Chapter 7 : Determination and Jealousy
"Nii-san!! Nii-san!!!" Panggil seorang remaja dengan nada panik ketika dirinya mendapati sosok kakaknya tak sadarkan diri di teras rumah. "Iori, Watashi akan membawa Mitsuki ke dalam" pria bersurai pirang dengan cepat menggendong 'Mitsuki' yang sepertinya kehilangan kesadarannya.
.
"Kurasa tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan tentang Izumi-san" seorang bersurai cream berjalan keluar dari kamar, atau kita kenal dirinya sebagai Natsume Minami. "Namun, aku tidak tahu apa yang membuat Izumi-san tidak sadarkan diri. Ini terasa janggal" imbuh Minami sambil memasang pose berpikir. Iori dan Nagi yang masih terjaga malam itu juga ikut berpikir. "Aku juga memikirkan hal yang sama, Natsume-san" Tanggap Iori, "but, siapa pelakunya. Mitsuki orang yang baik desu, tidak mungkin ada yang menyimpan dendam padanya." Imbuh Nagi dengan logat anehnya tersebut, "Untuk saat ini, kita awasi terlebih dahulu perkembangan kondisi Izumi-san. Jika memang keadaannya memburuk, kita harus memberitahukannya kepada yang lainnya" Tegas Minami, diangguki oleh Iori dan Nagi.
Dari arah tangga Tenn terdiam menatap mereka bertiga, menunggu mereka bertiga masuk ke dalam kamar. Beberapa saat kemudian mereka bertiga masuk.
"Kerja bagus, dengan kekuatan ini kau bisa melindungi 'adikmu' sekarang"
"Apa kau yakin? Cara ini bisa membuatku lebih kuat dan bisa melindungi Riku?" Tenn berbicara pada dirinya sendiri, seolah berbicara dengan seseorang. "Jika itu yang dirimu mau, akan kulakukan. Asalkan jangan lupakan perjanjian kita. Kau pionku sedangkan aku adalah rajamu" imbuhnya mulai berjalan memasuki kamar miliknya. "Baiklah, Tuanku".
Tenn memasuki kamarnya dan terkejut, tidak ada sosok adiknya yang sedang tidur disana. Ia sedikit terkejut setelah mendengarkan percakapan seseorang diluar.
"Tumben sekali kau tidak ingin tidur sekamar dengan Kujou"
"Gomenasai~ Yamato-san, aku tidak bisa tidur, aku terlalu memikirkan banyak hal"
"Baiklah, kau bisa tidur di kamar Onii-san, Onii-san akan menemanimu sampai tertidur"
"Yatta!! Arigatou Yamato-san"
Sungguh mengejutkan, Tenn menggigit bibir bawahnya. Ia tidak pernah menyangka adiknya tersebut mulai menjauhinya sekarang. "Hei! Apakah kau melakukan sesuatu pada Riku?!" Tanya Tenn emosi kepada dirinya sendiri. "Tidak tuanku, mungkin kau harus mengawasinya sekarang" Tenn terdiam, "mungkin saja ia memiliki rencana untuk mulai menjauhi dirimu, Tuanku" Tenn mulai merasakan kecemburuan, entah kenapa rasa kecemburuannya tersebut menyebar dan seakan mengendalikan dirinya. Didalam dirinya seakan mengatakan sesuatu yang membuat dirinya semakin tenggelam ke dalam perasaan cemburu. "Mulai besok, aku akan mengikuti Riku. Aku harus tahu apa yang ia rencanakan" Tenn mulai membuat rencana, untuk mengikuti adiknya sendiri besok.
RPG Game
.
by:
.
Acha_Kimari32
"Are? Dimana Riku?" Yamato yang baru saja bangun tidur dan tidak menemukan sosok 'center' di ranjang sampingnya tersebut. "Nanase-san pergi pagi-pagi sekali tadi, aku ingin menghentikannya namun ia bersikeras pergi" Iori yang sedang menyiapkan sarapan menjawab pertanyaan Yamato. "Souka---" Yamato melirik Gaku yang ada di sofa tak jauh dari posisinya saat ini. Memberi isyarat jika rencana 'Riku' mulai memasuki tahap satu, dan mereka juga harus mengawasi 'Tenn'.
