Me before You




sama seperti hari melelahkan lainya, hari ini pun diandra masih bisa bernafas dan membuka matanya setelah terbelak semalaman, terbelak terbuka akibat telfon dari rumah memberi info bahwa dirinya harus pulang pada bulan depan.

pikiranya kembali bekerja dengan cepat, rumit sekali pikiranya hingga membuatnya demam tinggi dan memuntahkan isi perutnya yang kosong.

Akibat itu juga, diandra bisa datang tepat waktu pada pertemuan konselingnya karena ia tidak perlu merasa mengantuk karena dari awal dirinya tidak tidur, dan kali ini adalah pertemuan ke 4. hebat, hebat ini semua bisa berjalan 4 sesi.

mengunakan dress kuning muda serta mengkepang rambut hitam panjangnya sejadinya lalu mengelungnya tinggi dan menjepitnya dengan jepitan bunga yang ia dapat dari sebuah warung kecil di desa.

setelah dirasa penampilanya on point, diandra mengambil segagang payung di pojok lorong dekat pintu apartnya, mengambil sebuah sepatu hitamnya dan bergegas keluar.

bicara soal tidur, diandra  tidak pernah tidur dalam artian tidur sebenarnya. Iya, Tidur adalah suatu keadaan di mana kesadaran seseorang akan sesuatu menjadi turun, normalnya tidur manusia akan meningkat kualitasnya saat malam hari. Namun untuk diandra, tidur hanya sebatas memejamkan matanya, kesadaranya masih ada, telinga nya masih berfungsi berjaga dan otaknya masih harus bekerja memikirkan kecemasan lainya.

Tidur tidak pernah senyenyak itu semenjak kejadian tersebut.

[catatan terhapus]

[dialihkan pada catatan milik Anoraga]


_________



katanya, pada pertemuan kali ini akan menonton film bersama, dengan infokus yang menghadap ke tembok. Tidak ada kursi dan meja, mereka semua duduk di atas karpet empuk yang tersebar bantal bantal besar dan boneka di sekitar mereka. Cukup nyaman walau terlihat seperti kasur anak kecil.

kali ini untuk pertama kalinya juga, mereka mendapat tugas dari kak Ardian, untuk menrangkum isi dan makna film, pada akhir sesi mereka secara bergantian akan menjelaskan tentang apa yang mereka dapat.

adji menyarankan menonton film crimal atau horor saja, namun saranya di tolak mentah mentah oleh diandra yang tidak suka dengan film yang membuatnya menambah cemas, karena berkaitan dengan ganguan mentalnya akhirnya genre film itu di coret dari calon film yang akan mereka tonton.

Kak ardan menyarankan film Me before you, adji yang sebenarnya sudah tahu isi filmnya sedikit menyeringit tidak suka. namun sepertinya cezka menyukainya, katanya judulnya terdengar bagus, lalu ajun ikut sedikit tertarik, dan pada akhirnya mereka menonton film genre romantis sedih itu.

Adji duduk di pojok, di sebelahnya ada kak Ardian, diandra, cezka lalu ajun. kak ardian sejajar dengan cezka dan ajun yang sedikit menjorok maju, sedangkan diandra sedikit duduk di belakang sambil memeluk bantal yang menjadi senderanya.

adji membuka note pada ponselnya, mukanya serius bersiap untuk membuat rangkuman yang menarik dan bagus.

Seperempat film telah berjalan, adji terlalu fokus pada tugas. dirinya bolak balik menatap layar dan ponselnya, otaknya berfikir keras.

namun ketika kak ardian menoleh kepalanya sambil menepuk pundaknya dan berkata "nikmati saja filmnya, tugas utamanya adalah menonton film, merangkum urusan belakangan" bisiknya

setelah itu juga kak ardian pergi ke toilet sebentar.

karena kak ardian pergi ke toilet, tidak duduk pada tempatnya, adji jadi bisa melihat wajah cezka yang tersenyum sambil memandang layar ketika adegan romantis mulai di tayangkan.

Adji tersenyum kecut, lihat saja pada akhir cerita perempuan itu akan marah atau nangis mengetahui endingnya.

Setelah menoleh pada cezka, mata adji juga menangkap seorang perempuan yang sedang asyik tertidur.

Bibirnya tertarik ke atas, perempuan itu tidur meringkuk sambil memeluk boneka beruang yang besarnya setengah dari badanya, wajah nya yanv menghadap ke adji tampak tertidur pulas dengan ekpresi yang tenang.

mengingat betapa hitamnya eyebag yang perempuan itu tutup dengan makeup, adji jadi menebak nebak apa yang terjadi semalam pada perempuan itu, menangis semalaman atau berperang dengan pikiranya hingga pagi?

adji mendekatkan badanya pada perempuan itu, tampa maksud tertentu. Ia duduk di sebelahnya sambil bersila. Pandanganya beralih pada film di hadapanya, kembali fokus menonton agar dapat membuat ringkasan yang baik nanti di penghujung.

film terus berjalan, kak ardian datang namun duduk di sebelah ajun, jauh di pojok sana. Walau menontonya dengan serius, ketika tanda tanda bahwa film itu mempunyai ending yang buruk, adji masih pada emosi tadi pagi dan biasanya, tenang cenderung tidak ada perasaan yang berubah.

berbeda dengan cezka yang sudah menahan airmatanya sambil mengekerutkan alisnya. Atau ajun yang mulai tampak hanyut pada film.

"kaki nya kenapa?"

Suara yang bukan dari suara film masuk dalam telinga adji, di susul diandra yang sudah terbangun memandang kaki adji yang di lilit perban di dalam kain celananya yang sedikit terangkat.

sebenarnya pertanyaan dari diandra pada adji membuat seluruhnya ikut menoleh, terlebih pada adji yang terkejut.

"luka" balas adji singkat.

"Cepat sembuh ya" balas diandra lalu kembali memejamkan matanya. Setelah itu baru pandangan orang orang mulai tertuju pada layar kembali.

Adji masih menunduk, memperhatikan perempuan itu yang masih terlihat mengumpulkan nyawanya.

"Saya gak akan kasih tahu bocoran untuk tugas review filmnya" bisik adji pelan

Diandra ikut menatap manik mata adji samar samar, "aku gak minta juga"

"terus tugas kamu?"

"biarin aja, kak therapist juga gak bakal marah, paling paling dia cuman bisa senyum dan memaklumi"

sejujurnya, pembicaraan mereka ini dapat di dengar oleh semuanya, termasuk kak ardian.

Adji terdiam, apakah ia harus baik pada perempuan ini setelah penolakan kawan pada pertemuan sebelumnya? Atau mulai bersikap dingin seperti ia seharusnya memperlakukan lawan?

"ck. Suka menyepelekan tugas" cibir adji

"aku tidur lama?"

"lumayan"

"aku udah lama gak tidur, maksudku tidur senyenyak ini, aku sampai kaget, kirain aku sudah beneran mati. Memang tidur selalu senyaman ini ya adji?"

....

perasaan adji, mulai bercambur aduk menjadi satu.

ia harus mengambil peran apa? rasanya tidak etis melawan mahluk lemah seperti ini, namun terlalu menyebalkan jika di jadikan kawan.

"saya gak tau, tidur ya tidur" balas adji

untuk pertama kalinya, adji terlihat bingung memakai topeng yang mana, mengambil peran apa, dan bertindak sebagai apa.

_______

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top