22). That 'Kris' Again

Proudly, you ruin it completely
Till there's only one sip of reasoning left.
-K.P.

*****


Sejak deep talking-nya bersama Elina Fredella pada hari menjelang malam di parkiran kampus Trisakti, Krisna jadi tahu kalau hubungan mereka tak lagi bisa dibenahi. Ibarat diagnosis dokter, keduanya seolah divonis terkena kanker kronis dan tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali menyerah atau menunda masa hidup di dunia dengan kemoterapi.

Pengandaian jika Krisna memilih opsi kedua adalah membujuk Elina untuk mempertimbangkan dan memberi kesempatan yang entah keberapa kalinya, tetapi kemudian menyadari bahwa sudah tidak ada harapan yang tersisa kecuali luka.

Tentu. Apa lagi yang bisa dia lakukan jika saingannya adalah salah seorang keturunan sultan lain bernama Andre Liam? Krisna jelas kalah banyak. Dia baru sadar akan kevalidan kata-kata Elina tentang banyak alasan yang mengharuskan keduanya berpisah. Terlalu banyak rintangan, ya... Krisna akui itu. Pada akhirnya, hanya dia yang memendam rasa sakit itu.

Sepanjang malam yang dilakukan Krisna usai mengantar Elina pulang adalah nongkrong di depan toko serba ada, tepatnya di bangku plastik untuk menyantap mi instan. Sejujurnya dia tidak lapar, bahkan napsu makannya sudah lama hilang, tetapi setidaknya itu lebih baik ketimbang duduk bengong tanpa melakukan apa pun. Makanya, dia tidak peduli ketika mendapati mi instannya membengkak lebih dari ukuran normal gegara dibiarkan terlalu lama.

Inikah rasanya sakit karena cinta? Di saat hidup serasa hampa dan nggak ada semangat hidup?

Gue memang kalah dari Andre dari banyak sisi, gue juga berasa kayak pengecut karena nggak berani ketemu sama bokapnya Elina. Tapi... gue bukannya nggak layak lolos uji. Gue bukan pemain hati wanita. Gue bukan cowok brengsek. Gue juga punya akhlak. Gue....

Kesalahannya adalah... lo terlalu muda, Krisna. Sebuah suara lain seolah muncul untuk menghibur Krisna. Bisa dibilang kalimat itu berhasil menata perasaan Krisna, tetapi sayangnya hanya sedikit.

Tetap saja, Krisna merasa dia hanya membohongi diri sendiri. Itulah sebabnya, dia merasakan seolah ada benda tajam yang menghujam bagian ulu hati sekaligus menahan pita suaranya sampai rasanya sakit jika dia tidak meluapkannya.

Oke, Krisna mau menangis, tetapi masih segengsi itu menunjukkan kelemahannya di depan umum. Maka, dia memilih untuk meninggalkan lokasi sekaligus berpikir untuk berjalan-jalan di Ciputra Mal yang kebetulan letaknya tidak jauh.

Sempat terpikir olehnya untuk menonton film di bioskop agar tangisan bombainya tidak ketahuan, tetapi tidak jadi ketika tangannya merasakan sesuatu yang berbentuk segi empat dari dalam tas. Rupanya, itu adalah HDD milik Meira.

Lantas alih-alih naik ke eskalator berikutnya, Krisna meneruskan langkah menuju gerai elektronik, tepatnya di segmen yang menjual aksesoris laptop dan komputer. Rencananya, dia mau mencoba untuk membeli kabel USB terlebih dahulu. Siapa tahu, disfungsi HDD Meira disebabkan karena data di dalamnya tidak bisa terdeteksi oleh kabelnya.

Krisna beruntung masih membawa tas kuliahnya sehingga laptopnya tidak ketinggalan dan dia bisa memanfaatkannya untuk mengetes kabel yang sudah dia beli tadi. Proses pengecekan membutuhkan waktu yang sangat lama berhubung dia termasuk tipe yang tak sabaran, tetapi semua itu seolah terbayarkan ketika melihat isinya.

Isinya memang banyak dan random, tetapi entah mengapa Krisna merasa terhibur karena mayoritas isinya adalah kumpulan kutipan dan cerita. Ditilik dari banyaknya koleksi serta folder yang diurutkan sesuai tanggal, cowok itu jadi tahu jikalau Meira adalah seorang penulis fiksi.

