SELAMAT PAGI
Jam masih menunjukan pukul lima seperempat tapi Jennar sang penghuni lantai dua sudah heboh sendiri, turun tangga dengan tergesa gesa gadis berusia dua puluhan itu menepi ke arah dapur mengambil dua lembar potongan roti tawar lalu dengan gerakan cepat mengisi botol minum pink nya, sosok Matahari yang sedang mengaduk adonan sampai rusuh melihat Jennar yang pagi ini terlihat terburu buru.
"Kelas pagi lo nyet?" tanya Matahari sedikit heran pasal nya ia tak melihat Anin, biasanya mereka berdua selalu pergi bersama ibarat rantang mereka satu paket.
"Nggak, mau ketempat Eyang dulu ada Haruto mau ambil mobil."
"Haruto? si cakep ajak kesini lah," pinta Joy asal Jennar yang mendengar nya langsung menoyor Matahari dengan suka cita.
"Ogah!!" jawab Jennar cengengesan sambil berlarian kecil keluar rumah.
"Sialan," balas Matahari singkat sambil mengelus dahinya yang ditoyor Jennar tadi.
Di halaman depan ada Raga Amir dan Belli yang sedang berolah raga, ketiga nya serempak menoleh begitu Jennar menarik pagar rumah.
"Ada kelas pagi ya Mbak?" kali ini Belli yang bertanya
"Mau ketempat Eyang Bell, Haruto mau ambil mobil," jawab Jennar tanpa menoleh karna masih berkutat dengan sarung mobil nya.
"Kenapa gak kesini aja Nar si Haruto nya," Ibas yang entah datang dari mana bersama Alana tiba tiba sudah berdiri di depan Jennar membantu gadis itu menyiapkan mobilnya.
"Takut sama Matahari dia Bang."
"Gue denger ya anjirr," Matahari yang berdiri di depan pintu rumah sudah berkacak pinggang dengan wajah galak nya, Jennar yang masih cekikikan bahkan tak digubris gadis itu.
"Buruan sarapan semua, nasi goreng mentega nya udah jadi," perintah Matahari kepada seluruh penghuni rumah yang sedari pagi sibuk dengan kegiatan masing masing.
••••
"Lukman minggir gak, gue duluan duduk disini."
"Yaelaah tinggal duduk aja bocah ribet bener," Lukman yang sedari tadi memang digusur sana sini akhirnya menyerah.
"Gak keliatan awas gak lo," kali ini Belli mulai menarik narik rambut Lukman yang memang sedang duduk membelakangi gadis itu, mereka sedang menonton Raga dan Amir yang sedang bermain game online diruang tengah.
"Kepala gue!!!sakit setan," maki Lukman kesal, pasal nya baru beberapa hari kemarin rambutnya ditarik ganas oleh Anin dan kali ini di tambah Belli lama-lama habis sudah rambut cowok tengil itu.
"Bodo amat, awas gak lo!!"
Raga yang sudah jengah akhirnya menoleh kearah adik adik kosan nya, tatapan dingin dan datar Pria tampan tersebut seketika membungkam pertikaian yang terjadi barusan, "Buset bener-bener emang nih bocah berdua diem gak lu pada."
"Lagian lo kenapa sih ngintilin Bang Raga sama Item, heran gue," Lukman memulai lagi pertikaian.
"Sewot aja lo kek mamak mamak kekurangan duit belanja," kali ini Belli menjawab sambil memperhatikan Raga yang kembali mengalihkan atensi nya dari dua bocah semprul ini.
"Lu naksir bang Raga ya bel?" kali ini Aamir yang bertanya tanpa menoleh.
"Apaan gak lah gue tu suka nya sama Bang Ibas,cakep bener gak ada obat. Bang Raga juga cakep tapi masih cakepan Bang Ibas," jawab Belli berapi api sedangkan Uman dan Aamir sudah cekikikan tertawa melihat reaksi datar Raga.
Raga yang kesal mendengar ucapan yang terlontar dari mulut gadis termuda dikosannya itu langsung menoyor Belli tanpa ampun,yang ditoyor malah ketawa ngakak.
"Jangan jangan Abang yang suka sama Belli ya?" kali ini Belli balik bertanya dengan senyum merekah, "Jangan ya Bang, Belli udah mentok ke Bang Ibas gak bisa oleng."
"Ngomong ape si lu, siapa juga yang demen sama lu bocah," jawab Raga tajam, mata runcing Pria putih itu menatap Belli dengan enggan.
"Emang idaman lu kek gimana sih Bang?" kali ini Aamir yang bertanya.
