•MENGEJAR MATAHARI 2•

Dilarang gumoh!!karena akan ada keuwuan setelah ini....

••••••••••••💃🏻 💃🏻 💃🏻 💃🏻••••••••••••

"Udah selesai?"

Sega menghampiri Joy yang masih duduk ditempat mereka menghabiskan makan siang hari ini, Joy mengangguk patuh menjawab pertanyaan Sega barusan.

"Mau pulang sekarang?" tanya Sega lagi.

"Bentar lagi ya? masih kenyang banget ini."

Sega tersenyum simpul sambil mengacak rambut Joy gemas.

"Iih rambut gue," protes Joy dengan wajah merengut.

"Hahahah jangan lucu-lucu kenapa sih? hmm," goda Sega sambil menatap Joy dalam. Joy membalas tatapan Sega dengan cengengesan.

"Ceileeee dua beban keluarga sedang tatap-tatapan," ejek Jennar yang tiba-tiba sudah ada dihadapan kedua temannya.

Joy menoleh dengan wajah beringas sementara Sega terkekeh sendiri. Joy mengernyitkan dahinya begitu melihat siapa yang ada disamping Jennar pemuda tampan dengan senyum memikat yang setiap hari selalu jadi bahan gibahan mereka.

"Si anjir," umpat Joy histeris yang langsung mendapat tamparan pelan dibibirnya oleh Sega. "Iih apaan sih!!" kesal Joy sambil melirik Sega yang sudah geleng geleng kepala.

"Jangan norak!!" jawab Jennar cepat kemudian duduk dihadapan Joy. Pratama mengikuti disamping gadis itu.

"Kok bisa barengan bang?" tanya Sega dengan senyum sopan.

"Kepo iih Sega ketularan Joy ya?" tanya Jennar cekikikan.

"Heh!!" ucap Joy tak terima.

Sega dan Tama sudah tertawa melihat pertengkaran kecil kedua gadis cantik dihadapan mereka tersebut.

"Ayo," ajak Tama kepada Jennar yang masih senyum-senyum sendiri.

Jennar mengangguk mengiyakan ajakan Tama kemudian keduanya berpamitan yang diikuti toyoran pelan didahi Joy oleh Jennar.

"Sialan emang," rutuk Joy kesal.

"Joy."

"Apa?"

"Kalau sama aku jangan ngomong kasar-kasar ya aku gak suka, paham."

Joy mengangguk mengiyakan saja malas berdebat dia tak mau merusak suasana diantara keduanya.

"Kok diem?" tanya Sega lagi sembil menoleh kearah Joy yang sudah merengut.

"Katanya gak boleh ngomong?" ujar Joy lagi.

"Hahaha bukan gak boleh ngomong tapi jangan ngomong kasar sayang."

"Hah?" Joy menoleh dengan mata membesar mendengar ucapan Sega barusan, "bilang apa tadi?" kata Joy takut salah pendengaran.

"Sayang?" jawab Sega dengan senyum simpul.

"Sialan, gombal aja terus aah bete!!"

"Diulang lagi."

"Hehehe sorry," ucap Joy dengan senyum merekah.

"Aah satu lagi aku gak gombal," tegas Sega kali ini dengan wajah serius.

Joy semakin membesarkan mata bulatnya senyum merekah terukir diwajah cantiknya.

"Daah aah ngomong yang lain aja entar aku lumer lagi disini."

Sega sudah tertawa ngakak mendengar jawaban asal Joy kembali pemuda itu mengacak rambut Joy kemudian meraih jemari Joy dan menggenggamnya hangat. Joy? entahlah mungkin sudah lumer beneran.

"Kok aku baru tahu Jennar deket sama bang Tama?"

"Udah lama, malahan Tama duluan yang nembak dari pada Raga," ucap Joy polos. Kemudian menutup mulutnya sendiri karena tahu dia keceplosan.

"Serius?"

Joy hanya meringis tanda mengiyakan pertanyaan Sega.

"Terus?"

"Ditolak kan Jennar pacaran sama Raga."

"Jadi ini deket lagi? ooh."

"Ho o, kenapa? mau ngejar Jennar lagi?" tanya Joy kali ini dengan wajah serius.

