PROLOG

Ruya terpaku melihat sosok di hadapannya. Untuk sepersekian detik pikirannya kososng dan kemudian ingatannya kembali diselimuti kenangan masa lalu. Ketika dirinya masih menjadi Putri Mahkota, pria itu, Reza Allaedin Fahrouq adalah yang menemaninya dan menghiburnya saat kejadian tragis menimpanya, Kematian seorang Ayah.

Setelah bertahun-tahun, Ruya mencoba melupakan semuanya dan memulai kehidupannya sebagai seorang gadis biasa tanpa status kerajaan di pengasingan, Tapi, bagaimana bisa takdir mempertemukannya kembali pada pria itu?

Begitu tersadar, Ruya buru-buru mempercepat langkahnya untuk menghindarinya, namun dengan sigap Reza menahan lengan Ruya. Dengan tatapan penuh kerinduan, dia memanggil namanya.

"Ruya..."

Ruya mencoba menahan diri untuk tidak membalas panggilan namanya. Perasaannya membuncah tidak karuan karena rasa sesak yang tidak bisa dijelaskan.

"Ruya, aku merindukanmu..."

Sontak Ruya menyentakkan tangannya kemudian menatap Reza dengan tajam. dan ketika tatapan mereka bertemu, Ruya menyadari posisinya yang tidak berhak bersikap seperti itu.

Karena dia bukan lagi Putri Mahkota.

Dan pria di hadapannya kini adalah seorang Puta Mahkota.

Dengan sedikit membungkuk dan menunduk, Ruya memperjelas statusnya, "Maaf, Yang Mulia Putra Mahkota Reza Allaedin Fahrouq, Aku hanya wanita biasa yang tidak memiliki status apapun dan bahkan tidak berhak namanya dipanggil olehmu. Aku memohon Yang Mulia untuk mengizinkanku pergi dari hadapanmu."

Perkataan Ruya tentu saja langsung menghancurkan hati Reza. Bagaimana bisa Ruya berkata seperti itu? Bagaiman bisa Ruya bahkan meminta izin untuk pergi dari hadapannya? Bagi seorang Reza Allaedin Fahrouq, Putra Mahkota kerajaan Ramisha, selamanya Ruya selalu memiliki status yang istimewa di hatinya, Di matanya, Ruya akan selalu menjadi Putri Mahkota. Dia bahkan tidak perlu meminta izin apapun padanya, mengingat bertahun-tahun lalu Ruya meninggalkannya tanpa pamit? Menyisakan sebuah janji yang Reza buat hanya untuknya? 

Janji itu tak pernah hilang dari ingatan Reza.

Dan kali ini, Reza tidak akan mengizinkan Ruya untuk pergi lagi dari hadapannya.

"Ruya...," perlahan Reza melepas kalung yang dipakainya, kemudian mengalungkannya dengan lembut ke leher Ruya. "bertahun-tahun lalu aku pernah berjanji padamu." Reza memegang kedua bahu Ruya sambil menatapnya dengan dalam. "aku berjanji akan selalu bersamamu, menjagamu, merawatmu. dan mencintaimu selamanya hingga akhir hayatku." Reza terdiam sejenak. "dan aku masih memegang janji itu Ruya, bersama dengan kalung yang kuberikan ini, jangan pernah kau melepasnya lagi. Karena kalung ini adalah janjiku padamu."

Ruya perlahan melihat kalung yabg kini tergantung kembali di lehernya. Bandulnya terbuat dari kayu yang berbentuk bundar dengan hiasan ukiran wajahnya. Tentu saja Ruya tahu, ukiran kayu itu dibuat langsung oleh Reza dan tentu saja dia masih mengingat janji Pria itu padanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top