"Pantesan, ya, dia kalo ngomong kayak udah paling bener," omel Krisna spontan, lalu mengubah posisi duduknya senyaman mungkin di hadapan laptop. "Ternyata penulis yang level kehaluannya kuat juga."

Krisna menggerakkan kursor menuju folder yang berisi video. Isinya jauh lebih menarik karena ditambah spektrum yang apik serta alunan lagu yang menjadi backsound-nya.

Tidak terasa, waktu sudah merambat menuju pukul sembilan setelah Krisna membuka semua folder itu. Kursornya sudah bergerak untuk memilih icon 'X', tetapi terhenti begitu saja saat menemukan file berjudul 'Kerang'.

"'Kerang'?" ulang Krisna sebelum memilih opsi buka pada file yang tampilannya terdistraksi dalam Word.

Isinya tidak banyak, tetapi ada sesuatu yang membuat Krisna kaget sekaget-kagetnya. Bahkan jauh lebih kaget daripada fakta dia menjadi sadboy.

Namun, jika ada yang patut disyukuri, yang dilihatnya sekarang berhasil membuat Krisna terdistraksi sedemikian rupa hingga rasa sedihnya meluap begitu saja.

| Judul: Kerang |
| By: Kristina Meira. |
| Kenapa, sih, judulnya harus kerang? |
| Aku suka filosofinya. Ceritanya adalah tentang kerang yang harus merasakan sakit ketika ada pasir masuk ke dalam cangkangnya. Menghindari sebutir pasir tentu sulit, apalagi laut adalah habitat kerang. Maka, alih-alih menyerah, kerang akhirnya menciptakan pertahanan diri dengan mengeluarkan lapisan yang fungsinya membungkus pasir tadi yang lama kelamaan akan menjadi butir mutiara. Nilainya bahkan berjuta kali lipat untuk manusia yang menemukannya. |
| See? Jangankan kerang, kamu juga bisa menghadapinya dengan dagu terangkat, bukannya menyerah atau menangisi rintangan itu. Terhadap kasus yang di bawah ini, jujur saja aku bisa rasain sakitnya cinta yang melebihi cinta bertepuk sebelah tangan atau dikhianati. Mengapa? Karena keduanya bisa dilakukan oleh kesalahan, tetapi yang satu ini tidak. |
| Cinta beda agama. Itu adalah penderitaan yang hakiki. Rasa cinta kalian terhalang oleh keinginan bersatu karena agama. Kalian boleh saja saling mencintai, tetapi mengorbankan Tuhan atau Allah demi cinta? Rasanya mustahil.|
| Faktanya, banyak juga pernikahan beda agama yang berhasil, tetapi apakah sesederhana itu? Tentu tidak. Kamu dan dia harus sekuat kerang yang terempas oleh badai ombak di laut, yang sekali pun rapuh dan hancur, tetap akan tumbuh menjadi cangkang yang lebih kokoh. |
| Katanya jika ditotal, ada lima level cangkang untuk kerang yang berhasil bertahan. Di level terakhir adalah cangkang terkuat, yang tidak akan semudah itu hancur oleh empasan badai. Lantas pertanyaannya, bagaimana dengan cinta yang kalian pertahanankan? Apakah mampu bertahan dari kerasnya empasan ombak? |

| Target observasi: Krisna Pramudya, mahasiswa jurusan Teknik Sipil semester empat. Cewek yang disukai adalah Elina Fredella. |

Krisna terpekur setelah membaca kalimat terakhir. Kemudian, memorinya melaju ke kenangan beberapa waktu yang lalu, tepatnya ketika bertemu Meira untuk pertama kalinya. Suara demi suara terdengar menggema dalam pikiran Krisna sampai kesadaran mulai merasukinya, dan segera mengerti apa tepatnya alasan yang membuat gadis itu tertarik padanya.

Akhirnya, Krisna jadi paham mengapa cewek itu bersikap aneh, yang memberi kesan terlalu konyol dan tidak waras.

Pantesan, ya, Kristina Meira. Lo lakuin semua ini demi kepentingan lo sendiri? Apa gue jadi kelinci percobaan buat lo? Apa lo sesenang ini untuk menjadikan gue badut?

Oh, ya. Gue bisa bayangin seringai itu. Lo pasti bersenang-senang sekarang. Awas aja lo, Kristina Meira!

Bersambung

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top