•MUNDUR UNTUK MAJU•

"Ck apaan si Sega, gue disebelah lo padahal gak ada ditawarin."

Jennar rasanya ingin menggeplak kepala Joy yang sedari tadi mengoceh tak karuan perihal Sega yang sengaja memberikan Jennar es cream di depan gadis itu, tolong dicatat "sengaja" Jennar si oke oke aja karena tahu maksud Sega apa.

"Berisik banget si Joy beli sendiri bisa kali," Anin ikut nimbrung diantara kedua temannya.

"Rasanya beda tauk," rengek Joy lagi. "Lagian lo kenapa mau si Nar? heran!!"

"Ya namanya geratissss kagak ada yang nolak orang udah banyak duit aja masih mau yang geratisss," ujar Jennar panjang lebar dengan penekanan. "Bukannya lo punya gebetan ya? minta beli sono."

Anin cekikikan mendengar perdebatan kedua temannya, bertiga mereka sedang duduk di teras menghadap wisma yang sore ini heboh karena semua penghuninya sedang bermain badminton. Ketiga gadis cantik ini hanya bisa mengintip dari rumah karena Jennar tak mau ambil resiko sementara dari kejauhan mereka hanya bisa melihat Belli yang berteriak teriak kesenangan diantara semua pemuda tampan penghuni wisma.

"Kesel gue anjir denger suara Belli, pen gue betot kepalanya."

Jennar dan Anin kembali cekikikan mendengar keluh kesah Joy lagi.

"Semua orang aja lu salahin monyet," maki Anin kesal.

"Ke wisma yok Nar, cupu lo aah!!"

"Dih kenapa si lo? lama lama elu yang gue betot, pergi sana sendiri," jawab Jennar ketus.

"Nin, ayo ke wisma yok?" bujuk Joy kearah Anin. Yang diajak malah asik dengan hp nya sendiri Jennar kembali ngakak melihat kelakuan random Joy sore ini.

"Sendirian aja sana ada Belli sama Uman juga, repot bener idup lu."

"Ck gak ada yang pengertian!!" mewek Joy kesal bibir bawahnya sudah mencebik tak karuan.

"Yakali gue mesti berantem gara gara main ke wisma doang? ogah!!" jawab Jennar cengengesan. "Lagian gua mau malem mingguan sama Raga jangan sirik lo," usil Jennar sambil menoyor kepala Joy pelan.

"Riya' nya manusia."

"Ya dari pada gak ada yang disombongin jomblo macem elu mana tau nikmatnya riya' hahahah," ejek Jennar lagi.

Anin sudah tertawa terbahak melihat air muka Joy yang kesal.

"Gue sumpahin lu berdua jomblo, mampus!!"

"Heh!! mulut pen gue tabok lu," maki Anin dengan mata dibuat seseram mungkin. Kedua temannya nya hanya tertawa ngakak melihat Anin.

Raga keluar rumah dengan tergesa gesa pemuda itu sudah rapi hp menempel ditelinganya ketiga gadis yang ada diteras tersebut sontak menoleh, Raga menghampiri Jennar mencium pucuk kepala gadisnya kemudian mengacak ngacak rambut Jennar dengan sayang.

"Mau kemana?" kata Jennar dengan alis dinaikan sebelah.

"Aku ada kerjaan sama temen kampus, jalannya kita cancel dulu ya sayang aku pulang agak malem, jangan marah aku sayang sama kamu," ungkap Raga sambil terburu buru kemudian melesat menaiki mobilnya dan berlalu Jennar masih bengong ditempat.

"Anjir si Raga ngerapp tu bocah cepet bener ngomong udah kek setan maen ilang ilang aja," selah Joy yang sama terkejutnya.

"Anjirr," ungkap Jennar setelah berhasil mencerna ucapan Raga tadi.

Anin sudah membekap mulutnya sendiri menahan tawa yang dirasa akan meledak sebentar lagi.

"Ckckck Anin bener bener emang masak dia ngetawain lu Nar."

Jennar menoleh dengan alis bertaut mendapati Anin yang melotot kearah Joy sementara sang Matahari memasang wajah pura pura tak tahu.

"Bisa bisa nya dia ngebatalin janji gitu aja?! dasar buaya emang!!" maki Jennar mengarah kepada dua temannya. "Terus dia bilang gue jangan marah? anjir dikira enak gak makan dari siang biar perut bisa luas banget buat makan ntar malem, kampret!!"

