Prolog
"kau dengar soal siswi kelas 3-A yang menghilang secara tiba tiba?"
"kau baru menyadarinya? Yang lebih buruk lagi sekarang ini mayat seorang siswi ditemukan di toilet sekolah."
"yang benar saja?! Di dalam sekolah?!"
"ya, kau ingin melihatnya bersama?"
Beberapa siswa berlarian di sepanjang koridor dan memblokir akses ke atap sekolah. Lebih tepatnya di depan toilet wanita dengan petugas kepolisian yang berdiri menenangkan kerumunan yang penasaran di luar. Tentu saja mereka tak pernah menyangka akan terjadi hal mengerikan seperti pembunuhan terjadi di sekolah ini. Pertama seorang siswi menghilang, kedua seseorang dibunuh di dalam kamar mandi.
Geez, apa yang sebenarnya terjadi di sekolah mereka?
"dimohon untuk seluruh siswa untuk kembali ke ruang kelas masing masing. Biarkan aparat keamanan yang menangani tragedi ini." seorang siswi dengan pakaian rapi datang namun diabaikan begitu saja oleh seluruh murid yang berada di sana. Sepertinya lencana wakil Ketua OSIS di bajunya bukanlah apa apa bagi mereka. Dengan menghela nafas, ia memikirkan cara agar para siswa dapat mendengarnya hingga satu tepukan di bahunya menyadarkannya. Lencana Ketua OSIS di seragam pria di sampingnya membuat siswi tersebut mundur perlahan dan menyerahkan sisanya pada pria tersebut.
"ahem! Kalian dengar? Segera kembali ke kelas dan tetaplah tenang. Kami akan mengurus hal ini." Setelah mendengar suara orang terpenting di sekolah mereka, akhirnya kerumunan siswa bubar, kembali ke kelas mereka karena tak ingin memiliki masalah lain dengan ketua OSIS. Harga diri dan eksistensi mereka di sekolah ini akan dipertaruhkan pastinya.
Dibalik siswa yang berlalu lalang ke sana kemari, siswi berambut hitam mengeluarkan ponselnya dan memotret sekilas apa yang berada di dalam toilet. Ia memperhatikan sejenak hasil tangkapan kamera ponselnya dengan kedua mata birunya yang dilindungi oleh kacamata. Darah, tubuh yang tergeletak, dasi yang terlepas, dan beberapa petugas polisi di dalamnya, hanya itu yang dapat ia lihat dari dalam foto yang ia ambil. Ia memasukkan kembali ponselnya sebelum-....
"kembali ke kelasmu sekarang juga." Suara yang penuh tekanan tersebut berasal dari pria bersurai putih dengan manik emas yang menatapnya tajam. Ia tak mengindahkan tatapan tersebut dan hanya meliriknya dengan tatapan yang sama lalu berjalan dengan tenang di sepanjang koridor.
Setidaknya dia berhasil memotret hal yang terjadi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top