8.
Sidang paripurna.
Papah buru buru balik setelah mendapat telpon dari Zol bahwasanya ada insiden dimana Zon nemecahkan rekor tingkat kehidupannya yang hambar.
"Benar Zon merebut pacar Zee?"Tanya sang papah diruang tv dan yang disidang kini duduk diantara mamah yang ada ditengah.
"Bukan merebut pah, Zon gak tahu itu pacar kak Zee jadi aku gak salah kan?"Zon mencoba membela diri.
"Sejak kapan?"Sang papah ingin tahu lebih.
"Dua bulan lalu dan berakhir dua hari yang lalu."Ucap Zon tegas dan itu membuat mamah kaget. Lumayan lah setidaknya perdebatan kali ini Zon mulai konek agak cepat.
"Jadi......?"Papah sedikit mengingat tentang kejadian dimana Zon mengikrarkan suka dengan pria. Dan kini papah berfikir, akankah anaknya itu tertekan akan orentasi seksualnya. Sehingga menimbulkan tingkat halusinasi yang berlebih.
"Iya, waktu itu pah....dan semuanya jadi kacau. Elma pacarnya kakak dan sekarang Saifah ada pacar."Gerutu Zon kesal dan kini dia bernafas lelah. Jadi ingat kejadian buruk yang menimpanya. Dan akhirnya sang papah punya kesimpulan sendiri. Bahwa yang sebenarnya Zon kini lagi patah hati soal suka Saifah yang ternyata memiliki pacar perempuan (gak belok) dan memilih mencari pelampiasan dengan membuat kakaknya marah.
Zee melotot kearah adiknya, menurutnya belok ya belok aja kenapa harus cari tameng biar dikata lurus dan parahnya kenapa harus pacarnya juga yang diembat.
"Haha....."Papah tertawa dan itu membuat Zee kesal. Seraya sang papah membela perbuatan adiknya.
"Papah kenapa belain Zon?"Tanya Zee sedikit emosi karna sang adik tidak kena marah.
"Udahlah Zee, setidaknya beri kesempatan papah untuk tertawa. Semenjak 20thn papah bersama Zon. Mengetahui apa saja yang dilakukan Zon, baru kali ini papah ngerasa hal ini tidak boleh dilewatkan."
"Hahaha....."Papah tertawa kembali. Dan kedua anak yang didepannya tengah berfikir keras. Itu papahnya kesambet jin dari mana?
"Pah...."Panggil mamah mengingatkan bahwa perseteruan hari ini harus selesai saat ini juga.
"Benar Zon kamu selingkuh dengan pacar Zee?"Tanya papah sekali lagi.
"Bukan pah...bukan seperti itu...."Zon membelaa diri. Sedangkan Zee masih mengepalkan tanganya menahan amarahnya.
"Jadi disini Elma yang mempermainkan kalian? Ish ish. .." Cibir sang papah sedangkan mamah hanya bisa bernafas lelah. Kedua orangtua mereka bukan tipikal orangtua yang kuno. Jadi mereka pun tahu kalau kedua anaknya tengah dipermainkan oleh seorang wanita namun masih kekeh ingin bersama untuk pihak Zee sedangkan untuk Zon sudah terlanjur kecewa dan ingin hubungan kakaknya juga berakhir. Entah itu kesenangan hakiki atau hanya sebatas ingin membuat kakaknya tidak terlalu sakit. Zon cukup plin plan untuk urusan ini.
"Elma itu emang jahat pah, punya pacar sana sinih kak Zee aja yang bego." Zon nunjuk nunjuk kakaknya sambil ngatain kakaknya bego. Jelas lah yang dikatain emosi jiwa.
"Hahaha."Papah tertawa lagi. Ini hiburan keluarga yang gak boleh disia siain.
"Papah belain Zon. Pah......" Zee kini berdiri dari tempat duduknya dan ingin meninggalkan forum penyelesaian masalah tak berujung.
"Papah gak belain siapun. Semua sama putra papa dan harus papah adili satu pesatu. Zee kamu sudah melukai adikmu jadi kamu harus minta maaf dan Zon... Kamu benar benar? Juga harus minta maaf juga."Papah masih tak percaya dengan putera polosnya yang kini bikin masalah.
"Ada bukti Zon pacaran dengan Elma?"Tanya sang papah kepada Zon. Kali aja Zon bohong.
"Ada......"Zon langsung menyerahkan bukti. Dan Zee sangat amat penasaran dengan bukti yang disimpan Zon.
Ting
Dong
Dan buktinya gak bisa membuktikan kalau Elma dan Zon pernah pacaran.
"Dua bulan kamu ngapain aja Zon?"Papah mengerutkan dahinya. Sama seperti yang ditanyakan Saifah.
"Jelas itu tak bisa membuktikan dan sekarang Zee minta maaf sama adikmu. Seorang dokter tak selayaknya menyakiti seseorang terlebih dia adikmu!"Perintah papah mutlak. Zee seorang dokter dan hampir mencelakai adiknya hanya demi Elma. Jelas menurut sang papah itu tak perlu. Mencurigai sang adik? Nyatanya Zee salah sasaran. Zon bukan seperti pria pria diluar sana yang siap melempar sang pacar diatas ranjang. Soal pesan chat juga biasa biasa saja, menanyakan jadwal makan dan janjian ketemu. Teman bisa melakukan janji itu. Jadi kesimpulan papah, pengakuan Zon itu dusta.
"Tapi Zon...." Zon merasa didzolimi sang papah. Dimana papahnya tidak percaya kalau dia pernah pacaran dengan Elma. Dan kini Zon menatap mamah minta pembelaan.