Pecah lah tawa Joy dan Anin yang mendengar curhatan panjang Jennar tanpa jeda, Jennar menoleh lalu menjitak kedua temannya itu tanpa ampun.

"Ayo Joy kita nongkrong di wisma!!" ajak Jennar sambil berlalu mencari sandalnya kemudian melewati Anin dan Joy yang masih ngakak. "Buruan!!!"

"Iyeee!!! ngegas banget si monyet!!" balas Joy nyengir bahagia karena berhasil mengajak Jennar untuk main ke wisma.

Anin geleng geleng kepala menyaksikannya kemudian mengambil sandal dan mengikuti kedua temannya yang sudah lebih dahulu menyebrang ke wisma.

"Tungguuuu!!!"

"Gak ada yang mau diomongin gitu ke gue?"

Sega menoleh kesumber suara, ada Joy yang baru saja turun dari lantai dua dan duduk disamping pemuda itu. Sega mengernyitkan dahinya bingung Joy sudah menghela nafas kasar.

"Ck, lo beliin Jennar es cream padahal gue duduk disamping Jennar kagak ada lu nawarin!!"

Sega semakin mengernyitkan dahinya tak memgerti.

"Terus?" ujar Sega akhirnya membuka suara tapi tatapan pemuda itu kembali ke hp nya.

Joy mencoba mengintip apa yang membuat atensi pemuda itu begitu fokus.

"Anjir stalking ig siapa lu kampret mana cakep lagi" maki Joy kesal sendiri kepalanya masih naik turun mengintip kegiatan pemuda tampan itu.

"Jangan dibiasain kepo," ucap Sega dingin sambil menoleh kearah Joy yang terkejut karena tertangkap basah sedang mengintip kegiatannya.

"Ya lagian lo, gue ngomong dikacangin yakali kacang rebus mah enak."

Sega menggelengkan kepala melihat kelakuan Joy. "Lo mau es cream? kan punya cowok minta beli sana di indomaret banyak kok," tutur Sega dalam.

Pemuda itu beranjak akan meninggalkan Joy tapi dengan cepat gadis bermata bulat itu menarik tangan Sega membuat pemuda itu menoleh dengan malas.

"Apa?"

"Lo kenapa sih, gue ada salah apa?"

Sega kembali mengerutkan keningnya bingung, "lo nanyain gue?"

"Enggak nanyain setan!!"

"Ooh," pungkas Sega kemudian akan beranjak kembali.

"Iih Sega."

"Apa lagi?"

"Gue ngomong sama elu!! nyebelin iih cakep cakep bolot!!!" seru Joy kesal.

"Katanya sama setan, setan kan pacarnya Anin?terus salah gue dimananya?"

"Nyebelin, gue gak mau ngomong sama lo lagi jauh jauh dari gue!!"

"Yaudah," jawab Sega singkat. Sementara Joy sudah melotot kesal sendiri.

"Dia bukan pacar gue ataupun gebetan gue," teriak Joy kesal. Sega sudah tersenyum dibalik tangannya yang dengan cepat pura pura menggaruk hidung.

"Terus?"

"Terus terus kang parkir lo?!!" maki Joy kesal sendiri.

"Harus banget teriak teriak? malu Joy."

"Ya elu bolot!!"

"Terus faedahnya buat gue apa lo jelasin gini?"

"Biar lo beliin gue es cream juga!!" jawab Joy asal sambil menyentakkan kaki nya kemudian berbalik menuju tangga lantai dua, "nyebelin anjir!!" maki Joy lagi yang masih bisa di dengar Sega. Pemuda tampan itu sudah senyum senyum sendiri merasa menang.

"Gak tahan pengen banget nyubit pipinya," ujar Sega kedirinya sendiri sambil geleng geleng kepala kemudian mengacak rambutnya.


"Berat emang yang lagi patah hati," ejek Uman yang melihat Amir bengong sendiri.

"Berisik kampret."

"Katanya playboy masak gitu aja nyerah."

"Keluar lo tai kambing."

Uman berkacak pinggang geleng geleng kepala melihat kelakuan Amir yang mirip ayam gagal kawin.

"Ke SKY gas gak nih?! temen gue yang maen ayo masuk gratis njir!!"

Amir menoleh menatap Uman dengan seringai aneh Uman sampai bergidik melihatnya.

"Gas gak nih?!"

"Ada cewek gak?"