Dan beberapa menit setelah itu, Tenn turun dari tangga dengan setelan pakaian yang biasa ia gunakan untuk bekerja sebagai pemburu monster. "Tenn? Kau mau kemana?" Tanya Gaku dari arah sofa, Yamato yang ada disampingnya sepertinya juga ingin menanyakan hal yang sama. "Ada urusan sebentar" Ujar Tenn dengan dingin, Gaku dan Yamato yang pertama kali mendengarnya langsung terkejut. Inikah Kujou Tenn yang mereka kenal? "Oi!! Tenn?!!" Panggil Gaku kearah Tenn yang sudah pergi keluar duluan tanpa menjawab alasan yang jelas kemana ia pergi. "Gawat!! Kita harus mengikutinya juga, Nikaido!" , "Aku tau maksudmu Yaotome" mereka berdua dengan cepat keluar menyusul Tenn. Meninggalkan Iori dan anggota lainnya yang masih tidur. "Are? Yaotome-san? Nikaido-san?" Iori yang baru saja berbalik ke arah sofa tidak menemukan dua sosok Leader dari 2 grup yang berbeda, padahal ia baru saja selesai membuatkan Teh untuk mereka. "Teh-nya mubazir jika begini" Ujarnya mulai meletakkan cangkir Tehnya ke nampan dan beralih membawanya ke kamar kakaknya.
.
.
Beralih ke Riku yang kini sudah didepan pintu pondok milik Mizu. Ia datang dengan tujuan untuk bertanya pada Katie Hydrega yang merupakan kakak tiri dari pendahulu 'Twins Sword Ledfre's'.
Riku mulai mengetuk pintu, beberapa detik kemudian sosok pria bersurai lemon membukakan pintu pondok tersebut. "Nanase?" Ucapnya terkejut, tak lama ia membuka lebar pintunya menarik Riku masuk dan menutupnya. "Katie-san?" Riku yang bingung dengan kelakuan pria dihadapannya terpaksa bertanya. "Aku merasa ada aura jahat yang mengikutimu" ujarnya dengan perasaan takut, ia seperti mengetahui aura tersebut berasal dari mana. "Aa---Katie-san, kau mengenal Tenma-san dan juga Rai-san bukan?" Tanya Riku, Katie terdiam seketika. Kedua nama yang begitu familiar tersebut membuat memori lamanya mulai berputar menciptakan sebuah atmosfer penuh dengan kenangannya dengan kedua adiknya tersebut.
"Kau mengetahuinya dari siapa?" Tanyanya masih dengan wajah terkejutnya. Riku seketika mengukir sebuah senyum, "Rai-san, aku mengetahuinya dari Rai-san" Katie menatap sendu Riku, momen ini seperti sudah ditakdirkan, dan Katie sendiri sudah menunggu momen ini selama hampir setengah abad lamanya.
.
"Jadi ada perlu apa datang kemari, Riku?" Katie bertanya, kini ia memanggil remaja disampingnya dengan nama depannya. "Aku hanya ingin bertanya, bagaimana cara memurnikan jiwa yang sudah dikendalikan oleh 'darkheart' " Riku bertanya sambil menunduk, ia sejujurnya takut jika ia tidak segera bertindak maka kakaknya akan semakin tenggelam dengan kegelapan. "Aku kurang tahu masalah seperti itu, Riku. Maaf tidak bisa membantumu" jawab Katie dengan raut kecewa, "tidak apa-apa, mungkin aku harus bertanya dengan yang ahlinya sekarang, terima kasih sudah memberitahuku tentang 'mereka' Katie-san" Riku berdiri dari posisi duduknya, beranjak dari sana menuju pintu. Sebelum membuka pintu ia mengucapkan sesuatu, lalu keluar dari sana. Katie hanya bisa terdiam, Katie sudah hidup lebih dari 500 tahun hanya bisa tersenyum menanggapi ucapan singkat Riku.
Katie memberi tahukan sebuah informasi dari masa lalu yang sangat jarang, atau mungkin tidak ada yang tahu kepada Riku. Riku menyimaknya dengan teliti, dan sesekali terkejut dengan penuturan Katie.
Flassback~
"Jadi? Rai-san pernah mengalami hal yang sama dengan Tenn-nii. Maka dari itu ia memperingatkanku bahwa Tenn-nii---" Riku menghentikan kalimatnya, ia hanya tidak bisa percaya bahwa cara untuk mensucikan jiwa seseorang harus mengorbankan banyak kekuatan. "Tenma memang berhasil mengatasi Rai, namun hal tersebut membuat penyakitnya semakin parah dan sebelum perang 500 tahun lalu berakhir dengan penyegelan Gyusa, ia sudah dulu tiada di tangan para pasukan kegelapan" Katie kembali menjelaskan kejadian di 500 tahun lalu.
