🎋 Jodoh atau jodoh?
Sorry author gaada update lagi ಥ‿ಥ jujur author itu sibuk sama ujian + keluarga + grup chat, dan Revisi Vifan × Readers, jadi sorry banget guyss
Back to story
.
.
.
Di sebuah ruangan rumah, terdapat seorang gadis berumur sekitar 6-7 tahun.
"Bangg"
Yang di panggil segera menoleh.
"Iya kenapa Name?"
"Kapan bang Rafel kesinii"
"Perasaan baru kemarin deh Rafel kesini." Heran sang kakak.
"Ya kan Name pingin main sama bang fel!!"
[Ko gua buat name nya makin manja ya? Gapapa lha ya, ga masalahkan para Readers?
Oke lanjut]
"Hahh, yaudah entar Abang telfon Rafel nya dulu" Azre pasrah dan menuruti permintaan Name kebanding nanti Name makin rewel.
"Halo, fel"
"Iya kenapa zre?"
"Anu Lo bisa dateng ke rumah gw ga?"
"Ha? Kenapa?"
"Name rewel nih, mau nya main sama elu."
"Gw lagi ga bisa kesana"
"Lu dimana?"
"Gw lagi di rumah Ara[Tiara]"
"Terus gimana Name nya, dia rewel banget."
"Kasihin aja telfonnya ke Name"
"Oke"
Lalu saat berjalan ke arah Name, terlihat Name sedang memainkan kertas.
"Hump? Gimana bang!"
"Nih Rafel nya mau ngomong" jelas Azre membuat Name kegirangan lalu mengambil telfonnya.
"Halo bang!"
"Halo Name, jangan rewel ya!"
"Gaakan kalo Abang mau main!"
"Abang lagi ga bisa, Abang lagi di rumah kak Tiara"
"K- kok gitu..."
"Jangan nangis!"
"Engga!"
"Name dengerin bang fel ya, Abang lagi sibuk, mungkin 3 hari lagi baru bisa kesana."
"Name mau sekarang..-"
"Rafel! Cepetan sini
Oh iya iya Ra, yaudah Abang tutup dulu babay"
*Nuttt
*Nutttt
"Bang fel! Aishh!"
"Mau ke tempat Rafel aja? Sekalian Abang mau refreshing dari tugas" mendengar jawaban Azre of course Name langsung setuju.
"MAUU!!!" Girang Name sampai loncat loncat.
Pas sampe di tujuan
.
.
.
"Abang fel!!!" Dengan sigap Name langsung memeluk (baca: nerjang) Rafel
"Hehe~"
"Hahh, makin nakal ya kamu! Sini di gelitik!"
Rafel langsung menggelitik Name sehingga membuat Name tertawa.
"Ahaha! Bang fel gelii!!" Tawa Name
"Shhh~ good sini sinii"
Rafel membawa Name duduk di pangkuannya.
"Nyehehe~" terlihat cengiran menyebalkan itu keluar.
"Udah sini makan" Rafel lalu mengelus kepala Name sedangkan Name sebuk makan.
Melihat ke akraban keduanya Azre hanya tertawa.
"Hahh, dasar dasar" kekeh Azre.
"Semenjak ada Name bang fel lumayan aktif" terlihat Azre mengangguk setuju dengan ucapan Tiara.
"Bwang fwell ihhhhh!!" Kesal Name yang sedang makan malah di cubit Rafel.
"Gemoy banget sihhh~"
"Humppp!!-"
"Haha, tau ga Name" Rafel tampak tersenyum sambil mengelus pipi Name.
"Apa bang?"
"Abang bakalan di jodohin."
Mendengar hal itu seketika hati Name terasa hancur, yang tadinya berbunga, sekarang bunga menjadi batu yang retak.
"A-bang bakalan kawin?"
"Di jodohin eii!! Kejauhan kamu!" Ayon menggetok kepala Name
"Aduww!! Sakit tau!" Terlihat Name yang mengomeli Ayon dan mengoceh tidak jelas.
"Entar Abang beneran bakalan di jodohin?" Tanya Name sekali lagi dengan suara penuh rasa penasaran.
