PERTEMANAN YANG MULAI GOYAH

Jennar menarik kursi makan dengan pelan, mengernyitkan dahi lalu menoleh kiri kanan heran pagi-pagi begini sudah mendapatkan tatapan sangar dari Joy.

"Lo kenapa?" tegur Jennar bingung.

"Ck!!!" kesal Joy kemudian menegakkan badan tak menyelesaikan makan paginya.

"Lah? lu kenapa sih nyet? kerasukan lo?!"

Joy melirik Jennar dengan ujung matanya tak ada senyum lebar khas gadis itu. Jennar sampai melotot dan membalikan badan untuk memastikan penglihatannya.

Jennar mengatupkan mulutnya tak jadi meneriaki Joy lagi.

"Kenapa dah?"

"Sakit jiwa emang!!"

Monolog Jennar sendiri.

"Yuk berangkat," ajak Anin yang baru memasuki rumah setelah beradu argumen dengan Amir perihal diantar atau enggaknya ke kampus.

Jennar menoleh dengan dahi berkerut menatap Anin bingung.

"Joy mana?"

"Udah berangkat, gak jadi ikut."

"Tuh anak sakit deh gue rasa? masak gue dicuekin dilirik doang gue ngomong."

"Berantem?" tanya Anin sambil keduanya berjalan keluar rumah.

"Kagak."

"Lo becandain dia?"

"Kagak juga."

"Lagi dapet kali, udah buruan!!"

Jennar mengangguk lalu menyusul Anin memasuki mobil dengan perasaan aneh dan sedikit tak enak.

"Lo kenapa sih anjir?!"

Jennar memasuki rumah beriringan dengan Joy yang sudah terlebih dahulu berjalan dihadapannya, Jennar kesal karena Joy terus saja melihat dirinya dengan sinis Jennar semakin naik darah begitu dia mengajak gadis tersebut bicara tak sepatah pun dijawab Joy.

Joy menoleh melihat Jennar dengan wajah datar, malas menjawab.

"Bisu lo?" tanya Jennar kesal.

"Penting banget gue jawab!!" Joy menjawab dengan sedikit berteriak. Jennar sampai tersentak mendengarnya.

"Penting!! karena gua gak tau lu ada masalah apa sama gue?!"

"Cih."

Jennar mengangga dengan mata membola menatap Joy yang baru saja berdecih dihadapannya.

"Lo kenapa anjir!!"

Joy maju satu langkah dihadapan Jennar, perbedaan tinggi keduanya membuat Jennar sedikit mendongkak menatap Joy dengan tatapan kesal.

"Berhenti bersikap menyebalkan, lo gak tau betapa muaknya gue melihat kelakuan lo tiap hari?!!"

Jennar sudah mengangga matanya nanar menatap Joy yang bahkan tak berkedip sedikit pun ketika memprovokasi dirinya.

"Maksud lo?"

Joy berbalik dengan senyum sinis, hal tersebut masih bisa dilihat Jennar.

"Berhenti gue bilang Joy!!!"

"Ck, apalagi? kurang puas lo? mau gue katain yang lebih dari ini? iya?"

"Tunjukin sikap gue yang mana sampai bikin lo muak?!!"

Joy melengos masih dengan wajah tak bersahabatnya.

"Tolong hargain Raga dan tentu saja gue, itu aja yang gue minta dari lo."

"Hah? lo apa-apan sih? lo selingkuh sama Raga??!iya??!!"

Joy terkekeh geli melihat reaksi Jennar yang berlebihan.

"Itu yang gue rasain ketika melihat cowok gue lebih memperhatikan cewek lain lebih dari ceweknya sendiri."

Jennar semakin tak mengerti dengan ucapan ngawur Joy, "tunggu!! lo marah ke gue gara-gara Sega?"

Joy kembali membisu Jennar sudah terkekeh geli. Jennar maju dengan wajah datar mata kucingnya sudah tak ramah lagi.

"Lo gak kenal gue kalau lo nuduh gue gini. Disini yang bermasalah bukan gue tapi otak lo!!" maki Jennar sambil menunjuk kepala Joy dengan mata memicing. "Emang salah gue kalau cowok lo berpaling? jangan bawa-bawa Raga jelas dia beda dari pacar sialan lo."

"Kalau ngomong jangan sembarangan lo setan!!"

"Ngaca lo anjir!!!" teriak Jennar kesal.

"Wohooo ini pada kenapa nih?"

Ibas yang baru saja sampai rumah dan langsung berlari keruang tengah begitu melihat Jennar dan Joy yang beradu argumen, keduanya masih terus bertatapan dengan ego masing-masing.

Jennar melengos begitu Ibas menarik tangan keduanya untuk menjauh.

"Abang gak tau kalian berdua kenapa sampai teriak-teriak gak jelas tadi. Tolong yang tinggal dirumah ini bukan kalian aja, Jennar Joy denger gak?!"

Tak ada yang menjawab sampai akhirnya Joy yang buka suara.