"Souka, terima kasih atas informasinya Katie-san. Walaupun ini sulit, aku harus menyelamatkan Tenn-nii---jika tidak kegelapan akan menguasainya." Riku membulatkan tekadnya, Katie yang ada disampingnya hanya mengukir senyum tipis. Sebelum akhirnya Riku berpamitan untuk pergi.
Flassback off~
Katie terkejut dikala pintu didobrak secara kasar dari luar. Begitu menyeramkan, Katie melihat kegelapan dimana-mana, dan seolah mencekiknya tanpa belas kasihan.
"Aku akan membunuhmu, Katie Hydrega"
.
.
Beberapa jam yang lalu~
"Bukankah ini jalan menuju rumah Katie Hydrega?" Remaja bersurai merah muda yang diketahui sedang mengikuti Riku, adiknya sendiri. "Mungkin dia ingin menemui Katie Hydrega, orang yang Baru saja kau sebutkan tadi" suara seseorang terlihat terdengar bicara namun sosoknya tak terlihat, hanya ada Tenn disana. "Riku? Bertemu Katie Hydrega? Apa sebenarnya rencanamu Riku??" Ujar Tenn penasaran, ia sungguh penasaran dengan rencana adiknya tersebut. "Atau mungkin, dia berencana untuk menghindarimu, Tuanku?" Ucapan asal-asalan seseorang membuat Tenn kesal lalu menggigit bibir bawahnya. "Diam kau!! Riku tidak mungkin menghindariku seperti itu!!" Tenn mengelak keras ucapan darinya. "Baiklah, terserah kau saja, Tuanku" ujarnya lalu ia menghilang.
"Cih!" Tenn mendecakkan lidahnya ketika sosok didalam dirinya tersebut menghilang. Tenn memilih tidak mempercayai perkataannya, karena ia tahu sosok adiknya tidak akan pernah bisa lepas darinya. Tenn mendadak membulatkan matanya ketika sosok adiknya keluar dengan senyuman yang ceria, melambaikan tangannya ke arah sosok bersurai lemon yang diketahui adalah 'Katie Hydrega'. Tenn menggigit bibir bawahnya dengan emosi yang memuncak, apakah adiknya mengkhianati dirinya? Ataukah, Riku dalam pengaruh sihir dari sosok bersurai lemon tersebut? "Kubunuh..."
"Akan kubunuh siapapun yang membuat Riku dalam bahaya..." Tenn sudah termakan api cemburu, ia tidak terima jika adiknya lebih ceria dengan orang lain selain dirinya sebagai kakak kembarnya.
"Apa kau akan membunuhnya, Tuan?"
"Tentu saja, bantu aku.. Vin"
"Aku akan membantumu, apapun keinginanmu Tuan Tenn"
Tenn sudah melangkah jauh kedalam kegelapan. Kegelapan dirinya sudah hampir mencapai puncak, kecemburuan sudah menguasai dirinya sepenuhnya. Tenn sudah menjadi sosok lain karena sosok kegelapan bernama 'Vin' yang mengendalikan Jiwa dan Emosi milik Tenn. Kegelapan tidaklah memiliki kelemahan, namun cahaya adalah musuh terbesar kegelapan. Selama masih ada cahaya, kegelapan akan kalah di tangan cahaya.
Saat ini~
"Kuj---Tenn-kun?! Apa yang... Akh!!" Belum menyelesaikan kalimatnya, Katie sudah dicekik oleh remaja bersurai merah muda dihadapannya. "De-dengarkan.. Penjelasan ku dulu... Kau sedang dikendalikan kegelapan!! Riku-kun khawatir denganmu! Jadi--¡!!" Tenn sudah menebas tubuh pucat Katie, darah dimana-mana. Katie sudah terkapar lemas hanya dengan sekali tebasan dari Tenn, mungkin kalian tahu apa penyebabnya, ya Kegelapan. "Diam kau!! Kau pasti merencanakan sesuatu terhadap Riku!! Aku tidak akan memaafkanmu!" Tenn yang sudah tenggelam dalam kegelapan dan kecemburuan tidak bisa mengendalikan Jiwa dan emosinya sendiri. Kegelapan dari diri Tenn, Vin sepertinya sedang mengukir senyum sekarang kini kendali tubuh Tenn hampir mencapai 100% di tangannya, hanya perlu beberapa hari ia bisa mengendalikan tubuh, jiwa dan emosi Tenn sekaligus.
"Tenn-kun... Dengarkan perkataanmu ini sekali saja. " Katie yang sudah diambang batas kini mencoba membuka celah diantara kegelapan yang mengendalikan tubuh Tenn.
