•SAMBIL MENYELAM MINUM AIR•

"Dengerin kakak dulu Nin, semuanya bisa diomongin," Sean berujar dengan tegas. Anindhia yang berada dihadapannya hanya mengerutkan kening tak perduli.

"Emang gue pikirin," batin Anin dengan alis sudah menukik tajam.

"Oke kakak salah tapi kakak gak ada apa apa sama dia."

Sean frustasi dia sudah panjang lebar menjelaskan semuanya kepada Anin yang sedari tadi hanya diam membisu dan hanya merespon dengan mimik wajah.

"Sialan si bogel kemana dah!! pacaran mulu heran!!" maki Anin lagi di dalam hati.

"Nin, please kita makan siang dulu ya kakak jelasin semuanya," mohon Sean kali ini.

"Kek nya gue bener bener gak ada perasaan deh sama nih orang? kenapa gue biasa aja sih heran kan ckckckck pen kabur si Jennar mana dah awas aja ketemu gue timpuk tu bocah."

"Nin, ngomong dong. Kakak harus gimana lagi coba jelasin ke kamu?"

Anin memutar bola matanya bosan, kesal juga lama lama karena sedari tadi hanya merutuk sendiri di dalam hati. "Ck!! awas gue mau balik, ngalangin jalan banget tau gak lo."

Sean shock mendengar ucapan tegas yang keluar dari mulut Anin.

"Oke kakak minta maaf karena gak kerumah malam itu tapi sumpah demi apapun kakak gak ada hubungan apa apa lagi sama Alisha," ucap Sean sekali lagi untuk meyakinkan Anin.

Sekali ini Anin hanya menatap Sean dari atas sampai bawah dengan pandangan kasihan, Anin tak masalah mau Sean jungkir balik atau apalah terserah pikir gadis itu karena entah bagaimana Anin sadar dia lah yang salah disini, tak ada lagi rasa entah sejak kapan menguap.

Dari jauh Anin melihat Amir dan beberapa temannya melintas slengekan di depan kampus FK, ingin berteriak malah gengsi, tapi setelah dipikir pikir berapa lama lagi dia akan berdiri mematung seperti ini mendengar rengekan Sean yang membuat tuli telinganya.

"Gua panggil Item aja kali yak, bodo amat dah orang dia juga udah nyosor ke gue tapi kan? etdah bodo amat lah," rutuk Anin masih di dalam hati.

"AMIR!!!!" teriak Anin akhirnya sambil melambaikan tangannya kearah pemuda hitam itu. Sean sontak menoleh mengikuti pandangan mata Anin yang membulat ketika memanggil sosok tinggi diseberang taman Fk.

Amir yang merasa namanya dipanggil mulai celingukan kiri kanan.

"Disono monyet, ngapain lu nyari ditanah!!" tunjuk Yudha teman Amir. Amir berbalik menoleh kesumber suara terbitlah senyum lebar pemuda hitam itu begitu tau yang memanggilnya dan melambai kearahnya adalah Anindhia.

"Siape wak?" lanjut Yudha lagi.

"Halah korban php baru lagi palingan," ejek Tomi yang sedari tadi sibuk dengan hpnya.

"Masa depan gue anjir," ujar Amir nelangsa yang membuat kedua temannya dengan sukarela menjitak kepala pemuda tersebut dengan brutal. "Sakit sialan, bye gue gak ikut masa depan gue sedang memerlukan bantuan!!"

"Najis," jawab kedua teman Amir yang hanya geleng-geleng kepala melihat Amir sudah menghilang dari pandangan mereka.




"Ettttss ... ada apa nih, sayangnya aku kenapa?" kata Amir begitu sampai dihadapan Anin. Sean sudah mengerutkan kening begitu mendengar ucapan Amir barusan.

Anin tersenyum simpul dengan bola mata membesar menatap Amir dengan pandangan ingin membunuh tapi Amir dengan cepat merangkul pundak Anin mendekapnya dengan gerakan kasar sampai sampai Anin mencubit pelan punggung Amir.

"Dia gak gangguin kamu kan sayang?" lanjut Amir lagi. Sean sudah berkacak pinggang semakin tak mengerti.

"E-enggak," jawab Anin pelan.

"Tunggu, lo yang waktu itu ketemu gue di indomaret kan?" tunjuk Sean kepada Amir. "Bener kan Nin?"

Anin dan Amir mengangguk kompak meyakinkan Sean dengan akting mereka.

"Nin, jelasin kakak gak ngerti? kamu pacaran sama dia!!!"

"Weetss santai bro!! jangan asal tunjuk-tunjuk dia tetep cewek walaupun kasar mirip preman," cecar Amir maju satu langkah untuk berdiri tepat dihadapan Sean.

