ALANA SYAHNAZ
Siapa yang tidak kenal Alana syahnaz atau biasa dipanggil Alana atau si peri kapas?
Gadis dari jurusan Psikologi ini terkenal di seluruh penjuru kampus, memiliki wajah cantik dengan kulit seputih porselen serta otak cemerlang ditambah bentuk tubuhnya yang ideal menjadikan Alana sebagai salah satu Bunga Universitas Merdeka, ditambah Ayah dan Ibu nya adalah salah satu penyumbang terbesar di yayasan Merdeka.
Seperti kata Cowok cowok satu kampus Alana syahnaz adalah sosok istri ideal.
Cantik, baik dan kaya raya.
Terlahir dari keluarga pengusaha yang mengharuskan Alana untuk bersiap memimpin perusahaan Ayah dan Ibu nya suatu hari nanti, nyata nya Gadis cantik itu malah memilih Psikologi sebagai tujuan hidup.
Gadis ini baru saja menyusun skripsi, rencana nya jika berhasil lulus tahun ini maka Alana akan melanjutkan S2 bisnis manajeman__ Sesuai perjanjian dengan Ayah dan Ibunya__ di Belanda menyusul Adiknya yang sedang menimbah ilmu disana.
Cita cita Alana sederhana ia hanya ingin menjadi dosen atau ahli Psikometri mentok mentok ahli riset pikir nya, tapi tanggung jawab sebagai anak pertama harus menguburkan semua keinginan sang Peri kapas, tak mungkin dia melimpahkan tanggung jawab kepada Bryan sang Adik yang baru saja memasuki masa kuliah nya bahkan cowok tengil itu dengan bebas memilih seni musik sebagai jalan hidupnya.
Hanya Alana harapan Ayah dan Ibu nya untuk melanjutkan kerajaan bisnis kedua orang tua nya tersebut.
Maka setelah selesai wisuda nanti Alana akan langsung terbang ke Belanda meninggalkan masa remaja nya dengan kembali berkutat dengan ilmu baru dan tempat tinggal baru bahkan sekarang pun gadis cantik itu sudah menyicil bacaan nya tentang ilmu bisnis.
Alana tak bisa membayangkan pada akhirnya dia akan meninggalkan anak anak kosan yang sudah dianggap seperti keluarga nya. Hampir empat tahun hidup bersama bukan lah waktu yang muda untuk mereka saling mengerti memahami dan memberi semangat.
Walaupun terkenal jutek dan sedikit kasar ketika berbicara Alana adalah sosok peri untuk anak anak kosan, apalagi ketika akhir bulan tiba nama Alana akan menjadi seharum bunga mawar dengan embel embel 'Mbak pinjam duit ya ntar awal bulan gua ganti' ya sampai disini Alana paham kenapa dia dipanggil Peri kapas.
•
•
•
Alana mengernyitkan dahi dalam dalam dari tempat nya berdiri, sosok tampan berkemeja biru muda dengan topi berlogo Adidas itu melambai lambai ke arah nya.
Ibas datang dengan senyum merekah sehingga mata lelaki jangkung itu hampir saja tak tampak lagi.
"Ngapain kesini Bang?"
"Mau jemput lo," jawab Ibas ringan.
"Jemput dari Hongkong orang gue bawa mobil kok."
Ibas yang mendapat ocehan dari Alana hanya tekikik geli, Alana adalah tipe pembicara jujur sama seperti Jennar gadis ini tak akan segan segan mengutarakan pikiran nya ketika lawan bicara nya salah.
"Hahahhaha udah bawel temenin makan dulu ya Al Abang laper."
"Gue Dul bukan Al," maki Alana sedikit merengut.
Ibas yang mendengar nya malah tertawa ngakak memang kesukaan Ibas yang tak diketahui orang orang adalah bersikap menyebalkan membuat hal hal konyol yang menurut laki laki itu lucu lalu tertawa ngakak sendiri.
"Mana kunci mobil lo Dul? sini."
"Kampret," maki Alana dengan tatapan yang siap membunuh.
"Hahahahah ya Allah Dul ngeri Abang."