"Iya, Abang mau di jodohin, awalnya mau nolak tapi pas lihat dia ya mau gimana lagi. Abang rasanya jatuh cinta sama dia." Jawab Rafel membuat Name kesal
"Nah itu dia orang-nya"
Terlihat seorang gadis mirip dengan adik Ayon. (S1)
"Dia ... Dari channel piku?"
"Iya, Abang mulai jatuh hati sama dia"
Terlihat aura kecemburuan dari Name, Name menatap sengit dan permusuhan di depan gadis itu, sedangkan di mata gadis itu Name bagaikan kucing garong yang sangat imut (*´ω`*).
"Itu siapa? Kok imut? Anaknya Rafel kah? Ga ga! Atau adiknya? Tapi mereka cuman 3 bersaudara." Terlihat pikiran gadis itu kacau lalu saat mendekat Name memeluk erat Rafel.
"Hai Rafel" sapa gadis yang bernama Nairin biasa di panggil Nia
"Hai juga Nia. Kenalin ini-"
"H- halo kak. Aku Name adiknya bang Azre" ucap Name masih menatap sengit Nia, bayangin aja dari segi boing boing mah Name gaada apa apanya!
Pas di S1 ukuran boing boing nya cuman B cup tapi ke nya yang cewe ini D cup deh :)
[Author tidak tau masalah perdada atau perpahaan jadi author tidak akan jelaskan karna... AUTHOR AJA MASIH BINGUNG PAS DI TANYA MILIH CUP YANG UKURAN BERAPA!!]
Abaikan
"Oh hai adek, nama Kaka Nia" mendengar itu Name kesal karna nada bicaranya sangat mirip dengan nada bicara dirinya dulu.
"Kakak calon istrinya kak Rafel?" Tanya Name blak blakkan membuat Rafel Azre Ledib Ayon Tiara dan lain lain tersedak.
"Iya dek, doain yaa"
"Iya bakalan ku doain kok! Semoga kalian (gak) langgeng!"
"Name, ayo pulang" ajak Azre
"Gamau!! Masih mau sama bang fel"
"Udah udah yaa, besok lagi" dengan mencoba membujuk gadis cilik nya itu.
"Gamau!!!!"
"Ayo pulang yuk Name" ajak Ayon menganggap gadis cilik itu.
"Huwaaaa!! Bang Ayon gamauu!! Bang fel!!!!" Name menangis histeris ingin bersama Rafel.
"Rafel kan sama tunangannya, ayo pulang" ajak Azre
"Gamauu!!"
"Aduhh.."
Rafel melihat Name yang rewel akhirnya mengelus kepala Name dengan lembut.
"Udah, ikut aja sama abangmu, bang Rafel disini sama tunangan Abang dulu." Mendengar itu Name langsung menunduk.
"Name?" Rafel mengelus kepala Name lagi, tapi Name langsung menepisnya.
Semua radak kaget, lalu Name berbalik dan menggandeng tangan Azre.
"Ayo bang pulang, Name mau tidur." Jawab gadis cilik itu lalu berjalan duluan tanpa memandang kedepan.
Azre terheran dengan sikap Name yang terlalu tiba tiba berubah.
"Fel, maaf soal Name mungkin dia lagi ngambek aja. Btw kita duluan ya bay." Azre menyusul Name ke luar dan di ikuti oleh Y/N
Y/N menepuk bahu Rafel sebentar, sebelum akhirnya menghela nafas.
"Fel." Rafel menoleh pada orang yang memanggilnya.
Y/N menatap Rafel sebentar dan mulai mengangkat hp nya.
"Pas gue udah sampe nanti gue hubungin." Ucapnya, Rafel mengangguk pelan.
Akhirnya Y/N ikut pergi bersama yang lain untuk pulang, lagian dia juga merindukan MR. Kasur kesayangannya.
.
.
.
*Nouut
*Nouutt
"Halo, jadi kenapa sama Name, Y/N?"
Y/N menatap datar ponselnya yang tersambung pada Rafel, baru juga angkat telfon udah di tanya ini itu.
"Sabar, gue mau kasih penjelasan buat lu bisa nenangin Name."