"Gue juga udah males tinggal disini bang, jadi jangan takut gua bakal angkat kaki kok."

Jennar menoleh cepat, "oh bagus!! keluar lo sekarang dari rumah gue!!"

"Woiii woii woiii, apa-apaan sih hah? kayak anak kecil tau?!" oceh Ibas kesal. "Hargain abang disini, Joy jelasin ada apa? Nar?"

"Ck," umpat Jennar sambil menarik tangannya dari genggaman Ibas. "Gak ada yang mesti diceritain bang selama otak dia masih buruk masih bucin gue tetep jelek dimata dia!"

Joy terkekeh mengejek, Jennar tak menanggapi.

"Joy?"

"Apa sih bang?" jawab Joy agak kasar.

"Tuh lihat kan sama abang aja dia kurang ajar apalagi sama gue!!! berhenti lo pacar-pacaran kalau ujungnya jadi gak karuan gini."

"Heh setan bisa diem gak lo. Gue gak ngomong sama lo!!"

"Gue denger!!"

"Ada apa weeh ribut bener?" tanya Anin yang baru saja memasuki rumah.

Ibas agak tersenyum ngeri, Jennar dan Joy kompak membuang muka.

"Temen lo berdua nih, ribut gak jelas. Satu mau angkat kaki satu ngusir biar angkat kaki," lapor Ibas lengkap.

Anin menoleh kepada keduanya bergantian.

"Berantem? ayo lanjutin? yang menang gue gebuk," ancam Anin dengan alis terangkat.

"Dia yang mulai," lapor Jennar sedikit merengek.

"Lo yang mulai najis!!"

Ibas geleng-geleng kepala pusing menghadapi ketiganya kali ini. Pemuda itu memilih duduk disofa dengan tangan bersilang di dada.

"Ayo lanjutin, kok diem!!"

"Dia," tunjuk Jennar kepada Joy. Joy sudah mendelik melihat Jennar, "nuduh gue godain pacarnya!!" teriak Jennar kali ini.

Anin menoleh dengan dahi berkerut menghadap Joy, "bener?"

"Gue gak nuduh, gue cuma bilang jangan bikin gue muak sama tingkah lo!!"

"Lo kenapa sih njir, dari pagi lo aneh gini. Sekarang nuduh temen lo? gue udah pernah bilang kan masih inget lo!! nih kan kejadian kan, si Sega nih anjing emang awas aja ketemu gue!!"

"Apaan sih lo," hardik Joy tak terima.

"Apa!! bucin banget lo setan," jawab Anin kesal. Joy sudah diam tak lagi menjawab. "Baikan gak gue bilang."

"Enggak!!" jawab keduanya kompak.

"Ck, mau gue gebuk?!"

Jennar sudah melengos beranjak meninggalkan ruang tengah menaiki tangga.

"Berhenti Jane!! Jennar!!" teriak Anin akhirnya.

Jennar menoleh beringas tak terima diteriaki Anin seperti itu, selama berteman dengan Anin baru kali ini Jennar diteriaki kasar seperti tadi.

"APA LO MAU NYALAHIN GUE JUGA?!! SEMUA EMANG SALAH GUE!!! SALAH GUE CUMA SATU PUNYA TEMEN BANGSAT KAYAK LO BERDUA," maki Jennar akhirnya dengan airmata tumpah ruah.

Anin sudah mengerjap tak percaya mendapat makian kasar Jennar, Joy memijit dahinya naik pitam sementara Ibas sudah berdiri bersiap dengan hal yang akan terjadi setelahnya.

Jennar berbalik menaiki tangga dan menghilang dibalik tembok.

Anin menoleh dengan wajah datar melihat Joy.

"Puas lo? jauhin Sega dari gue kalau gak mati cowok sialan lo itu. Otak lo dimana sih hah? kan lo tau Jennar gak tau apa-apa!! kenapa lo salahin dia? cinta bikin lo goblok tau nggak."

Joy menghentakan kakinya tak terima diceramahi Anin tapi takut untuk menjawab.

"Semua aja salah gue!! susah bener ya bahagia!!" cerocos Joy sambil berjalan meninggalkan Anin yang sudah geleng-geleng kepala kesal.

Anindhia:temuin gue selesai kuliah.

SEGA:gue kelar agak malam.

Anindhia:gppa,gue tunggu!!

Akak datang lagi hahahah...

Ya ampooon kasihan Sega dibully nutrijel🤣🤣🤣

Akang kasep agak ngeri ya kang dihujat gini pake hastag2 lagi lu pada 🤣🤣🤣🤣

Kan kemarin minta momen sega joy,udah dikasih loh ini masih aja Bang Sega dihujat,bener2 ye lu pada 🤣🤣🤣🤣

Bang Sega tabahkan hatimu,mari berpegang tangan sini kasep 🧟‍♀️🧟‍♀️🧟‍♀️

See youuuu para nutrijel yang budiman
🙆🏻‍♀️🧏🏻‍♀️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top