"Ini mah lo bukan mau jemput gue Upin ini nebeng nama nya," rungut Alana kesal. Sementara Ibas masih tertawa ngakak melihat reaksi Alana.
"Bawel banget si anak Hadiwijaya ini buset," kelakar Ibas gemes sementara tangan nya meraih pipi Alana mencubit nya pelan.
"Apaan sih Bang Ibas, sakit tau ntar gue baper mau tanggung jawab lo?"
"Yaudah baper aja Abang mah oke oke aja," ledek Ibas kepada Alana sambil menaik turunkan kedua alisnya.
Alana hanya mencibir melihat reaksi Ibas yang sudah seperti buaya darat yang biasa dijumpai Alana dipinggir jalan. "Kelakuan lo Bang, emang gak mau ngejar Jennar lagi?"
Pertanyaan Alana tadi melunturkan senyuman Ibas, pemuda tampan itu hanya menghela nafas nya berat.
"Gak lah saingan nya berat berat," ucap Ibas kemudian menoleh ke Alana. "Mau ngejar Alana aja lah."
Alana yang mendengar ucapan Ibas tersebut sontak melebarkan mata nya kemudian dengan sadis menampar tangan Ibas penuh dendam.
"Astaga Al sakit, ganas banget lu," rintih Ibas kemudian menjauhkan diri nya dari Gadis bar bar tersebut.
"Salah sendiri ganjen gak berhasil sama Jennar malah cari pelampiasan."
"Loh kan cari baru lagian sama Alana mah enak ntar kalau nikah gak perlu kerja wong istrinya tajir melintir begini kan," bisik Ibas tepat dikuping Alana kemudian dengan cepat memasuki mobil sebelum benar benar dihajar Gadis itu.
"Matre lo Bang najisin gue bunuh lo___" teriak Alana kasar.
Seakan sadar sedang diperhatikan seluruh Mahasiswa yang sedang berada dilingkungan parkiran kampus, dengan cepat Alana memasuki mobilnya dengan wajah yang terpaksa tertunduk, bisa hancur reputasi nya kalau lama lama berada disini.
"Alana," ucap Ibas tenang dengan sorot mata yang teduh lalu menoleh kearah gadis cantik itu. "Abang serius sama omongan Abang tadi, Abang mau ngejar Kamu."
Alana diam,
Tunggu,tunggu..
WHAT???KAMU!!!
Barusan Ibas memanggilnya dengan sapaan Kamu. Alana hanya menatap Ibas dengan curiga bahkan sebelah alis Gadis itu sudah terangkat tinggi.
"Bang kalau ini cuma prank gue hajar lo bodo amat lebih tua dari gua."
"Abang serius Al."
"Bang, please gua gak bisa ya diginiin ntar gua baper kan sialan."
Alana kaget ketika tiba tiba Ibas sudah menarik tangan nya yang membuat jarak diantara kedua nya semakin dekat bahkan nafas Ibas pun bisa Alana rasakan, dan tiba tiba saja pemuda tampan itu mencium Alana tepat dibibir nya.
Selama beberapa detik Alana merasakan jantung nya berhenti berdetak bahkan seperti kedua kaki nya ini meleleh.
Dengan cepat Alana menarik tubuh nya kembali dengan wajah yang semerah tomat gadis cantik itu memukul Ibas tepat dibibir pemuda tersebut.
"Gila ya Bang Ibas modus lo," maki Alana kasar.
Ibas kemudian menarik kedua tangan Alana agar gadis itu berhenti memukul nya.
"Bisa hancur bibir Abang Al," cicit Ibas sambil tertawa.
"Lo nya mesum sialan."
"Ntar gak bisa lagi nge sun kamu lo," goda Ibas dengan cengiran khas nya. Alana yang melihat hal tersebut sontak membulatkan mata lebar lebar.
"Astaga Bang Ibas lu kesambet dimana sih anjir!!! woiii setan keluar gak lo dari badan nya Bang Ibas."
"Alana please."
