MEMBAIK ll
"Hai."
Jennar sontak menoleh begitu seseorang menepuk pundaknya pelan, gadis itu mengelus dada terkejut setengah mati.
"Mau ngobrol sebentar nggak?"
Joy, gadis cantik bermata bulat jernih itu berdiri dengan gelisah dihadapan Jennar sedikit canggung tak seperti Joy yang biasanya.
Jennar mengangguk, lalu beranjak dari kursi kantin fakultas menuju gazebo yang berada tidak jauh dari area kantin.
Jennar duduk mengayunkan kaki begitu pula Joy yang sesekali melirik Jennar dengan tatapan kangen.
"Mau ngobrol apa?" tanya Jennar membuka pembicaraan.
"Gue, salah sama lo."
"Emang."
"Gue mau minta maaf."
"Iya lah wong salah kok."
"Gue juga udah putus sama Sega."
"Iye tau."
"Tau dari siapa?"
"Anin."
"Lah, bocor bener tuh bocah."
Jennar menoleh melihat Joy yang tersenyum tipis sedikit kaku, "ck!! jangan sok kuat. Sini peluk!!"
Mata Joy membulat mendengarnya entah mengapa begitu Jennar mengeluarkan kata-kata tersebut Joy langsung sesegukan, tangisnya pecah sampai-sampai tak terdengar lagi apa yang keluar dari mulutnya gadis itu meracau sambil memeluk Jennar.
"Maaf gue bego."
"Emang."
"Kok di iyain sih? gue nggak bego kok hiks."
"Mau bego apa enggak nih jangan plin-plan."
"Jangan becanda," ralat Joy disela tangis pilunya.
"Besok-besok kalau jatuh cinta terus pacaran jangan kayak kemarin ya? sumpah gue pengen banget nyantet elu Joy!! seriusan."
"Iya... maaf, kapok."
Jennar menepuk-nepuk kepala Joy pelan gadis berpipi tembam itu tersenyum sumringah, dipeluknya Joy erat-erat tak mau terlepas lagi.
"Kangen banget kayaknya sama gue?"
Joy mengangguk mengiyakan tak lagi menjawab Jennar karena sibuk mengelap airmatanya yang belum juga berhenti.
"Jadi jomblo ya sekarang?"
Joy melepaskan pelukannya, tangisnya masih belum reda, "e-enak aja eng-enggak lah gak m-mungkin gue tu jom-blo," ucapnya terbata bata disela tangisnya.
Jennar bengong menepuk jidatnya. "Dasar cabe, cepet banget njir!!"
"I-iya lah gue gitu loh hiks," jawab Joy bangga masih dengan tangisannya.
Jennar sudah terbahak melihatnya tak mengerti jalan pikiran sang Matahari.
"Pulang ya? gue mau bobok sa-ma elu," bujuk Joy akhirnya.
Jennar mengangguk tersenyum cerah kedua tangannya sudah sibuk membersihkan wajah cantik Joy yang sudah tak karuan karena tangisannya tadi.
Jane.MA:aku mau pulang ke kosan hari ini heheh mau jemput nggak?
Raga.Bumi:oke.
Jennar mendelik begitu membaca balasan pesan Raga yang terlalu singkat menurutnya, Jennar tak ambil pusing karena berikutnya Joy sudah menarik tangannya menuju toilet kampus untuk membersihkan wajah.
Mentari:cepet sampe rumahnya ya sayang akoh udah beliin bakso sate ama mekdi, mau makan dikamar elu.
Jane.MA:busett!!!
Matahari:jangan temenan sama Anin masak dia beli extrajos doang!! biar kuat melek katanya??! najis.
Jennar memasukan hp nya kedalam tas dengan cekikikan, kemudian beralih menyalakan musik dari mp3 player mobil Raga.
Can I call you baby?
Can you be my friend?
Can you be my lover up until the very end?
Let me show you love, oh, I don't pretend
Stick by my side even when the world is givin' in, yeah...
Jennar merasa lega entah lah bahagia saja karena mendapatkan sahabatnya kembali, gadis mungil itu bahkan ikut menyanyikan lagu yang baru saja diputarnya sambil memainkan jemari Raga yang bertumpu pada perseneling mobil.
Oh, oh, oh, don't
Don't you worry
I'll be there, whenever you want me
I need somebody who can love me at my worst
No, I'm not perfect, but I hope you see my worth
'Cause it's only you, nobody new, I put you first
And for you, girl, I swear I'll do the worst.
"Beneran kamu jalan sama Tama dibelakang aku?" tanya Raga dingin begitu Jennar menoleh.
"Hah?"
"Bener?" lagi tanya Raga datar.
Jennar diam membisu tak tahu harus menjawab apa.
Brakk!!brakkk!!!brakkkk!!!
Raga menghantam tinjunya pada stir mobil berkali kali sampai Jennar terpekik sendiri.
"Aku kurang apa!! tega ya kamu!! hah!!" bentak pemuda itu lagi. Sementara Jennar sudah menciut dengan kedua tangan menutup telinganya, takut jika dia angkat bicara Raga mungkin akan semakin marah.
Bugh!!!
Satu pukulan keras menghantam rahang Sega, pemuda itu sampai terhuyung mengahantam meja billiard darah segar keluar dari sudut bibirnya.
"Lo tau kan ini yang harus gue lakukan Ga, sialan lo cowok bukan anjing? lo harus tau tempat lo Ga dan lo juga harus paham kita bisa jadi teman tapi kita juga rival. Lo nyakitin orang-orang disekitar lo sialan!!dimana otak lo, ayo balas sini gue ladenin!!!
Bugh!!!
Sega membalas apa yang memang diinginkan Raga kemudian keduanya bergulat saling menonjok satu sama lain sampai kelelahan.
Sega yang ambruk duluan dengan wajah memar dimana mana begitupun Raga ambruk disebelah Sega. Keduanya saling tertawa disela rasa sakit sehabis pertarungan sengit kedua pemuda tampan tadi.
"Lo kalau nyakitin Jennar. Gue rebut dia dari lo," ucap Sega pelan dengan mata terpejam.
"Coba aja kalau lo bisa. Mati lo sama gue."
Sega menoleh dengan wajah dingin menatap Raga yang masih menarik nafas lelah.
"Yakin Jennar setia?" ucap pemuda itu dingin dengan wajah serius.
Raga menoleh dengan dahi berkerut.
"Coba tanya kemarin jalan sama Tama nggak?"
Pelan suara Sega tapi masih bisa di dengar Raga dengan jelas.
"Maksud lo?! jangan niat banget lo sialan mau ngancurin hubungan gue sama Jennar."
"Bahagia Jennar adalah bahagia gue, kenapa harus gue hancurin."
Raga bangkit menarik baju Sega lalu melayangkan satu tonjokan keras diwajah Sega, kembali pemuda itu pasrah dengan cengiran setan diwajahnya.
"Gue tantang lo ayo tanyain, gak berani lo? pengecut!" maki Sega kemudian mendorong Raga menjauh dan beranjak meninggalakan Raga yang masih diam ditempatnya.
Hp Raga bergetar, satu pesan masuk dari Jennar.
Jane.MA:aku mau pulang ke kosan hari ini heheh mau jemput nggak?
Raga merutuk memukul lantai paviliun entah mengapa rasa percaya menguap begitu saja setelah mendengar pengakuan Sega tadi.
"Kenapa gini sih yang!! kenapa harus bohong!!!" teriak Raga tertahan dengan kepala tertunduk.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top