LEVEL 2

Mulmed diatas adalah Dai, kelihatan imut dan cute.

[DAI POV]

Pagi yang cerah, karena sudah masuk musim semi udara menjadi sejuk. Aku suka cuaca seperti ini, tidak terlalu panas dan tidak lembab.

Aku kayuh sepedaku dengan semangat menuju sekolahku. Sepanjang jalan menuju sekolahku dipinggirnya tumbuh berjajar deretan pohon sakura, dan ketika musim semi seperti sekarang terlihat sangat indah. Tidak heran orang jepang sangat suka mengadakan acara melihat bunga sakura mekar bersama-sama, kalau tidak salah namanya hanami.

Ketika hampir mencapai gerbang aku melewati 2 siswi berpakaian sailor, lumayan imut juga mereka kataku dalam hati.

Begitu melewati gerbang St George International School, kuarahkan sepedaku menuju tempat parkir sepeda yang terdapat dibelakang lapangan indoor.

Ketika aku turun dari sepedaku, tiba-tiba kurasakan sepasang tangan memegang pundakku, reflek kuangkat kaki kananku meluncurkan tendangan dan...
"Aduuh...sakit" terdengar erangan kesakitan dari orang yang berada dibelakangku.

Seketika aku menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang dibelakangku.
Kulihat seorang anak laki-laki yang lebih tua dariku 1-2 tahun mungkin, dia memakai kaos putih, celana jeans dan sepatu kets.

Ketika dia menegakkan badannya aku melihat tingginya 180cm, badannya berotot dan kekar, mata biru pucat, hidung mancung, bibir penuh dan rambut pirang sedikit ikal yang lumayan panjang sampai menyentuh telinga nya.

"Hai..karate kid" sapanya sambil tersenyum. Dari aksen nya sepertinya dia berasal dari Amerika.

"Hai" jawabku pendek sambil mengerutkan kening, mencoba mengingat apakah aku kenal dengan orang ini.

"kamu orang jepang kan? Aku mau minta bantuanmu" kata dia.

"Bantuan apa?" jawabku ragu, karena aku masih juga tidak bisa mengingat siapa orang didepanku ini.

"Bacakan surat cinta yang aku terima pagi ini, suratnya dalam bahasa jepang makanya aku ga ngerti" jelasnya.

"Darimana kamu dapat surat cinta itu?" tanyaku.

"Tadi pagi sebelum aku masuk gerbang aku di cegat oleh siswi jepang yang manis lalu ia memberiku sebuah surat, itu pasti surat cinta kan?" jawabnya dengan bangga.

"Sorry...aku ga bisa baca tulisan jepang, aku cuma ngerti dikit bahasa jepang" jawabku datar.
Terlihat kekecewaan dari matanya tapi aku ga peduli, kutinggalkan dia dan aku berjalan menuju kelasku.

"Pembohong.." terdengar suara dengan aksen sedikit british, aku menoleh ke suara tersebut.

Aku melihat Jerry dan Marty berdiri tidak jauh dariku.

Jerry mengenakan kemeja kotak-kotak warna biru yang tidak dikancingkan dengan kaos v neck putih di bawahnya dipadu dengan celana jeans hitam serta sepatu converse hitam. Terlihat sangat pas dibadannya yang tingginya mencapai 177 cm.

Sedangkan Marty berdiri di sampingnya, kaos hitam dengan celana jeans biru gelap melekat dibadannya dipadu dengan sepatu warna hitam kombinasi putih. Tinggi Marty hanya 160 cm, sehingga kepala Marty hanya mencapai pundak Jerry.

"Apa maksudmu?" tanyaku ke Jerry, karena aku yakin tadi adalah suara Jerry.

"Yang kau katakan ke Omar, aku pernah melihatmu membaca buku yang penuh dengan huruf jepang" tegas Jerry, mata biru nya menatap langsung kedalam mataku.

"Siapa Omar?" tanyaku bingung.

"Anak laki-laki yang baru aja minta tolong di parkiran sama kamu!" kata Jerry tidak sabar.

"Oh, jadi namanya Omar" gumamku pelan.

"Omar adalah quaterback team football sekolah kita dan dia sudah kelas 11, kamu tidak tau dia Dai?" tanya Marty.

"Tidak...apakah aku harus mengenalnya?"

"Dasar sombong...ayo Marty, kita masuk kelas" ucap Jerry sambil berlalu.

Marty tersenyum kearahku dan berbisik "jangan hiraukan kata-kata Jerry...ayo masuk kelas Dai"

Aku menatap Jerry dan Marty yang berjalan di depanku. Sambil berjalan mengikuti mereka, aku memperhatikan dua teman sekelasku ini.

Menurutku Jerry sangat tampan, matanya biru, rambutnya pirang dan panjang sampai ke punggung, terlihat lembut namun dia sangat tidak suka rambutnya dipegang oleh siapa pun, entah apa alasan nya.
Rahangnya keras dan bibirnya merah, bibir atas dan bawahnya seimbang tebalnya.
Jerry orangnya ramah, banyak orang selalu berkumpul di sekitarnya seperti magnet yang menarik perhatian semua orang. Terlebih lagi dia selalu perhatian sama teman-temannya jadi wajar bila semua menyukainya.

Sedangkan Marty berkulit gelap dan berbadan kecil. Dia sangat senang membuat boneka-boneka dengan bentuk yang aneh. Cita-citanya menjadi ahli spesial efek untuk Steven Spielberg.
Wajahnya seperti anak-anak yang selalu ceria, itu sebabnya dia disukai banyak orang.

Kami memasuki gedung warna kuning karena kami masih freshman (grade 9).
Setiap grade mempunyai gedung dengan warna yang beda.
Gedung warna biru untuk sophomores (grade 10), hijau untuk junior (grade 11) dan orange untuk senior (grade 12).
Sekolah ini sangat lengkap dari kindergaten sampai senior high school ada dalam satu area.

Kami memasuki hall gedung dan terlihat deretan locker disisi kiri kanan hall. Banyak siswa yang masih bergerombol di depan locker karena memang belum bel masuk.

Aku langsung menuju ke lockerku dan membukanya untuk mengambil buku-buku ku.
Jerry menyapa dulu teman-temannya, lockernya kebetulan ada disamping kananku sedangkan locker Marty di samping kiriku.

Aku berjalan menuju kelas bersama Marty.

"Dai Yonogi!" seseorang memanggilku.

Aku berhenti dan menoleh, ternyata guru wali kelasku yang memanggil.

"Ada apa ya pak?"

"Bagaimana keadaanmu? Sudah punya teman? Cobalah berbaur dengan yang lain nya ya?"

Terus terang aku bingung mau menjawab apa, karena aku merasa baik-baik saja. Karena itu aku hanya menjawab dengan mengangguk kan kepala saja.

"Bagus...karena kau murid pindahan jadi harus banyak bergaul dan membuat teman ya? Kalau ada apa-apa, kau bisa menemui bapak untuk membicarakannya" kata guruku sambil menepuk pundakku. Setelah itu dia kembali berjalan menuju ruang guru.

Aku hanya terdiam dan tanpa sadar bergumam lirih "memang ada yang salah denganku? Kenapa aku disuruh banyak berteman? Apa salahnya dengan ga punya teman?"

"Karena kau akan terlihat sangat mencolok kalau kau tidak membaur... Dai" suara Marty menyadarkanku kalau selama ini ada Marty disampingku.

"huufftt...aku hanya ingin sekolah dengan tenang tanpa mengganggu siapapun" jawabku.

Tampaknya kehidupan sebagai siswa senior high school tidak semudah dan setenang yang kubayangkan.

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top