14.

Korea.

Zon sampai dan kini dia lagi clingukan.  Mencari seseorang yang datang untuk menjemputnya. Wahasil zonk, hela wong dia aja ditipu. Untung gak diserahin sama orang jahat itu anak. Dan Zon masih bersikap positif dia mencari peta kota Seoul. Mencari tempat yang akan dia tuju sesuai dengan arahan dosen dan teman temannya sebelum ponselnya mati.

"Nanti aja pinjam charger ke teman."Niat hati Zon ingin pinjam charger diresepsionis bandara tapi dia urungkan dia memilih berangkat sendiri menuju tempat yang sudah disepakati.

Naik taxi. Untung bhas Korea Zon gak hancur hancur banget. Biasa dalam keadaan darurat semua yang gak bisa jadi bisa. Setidaknya dia bisa melewati waktu ini untuk mencari taxi dan menuju tempat untuk dia bertemu teman temannya.

Beberapa waktu kemudian setelah perjalanan cukup jauh akhirnya Zon sampai ditempat yang dituju. Bukan kampus, bukan pula hotel, apalagi menemukan teman temannya.

Sepi sekaligus mengerikan ditambah saat tiba dalam keadaan malam. Zon benar benar bingung harus bertanya pada siapa. Ponselnya mati dan dia tidak menemukan telpon umum atau sekedar menyapa masuk kedalam toko minta bantuan. Bau alkohol menyeruak bahkan banyak orang orang yang kini tengah menggodanya.

"Hey tersesat kawan?'Tanya salah seorang pria mabuk bersama tiga temannya.

"Tidak, aku hanya lagi destinasi tempat horor, teman temanku ada dibelakang." Bohong Zon untuk menyelamatkan diri.

"Aku sedang memotret kalian pergi saja."Alasan Zon dan dia mencoba membuktikannya dengan memperlihatkan kamera yang ia pegang. Tapi setidaknya hari ini dia tidak bertemu pria mabuk yang jahat dan Zon ditinggal sendirian dan keempat pria mabuk itu pergi begitu saja.

Krupuk...

Perut Zon mulai minta diisi. Tapi dia tidak menemukan kedai makan yang buka. Yang ada hanya bar bar dan club malam yang buka. Jelas disana gak ada nasi pecel.

"Apakah tugasnya mencari beberapa club malam yang ada diKorea ya. Tapi kenapa harus sejauh ini. Apa faedahnya juga."Gerutu Zon dan berjalan lagi sembari menenteng kopernya yang untungnya tidak berat.

Zon kini berjongkok digang dan berusaha melihat sekeliling kali aja ada orang yang waras lewat dan bisa dimintai bantuan.

"Lantas dimana hotel yang disewa ya, kemarin aku belum sempat lihat . aih....."Zon menggerutu lagi. Seharusnya dia catat saja hotel dimana ia menginap. Kalau ada, toh pesan group itu pun mendadak menghilang. Dan Zon sendiri tak tahu kalau itu dinonaktifkan karena memang ponselnya mati.

Berjalan lagi, berharap dia mendapatkan jalan besar. Dan menemukan polisi yang lagi brpatroli. Untung otak Zon kali ini encer jadi dia tak perlu menghabiskan airmatanya untuk menangis dan diapun memilih mencari cara agar bisa menemukan tempat yang ramai.

Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi dan Korea sangat sepi. Zon masih berjalan dengan sisa tenaga dan mengabaikan perutnya yang keroncongan.

"Study tour paling ekstream sepanjang sejarah.'Zon tersenyum lebar saat ini. Bukan karna ia menemukan hotel, atau tempat keramaian. Tapi dia menemukan pemandangan indah kota seoul diatas bukit. Nyatanya Zon yang terus berjalan tanpa mempertimbangkan langkahnya. Dia lagi naik apa turun tahu tahu dia mendapatkan pemandangan yang indah.

"Indahnya......"Teriak Zon terkesima dengan bhasa Thailand. Begitu pokoknya translate sendiri eoh.

..........

Pluk....
Seseorang menepuk bahu  Zon dari belakang dan kini berdiri disamping Zon.

Ramah.

Dan akrab.

"Dari Thailand?"Tanya pria paruh baya itu curiga. Menatap Zon penuh pertanyaan kenapa anak orang menenteng koper dipagi buta dan tersenyum lebar ditempat asing.

"Iya...."Mengangguk semangat.

"Liburan....?"Tanya pria paruh baya itu lagi.

"Enggak....."Menggeleng lucu.

"Kabur dari rumah?'Tanya pria paruh baya itu lagi. Dia mengingat puteranya yang jatuh nyusruk gegara ingin kabur. Tapi ngelihat anak yang disampingnya dengan keren tersenyum. Pria paruh baya itu malah khawatir.

"Enggak om....tadinya mau study tour tapi.....?" Zon lagi mau curhat. Tapi gak jadi.

"......"Pria paruh baya itu menatap Zon ingin kejelasan lebih rinci.

"Sepertinya aku kehilangan teman temanku. Bahkan ponselku mati yang harusnya aku menghubungi mereka" Keluh Zon dan disambut senyuman tipis pria paruh baya itu.