"Zon....tidak perlu begitu sayang, mamah gak keberatan soal Zon sayang dengan siapapun. Tapi kalau Zon nyamannya dengan pria tak perlu Zon berbohong dan bilang pernah pacaran dengan wanita.' Zon langsung cemberut mendengar pernyataan sang namah. Semua percaya Zon belok.
"Zon.......kenapa papah ....aih...."Zee bingung begitu mudahnya melepaskan Zon.
"Masih percaya adikmu pacaran dengan Elma. Jelas itu hanya cinta sepihak dan disini adikmu yang baper.' Papah bernafas lelah dan meminta Zee untuk duduk kembali. Tapi bagi Zon itu sangat mengkoyak hatinya. Elma yang dulu nyatain cinta bukan dirinya. Saat Zon terlalu nyaman alhasil. Tipu daya muslihat saja yang dia dapat.
"Pah....."Zee menolak keputusan papah. Maunya Zon itu bersalah dan dihukum.
"Dan sekarang, atas dasar apa kamu memukul mukul adikmu?" Tanya sang papah dan harusnya Zee juga dihukum.
"Zon dicekik pah, hampir mati."Zon mengadu ingin Zee dibalas lebih.
"Iya pah, mamah aja sampai bingung awal Zee datang dengan baik baik saja tiba tiba Zon teriak, mamah jadi panik." Cerita dari sudut pandang mamah. Bahwasanya pasti ada udang dibalik bakwan.
"Zee curhat ....." Zee mulai cerita dari awal hingga akhir sampai dia emosi.
"Sama zon?"Tanya mamah memastikan.
"......"Mengangguk.
"Ternyata pinter aja gak membantu ya pah."Zol mencibir kakaknya. Zol dari tadi juga ikut dalam agenda sidang. Dan kali ini dia bersuara. Pinter, lulusan terbaik dan jadi dokter tapi bego saat memilih teman curhat. Itu juga jadi masalah yang berat karna curhatnya ke Zon.
"Curhat kok sama kak Zon, jelas sesat...."Zol masih mencibir Zee dan kini memilih meninggalkan forum yang baginya membosankan.
Papah memijat kepalanya mumet sedangkan sang mamah bernafas lelah sembari menepuk nepuk dadanya terasa penuh.
"Zee tadi curhat apa?"Mamah kepo.
"Zee tadi melihat Elma jalan ma cowok lain dan kutanyakan pada Zon minta saran. Eh, Zon bilang kalau Elma nya juga pernah jalan ma dia." Zee bersuara.
Mamah dan papah tepok jidat bersamaan.
"Zee emosi?" Papah menatap Zee.
"Iya jelas!!" Zee ingin kembali ingin memukul adiknya.
"Itu tuch, cinta buta bikin gendeng. Dan sekarang Zee lihat leher Zon memar bahkan Zee tahu kalau Zon korban." Papah dengan nada bijaksana tak membenarkan kelakuan Zee.
"Zon nya aja bego." Zee ngatain adiknya yang baperan.
"Aih....Elma nya aja yang lampir." Zon gak mau dikatain bego. Cukup dosen dikampus aja udah bikin dia sakit hati ini malah kakaknya yang jelas otaknya jauh dari dia.
Jlepp.
"Hus, gak boleh ngatain anak orang."Mamah marah pada Zon. Seburuk buruknya kelakuan seseorang itu, dia juga punya orangtua yang gak mau anaknya dikatain orang lain.
"Zee ada buktinya kalau Elma jalan sama cowok lain? Udah komfirmasi itu pacar, teman, atau sepupu?" Papah tak mau anaknya punya prasangka tanpa tanpa tahu kebenarannya.
"Belum....."Dan Zee kini memperhatikan foto itu dan langsung disambar Zon. Zon juga ingin tahu siapa lagi yang jalan sama Elma. Kemarin Saifah juga pernah.
"P'Saint."Zon langsung teriak kaget dengan apa yang barusan dilihatnya. Tadi dia sempat bertemu dan mengobrol tapi nyatanya dia berlanjut jalan dengan Elma. Padahal Zon maunya tadi ingin dijodihin sama kakaknya.
"Kamu mengenalnya?"Zee penasaran.
"Baru aja ketemu. Baik orangnya, ah....."Zon mengaruk kepalanya. "Semogaa saja Saint gak bego kayak diriku."Guman Zon tiba tiba merasa iba.
"Antar aku kesana!"Zee langsung menarik Zon kasar dan kini langsung ditahan sang mamah.
"Mau apa mendatanginya?"Tanya sang mamah panik. Takut aja Zee khilaf dan bikin masalah.
"Mau memukul lagi?"Mamah menahan Zee pergi.
"Ingin konfirmasi.......!"Zee kesal.
"Udah malam kalian masuk kamar masing masing. Konfirmasinya besok saja!"Keputusan papah. Toh hari udah hampir tengah malam gak baik ribut ribut.
"Pah...."Zee meminta persetujuan.
"Semuanya clear sampai disini. Dan Zee lain kali konfirmasi dulu sebelum memukul. Tenangin dirimu dan tanya Elma baik baik. "Papah gak ingin kesalah pahaman yang terjadi hari ini terulang.
"Baik....."
.......
"Hmmm, pah..." Mamah berjalan beriringan dengan papah.
"Semuanya baik baik saja. Tak perlu dipikirkan. Bagaimana Zon, apa dia baik?"Tanya papah yang juga tahu kalau Saifah ada pacar.
"Sepertinya tidak. Dia mulai bolos kuliah bahkan tadi sempat menghilang lama. Tahu tahu pulang mengurung diri mamah bingung....." Mamah juga sangat khawatir.
"Nanti papah coba bicara sama Zon. Sekarang mamah juga harus istirahat."
"......." Mamah mengangguk dan masih khawatir tentang perasaan Zon.
Tbc.
Abaikan typo.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top