0.
......
"Zon, ngapain kamu disini?"Tanya Saifah mendekat kearah Zon. Terlihat Zon tengah basah kuyup dibawah payung hitam dia berlindung.
"Menunggu Elma." Jawab Zon spontan dan bibirnya terus mengatup karna kedinginan.
"Tunggu didalam, nanti masuk angin!"Ajak Saifah agar Zon masuk kedalam cafe. Diluar sangat dingin dan Saifah tak buta untuk tidak melihat bibir Zon mulai membiru.
"Elma sebentar lagi datang, kamu masuk duluan.' Usir Zon agar Saifah masuk kedalam cafe. Karna Zon masih ingin menunggu Elma.
"Aih....." Decih Saifah kemudian masuk kedalam cafe dan mengabaikan Zon.
......
Satu jam kemudian. Saifah merasa terganggu karna Zon terus menunggu Elma didepan cafe.
"Zon, masuk atau pulang!!"Saifah menarik tangan Zon. Dan disana sudah terasa tangan itu sangat dingin.
"Elma belum datang Fah...."Tolak Zon. Terlihat dari raut wajah Zon yang melas dan tatapan itu penuh harap membuat Saifah makin geram.
"Sudah, lupakan Elma. Dia tak akan datang."Teriak Saifah dan kini menarik tangan Zon. Zon yang terus berontak mau tak mau membuat Saifah makin erat memegang tangan Zon agar mengikutinya untuk sampai diparkiran dan melempar anak ajaib si Zon. Yang diketahui memiliki cinta sepihak itu. Secara harfiah jadi selingkuhan yang dungu.
"Kenapa......?"Zon masih teriak dan ingin keluar dari mobil dan menunggu Elma.
"Ganti bajumu, aku akan mengantarmu pulang." Saifah yang tadi buru buru mencari jaketnya di jok belakang mobil kini memberikan jaketnya agar Zon berganti. Zon terlihat sangat menyedihkan dan itu sungguh membuat prustasi bagi siapapun yang melihatnya. Jelas cinta sepihak itu bakal menyakitkan. Tetapi terus memperjuangkan itu adalah siap bunuh diri ditempat.
"Elma tak akan datang."Interupsi Saifah karena dia tahu keberadaan Elma. Awalnya dia tak peduli tapi lama lama melihat anak kucing dibegoin tikus kan kasihan.
"Dia memberiku pesan agar menunggunya."Zon yang naif itu masih berjuang.
"Baiklah tunggu dia, tapi aku akan mengantarmu pulang dulu."Saifah kini memasangkan sabuk pengaman Zon dan meminta Zon agar menurut saja. Dan kini Saifah mulai mengemudikan mobilnya.
Hujan masih turun dengan lebat, apa jadinya kalau anak kucing bego itu masih menunggu tikusnya datang. Bisa mati membeku dia.
"Saifah bisakah kamu berhenti!"Pinta Zon agar Saifah menghentikan mobilnya. Didepan Zon melihat Elma dengan seorang pria yang jelas dia kenal.
"Kita pulang."Melihat keadaan itu Saifah yang tahu hati Zon pasti terluka kini ingin sekali membawa Zon pulang saja.
"Berhenti atau aku lompat!!"Ancam Zon dan dia sudah mulai membuka pintu mobil.
"Ok....ok....."Saifah lantas menepi dan belum sempat mematikan mesin mobilnya Zon berlari untuk menghampiri Elma.
......
Dan kini tanpa payung hitam untuk berlindung. Dan jelas air mata Zon tersapu oleh derasnya air hujan. Kini Zon mendekat kearah Elma dan menatap pria yang disampingnya.
"Elma....."Zon memanggil dan Elma langsung menoleh dan terlihat kebingungan.
"Zon apa yang kamu lakukan disini, bukankah kamu harus menunggu di....."Elma ingin melanjutkan perkataannya tapi pandangannya langsung tertuju pada pria disampingnya dan spontan menahan bibirnya. Dia tak mau pria disampingnya tahu kalau dia juga tengah berkencan dengan Zon.
"Berapa lama aku harus menunggu, dan...."Zon menatap pria disamping Elma.
"Zee kenapa kamu bersamanya?" Zon sangat ingin kejelasan.
"Zon...."Zee menarik Zon agar berteduh dahulu dan bicara baik baik tapi Zon menolak.
"Zon ternyata kamu mengenal Elma. Hmmmm baguslah. Kita pacaran, Elma dia adikku Zon." Zee tersenyum saling memperkenalkan tapi Zee tak tahu tentang keadaan yang ada dihadapannya.