"Terlewat rombongan?" Ingin tertawa tapi dia sayang dengan jantungnya.

"Bukan..." Zon membela diri. Sedangkan pria paruh baya itu mengerutkan dahinya.

"Om ada charger?"Tanya Zon.

"Ada....baiklah ikutlah bersamaku." Ajak pria paruh baya itu.

Keduanya pun berjalan menuruni jalan. Hingga sampai dimobil pria paruh baya itu yang nyatanya ditunggu oleh sopinya. Tadi pria paruh baya itu ingin berjalan jalan sebentar sebelum kembali ke Jepang.

"Sudah makan?. Dari tadi kudengar cacing diperutmu berteriak" Tanya pria paruh baya itu.

"Hehehe, sejak sampai belum makan om. Gak ada kedai buka, dan aku tidak bisaa makan jajanan didepan "Tunjuk Zon kala melihat pedagang bak terbuka. Zon tidak bisa makan itu.

.......

Zon ikut aja masuk mobil. Dalam perjalana Zon masih bersikap positif, tapi saat mobil sampai dihotel otak Zon tiba tiba parno.

"Apa om orang baik?"Tanya Zon polos dan yang ditanya langsung heboh. Kenapa baru tanya Zon, kenapa gak dari tadi. Hadehhhhhh

"Om orang jahat, om akan memakanmu dihotel itu!"Tunjuk om sembari tersenyum sarkas. Spontan Zon langsung gemetaran takut. Ingin kabur tapi mobil masih berjalan.

"Jangan jahat jahat om nanti matinya susah."Zon menangkupkan kedua tangannya minta ampun.

"Aih..... Cepat turun om akan mentraktirmu."Ajak pria paruh baya itu sembari tersenyum. Setidaknya membuat lega Zon. Dan pada akhirnya Zon mengikutinya.

......

"Banyak sekali om, gak ada racunnya kan..obat tidur gitu?"Tanya Zon dan dia sudah memakan makanan itu hampir selesai.

"Hahahahha..... Makan dulu setelah itu bertanya."Melihat anak muda makan dengan lahap pria paruh baya itu mengingat Saifah yang masih dirumahsakit. Taunya begitu padahal Saifah juga tengah kabur ke Korea.

"Sudah penuh om. Aku akan membuka ponselku."Zon mendapatkan ponselnya penuh karna pelayan restoran hotel memberikan pada Zon setela selesai diisi dayanya.

Banyak kerutan tiba tiba didahi Zon merasa heran, bingung. Dan masih saja gak konek. Dan yang dihadapannya masih senantiasa menatap Zon. Ada apa dengan raut wajah itu.

"Sepertinya aku diblokir dari grub!"Zon menunjukkan pesan yang dinonaktifkan kepada pria paruh baya dihadapannya. Lantas pria paruh baya itu spontan menepuk dadanya agar jantungnya tetap terpacu. Perutnya sudah hampir meledak gegara kepolosan Zon.

"Tapi......."Zon tiba tiba bermuka sedih ketika melihat banyak pesan dan bahkan telpon terabaikan dari keluarganya.

"Tapi kenapa?"Tanya pria paruh baya itu lagi.

"Sepertinya mamah khawatir."

.......

Ting

"Hallo mah, Zon udah sampai maaf baru menghubungi ponselku mati. Dan......"

"Dan kenapa, Zon baik baik saja kan. Gak ada yang luka?"Tanya mamah dibalik telpon khawatir.

"Zon baik mah, tapi kenapa pesan grub sama no dosennya tiba tiba memblokirku ya?"Tanya Zon polos dan sang mamah hanya bisa bernafas pasrah dan ingin merahasiakan itu dulu takut anaknya panik.

"Kak Zee menyusul coba kamu telpon dia dan bilang kamu ada dimana. Mamah bersyukur kamu baik baik saja." Sang mamah sedikit lega.

"Zon baik mah, Zon baru makan juga. Ada om baik yang bantuin Zon." Cerita Zon polos. Dan sang mamah kini perlahan menghapus airmata bahagia. Bahwasanya anaknya ketemu.

"Boleh mamah bicara dengan om itu?" Tanya sang mamah dan Zon langsung kasih kode ke pria paruh baya kalau mamahnya ingin bicara.

"Tentu...." Ucap Zon kala pria paruh baya didepannya mengangguk.

.....

"Selamat malam."

"Malam ibu, putra ibu baik baik saja."

"Terimakasih ya pak.... Putra saya baru mendapatkan insiden yang gak baik yaitu percobaan penculikan dan dia belum menyadari itu bahkan dia gak tahu sama sekali. Mohon bantuannya agar dia tetap bersama bapak sampai kakaknya datang." Pinta mamah Zon dan pria paruh baya itu mengangguk mengerti.

"Iya, dia aman bersamaku."

"Terimakasih."

"Sama sama"

Dan disitulah pria paruh baya itu mengeleng ria memandang anak muda dihadapannya yang masih makan dengan lahap tanpa rasa khawatir sama sekali. Kalau tadinya dia tidak bersamanya sudah pasti percobaan penculikan itu benar terjadi.

Ish

Ish

Tbc
Abaikan typo.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top