Prolog
Ada saat nya dimana kita dikecewakan oleh seseorang yang sangat kita percaya, bahkan yang kita sayang.
Pernah menaruh harapan pada seseorang yang salah dan berujung memberi luka yang membekas.
Di bohongi?
Di beri janji yang hanya diingkari!
Di kasih harapan?
Ditinggalin tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Mungkin ketika kenyataan tak sesuai harapan sedikit membuat kita marah pada keadaan. Tapi jika bisa memilih semua orang ingin keadaan sesuai dengan harapan yang sangat mereka ingin wujudkan.
Dan sebagian orang berpikir jika kita memulai jatuh cinta harus siap untuk sakit hati. Namun kenyataan nya, itu hanya omong kosong. Disaat kita terjatuh yang kita rasakan.
Kesedihan.
Kehilangan.
Ingin sendirian tanpa diganggu orang lain.
JATUH CINTA itu tidak membuat orang bodoh. Tapi kita kadang yang terlihat bodoh hanya untuk melihat dia tersenyum atau agar dia tetap bertahan disamping kita.
LUKA? Sebenernya jatuh cinta tidak memberikan luka, dia memberi kan kita kebahagiaan dimana itu membuat kita lupa. Menaruh harapan dan ingin terus seperti itu. Sampai waktu menegur kita yang terlalu terlena dengan cara yang sedikit memberikan goresan kecil pada hati yang terlalu berharap pada nya.
MENANGIS adalah cara terakhir untuk meluapkan perasaan dan kekecewaan yang saat ini kita rasakan.
Gadis itu menatap keluar jendela, tanpa sadar meneteskan air matanya. Walaupun sudah berkali-kali gadis itu menghapus air mata yang turun, tetap saja menetes jika mengingat kejadian itu.
"Perlahan mungkin membaik atau semakin terpuruk."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top