"Kampret!!!" maki Anin pelan begitu mendengar ocehan Amir.

"Wait!! kalian pacaran!!!" tanya Sean sekali lagi.

"Iya," jawab Amir mantap. Anin sudah melotot dengan pipi memerah dibalik punggung Amir.

"Lo mutusin kakak terus pacaran sama dia? iya Nin!!"

"Kenapa? yang jelas dia gak selingkuh bang!!" bela Amir tak melepas pandangan matanya dari Sean kali ini wajahnya tak lagi ramah.

Sementara Anin senyum-senyum sendiri tak karuan dibalik punggung lebar Amir.

"Anin please!!"

"Udah bang, lo gak perlu repot-repot jelasin segala macem, initinya dia udah gak mau lagi sama lo dan tolong hargain keputusan dia dan gue. Lo ngertikan bang maksud gu?" lanjut Amir lagi dengan wajah datar tanpa ekspresi. "Ayo pulang sayang," ajak Amir lagi kali ini menarik tangan Anin dengan pelan.

Keduanya melewati Sean yang masih diam mematung ditempatnya, pemuda itu masih menunduk dengan air muka yang tidak bisa dijelaskan.

"Mau kemana!!" rutuk Anin melihat Amir yang terus menariknya untuk menuju jalan keluar.

"Pulang."

"Bego mobil gue masih disono," teriak Anin tertahan sambil menunjuk arah parkir mobil. "Udah keren-keren masih aja ada cacatnya ckckck."

Amir tersenyum simpul wajah tampannya terlihat berbeda kali ini dimata Anin sampai sampai gadis itu harus memalingkan wajah dengan cepat.

"Yowes sayang ayo kita ambil mobil kamu."

"Heh!! stop akting nya gue hajar ya lo."

"Gue lagi gak akting," kata Amir singkat tangannya masih menggenggam tangan halus Anin. "Ayo pacaran mbak!!"

Anin berhenti bengong ditempat mendengar ucapan asal Amir, kemudian gadis itu maju mendekati Amir dan dengan cepat menggeplak kepala pemuda tampan itu.

"Anjir," maki Amir kesakitan.

"Mimpi lo!!!" kata Anin sewot kemudian bergegas menuju parkiran mobil meninggalkan Amir yang masih sibuk mengelus kepalnya.

"Susah bener ditaklukin njir!! perasaan ibu ibu warung deket rumah gampang aja sekali dilirik pada mimisan semua!! ini ngapa susah banget ckckckck!!" ucap Amir pelan sambil geleng-geleng kepala.

"Buru!!! masuk!!" teriak Anin yang menepikan mobilnya untuk memanggil Amir.

"Kemana?"

"Neraka."

"Kirain ke KUA."

"Yaudah pulang sendirian lo," ucap Anin lalu tancap gas meninggalkan Amir yang tersenyum simpul dengan sudut bibir tertarik keatas. Pasalnya tanpa sadar Amir melihat seburat merah dipipi gadis macan itu sedari tadi saat Amir menyadari bahwa dia menggenggam tangan Anin tanpa penolakan dari sang gadis.

"Menghindar aja terus gua tarik ulur kapok lu mbak," kata Amir dengan senyum menawan kepada dirinya sendiri.


"Yang."

"Hmm," jawab Jennar singkat. Berdua Raga keduanya sedang duduk didepan tv sore ini, Jennar yang fokus dengan majalahnya tak menggubris Raga yang sedari tadi ndusel tak karuan.

"Kemarin liburan ngapain aja," tanya Raga sambil memainkan ujung rambut Jennar.

"Makan rebahan makan rebahan sama baca ini," tunjuk Jennar sambil mengangkat majalah yang dipegangnya.

Raga sudah tertawa terbahak mendengar jawaban polos Jennar, kemudian pemuda itu merebahkan kepalanya dipundak Jennar sambil meraih tangan Jennar yang sedari tadi memang mengusap usap rambut hitam Raga yang sudah mulai panjang.

"Kemarin ngapain aja sama bang Tama?" tanya Raga lagi kali ini sambil menusuk-nusuk tangan Jennar menggunakan jari telunjuknya.

Jennar menoleh seolah mengingat apa saja yang dia lakukan bersama Tama beberapa hari kemarin, "ke mekdi ke doublyu sate depan terus ke ayam geprek kesukaan dia," jawab Jennar polos. Raga sudah menegakkan kepalanya dengan mata membesar.

"Jadi makan rebahan makan rebahan itu bareng Tama?"

"Makan nya aja rebahannya kagak," ralat Jennar polos. Raga sudah melengos mendengarnya.

Jennar hanya nyengir melihat ekspresi terkejut Raga kemudian melanjutkan bacaannya lagi.