"Hahaha enggak lah ngapain aku udah mantep sama kamu kok."

"Gombal aja terus jadian kagak," sindir Joy telak. Sega hanya terbahak mendengarnya.

"Perlu banget ya tembak menembak? kita udah dewasa loh."

Joy memutar bola matanya malas mendengar jawaban Sega, pemuda tampan itu hanya tersenyum manis sambil membelai lembut rambut Joy.

"Gak juga gak apa apa kok, santai," kata Joy dalam. Sega sudah cengengesan mendengarnya.

"Bener mau jadi pacar aku?"

Joy menoleh dengan kening berkerut agak bingung dengan pertanyaan Sega.

"Aku gak sehangat yang kamu pikirin loh Joy? aku juga egois, cemburuan. Kamu mau?"

"Enggak."

"Hahahah astagaa jangan lucu-lucu gitu lah gak kuat aku lihatnya."

"Jangan gombal malesin," jawab Joy ketus.

"Marah?"

"Iya."

"Hahaha astaga."

"Yaudah yuk pulang," ajak Joy kesal.

"Bentar duduk dulu sini sayang," ajak Sega sambil menarik tangan Joy yang akan beranjak.

"Apalagi?"

"Gitu doang marah? hmm."

"Enggak kok."

"Hmm, aku sayang sama kamu ayo pacaran eh enggak ayo saling serius aku mau kita sampai kejenjang yang lebih lagi bukan sekedar pacar-pacaran aja!! nanti kalau kita berantem atau miss komunikasi aku minta jangan bilang putus, aku gak suka!! satu lagi jangan dibiasain menel sama cowok lain selain aku, jangan ngomong kasar di depan aku, paham?"

Joy mengerjap dengan mata membesar pikirannya sibuk mencerna ucapan panjang Sega.

"Banyak banget syarat nya? ngelamar kerja aja gak gitu perasaan," rengek Joy kesal.

"Hahaha, mau gak?"

"Mau."

"Hahaha bilang mau aja susah banget sih sayang," ucap Sega kalem.

"Heheh aku laper lagi," ucap Joy sambil menyimpan wajah merah tomatnya.

"Aku pesenin, mau makan apa?"

"Chiken karage," ucap Joy antusias dengan senyum lebar.

Begitu melihat Sega sudah beranjak Joy dengan cepat mengeluarkan hp nya dan mengetik pesan untuk kedua temannya.

TRIO MACAN(3)

Mentari.J:bgst GUE JADIAN ANJIRR!!!

Anindhia: -_- norak!

Jane.MA: norak!SKIP BYE!

Mentari.J: anjg!!


"Masuk gih udah malem, entar abang telpon ya?boleh?"

"Ngapain?" tanya Jennar polos. Tama hanya tersenyum simpul mendengarnya.

"Ya kali kamu gak bisa tidur."

"Dah aah gombal, selamat malam bye," pamit Jennar langsung berlari meninggalkan Tama yang tertawa ngakak.

"Gemes banget," ucap Tama singkat. Kemudian melambaikan tangannya sendiri keudara lalu berbalik memasuki wisma.

Jennar memasuki rumah dengan kening berkerut, diteras ada Amir dan Uman yang duduk dengan muka cengengesan mengejek Jennar. Gadis itu melengos memberikan tinjunya untuk kedua adik kosannya itu dan tepat didepan pintu Raga sudah berdiri dengan tangan terlipat di dada, Jennar sempat terkejut melihatnya ketika berbalik.

Begitu akan melewati sebelah kanan Raga pemuda itu menghalangi langkah Jennar, Jennar beralih ke kiri sang mantan pun sama, Raga mengikuti gerakannya sampai beberapa kali Jennar jadi pusing sendiri melihat kelakuan Raga.

"Permisi," ucap Jennar datar.

Amir dan Uman cekikikan geli melihat bagaimana Raga mengekspresikan rasa cemburunya.

"Tiba-tiba panas njir!!!" teriak Uman. Jennar menoleh dengan mata melotot.

"Awas deh aah jangan bikin kesel," maki Jennar akhirnya.