"Apa?!"
"Berisik! Diem aja napa, dah dengerin gue dulu."
Y/N menggerutu kesal, bagaimana tidak. Rafel sangat amat berisik dan selalu memotong perkataannya yang belum di jelaskan.
"Mungkin cuman dengan cara ini lu bisa komunikasi sama Name."
Rafel mendengarkan dengan seksama ingin tau apa rencana Y/N.
"Lu..."
"Harus putusin hubungan lu... Dari perjodohan itu" Rafel tersentak kaget.
"Hah? Mana bisa!"
Y/N mengerinyit, apa maksudnya tidak bisa.
"Maksud lu ga bisa apa?"
"GAADA ORG YG MIRIP SAMA NAME SELAIN NIA! gue ga mau rela-in harapan gue satu satunya buat wujud in keinginan Name buat nikah sama gue!"
Y/N terdiam, benar juga, dilihat dari manapun Nia sangat mirip dengan Name. tidak bisa Rafel membuangnya begitu saja karna alasan bosan.
Y/N berfikir keras, bagaimana? Apa lebih baik membiarkan Name[S]? Tapi Y/N tidak suka melihat Name[S] murung.
.
Si [short information]
Name[S] = Name sekarang adek Azre
Name = Name dulu adek Ayon.
.
"Lu ga tau kan sikap asli si Nia itu, kalian aja baru kenal 2 Minggu lalu, siapa tau dia cuman pura-pura." Y/N tetap tak terima karna Name[S] lah yang selalu menemani Rafel dimanapun, dan dia yang paling menempel pada Rafel.
Dengan mudahnya Rafel menghancurkan harapan Name[S] ingin bersamanya, tu tidak akan Y/N biarkan.
"Ga mungkin dia pura-pura! Udah deh Y/N gausah kita bahas ini!"
"WOY FEL! WO-"
*Drtttt
*Ting..
Rafel benar benar mematikan sambungan ponselnya.
Y/N berdecak sebal karna langsung dimatikan sambungan oleh Rafel, padahal dia belum selesai bicara.
"Cih, dasar ular muka dua. Dikira gue ga tau apa?"
Y/N mencengkram kuat tangannya dan menunjukkan raut tanpa ekspresi miliknya, menatap sebal ke arah depan.
"Ular muka dua itu..." Y/N terkekeh pelan.
"Oke, ayo nikmati permainanmu, sampai mana lu bisa manip dia?" Y/N terkekeh pelan.
back to Name
.
.
.
Gadis cilik itu memeluk kakinya kembali membenamkan wajahnya sendiri.
"Kenapa begini sih?" Lirih gadis cilik
Surai [H/C] panjang- nya menjuntai kebawah hingga menutupi dirinya, iris [E/C] nya bergulir kesana kemari mencari benda pipih yang biasa ia gunakan.
Saat menemukannya ia tak langsung memainkannya, hanya melihatnya dari kejauhan, lalu kembali melamun.
Azre yang melihat adiknya itupun hanya bisa pasrah, gadis cilik ini perlu istirahat atau liburan.
"Dek." Tak ada jawaban, sang empu masih melamun
"Dek" panggil Azre lagi, masih tak ada jawaban, Azre akhirnya menepuk pelan kepala Name.
"H- hah?" Name langsung menoleh ke arah org yang menepuk kepalanya.
"Mau jalan jalan?" Azre menawarkan sambil mengelus kepala Name.
Gadis cilik itu menggeleng pelan, ia langsung duduk tegak dan turun dari sofa.
"Name mau ke kamar a-" ucapan itu di potong oleh seseorang.
*GEDUBRAKKKK
"NAMEEE!! Bocilku manaaa~?" Ya siapa lagi kalau bukan Y/N? Cuman Y/N yang bikin Name ber istighfar sebanyak-banyaknya.
(Eh?- lu kan sekarang kristen nyet //plakk)
"Jangan dobrak pintu gue Mulu napa." Azre menggerutu pasalnya Y/N selalu mendobrak pintu saat datang.
Alasannya apa? Biar surprise, ya begitulah jawaban Y/N yang absurd.