"Salah sendiri kenapa aku gak diajak ke Bogor malah si sahabat yang di ajak!!"

"Ck!!"

Jennar menoleh melihat Raga yang masih memasang wajah masam dengan alis berkerut kemudian gadis itu cekikikan sendiri.

"Dih ngapain sih?" bujuk Jennar begitu melihat Raga akan beranjak.

"Main badminton juga disana?" tanya pemuda itu lagi.

Jennar mengangguk mengiyakan, Raga sudah melengos dengan muka datar beranjak meninggalkan Jennar yang tertawa ngakak.

"Sayang," teriak Jennar lagi. "Udah gak mau ndusel lagi?" ejek Jennar begitu Raga sudah masuk ke kamarnya.

"Ckckckck zina ya lo berdua," maki Joy yang baru saja memasuki rumah.

"Ngaca setan, lu kemarin seharian dikamar Sega ngapain?"

"Beresin kamar," ucap Joy dengan bangga.

"Babu lo? kamar lu aja kek gudang noh bentukannya," ejek Jennar kemudian berlalu meninggalkan Joy memasuki kamar Raga.

"Sialan, tapi bener njir kamar gue," rutuk Joy sambil menepuk jidatya pelan.



Alana Syahnaz:abang dimana?

J.Bastian:dikampus,knpa?

Alana Syahnaz:ada yg mau diomongin

J.Bastian:abang pulang malam.

Alana Syahnaz:gppa Alana tungguin

J.Bastian:oke.

Alana meletakkan kembali hp nya diatas meja perpustakaan, sudah dua jam gadis itu duduk menyudut di ujung perpustakaan pikirannya entah kemana.

"Mbak Al."

Alana menoleh sosok Sega dengan pakaian rapi muncul dihadapannya, pemuda tampan itu tersenyum lebar begitu melihat Alana. Memang Sega adalah adik kosan Alana yang sangat jarang berinteraksi dengannya pemuda itu lebih sering menghabiskan waktu di dalam kamar.

"Kapan sidangnya?" tanya Sega sambil menarik kursi didepan Alana.

"Basa-basi banget Ga," jawab Alana tersenyum simpul.

Sega cengengesan karena kedapatan sedang cuap-cuap asal.

"Jangan dipikirin mbak, semua ada jalan kok. Lagian kalau mau LDR gak masalah kita sama-sama tau bang Ibas gimana?" celetuk Sega tetap dengan senyum tampannya.

Alana mengerutkan keningnya bingung sendiri. "Ngomong apa si Ga?"

Sega kembali tersenyum kali ini menatap Alana dengan sejuk.

"Gak apa-apa mbak ngerti kok maksud gue."

Alana mendengus pelan, memang benar apa yang dibilang Sega bahwa Ibas pasti akan setia yang jadi masalah berat sang peri kapas adalah sanggupkan dia menepati janji kepada Ibas? bukan Alana tak setia tapi bukankah perasaan akan cepat hilang jika nanti keduanya jauh belum lagi kesibukan yang akan mereka lewati.

"Mbak, jangan dipikirin apa yang belum terjadi. Entar lo pusing sendiri nambahin beban lo, bicarain baik-baik selagi ada waktu."

Alana kembali tertegun kalimat panjang yang keluar dari mulut Sega seakan menampar apa yang ada dipikirannya belakangan ini, bahwa Alana terlalu memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi.

Sang peri kapas kembali meringis merasa ditonjok dengan kata-kata pamungkas Sega sang cokiber rumah bougenville yang sekarang duduk penuh fokus membaca buku tebal dihadapannya.

"Beruntung banget si cabe dapetin elu Ga," ucap Alana pelan dengan senyum manisnya.




Selamattt pageeee!!!

Holaa akak datamg lebih pagi hari ini hahahah...

Apink kapan cb sih😢😢😢 kangen teh Anin perform ini cuma bisa nontonin saluran yutub dia main game doang... haduuh puyeng gak lu mana gak ada subtitle lagi wkwkwkwk

Eetttss kemaren akak sampe kaget liat foto neng jennie cantik banget njir 😭😭😭😭

Abang gula juga dah lah modar bae lah 🤣🤣🤣🤣 dua dua nya saingan jadi wallpaper hp akak bodo amat ngehalu mereka tatap-tatapan di hp gue 🤣🤣🤣🤣🤣

Oke stop cuap-cuapnya,semangat pagi ya kalian sekolah yg bener kerja yg bener jangan ngantuk-ngantuk mulu udah cukup 3bulan rebahan gak puas-puas lu pada.Akak hari ini libur jadi santaiiiii gengsss mana cuaca mendukung untuk rebahan,bye!!

Salam cinta
Dari akak bucin bang Raga🙆🏻‍♀️🧟‍♀️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top