"Riku-kun akan sedih melihatmu melakukan ini---"
Tenn terkejut, dan disaat yang bersamaan juga Katie telah tumbang. Tenn melupakan suatu hal dimana, Riku akan membenci siapapun yang melukai teman terdekatnya. Dan kini Tenn membunuh seseorang? Apakah Riku akan membenci sekarang? Kini pikiran Tenn bimbang, ia sudah memasuki mode dimana jiwanya sudah mulai dikendalikan oleh kegelapan.
"Kendali penuh, sudah ku dapatkan"
.
.
"Aizuma-san?!!" Remaja bersurai crimson berteriak lantang ke arah pondok kecil yang sudah agak reyot, memanggil nama seseorang. Tak lama seorang pria keluar dari sana. "Siapa sih ya---Aa!!" Pria yang keluar tersebut awalnya menggerutu siapa yang mengusik ketenangannya dikediamannya, namun ia malah terkejut mendapati sosok remaja bersurai crimson yang pernah ia selamatkan tempo hari.
"Kau... Nanase-kun?" Pria bersurai hitam tersebut memastikan nama remaja dihadapannya, disaat remaja dihadapannya mengangguk ia menghela nafas. "Jadi, ada masalah apa sampai datang kemari. Penerus 'Twins sword Ledfre's' " Aizuma mengutarakan sebuah pertanyaan langsung kepada 'Riku'. "Maaf mengganggumu Aizuma-san, namun... Aku perlu bantuanmu untuk menyelamatkan jiwa Tenn-nii. Jika terlambat Tenn-nii bisa tenggelam dalam kegelapan selamanya"
.
Kini Tenn berjalan menyusuri jalan setapak daerah perdagangan Kota Windner, beberapa kali ia menabrak seseorang namun ia terus berjalan. Manik merah muda miliknya tampak kosong. Telapak tangannya tak henti meremas sebuah benda. Yaitu sebuah kristal berwarna hitam pekat. Tenn berhenti disaat ia sudah mencapai tujuannya, yaitu Rumah Torisaka Aizuma, mungkin lebih tepatnya adalah targetnya selanjutnya.
"Maaf Tuanku, sekarang aku akan menjadi rajamu dan kau pionku" sang kegelapan, Vin terdengar begitu senang dengan tubuh barunya tersebut. Walaupun tubuhnya kecil, ia berhasil mengendalikan penerus 'Twins Sword Ledfre's' yang merupakan satu-satunya kekuatan yang dapat menyegel kegelapan, dengan begini Vin yakin kegelapan tidak akan dapat disegel kembali.
.
Beberapa jam yang lalu~
"Maaf mengganggu waktumu Aizuma-san" Riku meminta maaf, Aizuma hanya menggeleng. "Kau datang ke tempat yang tepat jika berurusan dengan kegelapan. Karena aku seorang pemilik elemen kegelapan." Ucap Aizuma beralih ke mode serius, "aku sudah tahu itu, Aizuma-san. Karena itu aku kemari" Aizuma sedikit tersentak, apakah remaja dihadapannya ini sudah mengenalnya? "Yah, kita kesampingkan masalah itu dulu, kita ke inti terlebih dahulu. Kau bilang jika kakakmu Kujou-kun dalam kendali kegelapan bukan?" Aizuma memperjelas tujuan Riku bertemu dengannya, Riku mengangguk. "Aku sudah mempersiapkan diriku dengan segala resiko yang menimpaku jika harus menyelamatkan Tenn-nii" Riku meremas pakaiannya sendiri, ada rasa sesak di dadanya namun itu bukan penyakitnya melainkan rasa sakit yang dirasakan oleh kakaknya.
"Aku mengerti jika dirimu ingin menyelamatkan Kujou-kun, resiko yang paling ringan hanyalah kehilangan setengah kekuatanmu. Lalu---" Aizuma menghela nafas sebentar, Riku terlihat serius saat ini. "---resiko terbesarnya adalah, kau akan kehilangan seluruh kekuatanmu." Riku tersentak. "Seluruh kekuatanku?" Riku mengulang kalimat Aizuma, "benar, melawan kegelapan tidaklah muda untuk seseorang yang tidak memiliki elemen cahaya, yaitu musuh kegelapan sendiri. Walaupun begitu, kita tetap bisa melawan kegelapan dengan mengorbankan kekuatan kita sendiri sebagai timbal balik keselamatan seseorang yang telah dikuasai kegelapan." Ucapan Aizuma membuat Riku bimbang, ia memang sudah tahu resiko nya. Namun, ia tidak bisa terus membiarkan kakaknya menderita ia harus bertindak.
