5.
"Apa gak apa apa ngesex di kampus?"Tanya Zon polos. Dia lagi panas dingin karna live ngedenger suara desahan ditoilet sekolah. Yak kalo yang ngeSex cewe x cowo mungkin si Zon bakal ikutan ngecoli didalam toilet. Tapi usut punya usut nyatanya bukan.
"......"Saifah senyum sarkas dan kini tengah memutuskan untuk menggoda pria lucu didepannya. Zon terkunci didepan Saifah dan tidak bisa kemana mana. Saifah yang lebih tinggi, Saifah yang lebih kuat, apalah daya Zon yang lemah.
"Apa kamu mau mencobanya?"Saifah kini mendekatkan wajahnya kearah wajah Zon. Nafas panas itu kini terjun langsung diwajah Zon. Spontan Zon kini memalingkan muka agar dirinya selamat. Namun nyatanya tidak sampai disitu. Saifah kini malah lebih dekat dengannya. Zon bergidik kala nafas panas itu menyentuh lehernya. Sumpah, ini lebih dari ngebokep sejam didepan handphone. Rasanya merinding dan dibawah sana nyatanya butuh keselamatan.
"Apa yang kamu lalukan?"Zon berusaha mendorong Saifah untuk pergi menjauh darinya. Takut takut kalau diteruskan dia bakal meronta khilaf.
"Mau mencobanya?"Saifah malah bertanya lagi dan tatapannya mengintimidasi Zon.
"Fah.....kumohon hentinkan." Zon memohon tanpa ada perlawanan. Dan itu sungguh menggelikan. Zon bukan gadis dia seorang pria yang bisa saja langsung nonyor wajah Saifah. Tapi nyatanya gak dilakukan.
"Aah......"Saifah masih suka menggoda dan kini tangannya pindah kearah dagu Zon meminta mata Zon mengarah padanya. Dan kini keduanya sudah bertatapan muka. Hidung panjang Saifah kini menyentuh hidung mancung Zon. Mata sipit itu semakin sipit dan senyumannya pun merengkah. Saifah sangat menikmati moment ini. Sedangkan Zon? Jangan ditanya, dia sangat butuh UGD saat ini.
Saifah lantas menggerakkan hidungnya saling silang dan dilakukan berulang. Zon masih menutup matanya erat.
Cekrek....
Suara kamera handphone lupa dimatikan dan terdengar suara hentakan sepatu yang berlari menjauh.
"Hey, .......berhenti!!!"Sadar tengah dipotret diam diam Saifah kini mengejar seseorang itu. Dan kini Zon yang tertinggal terjatuh dilantai depan toilet sembari mengatur nafasnya perlahan.
"Zon sadar....Saifah hanya menggodamu. Dan kamu tak akrab dengannya apalagi, berharap Saifah suka. Arhggggh. SUKA."Zon kacau dan kini memilih duduk dan menunduk diantara dua lututnya.
Kacau ....
.......
Beberapa saat kemudian Saifah nyatanya kembali.
"Zon, apa kamu baik baik saja?"
"......."Zon gak peduli. Dia masih setia dengan kegiatannya yang tadi.
"Aku tak berhasil mengejarnya. Sial....!"Gerutu Saifah kesal, dirinya dipotret pas lagi moment drama dengan Zon.
"Kenapa mengejarnya, apa kamu malu?"Tanya Zon kebawa perasaan.
"Ha....."Saifah gak ngerti dengan maksud Zon. Tapi nyatanya disana seakan Zon kecewa kenapa gak dipotret pas lagi ciuman.
"Ah, sudahlah. Aku bakal bilang ke mamah kalau tak perlu membicarakanmu lagi dan aku tidak menyukai pria lagi."Zon merancau dia ingin bebas dan hidup seperti biasa lagi. Gak melulu kebawa hal hal tentang perhomoan.
"Jadi, sebelumnya kamu suka?"Saifah tiba tiba menginterogasi. Sedangkan yang diinterogasi langsung panik.
"Gak....!!"Jawab Zon tegas dan kini bangun dari duduknya.
"Kuy pulang, antar sampai rumah ya?"Zon sembari berjalan mundur. Memberikan kesan kecewa yang dalam.
"Ayolah......"Zon berhenti dan tatapannya memohon tapi masih dengan gelagat seolah tak butuh bantuan.
"Iya iya."Saifah kini berjalan tegas mengikuti Zon.
Intinya harus sabar.
........
Saat dalam perjalanan Saifah masih terusik dengan kejadian tadi. Siapa yang memotret dan mengapa harus berlari sampai diapun kehilangan jejaknya.
"Fokus kalau nyetir....!!"Zon berteriak saat Saifah harus berhenti mendadak karna lampu merah.
"Lampu merah Zon."Saifah protes didepan sudah banyak orang menyeberang.
"Lah, kalau kamu lebih cepat dikit setidaknya dapat lampu kuning."Niat hati Zon meminta Saifah menerobos gitu. Untung itu si Zon gak dikasih belajar mengemudi. Bahaya!!!
Sunyi......
Hanya terdengar suara
Wind screen wiper karna tiba tiba gerimis.
"Boleh aku bertanya?"Zon menatap Saifah, nampaknya itu benar benar serius. Terlihat Zon tengah meremas tasnya.
"Apa?"Balas Saifah tegas dan itu makin membuat Zon deg deg kan.
"Apa kamu suka ........?"Pertanyaan Zon tersendat saat terdengar suara handphone bunyi. Saifah tiba tiba mendapatkan telpon.
