14. The Process of Making Her Favorite Tea
Minum teh sudah jadi kebiasaan bagi banyak orang. Tiap negara punya cara khasnya sendiri-sendiri dalam menghidangkan teh. Namun, tahukah kamu, pucuk-pucuk daun teh itu melewati proses panjang sebelum layak terhidang di dalam cangkir atau teko tehmu?
Cara memproses daun teh agar siap diminum berbeda-beda, bergantung pada jenis teh yang akan dihasilkan. Ada beberapa jenis teh, dan berikut adalah jenis teh yang umum. Aku akan jelaskan jenis dan cara pengolahannya secara singkat.
Berdasarkan penanganan pasca panennya, produk teh dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis. Situs milik Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar di balittri.litbang.pertanian.go.id memaparkannya sebagai berikut.
Teh Hijau (Green Tea)
Teh hijau diperoleh tanpa proses fermentasi (oksidasi enzimatis). Pembuatannya dilakukan dengan cara menonaktifkan enzim fenolase yang ada dalam pucuk daun teh segar. Caranya yaitu pemanasan, sehingga oksidasi terhadap katekin (zat antioksidan) dapat dicegah.
Pemanasan dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan udara kering (pemanggangan/sangrai). Cara kedua adalah pemanasan basah dengan pemberian uap panas (steam). Pemanggangan daun teh akan memberikan aroma dan rasa yang lebih kuat dibandingkan dengan pemberian uap panas.
Cara pemanasan dengan pemberian uap panas memiliki kelebihan, yaitu warna teh dan seduhannya akan lebih hijau terang.
Proses pembuatan teh hijau di Tiongkok dilakukan dengan pemberian uap panas pada daun teh. Berbeda dengan proses pembuatan teh hijau di Jepang yang daun tehnya disangrai. Pada kedua metode tersebut daun teh sama-sama menjadi layu, tetapi karena daun teh ini segera dipanaskan setelah pemetikan, maka hasil tehnya tetap berwarna hijau.
Teh Hitam (Black Tea)
Teh hitam dikenal juga dengan nama teh merah. Orang timur biasa menyebutnya teh merah karena larutan teh yang dihasilkan dari teh ini akan berwarna merah. Lain lagi dengan orang barat yang menyebutnya teh hitam, karena daun teh yang digunakan untuk penyeduhan biasanya berwarna hitam.
Teh hitam merupakan jenis teh yang paling banyak diproduksi di Indonesia. Indonesia termasuk lima besar pengekspor teh hitam di dunia.
Teh hitam diperoleh melalui proses fermentasi. Fermentasi yang dimaksud tidak menggunakan mikrobia sebagai sumber enzim. Fermentasi dilakukan oleh enzim fenolase yang terdapat di dalam daun teh itu sendiri. Pada proses ini, sebagian besar katekin dioksidasi menjadi teaflavin dan tearubigin, suatu senyawa antioksidan yang tidak sekuat katekin.
Teh hitam merupakan daun teh yang paling banyak mengalami pemrosesan fermentasi, sehingga pengolahan teh hitam dapat dikatakan dilakukan dengan fermentasi penuh.
Dilansir dari situs beritabaik, proses pengolahannya melalui beberapa tahap.
Tahap pertama, daun diletakkan di rak dan dibiarkan layu selama 14 sampai 24 jam. Kemudian daun digulung dan dipelintir untuk melepaskan enzim alami dan mempersiapkan daun untuk proses oksidasi. Pada tahap ini daun tersebut masih berwarna hijau.
Setelah proses penggulungan, daun siap untuk melalui proses oksidasi. Daun diletakkan di tempat dingin dan lembab, kemudian proses fermentasi berlangsung dengan bantuan oksigen dan enzim.
Proses fermentasi memberi warna dan rasa pada teh hitam. Lamanya proses fermentasi sangat menentukan kualitas hasil akhir. Setelah itu, daun dikeringkan atau dipanaskan untuk menghentikan proses oksidasi demi mendapatkan rasa serta aroma yang diinginkan.
Teh Oolong (Oolong Tea)
Jenis teh oolong masih kalah populer jika dibandingkan dengan seniornya, jenis teh hijau atau teh hitam. Kebanyakan daun teh oolong dihasilkan dari perkebunan teh di Cina dan Taiwan.