"Aku akan melakukannya!"
"Apa kau sudah tidak waras?! Hal ini mengorbankan seluruh kekuatanmu, bahkan setengah kehidupanmu?!!" Teriak Aizuma kepada Riku, Riku menatap manik hitam pekat milik Aizuma. "Walaupun begitu, aku akan tetap menyelamatkan Tenn-nii." Riku sudah membulatkan tekatnya. "Sebelum itu aku punya permintaan" Aizuma terdiam mendengar ucapan Riku, Aizuma hanya bisa menghela nafas dan mengukir senyum "akan aku lakukan", Riku mengukir senyuman cerianya "Arigatou Torisaka Aizuma-san".
.
Saat ini~
Riku kini tepat dihadapan Tenn, yang kini sudah dikendalikan oleh wujud kegelapan bernama 'Vin'. "Owh, kau pasti adik dari tubuh ini bukan." Vin terlihat mengoceh, Riku terus menatap manik kakaknya yang kini terlihat kosong dan juga gelap. "Namamu Vin ya? Berani sekali kau menyakiti Tenn-nii dan mengambil alih tubuhnya" Ujar Riku dengan nada kesal, sepertinya ia sedang marah. "Wah, sepertinya kau sedang marah." Vin mengukir sebuah seringai, dan menatap tajam Riku.
"Bagaimana jika kita membuat kesepakatan, Vin?" Riku sudah membulatkan tekadnya untuk mengajukan kesepakatan terhadap Vin. "Kesepakatan, yah? Huh... Aku tidak tertarik jika imbalannya sekecil kerikil." Vin memutar bola matanya malas, Riku menggigit bibir bawahnya. "Imbalannya cukup besar, mungkin seharga batu permata. Apakah kau menerima kesepakatannya, Vin?" Vin menatap Riku dengan tatapan yang sulit diartikan, lalu ia mengukir senyuman. "Wah, apakah yang seharga batu permata itu?" Vin dibuat penasaran. "Namun, lepaskan Tenn-nii jika kau menginginkannya" Vin terkejut, ternyata pemuda dihadapannya sangat ahli dalam merundingkan sesuatu. "Heh... Aku setuju. Namun kau harus menerima kesepakatanku juga." Vin menunjuk Riku fengan jari telunjuknya. "Bertarung lah satu, lawan satu denganku Nanase Riku" Riku menelan air liurnya sendiri, sudah ia duga kesepakatan ini akan berakhir dengan sebuah duel. "Baiklah aku terima kesepakatanmu Vin" Riku terlihat serius, Dilain sisi Vin menyeringai, dan secara bersamaan mereka memunculkan pedang mereka masing-masing dan memulai duel.
.
.
Dilain sisi~
*Pagi setelah Riku, Tenn, Yamato dan Gaku pergi.
"Are? Yaotome-san? Nikaido-san?" Iori yang baru saja berbalik ke arah sofa tidak menemukan dua sosok Leader dari 2 grup yang berbeda, padahal ia baru saja selesai membuatkan Teh untuk mereka. "Teh-nya mubazir jika begini" Ujarnya mulai meletakkan cangkir Tehnya ke nampan dan beralih membawanya ke kamar kakaknya.
Iori berencana memberitahukan keadaan kakaknya setelah semuanya sudah berkumpul bersama. Pekerjaan terus datang, karena kekuatan baik cara bertarung ataupun strategi. Yang lainnya sering dipanggil menuju Adventure Guild untuk menjalankan misi yang sudah ditentukan. Karena Itu, Iori memilik menunggu, dan kini Hanya dirinya dan Minami yang mengetahui fakta tentang kondisi Mitsuki.
Iori membuka pelan kamar kakaknya, Mitsuki terlihat duduk di kursi menatap keluar jendela. Iori bertanya-tanya apa yang sedang dipikirkan oleh kakaknya tersebut. "Nii-san?" Iori memanggil Mitsuki, dan dengan perlahan Mitsuki menolehkan kepalanya ke arah Iori namun ada yang aneh.
"Aa---Iori. Kau membawakan teh untukku ya? Arigatou~" Iori bahkan terlihat terkejut, walaupun ia sudah mengalaminya kemarin. Ekspresi kakaknya seakan direnggut, ia terlihat lesu bahkan tidak bertenaga sama sekali. Iori ingin sekali mencari tahu apa yang terjadi dengan kakaknya, namun... Kakaknya melarangnya. "Kau masih memikirkannya?" Suara Mitsuki yang terdengar berbeda membuat Iori sedikit tersentak. "Maaf Nii-san. Aku tidak bisa berhenti memikirkannya, kondisi Nii-san saat ini bahkan seseorang yang tega melakukan ini pa--", "Sudah kubilang bukan, tidak apa-apa." Iori tersentak untuk yang kesekian kalinya, apakah sifat kakaknya seperti ini sebelumnya? Tidak... Dirinya yakin, ada pelaku dibalik ini semua.
