Saat Hujan Turun

Andrew mengulurkan lengannya, memastikan apakah hujan sudah berhenti. Ia memutuskan keluar dari warung bakso langganannya sesudah ia menetap lebih dari satu jam di sana.

Pemuda berambut cepak ini membuka payung karena langit masih belum berhenti menitikkan air matanya. Andrew menoleh ke sebelah kanannya, membalas senyum bayangan laki-laki berkulit terang yang muncul setiap rinai hujan membasahi bumi.

Berbeda dengan orang-orang di sekelilingnya yang kalang kabut mencari lokasi berteduh karena hujan semakin deras, Andrew justru melangkahkan kakinya menapaki trotoar yang ceruk-ceruknya mulai membentuk danau kecil. Sesekali ia berputar dan menendang pelan ke arah genangan air di saat tak ada orang yang berpapasan dengannya.

Langkahnya memelan ketika jarak menuju kosnya kurang dari setengah kilometer lagi. Ia berhenti sejenak untuk menghela napas dan menghirup aroma hujan yang semakin ia sukai semenjak Lukas tak ada.

Lukas memberikan terlalu banyak kenangan dalam satu tahun terakhir hidup Andrew. Laki-laki anggota marching band kampus mereka itu tak pernah melewatkan konser band jurusan Andrew. Ia selalu berusaha berdiri di barisan terdepan tepat di mana Andrew melakukan aksi panggung dengan gitar listriknya yang mampu membuat sebagian penonton berteriak histeris mengelukan namanya.

Andrew masih mengingat kehangatan yang mengalir dari genggaman tangan Lukas saat mereka menonton konser pertama kali. Sepulang dari sana, Andrew mengutarakan perasaannya dan Lukas menerima cintanya. Hari itu menjadi hari paling berarti bagi hidup Andrew.

Lebih jauh lagi, Andrew juga mengingat saat ia dan Lukas dihukum untuk membersihkan area sekitar pantai tempat fakultas mereka melakukan kegiatan inaugurasi sesudah pengenalan kampus, yang membuat keduanya menjadi akrab semenjak kejadian itu.

Bahkan, bagaimana penampilan Lukas saat pertama kali mereka bertemu di sekolah masih bisa tergambarkan dengan jelas di pikiran Andrew, meskipun saat SMA mereka tak pernah sekelas karena Andrew mengambil jurusan IPS dan Lukas mengambil jurusan IPA.

Di antara semua kumpulan kenangan tentang Lukas di hidupnya, ada satu hari yang sangat ingin Andrew lupakan. Hari di mana Lukas menutup mata setelah mereka tertabrak mobil dan hanya Andrew yang selamat waktu itu. Seandainya ia boleh meminta, ia ingin mati bersama Lukas saat itu juga.

Setitik air mata ikut membasahi pipi Andrew bersama hujan yang menerpa wajahnya. Sekeras apa pun ia berusaha melupakan hari itu, bayangan saat Lukas terakhir kali terbaring di ruang ICU sebelum akhirnya dipindahkan ke kamar jenazah tetap terpatri di ingatannya.

Andrew suka hujan. Selain karena ia bisa menangis sepuasnya tanpa terdengar atau terlihat orang lain, hujan juga selalu mengingatkannya pada Lukas yang pernah berteduh di bawah payung yang sedang berada dalam genggamannya.

Hari itu, Andrew mengantarkan Lukas pulang ke rumahnya. Sepanjang jalan, mereka selalu bersisian dan Andrew tak pernah melepaskan genggaman tangan mereka sampai keduanya tiba di taman dekat perumahan Lukas tinggal. Siapa sangka, itu adalah kali pertama dan terakhir mereka membuat kenangan di bawah air hujan.

☔☔☔

Hujan sudah berhenti. Awan-awan kelabu yang semula bergelantungan di atas sana mulai menepi kembali ditembus sinar matahari. Begitu hujan benar-benar teduh, Andrew memutuskan untuk keluar dari kos-kosannya lagi. Ia merapatkan jaket denimnya karena angin masih terasa sejuk menyapa kulitnya yang tak tertutup baju lengan pendeknya.

Seusai menerima karangan bunga dari seorang gadis kecil yang menjajakannya, Andrew memasuki area pemakaman. Tak begitu jauh dari gerbang, ia berhenti dan berjongkok di samping sebuah pusara. Tanahnya basah karena hujan baru saja teduh tak sampai setengah jam yang lalu. Andrew tersenyum di saat mengusap puncak nisan bertuliskan nama Lukas Sayaka.

"Hai," sapanya. "Maaf, aku baru mengunjungimu sekarang."

Laki-laki beralis tebal itu terus bermonolog seolah ada yang mendengarkan semua kabar yang ia sampaikan. Ia mungkin tak bisa melihat, maupun merasakan keberadaan Lukas lagi. Namun, ia percaya bahwa laki-laki bermata kecil itu masih ada di dekatnya dan menyapanya setiap kali hujan turun.

Seiring berjalannya waktu, Andrew sudah bisa mengikhlaskan kepergian Lukas. Meskipun begitu, ia tak yakin seseorang akan bisa menggantikan posisi sang kekasih di hatinya. Cintanya begitu dalam walaupun ia sadar, bahkan jika Lukas masih bernapas hingga hari ini, dunia menolak mereka untuk berbagi rasa.

Lukas pernah bercerita bahwa ia percaya tentang reinkarnasi. Andrew sendiri tak tahu apakah orang-orang yang sudah mati akan kembali terlahir di masa yang akan datang. Namun, seandainya reinkarnasi benar-benar terjadi sesudah kematian, ia yakin berapa kali pun ia mati lalu terlahir kembali, ia akan tetap mencintai Lukas.

☔☔☔

Akhirnya, salah satu wishlist Vee kesampaian😭
Vee berhasil nulis cerita BL walaupun ini flash fiction.
Semoga kapan-kapan Vee bisa menulis cerita BL yang lebih baik daripada cerita ini, ya🥺

Kira-kira ada yang mau kalian sampaikan buat Andrew?

Andrew Nathaniel - Lukas Sayaka

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top