Prolog
Kau turun dari sebuah taksi, dan matamu menatap ke rumah yang ada di depanmu. Kau tekan bel yang ada di depannya, dan kau langsung disambut oleh seorang pemuda yang berpakaian kaos putih dan juga celana pendek.
"Akhirnya kau datang juga, (N/K)..." Ujar pemuda itu.
"Memangnya kenapa, Ndri? Kangen?" Tanyamu iseng.
"Kangen sih iya, tapi enggak sampe begitu juga lah akunya! Masalahnya, aku sudah lumutan nungguin kamu, tau!"
"Memang sejak kapan kamu menungguku?"
"Tadi sore!"
"Kan aku sudah bilang kalau akan datang sedikit malaman!"
"Ah, sudahlah. Ayo masuk! Ikuti aku!"
Kalian masuk ke dalam rumahnya, dan dia mengantarkanmu ke kamarnya. Ruangannya luas dan nyaman. Kau hempaskan tas yang sejak tadi ada di punggungmu ke sebuah sofa nyaman yang ada di sana. Sementara itu Andri mengambil sebuah buku tebal yang ada di atas meja belajarnya.
"Kau menyuruhku untuk tidur disini? Denganmu?" Tanyamu, dengan nada bingung.
"Tentu tidak. Kau pikir aku apa? Aku hanya... ingin begadang denganmu, itu saja."
"Buku apa itu?"
"Ini? Kau tau kan hobiku apa? Nah... jadi, disinilah aku mengumpulkan berbagai kisahku."
"Oke..."
"Mau kuceritakan satu?"
"Hah? Kau serius?"
"Iyalah! Aku tidak mau melihatmu begadang sendirian sambil main game, buka socmed, atau apalah, sampai sekitar tengah malam. Lebih baik kalau kau mendengarkan kisah - kisahku saja!"
"Tau saja kau kalau aku baru tidur setelah lewat tengah malam."
"Nah, karena itulah. Kalau kau memang ditugaskan selama empat belas hari disini untuk menjagaku dan menemaniku selama orang rumahku pergi, setidaknya kau akan melakukannya dengan 'benar'."
"Baiklah. Sesukamu sajalah, tuan rumah! Keluarkan semua kisah andalanmu! Aku akan mendengarkan semuanya sampai habis!"
"Oke. Aku akan melibatkan diriku dalam kisahnya juga. Yah, kau tau kan, seperti yang disebut orang sebagai sudut pandang orang pertama partisipan. Dan sebelumnya, sebelum bercerita aku akan memutarkan satu lagu yang akan sangat berhubungan dengan ceritanya."
"Seperti kau terlibat dalam kisah itu? Dan kau juga menyetelkan sebuah lagu? Bagus juga. Kau akan mulai dengan kisah apa?"
"Mari kita mulai dengan kisah yang... sederhana dan agak klise. Tapi aku yakin kau akan suka."
"Ya sudah! Aku ingin tau bagaimana kisahnya!"
Kalian mengambil posisi duduk di dekat sebuah jendela lebar seukuran badan yang berhadapan ke balkon. Jendela itu terbuka dan menampilkan cahaya bulan yang menyinari sangat terang. Saat ini sedang terlihat bulan sabit yang melengkung seperti senyuman yang indah. Kalian duduk menghadap jendela, dan Andri langsung membuka bukunya.
"Baik, mari kita mulai ceritanya." Ujar Andri.
★★★★★
Andrian namaku. Dan usiaku masih di pertengahan 20 tahun. Seorang mahasiswa yang punya seabrek pekerjaan dan juga hobi yang enggak bisa dibilang menetap. Dengan kata lain : Labil.
Kehidupanku normal saja, seperti orang pada umumnya. Berteman, bersama keluarga, mengerjakan tugas, bersenang-senang, merasakan cinta...
Disamping itu, aku juga senang menulis. Aku menulis berbagai cerita yang berada di dalam sebuah buku catatan tebal. Aku sangat suka memosisikan diriku sebagai pencerita yang ikut terlibat disana. Isi ceritanya? Banyak. Tapi kebanyakan aku menulis tentang kehidupan, dan tentunya cinta. Pokoknya bahasan yang ada di kehidupan sehari - hari. Dan mungkin saja kalian pernah mengalami salah satunya dalam kehidupanmu.
Aku punya empat belas cerita yang akan kukisahkan disini, dan aku akan menceritakan empat belas kisah terbaik yang aku punya. Dan kusarankan kamu menyiapkan headset, karena setiap kisah akan berhubungan dengan sebuah lagu yang akan kuberikan kutipannya di setiap awal kisah. Kedengarannya menarik kan?
Daripada aku berlama-lama menjelaskan, lebih baik segera saja aku mengisahkan kisah yang pertama, dan aku harap kau bisa menyukai apa yang kukisahkan ini.
★★★★★
23 / 01 / 16
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top