"Sihir milik Izumi-san terlihat lemah, ini aneh... Apakah ia terlalu memaksakan diri saat menjalankan misi?"
"Itu tidak benar Natsumeshi~ Mitsuki tidak terlalu terlihat memaksakan diri, ia hanya memberi komando kepada pemburu yang lainnya dan sesekali menyerang beberapa monster kecil saja desu"
"Ini aneh, inilah kenapa aku sebut janggal. Bagaimana menurutmu?"
"Aku tidak tahu Natsume-san"
"Baiklah, untuk saat ini kita rahasiakan keadaan Izumi-san sampai kita bisa menemukan celah dibalik kondisi Izumi-san saat ini"
"Hai'/ okey"
Minami bisa dibilang satu-satunya pemilik sihir healing di antara 3 grup yang lainnya. Ia bisa mendeteksi keadaan seseorang hanya dengan melihat tingkat sihir pasien ataupun keadaan fisik pasien. Minami memang sengaja tidak memberitahukan sihirnya tersebut kepada teman grupnya ataupun yang lainnya. Ia yakin, sihirnya akan berguna disaat tertentu. Iori juga merahasiakan tentang kekuatan miliknya yang sebenarnya, maka dari itulah Iori memilih diam saja.
Iori meletakkan nampan yang ia bawa di meja dekat dengan tempat dimana kakaknya duduk, Iori memegang tangan kakaknya dan setelah itu tubuh Iori terlihat mengeluarkan sedikit cahaya berwarna biru. Itu benar, Iori memberikan sedikit sihirnya kepada Mitsuki. Dengan begini Mitsuki dengan perlahan bisa pulih, atau mungkin tidak. "Seperti biasa, Iori selalu begini" Mitsuki mengukir senyum tipis, Iori membalasnya. Walaupun kakaknya terlihat sehat sebenarnya... Ia tidaklah baik-baik saja.
Iori pernah bertanya seputar hal ini kepada Alone disaat mereka tidak sengaja bertemu di perpustakaan tempo hari.
"Alone-san? Apakah aku boleh bertanya padamu?"
"Eh? Tentu saja tanyakan padaku!"
"Apa yang terjadi jika sihir kita diambil secara paksa, maksudku---"
"Aa--mungkin sekarat"
"..."
"Didunia ini, semua orang memiliki sihir dan elemen mereka masing-masing. Jika milik mereka dirampas ataupun dicuri secara paksa tentu saja mereka akan sekarat. Seperti halnya kehilangan setengah jiwa mereka. Tanpa sihir mereka tidak akan bisa bertahan"
"...terima kasih penjelasannya Alone-san, akan kuingat-ingat."
"Hum! Tunggu!! Kenapa kau bertanya seputar hal mengerikan begitu!!!"
"Maaf, aku hanya penasaran saja"
"Penasaran m*tamu!! Ini hal sensitif bagi semua orang, jangan bicarakan sembarangan!"
"...baiklah"
Iori selalu mengingatnya, bahkan sampai hari ini. Dan kini hal tersebut sungguh dialami olehnya, dan seseorang yang paling ia sayangilah yang mengalaminya. Sungguh menyedihkan. Iori tersentak disaat suara pintu terbuka terdengar, ia menoleh dan mendapati Minami yang masuk lalu menutup kembali pintu tersebut.
"Natsume-san?" Guman Iori pelan, "bagaimana keadaan Izumi-san?" Tanya Minami. "Sesuai petunjuk Natsume-san, aku memberikan sedikit sihirku untuk memulihkan sihir Nii-san." Ucapan Iori disimak dengan baik oleh Minami. "Kurasa cara ini berhasil, hanya saja aku tidak yakin. Apakah cara ini akan terus bekerja, dan apakah keadaan ini bisa bertahan?" Ujar Minami dengan pose berpikir. Kini Minami menatap keseluruhan tubuh Mitsuki, sihir yang ia lihat memang sedikit lebih banyak dibandingkan disaat pertama kali ia melihat kondisi Mitsuki tempo hari.