"Gak ada idaman gue,udah mau lanjut main apa ngobrol nih!!" ancam Raga kesal.
Pintu kamar sebelah kiri tiba tiba terbuka menampilkan sosok Sega yang baru bangun tidur rambut nya sedikit berantakan dengan mata yang masih bengkak khas orang bangun tidur, berjalan tak menghiraukan teman teman kosannya Sega segera menuju dapur.
Di dapur, cokiber anak anak cewek kosan itu bertemu Anin dan Joy yang sedang sibuk dengan urusan masing masing sampai-sampai tak sadar kalo Sega sudah duduk disamping Matahari.
"Gak kuliah?" tanya Sega kepada Matahari yang sedang sibuk dengan apron merah nya.
"Enggak sayang, hari ini aku free," goda Matahari nakal, Anin yang sedari tadi sibuk dengan hp nya menoleh dengan alis bertautan.
"Ganjen setan!!" ketus Anin sebel.
"Nin?" sela Sega sedikit menyentil omongan Anin tadi, yang ditanya malah senyum senyum sok cakep. "Jennar mana tumben berdua doank?" tanya Sega kali ini Pria tampan itu sudah menyeruput kopi hitam nya pelan-pelan.
"Udah berangkat pagi pagi bener tadi, ada adik nya dateng," kali ini Alana ikut bergabung di meja makan, entah datang dari mana nih cewek emang hobi nongol tiba tiba, "kalau suka tancap gas jangan berani nanya nanya doang lu," sambung Alana kembali.
Sega diam memandangi roti tawar yang baru selesai diolesi selai coklat kesukaannya oleh Matahari, tersenyum dalam diam Sega berfikir memang benar dia menaruh hati pada Jennar? tak bisa dipungkiri sifat Jennar yang gak neko-neko dan periang menarik perhatian Sega saat pertama melihat gadis itu di depan rumah Eyang dulu hampir dua tahun yang lalu.
"Emang Mbak Jennar ada yang suka?" Kali ini si Aamir bongsor ikut nimbrung duduk dikursi makan. "Galak gitu siapa coba yang mau."
"Sama elu doank dia galak, lagian suka banget nyari gara gara sama macan. Dah aah gue mau capcusss, bye everbody!!" pamit Anin asal, kemudian melesat meninggalkan rumah.
Sepeninggal Anin meja makan menjadi hening, Matahari yang sudah selesai dengan acara masak nya berlalu menuju lantai dua. Alana yang memang ada jadwal bimbingan hari ini pun sudah siap siap beranjak sampai mereka mendengar Lukman berteriak dari halaman depan.
"Jambret tolonggg-tolonggg ada jambret!!!!!"
Tak hayal semua yang berada di dalam rumah melesat keluar dan mendapati Anin sudah terduduk di aspal dengan sosok Pria muda dengan wajah mencium aspal dan kedua tangan nya berada dibawah kaki Anin.
"Anin!!!!" teriak Ibas menghambur kejalan, "Lo gpapa dek? itu dilepasin dulu maling nya ntar mati," pinta Ibas kepada Anin karena terlihat dari posisi nya pria itu sudah menggelepar kesakitan. Anin yang menurut membiarkan Ibas mengambil alih si Pria nekat itu, bagaimana tidak hari masih pagi dan dia sudah berani menjalankan aksinya dan malang nya lagi sasaran nya Anin, mantan atlet taekwondo yamg sekali libas bisa gegar otak itu anak orang.
"Ngeri bener gue liat mbak Anin tadi Mir, seriusan."
"Lu liatin doang bantu kagak kalo ini anak orang mati bisa repot Man," hardik Raga sambil membantu Ibas yang membawa si pencuri kerumah pak Rt.
Lukman yang jadi sasaran kemarahan Raga barusan hanya mencebik kan bibir nya saja, bagaimana dia mau membantu Anin, cewek satu itu belum apa apa sudah main tarik saja tangan si maling sampai sampai pria malang itu berputar di aspal, Lukman bergidik ngeri membayangkan nya.
"Udah yok bubar,yang mau kuliah siap siap sana," kali ini Sega mencairkan suasana tegang yang barusan terjadi.
"Padahal di depan ada satpam sama portal, bisa bisa nya tu orang lewat," Belli yang sedari tadi diam mulai angkat bicara heran.
"Udeh otak lu gak nyampe buat mikir gitu Bel, siap siap kuliah sono."
"Setan emang Item gue aduin Mbak Jennar ya lo ngatain gue goblok," kali ini Belli masuk ke rumah sambil menghentak kan kaki nya, Amir yang mendapat ancaman maut itu segera mengejar Belli untuk memohon maaf.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top