Alana diam memandang Ibas dengan wajah yang masih semerah tomat, jujur tak pernah terpikirkan oleh Alana kalau hal ini akan terjadi kepadanya apalagi dengan Ibas sang pemuda tampan incaran Ibu ibu komplek yang rebutan ingin menjadikan nya menantu.
"Kasih Abang kesempatan Al."
"Gua gak mau jadi pelarian Bang, gimana cerita nya lo suka Jennar tapi ngajak gue pacaran??"
"Kenapa semua cewek di kosan hamba tak pernah ada yang mengerti dengan kode kode yang diberikan lawan jenis nya ya Tuhan," ucap Ibas sambil kedua tangan nya mengarah ke atas seakan berdoa.
"Lebay!!! Sejak kapan Bang? sejak kapan lo suka sama gue? terus kenapa suka sama gue?"
"Emang kalau suka harus ada alasan Al?"
Alana menyipitkan mata nya sekarang malah Ibas yang bertanya kembali kepada nya.
"Kasih Abang kesempatan Al."
Alana sejenak terpana dengan tatapan mata Ibas yang teduh. Cowok ini kenapa sih Tuhan rutuk Alana di dalam hati, "kenapa disaat begini kok gua baru sadar dia cakep banget."
"Jangan malu malu gitu Al, kamu gak cocok begitu," ejek Ibas sambil tertawa.
"Apaan sih Bang."
"Gimana Abang dikasih kesempatan kan?"
Alana menelan ludah dengan cepat dengan gugup lalu memandang Ibas, "I-iya."
"Apa? Abang gak denger lo."
Alana menatap jengkel ke arah Ibas ingin rasanya mencolok bola mata hitam pria tersebut.
"IYA,PUAS!!" jerit Alana kasar.
Ibas hanya tertawa mendengar ucapan gadis cantik itu.
"Hufft akhirnya jauh jauh lo Abang ke kampus Kamu rela jalan kaki panas panasan untung gak item, bisa tidur nyenyak deh malam ini soalnya udah punya pacar sekarang," terang Ibas kepada Alana sambil tersenyum nyengir.
"Anak kosan jangan sampe ada yang tau dulu ya Bang, gue belom siap."
"Siap sayang," goda Ibas sedikit menoel pipi kekasih nya.
Alana hanya terdiam dengan senyum kaku tak menyangka hal seperti ini ada dihidupnya selain mendapatkan persetujuan tentang skripsi nya Alana juga mendapatkan kekasih sang teman kosan.
••••
Tiba dikosan Alana bergegas menuju kamar nya dilantai dua, melewati Jennar Anin dan Uman yang sedang berdiskusi tentang film india yang sedang mereka tonton.
"Tumben gak negor," celetuk Jennar heran melihat Alana yang langsung nyelonong masuk ke rumah bahkan gadis putih itu tak membuka alas kaki nya terlebih dahulu.
Dari luar ketiga orang tersebut bisa mendengar suara berat Ibas mengucap salam lalu bergabung duduk bersama ketiga adiknya sambil menyerahkan empat bungkus sate ayam yang bau nya sudah kemana mana.
"Wah tumben njirr dalam rangka apa nih," jerit Uman heboh setelah menerima bungkusan dari Ibas.
"Makan yang banyak kalian sengaja Abang beliin banyak biar kebagian semua."
"Wah," Anin hanya menjawab seadanya.
"Wah Bang Ibas terbaik deh," puji Jennar berbinar binar.
"Yaudah Abang mau bersih bersih dulu, bentar lagi magrib siap siap kalian."
"Iya Bang," jawab Jennar dan Anin serempak sementara Uman sudah menghilang kearah dapur.
"Hmm ada yang mencurigakan disini," bisik Anin kepada Jennar.
Jennar hanya mengerutkan kening nya seakan ingin menyatukan pikiran mereka berdua.
"Jangan-jangan," ucap kedua Gadis itu serempak.
"Gilaaaa!!!" jerit Jennar dengan mata yang melotot.
Kemudian kedua nya menyeringai dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"MBAK ALANA!!!" jerit kedua nya kompak. lalu
bergegas menaiki tangga menuju kamar sang tersangka.
❤️❤️❤️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top