Ujung-ujungnya Azre hanya bisa bersabar lebih menghadapi adik ElestialHD ini.
"Yasudah, gue pergi dulu. Y/N jagain Name, gue mau keluar sama anak anak GH bentaran."
"Okey~ yuk sini bocilkuu." Y/N langsung menggendong Name
.
.
.
Beberapa menit setelah Azre pergi, Name memegang benda pipih itu di tangannya dan tampak murung.
Y/N mengasari itu dan segera mendekat ke arah si gadis cilik, dengan lembut ia mengelus kepala Name.
"Kenapa hump? Mukanya di tekuk Mulu." Y/N tersenyum dan terkekeh pelan mendengar gerutuan Name yang tidak terima.
"Kak, mau jalan jalan." Y/N tersenyum lalu menggendong Name di punggungnya.
Eee tau ga yg gendong kek di pundak gitu? Aku ga bisa kasi liat refrensi, pokoknya sesuai imajinasi kalian.
"Nah udah di taman~ gimana? Cantik kan." Y/N tersenyum cerah melihat mood Name perlahan menaik.
Tapi seketika senyuman Y/N luntur merasakan cengkraman tangan Name di kaos pundaknya.
"Kenapa Name?" Tanya Y/N yang merasa tak beres dengan gadis cilik nan ceria itu.
"Itu... Kak Rafel..-" lirih Name melihat Rafel yang tersenyum dan tertawa bersama Nia
Terlihat Rafel penuh dengan tawa bahagia.
"... Jiwa gue sebagai pacar Rafel yang dulu sakit... Gue tau gue salah gegara ninggalin dia, tapi apa salah gue dapat kesempatan lain?." Batin nya, gadis cilik ini terkadang terlalu terbawa perasaan anak anak.
Ia merasa terbuai dengan perasaan di dalam tubuh anak yang ia tempati sampai tak ingat kalau dia adalah adik dari Ayon Cakra.
Ia adalah [FullName] bukan Hayashi Name.
Tapi berbeda dengan Name, wajah Y/N justru menggelap.
"Name tunggu disini dulu ya." Name mengangguk singkat,namun bukan berarti ia akan menurut.
Di kejauhan terlihat Rafel dan Y/N berkelahi, bahkan sampai Y/N tak segan memukul Rafel.
Name tak berbuat apa apa dan hanya diam menonton, mungkin jika situasi semakin buruk maka ia yang akan turun tangan.
"Ya, itu tak bisa terpungkiri kalau gue masa lalu, dan tak berhak kembali bersamanya." Ucap Name lalu kembali melihat ke arah depan.
Bahkan Rafel pun tak segan membentak Y/N yang sudah di penuhi emosi.
Serasa menonton drama secara live action.
Namun saat mulai memanas, Nia malahan menarik tangan Rafel dan memeluknya erat agar Rafel tenang.
Tentu melihat itu Name tak terima, tapi ia sadar berada di tubuh siapa sekarang, ia sadar dengan tubuh bocil ini dia akan kalah dengan orang dewasa.
Tapi bukan berarti dia itu tidak licik.
.
.
.
"Kak Y/N, udah." Name menarik ujung baju Y/N dengan pelan.
Tentu gadis yang awalnya marah tak bisa melanjutkannya jika di depan gadis cilik ini.
"Kak Y/N, ayo Name mau pulang. Name ga mau ada disini sama para BAJINGAN" ucap nya membuat Rafel bahkan Y/N tersentak.
Dimana gadis cilik ini mendengar kalimat itu? Apa ia mendengar semua kata kotor yang Y/N keluarkan.
Apa mungkin Name menguping dan mendengar semua makian yang Y/N sampaikan untuk Rafel?.
"Kak Y/N, ayo."
"Dimana kamu denger itu?" Kini Rafel yang membuka suara, ia tampak geram.
Berani-beraninya mengotori bayi kesayangan anak-anak GH.
Bahkan mengajari hal kotor pada Y/N? Gadis cilik nan polos ini bahkan berani mengatai seseorang dengan kalimat kasar.