Akan tetapi, teh oolong mulai populer dan dilirik pengusaha pabrik teh. Saat ini teh oolong juga telah banyak diproduksi di Indonesia, seperti Jawa Oolong, Olong Bengkulu, dan Olong Organik Banten.
Oolong dalam bahasa Cina berarti naga hitam, karena daunnya mirip naga hitam kecil yang tiba-tiba terbangun ketika diseduh.
Teh oolong diproses secara semi fermentasi dan dibuat dengan bahan baku khusus dan varietas tertentu seperti Camellia sinensis yang memberikan aroma khusus.
Proses pembuatan dan pengolahan teh oolong berada di antara teh hijau dan teh hitam. Teh oolong dihasilkan melalui proses pemanasan yang dilakukan segera setelah proses penggulungan daun, agar menghentikan proses fermentasi. Makanya, teh oolong disebut juga teh semi fermentasi.
Bahan baku teh oolong diambil dari tiga daun teh teratas yang dipetik tepat pada waktunya, yaitu saat tidak terlalu muda, tetapi juga tidak terlalu tua. Teratas ini bukan rangkingnya, ya, tapi posisi pucuk daunnya... hehe.
Langkah pertama pengolahan teh oolong adalah daun dibiarkan layu selama beberapa jam dibawah sinar matahari dalam waktu kurang dari satu hari.
Setelah daun layu, daun diaduk untuk mengeluarkan tetes kecil air dari daun, sehingga proses oksidasi bisa dimulai.
Ketika daun terpapar udara, maka akan berubah warna menjadi lebih gelap.
Lamanya waktu daun mengalami oksidasi tergantung dari jenis oolong. Beberapa jenis hanya 10 persen teroksidasi, sedangkan yang lain bisa sampai 50 persen teroksidasi.
Daun teh kemudian dipanaskan agar kering dan untuk menghentikan proses oksidasi.
Teh Putih (White Tea)
Teh putih merupakan jenis teh yang tidak mengalami proses fermentasi sama sekali.
Proses pengeringan dan penguapan dilakukan dengan sangat singkat. Teh Putih diambil hanya dari daun teh pilihan yang dipetik dan dipanen sebelum benar-benar mekar.
Teh putih terkenal sebagai dewanya teh karena diambil dari kuncup daun terbaik dari setiap pohonnya. Saat dipetik, kuncup daunnya masih tertutup seperti rambut putih yang halus, sehingga hasil olahannya disebut dengan teh putih.
Daun teh yang dipetik adalah pucuk daun yang muda, kemudian dikeringkan dengan metode penguapan (steam dried) atau dibiarkan kering oleh udara (air dried).
Daun teh putih adalah daun teh yang paling sedikit mengalami pemrosesan dari semua jenis teh, sementara teh jenis lain pada umumnya mengalami empat sampai lima langkah pemrosesan.
Dengan proses yang lebih singkat tersebut, kandungan zat katekin (antioksidan) pada teh putih merupakan yang tertinggi, sehingga mempunyai khasiat yang lebih ampuh dibandingkan dengan teh jenis lainnya.
Pucuk daun muda (kuntum daun yang baru tumbuh) tidak dioksidasi; pucuk-pucuk ini dihindarkan dari sinar matahari demi mencegah pembentukan klorofil. Jumlah hasil produksi teh putih ini lebih sedikit dibandingkan dengan teh jenis lain. Sehingga, teh putih ini pun menjadi lebih mahal daripada teh jenis lainnya.
Selain empat jenis teh di atas, olahan teh yang unik pernah juga aku temukan di Gunung Puntang, Jawa Barat. Petani kopi Puntang, Mang Ayi Sutedja, sempat memberiku olahan 'teh' dari daun kopi ketika aku berkunjung ke kebunnya. Di lain waktu, temanku juga pernah dapat oleh-oleh teh bunga rosella. Jadi, sebenarnya banyak olahan teh yang dapat kita nikmati. Belum lagi jenis teh lain yang dikembangkan pabrik-pabrik. Pencinta teh bisa terpuaskan dengan mencoba berbagai macam teh. Lalu, teh yang mana yang jadi kesukaanmu?
Topik: Proses pembuatan sesuatu
Referensi
https://www.beritabaik.id/read?editorialSlug=gaya-hidup&slug=1563171725536-intip-proses-pengolahan-4-jenis-teh-di-indonesia-yuk
http://sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/buletin/53-buletin-nomor-6-tahun-2012/246-teknologi-pengolahan-teh-dan-manfaat-minum-teh
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top