HAPPY ENDING
"Ga," panggil Ibas pelan.
Raga menoleh dengan senyum tipis.
"Lo tau kan abang sama Sega pernah suka sama Jennar."
"Tau."
Amir yang sedang berguling di tempat tidur Ibas menoleh dengan dahi berkerut.
"Sejak kapan?"
"Sejak lu sama Sega rebutan mie goreng," jawab Raga cuek.
"Terus?"
"Terus gimana bang? biasa aja gua mah."
Ibas manggut-manggut mengerti.
"Lo suka sama mbak Jennar sejak kapan Bang?"
Raga menoleh melihat Amir dengan sedikit mengingat.
"Kesambet ikat rambut gua hahahahah."
"Eh??" Ibas dan Amir merespon serempak.
"Anjir, jangan-jangan waktu kita mau masak mie itu ya Bang?" tanya Amir antusias.
Raga kembali mengangguk yakin.
"Sialan gua pikir kesambet setan, ternyata kesambet ikat rambut anjir," maki Amir ikut tertawa ngakak.
"Lo gak mau ngehajar gue apa Sega gitu Ga?"
"Ngapain sih Bang, gue bukan pereman."
"Hahahha."
"Bang Ibas kek nya pengen banget nonjok elu Bang," kali ini Amir bersiap menjadi kompor.
"Kompor nih bocah mentang-mentang item," kata Ibas dengan wajah datar.
Raga terbahak menertawai keduanya.
"Tapi beneran Ga, Abang pengen nonjok elu kenapa Jennar bisa ngeh ke lu doang, Abang sama Sega udah kode mati-matian gak ada tanggapan."
Raga membetulkan leher bajunya merasa sombong.
"Ya gimana ya Bang, gua cakep gini jadi Jennar mana bisa nolak, iyakan?" ucap Raga kepada Amir yang dijawab anggukan pemuda bongsor itu, kemudian keduanya bertos ria Ibas memasang wajah datar.
Ibas sudah melengos dan tawa kerasnya tadi sudah tak terdengar, menyesal membuka pembicaraan dengan kedua pemuda sinting ini yang sekarang masih sibuk menyombongkan diri.
"Nar, lu kok bisa suka gitu sama Raga?"
Anin membuka pembicaraan, keduanya sedang dikamar Joy saat ini membongkar alat makeup gadis itu yang baru saja dibelinya.
"Raga itu positif," jawab Jennar kalem.
Joy menoleh dengan dahi berkerut.
"Hamil maksudnya? emang cowok bisa hamil?" tanya Joy bingung.
Pletak!!
Satu jitakan kuat mendarat di dahi gadis bermata bulat tersebut, Anin lah pelakunya yang gemas dengan kepolosan Joy.
"Sakit monyet."
"Goblok jangan diumbar-umbar Joy," maki Anin sengit.
Jennar sudah terbahak sendiri.
"Habisnya Jennar bilang positif? kan gue bingung," rutuk Joy dengan muka masam.
"Positif itu maksudnya, semua yang ada di diri dia Joy. Pekerja keras banget yang penting bisa nerima gue dan segala trauma masa lalu gue."
"Bang Ibas juga bisa, hayo loh?" Anin bertanya dengan cengengesan.
Jennar menoleh dengan judes siap menggeplak kepala Anin gadis itu menghindar dengan cepat.
"Nar, anak baru kapan masuk kosan?" tanya Joy semangat.
"Sore."
"Siip."
"Kenapa lu? bahagia bener?" tanya Anin curiga.
"Hehehe kali aja ada yang bisa gua gebet gitu," ujar Joy dengan alis naik turun.
"Kasih tau Sega aah. Si cabe keriting kumat."
Joy menoleh dengan wajah datar melihat Anin dengan sengit. "Pengen banget matiin Anin, astaga!!!"
Jennar tertawa kembali melihat keduanya.
"Terima kasih udah menjadi bagian hidup gue," ucap Jennar tiba-tiba.
Joy langsung memeluk sang sahabat mengelus punggung Jennar pelan.
"Kumat lagi nih film india, gak suka gue begini ini kalau udah ketemu lu berdua," rutuk Anin kesal.
Jennar dan Joy sudah mewek berdua berpelukan erat.
"Gue juga mau, hiks," lanjut Anin lagi, kali ini menghambur memeluk kedua temannya yang dengan ringan tangan menjitak Anin dengan puas.
Jennar mempersilahkan kedua penghuni baru kosannya untuk masuk, ruang tv yang tadinya rame karena semua anak bougenville sedang berkumpul berubah sepi begitu Jennar mengajak sang penghuni baru untuk berkenalan.
"Ayo kenalan dulu, ini teman-teman baru kalian," kata jennar kepada keduanya.
Keduanya mengangguk mengiyakan ucapan Jennar
"Lo Candra kan? temen nya Panji?" tanya Joy antusias.
"Kalo yang bening kenal mulu heran," maki Amir pelan.
Joy sudah mendelik siap menghina.
Candra mengangguk mengiyakan, wajah tampan pemuda itu bahkan sudah menarik garis senyum.
"Hai gue Belli."
Uman dengan cepat menarik kerah baju belakang Belli agar gadis itu tak bisa maju, Belli yang tertarik kebalakang mendengus kesal ingin menggeplak pemuda tengil itu tapi gengsi dihadapan penghuni baru.
"Ini Bagas, kemarin ngekost di blok sebelah ya Gas?" ungkap Jennar memperkenalkan sang penghuni baru.
"Hai Bagas," sapa Anin dan Joy bersamaan sambil melambaikan tangan mereka.
Jennar sudah tepok jidat melihatnya, Amir sudah misu-misu sendiri.
"Silahkan kalau mau masuk ke kamar, mau beres-beres dulu nanti dilanjutin lagi aja ngobrolnya." kata Jennar kemudian.
Bagas dan Candra kompak mengangguk.
"Ayo gue bantu," kata Amir maju merangkul Candra dan Bagas bersamaan.
"Mulai cari mahoan baru," ejek Belli pelan.
"Pacar lu noh, baek-baek jangan gara-gara cowok cakep lu berdua putus," ejek Jennar cekikikan.
"AMIIRRR!!!" teriak Anin kesal.
Jennar dan Joy ngakak melihatnya, Raga sudah geleng-geleng sendiri bergidik ngeri membayangkan bagaimana dulu Amir selalu mengikutinya.
"Jangan-jangan pengalihan isu doang pacaran sama elu, biar gak ketahuan maho nya," ejek Joy terbahak kemudian berlari kencang menuju lantai dua.
"JOYYY CABE-CABEAN KETEMU GUE MATI LO!!!"
Lagi Jennar dan Raga hanya bisa tertawa ngakak melihatnya.
•Sang penghuni baru•
CANDRA*
BAGAS*
•End•
Fiuh akhirnya kelar juga hohoho...
Sebenarnya pengen di sad ending sih kemarin2 tapi gak siap nanti akak di caci maki para bucin rumah bougenville🧟♀️🧟♀️🧟♀️
Terima kasih sudah menemani cerita ini sedari awal,maaf kalau ada kurang disana sini dan gak bisa mewujudkan request kalian heheh.... i'm so sad for that,sorry♥️♥️♥️
Terima kasih sekali lagi,
Love u all
🙆🏻♀️🙆🏻♀️♥️♥️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top