan untuk tidur sebentar di kuil kesebelas itu. Hawa—Cosmo—nya dingin, cocok untuk tidur.
Di bawah kedua belas Kuil ...
"Eh, Hyoga mana?" Shun bertanya, melirik ke ketiga temannya. Rekannya hilang satu.
"Jangan-jangan dia belum selesai ..." jawab Shiryu, nada bicaranya terdengar panik.
"Bisa jadi," Seiya menimpali.
"Kesana aja," Shun mengusulkan. Shiryu menatapnya tajam. Ikki juga ingin melakukan itu, tapi berhubung Shun itu adiknya, gak jadi deh.
"Cape tahu! Naik tangga kuil ini butuh perjuangan sepenuh hati," Shiryu mengeluh.
"Naik tangga doang, kok. Dibawa hepi aja," Seiya nyengir.
"Ngomong nya gampang banget," Shiryu mencibir.
"Yaudah kalau kamu gak mau, tunggu aja disini," Shun menaiki tangga, lalu diikuti oleh Seiya dan Ikki.
Setelah berfikir berkali-kali, Shiryu memutuskan untuk ikut. Lebih baik cape berjamaah, daripada ia nunggu kaya patung sendirian dibawah.
"Eh ikut, deh!" Shiryu berseru dan menaiki tangga, menyusul tiga rekannya.
Setelah penantian yang sangat-sangat-sangat lama ... akhirnya mereka sampai di Kuil Aquarius.
Mereka berempat masuk kedalam, dan menemukan Hyoga yang tengah tiduran di sofa sambil memakan kacang dari toples yang ada di meja.
"Hyoga!" sentak mereka berempat, tak percaya kalau Hyoga masih hidup.
Hyoga yang tengah mengunyah kacang, langsung kaget dan tersedak karna teriakan keempat rekannya tadi.
"Kenapa kamu disini? Santai-santai lagi. Kamu gak kalah? Kok Camus gak ngebekuin kamu di peti mati?" Seiya nyerocos yang langsung diberi jitakan toples berisi kacang di jidatnya oleh sang rekan berasi Cygnus.
"Kok kamu ngomong nya gitu? Ohh ... pengen aku dibekuin kaya dulu lagi, ya? Udah bagus aku selamat. Ngomong alhamdulillah kek, apa kek, lah ini malah ngomong gak bener gitu," Hyoga mengambil toples kacang yang tadi ia lempar, lalu memakan kacangnya lagi.
"Terus Camus nya mana?" Shiryu bertanya, ketika tak melihat sang empu kuil nya.
"Nah itu ... dia ke kuil Pope sama Milo. Katanya mau ngusulin liburan," Hyoga menjawab sambil mengunyah kacang.
"Oi! Cepetan ke Pope Chamber!" seseorang berteriak dari pintu kuil Aquarius. Hyoga tersedak untuk yang kedua kalinya.
"Ada apa, Milo-sama?" Shun menghampiri Milo di depan pintu kuil.
"Cepat ke Pope Chamber," Milo mengulangi perkataannya. Dengan sigap, kelima bronzies itu ikut dengan Milo ke kuil Pope.
Di kuil Pope ...
"Shion-sama ... ini mereka," Milo bertekuk lutut di depan Shion, sebagai tanda hormat. Camus pun ada disana, sedang melakukan hal yang sama seperti Milo.
"Ada apa anda memanggil kami?" Ikki bertanya sopan, menghadap ke arah sang Pope.
"Kalian mengusulkan liburan?" tanya Shion balik.
"Tidak, kok," jawab para Bronzies.
"Milo yang mengusulkan," Hyoga menambahkan.
"Loh kok aku?" Milo menoleh ketika mendengar nama nya disebut-sebut.
"Emang bener kok,"
"Kalau mau liburan, kalian bisa tanya ke Athena-sama," Shion menengahi.
"Saori-saaaann!!" Seiya refleks berteriak kencang yang dapat membuat kuping budek.
"Maksud saya samperin ke Athena nya. Bukan teriak dari sini," Shion menutup kuping nya untuk menghindari kerusakan telinga.
"Oh gitu. Ayo, Ryu," Seiya senyum dengan wajah tanpa dosa sambil menarik tangan Shiryu.
Belum sampai 1 menit, Seiya dan Shiryu berlari tergesa-gesa ke kuil Pope. Karna tangan Seiya menarik tangan Shiryu, dan Shiryu yang sudah lelah berlari-lari, jadinya ia diseret oleh Seiya.
"A-Athenaa ..." Seiya sudah sampai di hadapan Shion. Nafasnya ngos-ngosan.
"Athena kenapa?" Milo ikut panik ketika melihat wajah Seiya yang panik. Sedangkan Seiya menganggap kalau Milo pasti sudah antusias untuk mendengar jawaban dari Saori.
"Kita boleh liburannn!!" Shiryu menjerit girang.
"Eh kaget. Dikirain Athena ilang lagi. Lagian wajah Seiya kaya panik gitu," Milo sweatdrop berat.
"Kalau begitu, panggil semua Goldies," suruh Shion. Camus dan Milo mengangguk, lalu berjalan menuruni tangga.
Satu-persatu, para Goldies berdatangan. Saori telah datang di Pope Chamber dengan membawa beberapa lembar kertas dan secarik kertas usang.
"Ada apa anda memanggil kami kemari?" Dohko bertanya ketika semua Goldies telah sampai.
"Kalian akan liburan ke—"
"Yeeeyyyy!!" Shura, Deathmask, Aphrodite, Kanon, Aiolia, dan Milo—padahal dia udah tau—bersorak riang, memotong ucapan Saori.
"—Kalian akan liburan ke salah satu Negara yang kaya akan sumber daya alam, pemandangan yang indah, dan pengetahuan yang hebat. Ya walaupun teknologi disana tak sebegitu canggih jika dibandingkan dengan negara lain, sih. Tapi aku jamin, kalian akan kagum saat sampai disana," Saori melanjutkan ucapannya yang sempat terpotong tadi.
Ia menyerahkan secarik kertas usang dan beberapa lembar kertas kecil pada Aiolos.
"Ini peta negara tersebut, dan ini tiket pesawatnya," yang tadinya Aiolos mau bertanya, malah tak jadi karna Saori sudah menjelaskannya duluan.
Tumben-tumbenan memang. Biasanya Athena yang satu itu pelit nya naudzubillah. Apalagi pas gajian. Ngasih gaji nya sumpah minim banget. Mungkin dia lagi kaya raya, jadinya dengan berbaik hati, dia ngizinin para Bronzies dan Goldies buat liburan.
"Ini, kan, Indonesia," sahut Camus ketika melihat bentuk Negara tersebut.
"Yap, kalian akan berangkat besok dan pastikan datang di bandara dengan tepat waktu. Jika terlambat, kalian akan ketinggalan pesawat," Saori tersenyum sumringah.
"Pesawat?" gumam Aiolia bingung.
"Bandara?" Kanon juga bingung.
"Indonesia?" Milo apalagi.
"Apaan tuh?" tanya mereka bertiga serempak. Aiolos, Saga, dan Camus hanya bisa sweatdrop.
***
Yo, semuanya! Sesuai janji, aku up siang ini : )
Dan jika kalian kaget atau bertanya, "kok chapternya diulang lagi?"
Jawabannya, "karna kalau ada yang belum baca chapter ini di akun ku yang lama, aku takut ada yang lupa atau gak tau alurnya. Jadi, aku putuskan untuk kirim kembali chapter ini."
Besok akan aku usahakan untuk up chapter keduanya :D
Arigatou,
Ibanez
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top