"Oh...baguslah." Zon mengusap wajahnya. Dia sedikit terbatuk menahan tangisnya.
"Zon...."Zee meminta Zon untuk berteduh bersamanya. Tapi Zon terus menolak.
Dan saat ini Elma hanya diam.
"Hai kak Zee aku akan membawa Zon pulang." Saifah yang tahu kini memilih menarik tangan Zon agar mengikutinya kembali. Kali ini Zon tak berontak dan hanya mengikuti langkah Saifah.
.......
"Elma....."Zee ingin tahu tentang apa yang dibicarakan Elma tadi. Dan kenapa tiba tiba Zon datang dan seolah bicara kalau seharunya Elma bersamanya.
"Kalian saudara?"Tanya Elma tanpa ingin menjelaskan apa yang ingin diketahui Zee.
"Iya, dia adikku. Bukankah aku pernah bilang punya adik yang satu kampus denganmu, bahkan satu fakultas."Zee menjelaskan kembali. Elma mengerti tapi yang dia kecewakan kenapa harus saudaraan.
"Terus?"Zee masih ingin mendengar penjelasan tentang yang dibicarakan Elma tadi.
"Oh, aku dengan Zon memang ada janji temu tapi aku udah batalkan karna kita mau bertemu." Elma beralasan.
"......"Zee masih ingin penjelasan lebih. Janji temu seperti apa sehingga adiknya sekecewa itu.
"Hmmmm, errrrrrrrrrr, tugas kampus. Hanya itu Zee, dan aku tak menyangka kalian saudaraan." Masih ingin mengalihkan pembicaraan.
"Aku ingin memperkenalkannya. Tapi kamu sibuk terus dengan kuliahmu."Zee mengingatkan kalau selalu saja Elma cari alasan untuk tidak pergi bertemu keluarganya.
"Ah.... Itu maaf......."Elma mencoba mencairkan suasana agar Zee tak bertanya lebih.
"Hujannya reda, bisakah kita pergi sekarang!"Ajak Elma karena merasa suasananya jadi canggung.
"Baiklah......"
........
Dirumah Zon.
"Kamu harus mencuci bajuku!"Saifah kini tengah mencari baju Zon yang dirasa muat untuk tubuhnya. Dia tadi ikutan basah gegara menarik tangan Zon.
Zon masih diam dalam keadaan basah, duduk dipinggir kasurnya dan terus melamun. Tak disangka cerita tentang pacar Zee sang kakak yang selalu dia dengar. Nyatanya juga pacarnya. Parahnya Zee yang lebih dulu dengan Elma. Karna Zon tahu itu, Zee pernah cerita kalau sudah pacaran lebih dari setahun tapi pacarnya enggan diajak kerumah. Sedangkan Zon sendiri? Dia bersama Elma baru dua bulan. Jelas disini yang jadi pengganggu adalah dirinya.
"Sudahlah, ganti bajumu nanti masuk angin!."Perintah Saifah lantas melempar handuk bekasnya kearah Zon. Tapi nyatanya Zon tak bergeming.
"Zon....."Saifah hendak menarik tangan Zon kembali tapi keadaannya sedang tak bersahabat dengannya seperti yang sebelum sebelumnya. Tarikan tanpa halangan, tapi yang terjadi sekarang. Seperti momentum yang tak terkendali.
Baju dan celana Zon yang jelas basah itu nyatanya membuat genangan air di sampingnya yang membuat Saifah kehilangan keseimbangan. Dan terjadilah adegan Saifah diatas Zon.
Cuuuuuuuuuuu
Ciuman yang menegangkankan pun terjadi dan menjadi memori yang bakal tak terlupakan.
Zon berkedip begitupun Saifah.
"Kyaaaaaaaaaaa."Jeritan Zol sang adik Zon membuat keduanya kaget dan langsung pergi menyelamatkan diri.
Tatapan Zol sangat mengganggu keduanya, tetapi tiba tiba Zol tersenyum riang. Nyatanya adik zon itu seorang maniak perBL an.
"Aku akan merahasiakannya dari mamah dan papah. Dan Zol tidak melihat apapun."Lantas Zol sigap keluar dan menutup pintu. Tapi masih terdengar teriakan riang keluar dari mulut Zol dari luar.
Dan......
Zon berlari kearah kamar mandi dan kini Saifah memilih merebahkan dirinya diatas kasur Zon sambil memijit pelipisnya.
Tbc.
Aha..........
Gaje eoh.....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top