"Ada lah buset beh top semua isinya beh gitar spanyol bro," ujar Uman dengan tangan yang sudah membentuk gambar gitar.

"GAS!!!" ujar Amir bersemangat. Pemuda hitam itu langsung beranjak merapikan dirinya sendiri.

"Sialan denger gratis aja lu cepet bener!!"

"Bodo amat, lu jagain mau mabok gue."

"Njingan ogah ketahuan mbak Jennar mati kita, jangan sampe mabok lu gue hajar!!"

"Ck, buru gas," kata Amir sambil melempar kunci mobilnya kepada Uman.

"Pada mau kemana?" Jennar yang baru saja masuk rumah memandang curiga kepada kedua pemuda dihadapannya.

"Main lah mbak malam minggu ini," jawab Uman kikuk. Jennar semakin curiga.

"Jangan macem macem ya lu berdua!!" tunjuk Jennar bergantian kearah Amir dan Uman.

"Apa sih mbak kagak lah hahah," jawab si hitam canggung.

Jennar semakin memicingkan matanya kepada Amir pemuda itu malah mengalihkan pandangannya takut dengan tatapan intimidasi yang diberikan Jennar.

"Ck, nih gue tau lo berdua belom makan. Makan yang enak sana!! awas kalau macem macem minggat lo berdua dari rumah gue," tunjuk Jennar tepat dihidung kedua bocah tengil itu. Sementara ditangan mereka masing masing ada uang kertas lima puluhan sebanyak dua lembar yang baru saja keluar dari dompet hitam Jennar.

Jennar berlalu meninggalkan kedua pemuda tersebut yang masih bengong ditempat, terkejut mendapat rejeki nomplok tapi merasa sedikit bersalah kepada Jennar karena merasa membohongi si empunya kosan.

"Gak jadi aah gue takut," ujar Amir akhirnya.

"Ho o," sambung Uman.

Keduanya saling bertatapan lama di depan pintu lalu menoleh kearah dalam rumah, Jennar baru saja keluar dari kamar mandi ketika mendengar teriakan menggelegar kedua bocah setan yang ditemuinya di depan pintu rumah tadi.

"Apa sih lo berdua!! udah malem anjir teriak teriak!!mau gue hajar!!"

Keduanya kompak nyengir Jennar sampai mendelik karena takut. "Belum berangkat juga udah jam segini!! awas aja pulang pagi gua siram air panas lo berdua!!"

Keduanya kompak tertawa lalu masing masing menyalim Jennar pamit pergi kali ini bukan ke SKY NIGHT tapi warung sate di depan komplek.

Jennar geleng geleng bergidik ngeri sendiri.

"Gimana kalau gue kasih tinggal gratis disini bisa bisa bersih tangan gue disalim tiap hari."

"Nar," suara Anin mengalihkan atensi Jennar.

Jennar menyaut dengan gerakan dagunya, malas ngomong.

"Si Raga pergi sama Sean ternyata."

"Terus?" ucap Jennar tak perduli.

"Ada Alisha sama si abu abu monyet, double date mereka," ucap Anin dingin.

Jennar tersedak air minum yang baru saja melewati tenggorokannya, perih gadis itu sampai terbatuk batuk sendiri.

Anin menyerahkan hp nya kepada Jennar gadis itu mengernyit kemudian matanya membulat tak percaya melihat apa yang ada dihadapannya sekarang, Raga dan Sean masing masing duduk diantara Alisha dan si abu abu monyet dengan senyum mengembang catat dengan senyum mengembang tanpa merasa berdosa sedikitpun.

"Sialan, ini tugas kuliahnya yakali malam minggu ngerjain tugas," maki Jennar kesal.

Anin masih diam tak tahu mau bereaksi seperti apa, tak seperti Jennar yang memaki dan mengoceh sambil menaiki lantai dua menuju kamarnya, perasaannya biasa saja tak ada yang bergejolak marah ataupun ingin memaki Sean tak ada yang sakit direlung hati dan perasaannya bahkan dengan santainya dia menceritakan apa yang di dapatnya barusan dari ig Sean.

Anin meraba dadanya merasakan degub jantungnya yang masih normal untuk ukuran orang yang dicampakkan malam ini.

"Apa emang gue sekedar nyari pelarian doang? ck!!" ungkap Anin kesal sendiri kemudian berlalu menyusul Jennar ingin mengetahui keadaan temannya itu.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top