"Kenapa? Masalah?" Oke Name mulai berani melawan.
"Itu salah? Tentu salah! Kamu itu anak kesayangan, ga boleh ngomong kotor! Siapa yang ajarin?"
"Kalo Name bilangin memang kamu bakalan ngapain?" Rafel tersentak.
"Aku- aku bakal ceramahi dia."
"Kalo ku bilang kamu sendiri yang ajarin aku?" Siapa yang tidak terkejut, Name sangat pintar bermain lidah.
"Oh, dan kamu cewe belakang Rafel." Aura sekitar seketika memberat.
"A- aku?" Tunjuj Nia pada dirinya sendiri.
"Iya elu, lu mau jadi lonte ya?" Seketika Y/N tersentak, bisa bisanya gadis cilik yang sangat di sayangi bahkan dihindarkan dari kata kasar menjadi sekotor ini.
Bahkan bocil kesayangan yang selalu Y/N jaga layaknya anak dan dihindarkan dari pergaulan sesat kini menjadi pembangkang!?
"Maksudnya! Kamu mau-" Nia hampir memukulkan tasnya ke kepala Name jika tidak di cegah Y/N.
"Ekhm, ingat. Memukul sedikit saja pada anak kecil di anggap tindak kriminal, dan kamu umur 21 kan? Berarti kamu sudah cocok masuk penjara." Ucap Y/N tersenyum senang.
Senyuman manis bak lebah kenapa? Karna lebah itu baik namun mematikan di saat bersamaan.
Nia merasa sebal dan bahkan sangat ingin menjambak surai [H/C] gadis cilik yang ada di depannya.
"Lo lukain dia, sakit dibalas sakit" ancam Y/N mencengkram erat tangan Nia.
"Kakak mirip kak [FullName] dari segi mana?" Tanya Name dengan polos
"M- mana ku tahu." Jawab Nia
"Oh, kata kak Rafel kakak baik dan pintar kayak kak [FullName]" sekali lagi Name tersenyum manis.
"Tapi kak [FullName] nyelesaikan masalah kecil dengan kepala dingin, bukan dengan kekerasan seperti kakak LONT3." Mendengar tuturan Name membuat amarah Nia semakin naik.
"Kakak kalo pura pura baik di depan kak Rafel boleh, tapi aku udah tau semuanya gimana dong?"
Name memperlihatkan foto dimana gadis yang mirip Nia sedang menggandeng mesra tangan seseorang.
Bisa di yakini kalau Nia selingkuh.
"Kakak kalo mau selingkuh ya jangan sampe ketahuan dong, bahkan Name pun tau kalau kakak sering pergi ke club'. Sedangkan kak [FullName] dibandingin sama kakak beda jauh."
"Satu kayak bidadari, satu kayak sampah masyarakat, negara, dan manusia. Eh bukan sampah, tapi kuman~"
"Lu... WAH BANGSTA LU!" Y/N tak segan menjambak Nia.
Tapi Nia langsung memukul Name yang tak bersalah tanpa ampun hingga gadis cilik yang awalnya cantik kini memiliki luka di sekitar kepala.
"A- aaw.." lirih gadis cilik kesayangan ini.
"NAME!?" Rafel segera menolongnya, bahkan tak segan untuk menghukum Nia seberat beratnya.
"DIA HARUS DI OENJARA 15 TAHUN! INI KEKERASAN TERHADAP ANAK KECIL!!"
Teriakan itu berasal dari Rafel, bahkan hampir di tahan 3 orang warga lokal.
"Bang fel- sakit... Kepala Name berdarah, *hiks kak Y/N *Hiks sakitt."
Lalu warga lain menelponpolisi, Nia yang ingin kabur langsung di tangkap oleh Y/N.
"Bukankah sudah ku bilang? Sakit dibalas sakit." Kesal Y/N langsung menampar Nia.
Rafel merasa sangat bersalah dan menenangkan Name, gadis cilik yang berusaha menyadarkan Rafel kalau gadis itu tidak mirip dengan [FullName] sama sekali.
TBC
I'm so sorry guys soalnya lama update, and segini dulu, babay :)
Name jadi licik <3
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top