"Kurasa, kita memerlukan bantuan seseorang saat ini" Minami berujar sambil menatap Iori, Iori terdiam sejenak "Julius... Apa aku benar Natsume-san?" Minami mengangguk sebagai tanda jawaban terhadap ucapan Iori.
"Aiko Julius. Ia merupakan pengguna sihir healing paling kuat di daerah kota Windner, dan ia juga merupakan istri dari Julius-sama, yaitu 'Pendekar Es' yang menjadi pahlawan di kota Windner. Iori terdiam sejenak, memang benar saat ini ia membutuhkan koneksi dari Alone... Namun dibenaknya ia berpikir.
'apakah ini pilihan yang baik?'
'apakah ini jalan terbaik?'
'apakah tidak apa-apa tidak memberitahukan yang lainnya soal ini?'
'apakah tidak apa-apa jika ia sedikit memanfaatkan koneksi temannya tersebut?'
"Jangan terlalu dipikirkan.. itu akan membebaniku. Lagipula, ini adalah pilihan yang terbaik." Ucapan Minami benar, Iori hanya mengangguk lalu membungkukkan badan dan keluar tanpa suara apapun.
"Maaf merepotkanmu, Minami." Minami menatap Mitsuki yang kini mengukir sebuah senyuman tipis di bibirnya. "Tidak perlu berpikir seperti itu Izumi-san. Lagipula, sejak aku mengetahui sihir healingku ini..." Minami menggantungkan kalimatnya, entah kenapa ia kehilangan kata-kata yang biasa ia ucapkan tempo hari. "Arigatou, Minami.".
.
.
Iori kini berada didepan sebuah mansion, lebih tepatnya Mansion tempat tinggal keluarga bangsawan Julius. Sungguhlah luar biasa ia bisa berdiri di depan gerbang berwarna biru muda tersebut, bahkan jalan setapak menuju area ini begitu sepi dan banyak penjaga dimana-mana.
"Aa---Iori-san!! Selamat datang!" Suara familiar terdengar, ternyata ia adalah Alone. "Aa--Alone-san. Terima kasih sudah mengizinkanku mengunjungi Mansionmu ini" Iori sedikit membungkukkan badannya, dan dibalas kekehan kecil oleh Alone. "Tidak perlu seformal itu padaku, kita teman bukan? Lagipula Iori-san ada keperluan apa sampai ingin bertemu Okaa-sama? " Alone berjalan mendahului Iori dan berhenti disaat ia menanyakan pertanyaan tersebut kepada Iori. "Keadaannya cukup serius, aku akan menceritakannya nanti. Disaat aku bertemu Aiko Julius-sama."
.
.
Saat ini~
*Vin dan Riku
Dentingan senjata saling beradu terdengar, menciptakan sebuah nada yang begitu mengerikan. Kegelapan seakan menyebarkan sebuah teror yang mengerikan setiap dentingan senjata terdengar.
Riku kini berdiri, menyangga pada pedang miliknya. "Apakah hanya ini, kekuatan penerus 'Twins sword Ledfre's'??" Vin mulai berceloteh, sejak tadi ia selalu berbicara omong kosong dengan suara dan sosok yang familiar bagi Riku. "Berisik!! Jangan meremehkan ku! Aku akan mengalahkan mu dan mengambil kembali Tenn-nii!!" Riku membalas celotehan Vin dengan tatapan tajam, yang membuat Vin mendecakkan lidahnya.
"Berani sekali kau menatapku seperti itu, dasar keturunan cahaya!!!" Vin sudah tersulut emosi, kini ia menyerang membabi buta terhadap Riku. Pedang kedua saudara kembar tersebut saling beradu, seakan... Mengatakan sesuatu.
.
Disebuah ruangan putih, dengan ruangan hitam ditengahnya, terdapat sesosok remaja bersurai merah muda yang kita kenal sebagai 'Kujou Tenn'. Maniknya tertutup, namun perlahan ia membuka matanya. Menampilkan manik merah muda disisilain dan merah gelap dilain sisi. Ia menatap sekeliling dengan pandangan kosong.
Tenn POV~
Are? Ini dimana? Apa yang terjadi... Bukankah aku... *Deg*!! Uhk---benar... Aku membunuh Katie Hydrega. Apakah Riku akan memaafkan ku?
"Bagaimana? Kau menyukainya?" Suara ini? Jangan²!!
"Stt---diam dulu pionku. Aku sedang bersenang-senang loh." Bersenang-senang? Apa maksudnya?
"Apa maksudmu?! Vin!! Kenapa kau menghianatiku?!! Bukankah kau berjanji akan memberiku kekuatan jika aku menuruti apapun perkataanmu?!!"