Raga menyingkir setelah mendengar teriakan Jennar, gadis itu berlalu dengan sedikit berlari menyusuri rumah sampai derap kaki Jennar hilang begitu menaiki tangga lantai dua. Raga menghembuskan nafasnya kasar mengacak rambutnya kemudian berbalik memasuki rumah tapi sebelum itu menoleh kearah kedua pemuda tengil dibelakangnya.

"Jangan ada yang godain, awas!!" perintah Raga kepada keduanya yang disambut sorakan kecewa kedua pemuda itu.



"Eh siapa tu?" tanya Anin kepada Jennar begitu keduanya sampai dihalaman rumah.

"Siapa?" tanya Jennar balik.

"Noh," tunjuk Anin kearah gadis cantik yang sedang duduk manis diteras rumah mereka. "Temen lo?"

"Yakali gue punya temen elu kagak kenal, lu kan posesif sama gue hahah."

Anin menoyor Jennar dengan kasar kemudian keluar begitu saja diiringi suara tawa khas Jennar yang bisa bikin orang satu kampung pengen nabok.

Jennar keluar mobil dan berjalan menyusuri halaman begitu sampai diteras baru lah dia menyadari siapa yang dimaksud Anin tadi, Dea sang cinta pertama Raga duduk dengan anggun dikursi plastik teras rumah.

"Lagi nungguin siapa mbak?" tanya Anin sopan.

Dea tersenyum lembut bibir mungil gadis itu sedikit tertarik keatas.

"Bang Raga," jawabnya pelan.

"Raga?" tanya Anin lagi lalu menoleh kearah Jennar dengan kedua alis terangkat.

Dea mengangguk mengiyakan pertanyaan Anin.

"Raga nya mana?"

"Lagi siap-siap kita mau mudik bareng," jelas si gadis blak-blakan.

Seperti tertampar Jennar baru sadar seharusnya hari ini dia lah yang ikut Raga ke Bogor untuk diperkenalkan ke keluarganya itu janji Raga kemarin sebelum Jennar menyudahi semuanya.

"Ooh, oke hati-hati ya. Salam buat tante Widia dari Anin sama Jennar bilang," ceplos Anin asal. Kemudian menoleh kearah Jennar yang masih tak bergeming, "ayo masuk bentaran Tama dateng lu belum ngapa-ngapain ogeb."

Jennar mendelik bingung perasaan dia tak ada janji dengan Tama hari ini, begitu melihat kehadiran Raga disamping Anin baru lah Jennar sadar Anin sedang mengcover dirinya biar tak terlihat ngenes-ngenes amat dihadapan Raga.

Jennar memasuki rumah dengan buntut mata melirik Raga yang kebetulan sedang melakukan hal yang sama, dengan cepat Jennar membuang mukanya karena malu tertangkap basah.

"Nin gue pamit mudik, tiga minggu lagi baru balik," ucap Raga dengan sedikit berteriak pasalnya Jennar sudah jalan lurus menuju tangga.

Anin menoleh dengan kening berkerut. "Pamit sama gue lo? halah bilang aja mau pamit sama Jennar hahahah," ejek Anin dengan tawa terbahak.

Raga hanya memandang datar kearah temannya itu, sementara Jennar tak sedikitpun menoleh kepada Raga. Pemuda itu tersenyum simpul dengan alis terangkat tinggi kemudian berlalu memasuki mobil diikuti Dea dibelakangnya.

"Itu mbak Ja-ne kan? pacar abang?" tanya Dea ragu.

Raga mengangguk mantap mengiyakan pertanyaan Dea yang hanya dipahaminya dengan anggukan.

Pratama (Lee taeyong)

Mampus gak lu hahahah nih akak kasih Taeyong beeeh cakep gak ada lawan!!!sebenernya akak adalah Jenyong shipper garis keras entah kenapa bisa pindah kapal wkwkwkwk....

Nih udah dikasih yang uwu2 dari Joy sama Sega.Awas aja pada ngancem lagi gua getok pala lu atu atu Hahahahaha *ketawasetan*

Sebenarnya mau up dari tadi apalah daya lampu mati hujan gede jadi lah akak tiduran sambil lihat fancam abang Raga(cakep bgt njir apalagi jidatnya dilihatin😭😭😭)

Auk aah bucin abang Raga pokoknya,bye!!!

Love
Akak sinetron antv🧏🏻‍♀️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top