"Angkat aja!''Perintah Zon. Dia bisa bertanya nanti dia kini tengah mengatur nafasnya dalam.
"Udah ngomong aja dulu."Pinta Saifah, kali aja itu penting untuk Zon.
"Angkat dulu aja siapa tahu penting." Zon mengalah, dia tengah mengutuk dirinya kenapa harus bertanya itu. Hampir aja, untung gak jadi. Berterimakasih karna ada yang telpon jadi dia sedikit tertolong.
"Ok baiklah." Saifah memutuskan untuk mengangkat telponnya sebenarnya dia malas karna ada Zon. Saifah tahu Zon suka salah paham orangnya.
Dan,
Ding
Dong
Saifah mengangkat telponnya, Saifah sengaja mengeraskan suaranya. Diluar sangat bising.
"Sayang, bagaimana kabarmu. Aku balik besok, jemput dibandara ya. Aku sangat merindukanmu." Suara seorang gadis yang ceria.
"Siapkan dirimu Zon!!!Suara gadis. SAYANG."Zon langsung melotot.
"Oke baiklah. Aku masih dijalan, nanti sampai rumah aku telpon balik."Jawab Saifah santai.
"Bye sayang mmmmuach." Suaranya sangat manja. Dan itu berlebihan bagi Zon. Kemarin sama Elma gak pernah ada romansa begituan.
Menutup telpon.
"Jadi, Zon teruskan pertanyaanmu?" Saifah ingin tahu.
"Hmmmm, anu...."Zon kumat mikir alesan dan itu lama. Dia tadinya mau tanya apa Saifah suka pria. Eh, belum tanya Zon seakan punya jawabanya sendiri. Dan dalam kenyataannya Zon lah yang terbawa suasana.
"Zon....."
"Zon....."
Saifah memanggil Zon yang sedari tadi melamun melupakan yang harusnya ditanyakan dan nyatanya mobil Saifah sudah berhenti didepan rumah Zon.
"Ha...."Zon mulai konek.
"Udah sampai, kamu tadi mau tanya apa?" Saifah ingin tahu. Zon begitu membingungkan.
Karna merasa sudah aman, Zon memilih kabur saja tanpa kembali memberi pertanyaan konyol itu. Tapi Saifah tak bisa melupakannya begitu saja. Dan kini memilih mengunci pintunya dan membuat Zon tidak bisa kabur.
"Kamu tadi mau tanya apa?"Saifah menekan Zon.
"Suka......" Zon ragu.
"Iya suka, ......?" Zon mulai terbata.
"Apa kamu suka permen?"Zon mendapatkan alasan diakhir dramanya saat dia meraba saku celananya. Dan kini memberikan permen itu. Saifah cengo hanya untuk memberikan pertanyaan "Apa kamu suka permen?" Zon harus muter muter.
Saifah menerima permen itu dan Zon berkesenpatan untuk kabur.
.......
Sampai dirumah.
Cobaan Zon masih terus berlanjut. Mamahnya lagi jingkrak jingkrat nonton serial drama korea yang aktornya ganteng abis.
"Mah, berisik."Zon mencoba membuat mamahnya untuk memelankan volume suara yang terlalu mengagumi itu.
"Apa sih Zon, cuci tanganmu dulu. Makan siangmu sudah ada di meja." Mamah meminta Zon untuk makan siang saja agar tak mengganggu.
Tapi Zon kini memilih duduk disamping mamahnya.
Fokus.
Tinggi, putih, tegas, kharismatik, suara berat, roti sobek.
Kim woobin nya mana?
Zzzzzzt, tiba tiba Zon tersadar dari lamunannya.
"Mah, Zon mau jujur." Zon serius dan sang mamah masih acuh. Zon tidak pernah serius.
"Iya....." Mamah sembari nyemil kacang.
"Mamah harus mendengarkan Zon." Zon merasa mamahnya lebih fokus kearah dramanya.
"Iya iya....."Dan kini mamah memilih mematikan chanel nya dan fokus kearah Zon.
"Mah, maaf Zon bohong soal suka pria. Maafin Zon mah." Ucap Zon tulus.
"Ok...."Balas mamah santai.
Zon bingung. Gampang banget padahal semalam suasana rumah sempat horor.
"Mah...."
"Apapun pilihan Zon mamah dan papah selalu mendukungnya asal Zon bertanggung jawab. Karna soal hatimu mamah dan papah tidak bisa ikut campur. Dan kini Zon bilang gitu mamah sedikit lega, setidaknya anak mamah yang manis ini tidak perlu patah hati."Mamah tersenyun lebar sembari mencubit pipi lesung Zon gemas.
"Maksudnya?"Biasa gagal paham.
"Saifah udah punya pacar dan cantik." Mamah nyatanya tahu lebih awal. Model emak emak kepoan ini. Apalagi menekankan kata CANTIK. Zon merasa dia kurang apa coba?
"Apa?" Teriak Zon dan sang mamah langsung kaget.
"Jadi mamah ngak perlu kuatir kalau anak mamah bakal patah hati. Hmmmmm." Mamah mencoba menjelaskannya lagi dan disini Zon jadi korban keadaan. Padahal dia sempat berfantasi lebih kalau nanti berakhir dengan Saifah. Dan kini, semalam yang didukung siangnya seolah memberikan tembok besar.
"Seharusnya mamah marah kepada Saifah kenapa harus punya pacar. Zon terluka mah."Guman Zon dalam hati dan itu tak mungkin dia ungkapkan.
......
Tbc.
Abaikan typo.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top