"Diam kau!! Dasar pion tidak tahu diri!!"
*Jleb*
"Uhk!!" Sakit... Perasaan apa yang aku rasakan kini? Aku menatap kearah Vin, aku tidak bisa melihat jelas dirinya. Pandanganku sangat kabur saat ini. Vin mengangkat daguku dan menatapku dengan manik hitam pekat miliknya.
"Bukankah dari awal kau yang bodoh.."
Hah? Apa maksudnya?
"..Mempercayai kegelapan seperti ini, kau memang bodoh ya."
Kegelapan? Apakah selama ini aku mempercayai kegelapan?
"Aku akan mengatakan sesuatu kepadamu, Pion kecilku." Ia mengangkat daguku hingga nyeri di leherku mulai menusukku.
"Aku akan membunuh adikmu, lalu mengambil alih tubuhnya."
Aku tersentak, "maksudmu Riku?! Jang--!!" Dia!! Br*ngsek!!! "Sudah kubilang diam dulu, dasar keras kepala. Jika kau mau bilang jika tubuhnya lemah, kau salah." Hah? Apa maksudnya? Tidak!! Tubuh Riku lemah, selama ini aku terus memperhatikannya... Ia melepaskan tangannya dari daguku. Aku menatapnya tajam.
"Apa maksudmu S*alan?!!"
"Nanase Riku, atau adikmu itu adalah keturunan murni cahaya" hah? Cahaya?
"Apa maksudmu?" Aku tergagap, apakah sejak kami berada didunia ini Riku dan yang lainnya mengalami perubahan yang sama sekali tidak aku ketahui?
"Mana mungkin aku memberitahumu bukan?? Rahasia perusahaan!!"
"M*tamu rahasia perusahaan?!! Cepat beritahu aku ada apa dengan Riku! Dan apa maksudnya ia keturunan Cahaya Murni?!! --akh!!
"Bisa diam tidak. Kau berisik." Tidak, pandanganku menggelap. Maafkan Tenn-nii Riku, Tenn-nii sudah melakukan hal yang sangat tabu dan juga dilarang untuk dilakukan.
"Siapa kau?!! Bagaimana kau bisa masuk kemari?!! --akh!!!" Are? Siapa disana, suaranya mendekat.
"Apakah kau baik-baik saja? Tenn-kun?"
.
Normal POV~
Remaja laki-laki bersurai orange kemerahan mengguncang pelan tubuh Tenn yang terbaring lemah setelah ia menyelamatkan jiwanya yang terikat oleh kegelapan. Tenn membuka matanya perlahan, menatap sayu sosok dihadapannya. "Oh... Syukurlah kau tidak apa-apa." Ujarnya mengukir sebuah senyuman, entah kenapa Tenn merasakan perasaan yang sama ketika ia berada disamping adiknya.
"Anda siapa?" Tenn bertanya kepada sosok remaja tersebut. "Jangan formal begitu padaku." Ia terkekeh renyah mendengar ucapan Tenn yang begitu formal terhadap dirinya. Tenn melirik sebuah pedang berwarna merah yang sama dengan milik adiknya. "Pedang itu" Tenn menunjuk pedang yang digenggam olehnya. "Ah---ini. Ini 'Twins Sword Ledfre's' elemen Api, tanpa diberitahupun kau pasti sudah tahu." Ia menatap Tenn. "Tapi, pedang itu milik Riku sekarang, jangan-jangan?!" Tenn menatap terkejut sosok tersebut.
"Kau benar. Aku adalah Tenma, pendahulu 'Twins Sword Ledfre's' elemen api"
Tenn terdiam.
Pertemuan Tenn dan Tenma pun terjadi, seperti takdir yang sudah ditetapkan.
.
.
Bersambung...
~Ya akhirnya, bisa nyelesaiin chapter 7 ini. Kepala rasanya udah mentok aja, karena banyak masalah rl juga plus lagi ujian. Tapi tenang aja, ku berusaha yang terbaik untuk menulis cerita ini //acung jempol.
~owh and maaf kalo ada typo...
#Biodata 1 "Aiko Julius"
Merupakan satu-satunya pemilik elemen Es berupa sihir healing yang masuk peringkat cukup tinggi. Memang Aiko lemah soal bertarung, namun ia bisa membuat Medan healing yang mampu menyembuhkan 100 orang sekalipun. Alasan Akio Julius menikahi Aiko adalah karena politik, bukan karena perasaan cinta.
Next Chapter:
Chapter 8 : Tears and Love
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top